MODUL II
(PERBAIKAN CARA KERJA)
OLEH:
SHIFT: SABTU PAGI
KELOMPOK XV
1. ELTIRA MUTIARA 1510017311021
2. ANGGA HICOAN M.IKHSA N 1510017311032
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang analisa yang diperoleh dari
pengumpulan dan pengolahan data.
BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan secara keseluruhan yang dapat ditarik
yang ada hubungannya dengan tujuan praktikum yang telah
dicapai dan saran-saran yang membangun untuk penyempurnaan
pencapaian tujuan praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengukuran
Langsung
Work Sampling
Pengukuran Kerja
Metode Standart
Data / Formula
(Dengan Analisa Waktu
Pengukuran Tidak Menggunakan Tabel Gerakan (Motion
Langsung Elemen Kerja) Time Analysis)
Waktu Gerakan
Analisis Regresi Baku (Motion Time
Standart)
Waktu Gerakan
Metode Penetapan
Dimensi (Dimension
Waktu Baku
Motion Time)
Faktor-faktor Kerja
(Work Factor)
Pengukuran Waktu
Gerakan (MTM)
Pengukuran Waktu
Gerakan Dasar
(Basic Motion
Study)
Studi gerakan yaitu analisa yang dilakukan terhadap beberapa bagian badan
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan
yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga diperoleh
penghematan dalam waktu kerja dan dapat pula menghemat pemakaian fasilitas yang
tersedia untuk pekerjaan tersebut.
a. Menggunakan anggota badan atau berhubungan dengan anggota tubuh manusia dan
gerakannya
- Kedua tangan sebaiknya melalui dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.
- Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada
waktu istirahat.
- Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan
berlawanan arah.
- Gerakan tangan dan badan sebaiknya dihemat.
- Dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya.
- Gerakan yang patah dapat perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.
- Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya.
- Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
b. Gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja
- Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.
- Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat dan enak untuk
dicapai.
- Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan
prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang
dekat untuk diambil.
- Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang mekanismenya
yang baik.
- Badan-badan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut-urutan terbaik.
- Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri
atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang
menyenangkan.
- Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya bersikap
(mempunyai postur) yang baik.
- Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.
c. Gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan
- Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari
perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat
ditingkatkan.
- Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanan.
- Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti
pekerjaan mengetik.
- Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur
sedemikian sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik, dan
dengan tenaga yang minimum.
Gambar 2.1 Macam- macam Elemen Gerakan Therbling
Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan
agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurang atau bahkan dihilangkan
sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat
pula menghemat fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut. Untuk
memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari, perlu
dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar Frank B. Gilbreth menguraikan gerakan ke
dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig
chart.Gilbreth menyatakan Therblig ini terdiri dari lambing-lambang tertentu.
Diantaranya adalah:
1. Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk
menemukan lokasi objek, yang bekerja dalam hal ini adalah mata.Gerakan ini
dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek telah
ditemukan.Tujuan dari penganalisaan ini adalah menghilangkan sedapat mungkin
gerakan yang tidak perlu. Mencari merupakan gerakan yang tidak efektif dan
masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan
pada tempat yang tetap sehingga poses mencari dapat dihingkan. Untuk
mengurangi atau menghilangkan elemen kegiatan ini maka ada beberapa hal yang
harus dilaksanakan :
a. Mengetahui ciri - ciri obyek yang akan diambil.
b. Mengatur tata letak area kerja sehingga mampu mengeliminir proses
mencari.
c. Pencahayaan yang sesuai dengan persyaratan ergonomis.
Untuk dapat menghilangkan elemen gerakan ini maka beberapa hal yang
harus dilaksanakan adalah :
a. Obyek - obyek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang
terpisah.
b. Obyek yang digunakan harus sudah standart, sehingga dapat
dipertukarkan antara yang satu dengan yang lain.
8. Mengarahkan (Position)
Gerakan ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu
lokasi terntu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan membawa dan
biasa diikuti oleh gerakan merakit, gerkan ini mulai sejak tangan
mengendalihan objek dan berakhir pada saat gerakan merakit atau memakai
dimulai.
9. Mengarahkan sementara (Pre-Position)
Mengarahkan sementara merupakan elemen gerakan mengarahkan pada
suatu tempat sementara. Tujuan dri penempatan ini adalah memudahkan
pemegangan apabila objek tersebut akan dipakai kembali. Dengan demikian
siklus kerja berikutnya elemen gerakan mengarahkan diharapkan berkurang.
10. Pemeriksaan (Inspect)
Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti untuk memriksa
warna, meraba seperti untuk memeriksa kehalusan dan lain-lain.Biasanya
pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan objek dengan suatu standart.
Sehingga banyak atau sedikitnya waktu untuk pemeriksaan, tergantung pada
kecepatan operator untuk menemukan perbesaan antara objek dengan standart
yang dibandingkan.
