BAB I
PENDAHULUAN
BAB V ANALISIS
Berisi analisis operasi kerja, analisis assembly chart, analisis peta
tangan kanan tangan kiri, analisis penentuan performance rating dan
allowance.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan mengenai garis besar yang dapat ditarik dari
analisa yang telah diberikan pada bab sebelumnya dan saran dari
penyusun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Pengukuran Langsung Pengukuran Tak Langsung
Kelebihan PRAKTIS, mencatat waktu Waktu relaif SINGKAT, hanya
saja tanpa harus mencatat elemen-elemen gerakan
menguraikan pekerjaan ke pekerjaan satu kali saja
dalam elemen-elemen Biaya lebih MURAH
pekerjaannya
Kekurangan Dibutuhkan waktu lebih Belum ada data waktu gerakan
lama untuk memperoleh data berupa tabel-tabel waktu gerakan
waktu yang banyak yang menyeluruh dan rinci
tujuannya : hasil pengukuran Tabel yang digunakan adalah
yang TELITI dan AKURAT untuk orang EROPA, tidak cocok
Biaya lebih MAHAL karena untuk orang INDONESIA
harus pergi ke tempat Dibutuhkan ketelitian yang tinggi
dimana pekerjaan untuk seorang pengamat
pengukuran kerja pekerjaan karena akan
berlangsung berpengaruh terhadap hasil
perhitungan
Data waktu gerakan harus
disesuaikan dengan kondisi
pekerjaan. Misal : Elemen
Pekerjaan Kantor tidak sama
dengan elemen pekerjaan pabrik
2. M = Move (Membawa)
3. G = Grasp (Memegang)
4. RL = Release (Melepas)
6. U = Use (Memakai)
7. A = Assemble (Merakit)
9. S = Search (Mencari)
Peta-peta kerja yang termasuk kedalam dua kelompok besar diatas, antara lain:
(Sutalaksana, 2006).
1. Peta-peta kerja kegiatan kerja keseluruhan
a. Peta Proses Operasi
b. Peta Aliran Proses
c. Peta Proses Kelompok Kerja
d. Diagram Aliran
e. Assembly chart
2. Peta-peta kerja kegiatan kerja setempat
a. Peta Pekerja dan Mesin
b. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
7
Merakit
Plot -
Merakit
12
Plot +
Merakit
17 Plot seri
22
Merakit
Speaker
Merakit
27 Antene
dimana hal ini mesin ataupun fasilitas produksi diatur secara berurutan sesuai
dengan langkah – langkah pengerjaan yang telah digambarkan melalui peta
proses operasi lainnya. Tetapi dalam kasus dimana mesin ataupun fasilitas
produksi harus flexible dioperasikan untuk melayani pengerjaan produk yang
bermacam- macam jenisnya, maka tata letak fasilitas produksi yang paling tepat
diaplikasikan disni adalah tipe “process layout”. Untuk memperoleh gambaran
umum yang berkaitan dengan langkah – langkah pengerjaan dari setiap produk
yang ada dan sekaligus bisa mendapatkan informasi tentang kesamaan proses
dari produk satu dengan yang lainnya, maka pembuatan “Peta Proses Produk
Banyak” akan sangat tepat diaplikasikan. (Sritomo Wignjosoebroto,2003).
Perbedaan antara peta proses operasi dengan peta aliran proses, yaitu:
Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar,
termasuk transportasi, menunggu, dan menyimpan. Sedangkan pada peta
proses operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang akan diproses
secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi, dan memungkinkan
untuk digunakan disetiap proses atau prosedur, baik di pabrik atau
kantor.
Dalam penerapannya, peta aliran proses memiliki kegunaan yang tentu saja
sangat membantu, yaitu:
Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas manusia
mulai dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai
aktivitas terakhir.
Peta ini dapat memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian
suatu proses atau prosedur.
Dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan
atau dilakukan oleh manusia selama proses atau prosedur berlangsung.
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode
kerja.
d) Diagram Aliran
Walaupun peta aliran proses merupakan suatu peta yang memuat informasi-
informasi relatif lengkap sehubungan dengan proses dalam suatu pabrik atau
kantor, tetapi peta tersebut tidak menunjukkan gambar dari arah aliran selama
bekerja. Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan
lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi
dalam peta aliran proses.
Diagram aliran proses memiliki kegunaan yang dijelaskan sebagai berikut:
Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apalagi jika arah aliran
merupakan faktor yang penting.
Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.
Diagram aliran berfungsi melengkapi peta aliran proses. Ini berarti
penganalisaan suatu proses kerja akan lebih sempurna apabila telah diketahui
dimana tempat mesin, tempat kerja, daerah kerja dan kemana saja arah gerakan
dari bahan serta perlengkapan atau orang selama proses tersebut
berlangsung.(Wignjosoebroto.1995)
Pada dasarnya, peta tangan kanan dan tangan kiri berguna untuk
memperbaiki sistem kerja. Peta ini mempunyai kegunaan yang lebih
khusus, yaitu menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi
kelelahan, menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang
tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk menganalisa tata
letak stasiun kerja, dan sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru
dengan cara kerja yang ideal.
langsung pekerjaan yang dilakukan oleh operator. Pengukuran ini terdapat 2 cara yang
dilakukan, yaitu jam henti (Stopwatch Timestudy) yang diaplikasikan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang- ulang dan sampling kerja yaitu
pengamatannya tidak perlu secara menyeluruh melainkan cukup dengan sample yang
diambil secara random.
Sedangkan pengukuran kerja tak langsung adalah pengukuran kerja dimana
pengamat tidak berada ditempat pekerjaan yang diukur. Terdapat 2 cara yaitu Metode Data
Waktu Baku (PDTS) , dengan kelebihannya ialah bisa dipakai untuk menetapkan waktu
baku suatu operasi kerja bilamana pola gerakan kerja diketahui. Yang kedua adalah Metode
Data Waktu Gerakan (MTM) yang membagi gerakan- gerakan kerja atas elemen- elemen
gerakan.
1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas batas kewajaran
(normal) maka rating faktor ini akan lebih besar dari pada satu (p>1 atau p > 100%).
2. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan kecepatan dibawah
kewajaran (normal) maka rating faktor akan lebih kecil dari pada satu (p < 1 atau p
< 100%).
3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating faktor ini diambil
sama dengan satu (p = 1 atau p = 100%). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara
penuh dilaksanakan oleh mesin (operating atau machine time) maka waktu yang
diukur dianggap merupakan waktu yang normal.(Wignjosoebroto, 1992)
Ada beberapa system untuk memberikan rating yang umumnya
diaplikasikan di dalam aktivitas pengukuran kerja, antara lain :
Di sini selain kecakapan (skill) dan usaha (effort) ditambahkan lagi kondisi
kerja ditambahkan lagi dengan kondisi kerja (working condition) dan keajegan
(consistency) dari operator di dalam melakukan kerja. Untuk non Westing House
telah berhasil membuat suatu table performance rating yang berisikan nilai - nilai
angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing - masing faktor tersebut.
Untuk menormalkan waktu yang ada maka dilakukan dengan mengalikan waktu
yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah keempat rating factor yang
dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukkan operator.
c. Synthetic Rating
P
R
A
dimana :
R = Rating faktor
Rating factor ini umumnya dinyatakan dalam prosentase (%) atau angka desimal.
Penetapan besar kecilnya angka akan dilakukan oleh time study analyst sendiri. Bila
penyimpangan penilaian yang dibuat tadi tidak melebihi 5 % dari performance yang
sebenarnya, maka bisa diartikan bahwa time study analyst tersebut akan cukup
mampu untuk melaksanakan penilaian performance kerja secara langsung.
WN = Wsiklus X
WB = WN X
Yang diketahui :
WB = Waktu Baku
WN = Waktu Normal
Allowance = waktu kelonggaran
1. Satu elemen mempunyai satu predesessor dan menjadi predesessor bagi satuelemen
lainnya.