Work factor atau sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari
Predetermined Time System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan.
Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan
manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.Langkah-langkah dalam perhitungan waktu baku menggunakan metode
work factor
1. Membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan empat
variable yang merupakan dasar utama pelaksanaan kerja yaitu :
1. Anggota tubuh
2. Kerja perpindahan gerakan
3. Manual control
4. Berat/hambatan yang ada
Arm A Steer S
Leg L
Head Turn HT
Sumber: google
Simbol-simbol tersebut di atas digunakan untuk mencatat dan mengevaluasi
gerakan-gerakan kerja yang ada. Di sini anggota tubuh yang dipergunakan akan
diindikasikan pertama kali, kemudian jarak tempuh yang kedua, dan faktor-faktor
kerja akan metode Work-Factor untuk menentukan gerakannya :
Tabel 2.2 Tabel Work Factor Motion (Wignjosoebroto, 1995)
Analisa Waktu
Diskripsi Elemen Kerja
Gerakan (menit)
Sumber : Google
b. Basic Motion
Basic motion dikembangkan dari tahun 1949–1953 oleh Gerald B. Bailey
dan Ralph Presgrave. Data pada Basic Motion ini sebenarnya adalah revisi
dari MTM dan ada penambahan beberapa pola dari predetermined system.
Ini bertujuan agar lebih mudah untuk diaplikasikan dan perbedaan
penghitungan waktu baku yang relatif kecil selisihnya dan lebih
memungkinkan pendekatannya.
c. Micromotion Time Measurement
Dalam menganalisa gerakan kerja sering kali dijumpai kesulitan-kesulitan
dalam menentukan batas-batas suatu elemen Therblig dengan elemen
Therblig yang lainnya karena waktu kerja yang terlalu singkat. Untuk
memudahkannmya dilakukan perekaman atas gerakan-gerakan kerja dengan
menggunakan kamera film (video recorder). Hasil perekaman dapat diputar
ulang kalau perlu dengan kecepatan lambat (slow motion) sehingga analisa
gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti.
Aktivitas micromotion study mengharuskan untuk merekam setiap
gerakan kerja yang ada secara detail dan memberi kemungkinan-
kemungkinan analisa gerakan kerja secara detail dan secara lebih baik. (Hasil
Training asisten 2001)
Tata letak bahan dan peralatan kerja (mesin, meja kerja, dan lain- lain) harus
sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan
kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Di sini prinsip–prinsip anthropometri
mutlak harus dipelajari dan diaplikasikan pada saat akan merancang fasilitas kerja
tersebut. Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan,
ventilasi udara, dan lain–lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis arus
pula diperhatikan benar–benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang nyaman,
aman, dan mampu menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
MTM adalah suatu sistem penetapan alat waktu baku yang dikembangkan
berdasarkan gambar gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam
dalam film. Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penerapan
awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan
studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam
dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa
setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan
dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian
menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan
macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada.
Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-
elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn),
memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit
(disassemble), gerakan mata (eye monement), dan beberapa gerakan anggota
badan lain. Waktu untuk setiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa
kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”. Kelas ini dapat menyangkut keadaan-
keadaan perhentian, keadaan obyek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya
menangani obyek atau kondisi-kondisi lainnya.
Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah TMU (Time-
Measurement Unit). Disini 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam, 0.0006
menit atau sama dengan 0.036 detik. Gerakan yang berhubungan tubuh manusia
dan gerakannya :
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali
sedang istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya
simetris dan berlawanan arah gerakannya.
4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam
atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot
dalam bekerja.
6. Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat
gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada
gerakan yang dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika
memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si
pekerjanya.
9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.
1. Meningkatkan produktifitas
2. Mengurangi biaya
3. Mempercepat proses inovasi
4. Proses set-up yang lebih mudah
5. Mempermudah cleaning mesin dan peralatan
2.3.2 Metode SMED
Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan metode
SMED yaitu:
a. Lakukan observasi dan dokumentasi kegiatan set-up sekarang
Proses dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan alat perekam seperti
handycam untuk merekam aktifitas set-up.
b. Klasifikasi
Setelah proses dokumentasi selesai, semua event diklasifikasikan menjadi
event internal atau external.
c. Konversikan event internal menjadi event external
Pada tahap ini lakukan dengan mengidentifikasi event internal mana yang
memungkinkan dikonversi menjadi external.
d. Reduksi event internal
Event set-up yang tersisa adalah aktifitas internal yang tidak dapat di
hilangkan atau dirubah manjadi event external namun dapat dikurangi dengan
menerapkan paralel set-up. artinya aktifitas yang tidak menunggu aktifitas lain
selesai dapat dikerjakan secara paralel.