2. Beberapa elemen menjadi predesessor satu elemen dan satu elemen itumerupakan
predesessor bagi satu elemen yang lainnya.
4. Beberapa elemen merupakan predesessor bagi satu elemen dan satu elemen
tersebut menjadi predesessor bagi beberapa elemen lainnya.
(Wignjosoebroto,1992)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan di dalam praktikum modul dua ini adalah sebagai berikut:
1. Mulai
Tahap ini adalah tahap dimana praktikan mulai melakukan praktikum perancangan
dan standardisasi system kerja di laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan
Ergonomi.
2. Melakukan Proses Perakitan
Pada tahap ini praktikan mulai melakukan praktikum yaitu merakit tamiya di
laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
3. Membuat Assembly Chart
Setelah melakukan perakitan tamiya dan mengetahui daftar operasi kerjanya maka
selanjutnya dibuatlah assembly chart dari proses perakitan tersebut dengan acuan
part list Tamiya yang telah ada.
4. Membuat BOM
Tahap ini merupakan tahap dimana komponen tamiya yang dipakai dibuat daftarnya
secara rinci dan jelas.
5. Membuat Peta Tangan Kanan dan Kiri
Dalam tahap ini, praktikan membuat peta tangan kanan dan tangan kiri untuk
mengetahui waktu detail per elemen dari masing – masing operasi.
6. Menentukan Waktu Standar
Setelah mendapat waktu operasi dari peta tangan kanan dan kiri, praktikan bisa
menghitung waktu baku dari masing-masing operasi.
7. Membuat Presedence Diagram
Presedence Diagram merupakan diagram yang menggambarkan urutan atau
keterkaitan antar elemen kerja perakitan sebuah produk. Pada tahap ini praktikan
membuat precedence diagram dari daftar operasi kerja dari kegiatan perakitan
8. Selesai
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
1 Body B 1
2 Chasis Ch 1
Bumper
5 BB 1
Belakang
6 Sekrup S 2
Roller
7 R 4
(Depan+tengah)
8 Baut Bt 4
Penutup Plat
9 PPD 1
Depan
10 Plat Depan PD 1
11 Tuas On Off TO 1
12 Gear Kecil GK 1
13 As Roda AR 2
Roda (Ban +
14 R 4
velg)
15 Gardan Gd 1
16 Gear Besar GB 1
17 Dinamo D 1
18 Gear Dinamo GD 1
Pengunci
19 PDn 1
Dinamo
20 Rumah Dinamo RD 1
Plat Belakang
21 PBB 1
Besar
Plat Belakang
22 PBK 1
Kecil
Tamiya
Chasis Gear Gardan Gear As roda Bumper Tuas on/ Plat Penutup Roller Penutup
Panel
(1 unit) kecil (1 unit) besar assy assy off depan plat depan assy dinamo
belakang
(1 unit)l (1 unit) (2 unit) (1 unit) (1 unit) (1 unit) (1 unit) (4 unit) (1 unit)
Roda As roda Bumper Sekrup Plat Plat Dinamo Rumah Gear Roller Baut
(4 unit) (2 unit) (1 unit) (2 unit) besar kecil (1 unit) dinamo dinamo (4 unit) (4 unit)
(1 unit) (1 unit) (1 unit) (1 unit)
4.5 Pembuatan Peta Tangan Kanan Kiri dan Penentuan Waktu Baku
Peta tangan kanan dan kiri dalam pembuatan tamiya Mini 4WD ini, yaitu :
RD
PD TO
D GK
GB
GD
Rr Bt R
B
AR
Rr Bt S R R
Gd Bat Bat
AR
Rr Bt S R
O
Rr Bt Ch
Keterangan:
R : Roda B : Body
AR : As roda O : Obeng
Gd : Gardan Ch : Chasis
Tabel 4.4 Peta tangan kanan dan kiri perakitan Tamiya mini 4WD
Unavoidable 00:02,38 UD
delay
TOTAL AWAL 00:09:91 00:09:86 TOTAL AWAL
Melepas 00:00,47 RL
kiri M M membawa
Membawa 00:01,28 00:01,26
A A merakit
Merakit 00:01,28 00:01,28
00:00,18 RL melepas
memegang 00:00,07
TOTAL AWAL 00:03,91 TOTAL AWAL
00:03,20
TOTAL AKHIR 00:03,91 TOTAL
00:03,20 AKHIR
Memegang G RE Menjangkau
00:01,46 00:00,33
Merakit A G Memegang
00:09,73 00:00,13
Memasang Melepas RL M Membawa
00:00,89 00,01,00
roller depan
22 A Merakit
kiri assy ke 00:09,73
chasis assy RL Melepas
00:00,80
TOTAL AWAL 00:12,08 TOTAL AWAL
00:11,99
TOTAL AKHIR 00:12,08 TOTAL
00:11,99 AKHIR
RE RE Menjangkau
Menjangkau 00:01,00 00:00,15
G G Memegang
Memegang 00:00,40 00:00,27
Memasang M M Membawa
baut ke Membawa 00:00,68 00:01,46
23 roller A A Merakit
tengah Merakit 00:01,14 00:01,14
kanan RL RL Melepas
Memegang 00:00,06 00:00,04
TOTAL AWAL 00:03,28 TOTAL AWAL
00:03,06
TOTAL AKHIR 00:03,28 TOTAL
00:03,06 AKHIR
Memasang Memegang G RE Menjangkau
roller 00:02,00 00:00,29
24 tengah Merakit A G Memegang
00:09,18 00:00,53
kanan assy
Melepas RL M Membawa
ke samping 00:01,20 00:01,18
kanan A Merakit
chasis assy 00:09,18
RL Melepas
00:01,07
TOTAL AWAL 00:12,38 TOTAL AWAL
00:12,25
TOTAL AKHIR 00:12,38 TOTAL
00:12,25 AKHIR
Menjangkau RE RE Menjangkau
00:00,94 00:00,59
Memegang G G Memegang
00:00,60 00:00,27
Memasang Membawa M M Membawa
00:00,40 00:01,07
baut ke
25 Merakit A A Merakit
roller 00:01,14 00:01,14
tengah kiri Memegang G RL Melepas
00:00,07 00:00,07
TOTAL AWAL 00:03,15 TOTAL AWAL
00:03,14
TOTAL AKHIR 00:03,15 TOTAL
00:03,14 AKHIR
Memegang G RE Menjangkau
00:01,73 00:00,40
Merakit A G Memegang
Memasang 00:07,81 00:00,13
roller Melepas RL M Membawa
tengah kiri 00:01,43 00:01,20
26 assy ke A Merakit
samping 00:07,81
kiri chasis RL Melepas
00:01,34
assy
TOTAL AWAL 00:10,97 00:10,88 TOTAL AWAL
RL
Melepas 00:00,08
TOTAL AWAL 00:08,56 00:08,56 TOTAL AWAL
Merakit 00:03,36 A
Melepas 00:02,80 RL
TOTAL AWAL 00:08,40 00:10,46 TOTAL AWAL
Melepas 00:00,16 RL
TOTAL AWAL 00:13,69 00:13,59 TOTAL AWAL
Dalam menentukan waktu baku dalam proses perakitan tamiya mini 4 WD,
sebelumnya harus ditentukan performance rating dan allowancenya terlebih dahulu.
Performance Rating
Secara Objektif (penyesuaian berdasarkan fakta)
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
100% - Allowance
= 9,927 detik x
= 9,927 x 1,282
= 12,727 detik
100% - Allowance
= 18,906 detik x
= 18,906 x 1,282
= 24,238 detik
100% - Allowance
= 4,816 detik x
= 4,816 x 1,282
= 6,174 detik
100% - Allowance
= 14,8789 detik x
= 14,8789 x 1,282
= 19,0748 detik
100% - Allowance
= 4,0399 detik x
= 4,0399 x 1,282
= 5,1792 detik
24. Memasang roller tengah kanan assy ke samping kanan chasis assy
Secara Subjektif penyesuaian dengan cara Westing House
Faktor penyesuaian dengan Westinghouse
Keterampilan : Good skill (C1) = +0,06
Usaha : Good Effort (C1) = +0,05
Kondisi Kerja : Good (C) = +0,02
Konsistensi : Average (D) = +0,00
Jumlah = 0,13
Jadi p = 1 + 0,13= 1,13
100% - Allowance
= 15,2484 detik x
= 15,2484 x 1,282
= 19,5485 detik
100% - Allowance
= 3,8798 detik x
= 3,8798 x 1,282
= 4,9740 detik
26. Memasang roller tengah kiri assy ke samping kiri chasis assy
Secara Subjektif penyesuaian dengan cara Westing House
Faktor penyesuaian dengan Westinghouse
Keterampilan : Good skill (C1) = +0,06
Usaha : Good Effort (C1) = +0,05
Kondisi Kerja : Good (C) = +0,02
Konsistensi : Average (D) = +0,00
Jumlah = 0,13
Jadi p = 1 + 0,13= 1,13
100% - Allowance
= 13,5117 detik x
= 13,5117 x 1,282
= 17,3221 detik
100% - Allowance
= 10.443 x 100%
100% - 22%
= 10.443 x 1.282
= 13.387 detik
100% - Allowance
= 11.226 x 100%
100% - 22%
= 11.226 x 1,282
= 14.391 detik
29. Inspeksi
Performance rating
100% - Allowance
= 6.499 x 100%
100% - 22%
= 6.499 x 1.282
= 8.332 detik
100% - Allowance
= 10,76 x 100%
100% - 22%
= 10,76 x 1.282
= 13,794 detik
100% - Allowance
= 12.876 x 100%
100% - 22%
= 12.876 x 1.282
= 16.507 detik
100% - Allowance
= 10.144 x 100%
100% - 22%
= 10.144 x 1,282
= 13.005 detik
100% - Allowance
= 13.176 x 100%
100% - 22%
= 13.176 x 1,282
= 16.891 detik
100% - Allowance
= 16.701 x 100%
100% - 22%
= 16.701 x 1,282
= 21.411 detik
BAB V
ANALISIS
proses inspeksi untuk menguji apakah hasilnya layak atau tidak. Tujuan utama dari
peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antar komponen – komponen
penyusun Mini 4WD. Sehingga kita dapat mengetahui proses yang harus
dilakukan dalam perakitan suatu produk dan dapat menentukan urutan proses
terbaik yang dapat dilakukan.
Berdasarkan tabel 4.4 peta tangan kanan tangan kiri yang telah dibuat
sebelumnya dapat diketahui bahwa terdapat 34 macam operasi kerja perakitan mini
4 WD dari awal yang masih berupa komponen-komponen penyusun hingga menjadi
produk jadi. Dalam operasi kerja tersebut terdapat elemen-elemen kerja yang terlibat
dalam perakitan mini 4 WD. Elemen yang produktif meliputi menjangkau,
memegang, membawa, merakit, melepas. Sedangkan elemen yang non produktif
meliputi memilih, inspeksi (memeriksa), avoidable delay (keterlambatan yang dapat
dihindarkan) dan unavoidable delay (keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan).
Dari elemen-elemen tersebut diperoleh waktu proses yang merupakan pengurangan
dari waktu akhir dengan waktu awal untuk tangan kanan maupun tangan kiri.
Kemudian dihitung total waktu awal yang merupakan total waktu proses semua
elemen yang terlibat (produktif dan non produktif), serta total akhir yang didapat
dari total waktu awal setelah dikurangi dengan waktu proses elemen non produktif.
Output dari peta tangan kanan dan kiri ini yaitu berupa waktu siklus yang didapat
dari total waktu akhir terbesar antara tangan kanan dan tangan kiri tiap-tiap operasi
kerja.
Sebagai contoh pada proses operasi ke-1 yaitu memasang plat belakang
besar ke rumah dinamo, tangan kanan awalnya mengalami delay (keterlambatan)
yang tidak dapat dihindarkan karena tangan kanan memang seharusnya menunggu
tangan kiri dalam menjangkau rumah dinamo. Lalu setelah tangan kiri memegang
rumah dinamo barulah tangan kanan mulai menjangkau komponen yaitu plat
belakang besar. Waktu mulai menjangkau yaitu saat tangan mulai berancang-ancang
untuk menjangkau plat belakang besar serta diakhiri saat salah satu jari menyentuh
1. Keterampilan
Keterampilan dilihat dari gerakan-gerakan tangan si operator. Dimana,
gerakan tangan yang cepat dan sejalan dengan pikiran, tampak telah
terlatih dengan sangat baik dengan keterampilan yang sangat baik.
Sedangkan makin lambat gerakan tangan si operator dan sering
melakukan kesalahan, maka semakin buruk pula keterampilan yang
dimiliki si operator.
2. Usaha
Dalam prakteknya, operator yang memiliki keterampilan yang baik,
memiliki usaha yang biasa saja. Sebaliknya, pada operator yang memiliki
keterampilan yang buruk harus berusaha dengan lebih baik lagi agar
dapat menyeimbangkannya dengan keterampilan.
3. Kondisi kerja
Yang dimaksud kondisi kerja disini yaitu kondisi fisik lingkungan seperti
keadaan pencahayaan, temperature dan kebisingan ruangan. Kondisi
kerja yang meliputi ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
performance operator. Kondisi kerja dikatakan good jika pencahayaan
pada saat bekerja sudah cukup terang, temperature di ruangan kerja
bersuhu sejuk atau normal dan kebisingan ruangan tidak mengganggu
konsentrasi operator. Oleh karena itu, ketiga hal ini perlu diperhatikan.
4. Konsistensi
Faktor ini perlu diperhatikan karena kenyataan setiap pengukuran waktu
yang dicatat tidak pernah sama semua. Waktu penyelesaian suatu
pekerjaan oleh operator selalu berubah-ubah dari satu siklus ke siklus
lainnya, dari jam ke jam bahkan dari hari ke hari. Seorang operator yang
bekerja dengan tingkat konsistensi average yaitu operator yang dapat
bekerja dengan waktu penyelesaian yang rata-rata.
5. Peralatan
Pada saat sedang melakukan operasi kerja, operator membutuhkan
sedikit penekanan pada saat pemasangan body. Pada saat melakukan
operasi, operator juga membutuhkan sedikit kontrol agar teliti dalam
bekerja. Oleh karena itu nilai penyesuaiannya P=2
TOTAL ALLOWANCE 22
2. Sikap Kerja
Sikap kerja operator dengan posisi duduk dengan beban yang cukup ringan. Oleh karena
itu kelonggaran yang dipakai sebesar 1% .
3. Gerakan Kerja
Gerakan kerja yang dilakukan operator normal, seperti ayunan bebas dari palu. Dimana
tidak ada pekerjaan berat hanya perakitan ringan saja. Oleh karena itu kelonggaran yang
dipakai sebesar 0% .
4. Kelelahan mata
Pada saat sedang bekerja, mata operator tetap melakukan pandangan yang hampir terus-
menerus. Pandangan seperti biasanya dipakai ketika sedang melakukan pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi. Oleh karena itu kelonggaran yang dipakai
sebesar 7,5% .
6. Keadaan Atmosfer
Baik, terdapat ventilasi dan udara segar
7. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan tempat operator sedang melakukan pekerjaan bersih, sehat, cerah,
dengan kebisingan rendah. Oleh karena itu kelonggaran yang dipakai sebesar 0% .
8. Pribadi
Kegiatan pribadi dari operator seperti pergi ke toilet sesaat, diberikan nilai kelonggaran
sebesar 2,5% .
WN = Wsiklus X
Waktu normal didapat dari waktu siklus dikali dengan rating faktor. Kemudian
setelah waktu normal diketahui, kita dapat menentukan waktu baku dengan
perhitungan sebagai berikut,
WB = WN X
Waktu baku didapat dari waktu normal ditambah dengan allowance. Dari hasil
perhitungan setiap operasi diperoleh hasil waktu standard yang paling kecil adalah
4,9738 detik untuk operasi memasang baut ke roller tengah kiri. Hal ini
dikarenakan pada operasi ini operator terlihat sudah terlatih dan terampil,
disamping itu operasi yang dilakukan juga tidak terlalu sulit. Sedangkan untuk
waktu standard paling besar adalah 30,962 detik pada operasi memasang penutup
dinamo ke rumah dinamo chasis assy. Pada operasi ini waktu standard yang
dihasilkan cukup lama dikarenakan pada operasi ini penutup dinamo tidak
terpasang dengan baik sehingga operator perlu waktu untuk memastikan dan
merapikannya lagi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Operasi kerja merupakan kumpulan dari beberapa elemen kerja. Pada operasi
kerja perakitan tamiya ini, terdapat 34 operasi kerja, dimulai dari pemasangan
plat belakang besar pada rumah dinamo, sampai dengan inspeksi terhadap
tamiya yang telah selesai dirakit.
2. Dalam pembuatan assembly chart harus memperhatikan urutan perakitan
komponen-komponen dari perakitan mini 4WD tersebut.
3. Bill of Material dari tamiya ini terdiri dari breakdown komponen-komponen
tamiya. Selain itu, dari Bill of material kita dapat mengetahui komponen penyusun
tamiya dan jumlah tiap unit komponen.
4. Pengukuran kerja pada praktikum modul dua ini menggunakan metode Stopwatch
Time Study (SWTS)karena pengukuran waktunya dilakukan secara langsung
menggunakan latop dengan bantuan software Cyberlink Youcame.
5. Waktu yang didapatkan saat bekerja dipisahkan berdasarkan pemetaan tangan
kanan dan kiri. Sehingga waktu yang didapat dipisahkan berdasarkan lama bekerja
tangan kanan dan kiri. Elemen kerja meliputi gerakan Therblig seperti menjangkau,
memegang, membawa, merakit, dan melepas.
6. Waktu standard yang didapat di laporan ini dihitung berdasarkan performance
rating dari tiap-tiap operasi kerja yang dilakukan. Sehingga waktu standard dari
praktikum ini ada 34 waktu standard. Waktu standar terbesar adalah memasang
penutup dynamo kerumah dynamo chasis asy sebesar 30,962 detik, sedangkan yang
terkecil adalah memasang baut ke roller tengah kiri sebesar 4,9738 detik.
7. Presedence diagram merupakan suatu diagram yang menunjukkan hubungan
antara operasi satu dengan operasi lainnya, di mana satu operasi tidak boleh
mendahului operasi sebelumnya. Diagram ini digunakan sebagai dasar untuk
6.2 Saran
Saran dari pelaksanaan praktikum “Perancangan dan Standardisasi Sistem Kerja“ ini
adalah sebagai berikut:
1. Praktikan harus memperhatikan semua operasi yang ada serta jeli melihat waktu
dari masing-masing operasi untuk mempermudah dalam membuat daftar operasi
kerja.
2. Sebelum melakukan praktikum modul 2 ini, diharapkan praktikan berlatih
terlebih dahulu dalam merakit mini 4WD agar pada saat praktikum, praktikan
tidak kebingungan dan tidak terjadi kesalahan.
3. Praktikan sebaiknya mengecek komponen-komponen tamiya yang telah di
disassembly terlebih dahulu agar pada saat perakitan tidak terjadi kehilangan
komponen dan harus mengulang lagi.
DAFTAR ISI
http://www.ittelkom.ac.id/
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/tmi/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-25405015-12328-bom-
chapter2.pdf
http://www.mtmanufacturingcenter.com/