Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI


LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL II
(PERBAIKAN CARA KERJA)

OLEH:
SHIFT: SABTU PAGI

KELOMPOK XV
1. ELTIRA MUTIARA 1510017311021
2. ANGGA HICOAN M.IKHSA N 1510017311032

LAB. PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perusahaan manufaktur selalu berhubungan dan berkaitan dengan produk
dan pekerjaanya. Aktivitas setiap pekerja selama berhubungan dengan stasiun
kerja dapat dihitung dan dinilai gerakan- gerakanya efektif atau tidaknya. Gerkan
dan proses setiap pekerjaan tersebut dapat dibuakan gambaranya melalui peta-
peta kerja. Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Peta kerja dapat menyediakan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Apabila dilakukan studi yang
seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki
metode kerja dalam suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan.
Pengukuran kerja dilakukan menggunakan metode stopwatch time study.
Pengukuran ini dilakukan secara langsung, dengan kata lain pekerjaan yang
dilakukan seorang operator langsung diukur waktu pengerjaannya ditempat
dimana pekerja tersebut berada. Sesuai dengan namanya, pengukuran waktu ini
menggunakan stopwatch sebagai alat utamanya dan pengukuran waktu yang
didapat, akan digunakan untuk menetapkan waktu standar (waktu baku) dari suatu
pekerjaan.
Dari proses praktikum pada modul 1, kita telah mengggambarkan berbagai
gerakan kerja melalalui peta-peta kerja. Dapat dilihat dari yang telah dibuat bahwa
banyak gerkan-gerakan kerja yang dilakukan oleh operator yang tidak efektif dan
efisien. Gerakan- gerakan kerja tersebut dapat mempengaruhi produktuvitas suatu
perusahaan. Oleh karena itu setiap data gerakan-gerakan kerja dapat diperbaiki
dari proses penjadwalan sampai akhir di tahap penyimpanan.
Salah satu contoh gerakan yang tidak efektif dan efisien dalam bekerja
adalah berbincang sesama operator yang terlalu lama dan gerakan yang lambat.
Setiap gerakan pekerja yang tidak efektif dan efisien tersebut dapat diperbaiki
dengan mengubah waktu kerja, sehingga didapatlah pekerjaan dengan sistem kerja
yang terbaik pada lingkungan saat itu, dan dapat meningkatkan produktivitas
setiap perusahaan
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum dari modul II ini adalah:
1. Mampu menggunakan prnsip konsep perbaikan kerja untuk
memperbaiki suatu sistim kerja
2. Mampu menganalisis dan memilah cara kerja yang menggunakan studi
gerakan daan prinsip ekonomi gerakan
3. Mampu melakukan pemilahan pekerjaan atas elemen elemenya berdasar
kan konsep SMED
4. Mampu menggunakan konsep SMED untuk mengurangi waktu set-up.
5. Mampu memperbaiki sistem kerja, sehingga tujuan yang diinginkan
melalui pekerjaan itu dapat terlaksana secara efektif dan efisien sesuai
dengan konsep dari ergonomi.

1.3 ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan:
1. Pensil
2. Penggaris
3. Gergaji
4. Stopwacth
5. Mesin bubut
6. Meteran
7. Mesin Drill
8. Kuas
9. Mal
Bahan yang digunakan:
1. Kayu
2. Amplas
3. Cat
4. Lem
1.4 BATASAN MASALAH
Saat melakukan praktikum ini masalah hanya dibatasi pada pengukuran
waktu kerja dari masing–masing operator pada stasiun kerja. Namun pada
praktikum kali ini terdapat aktifitas kerja yang digabungkan sehingga
penghitungan waktu set-up dan waktu proses menjadi lebih kecil. Setelah
penghitungan waktu maka dilakukanlah pengolahan data untuk mengetahui lama
proses pengerjaan Miniatur kereta api, serta cacat dari produk yang dibuat serta
penyebab kecacatan tersebut. Dimana penghitungan di bagi menjadi dua tahapan
yaitu penghitungan waktu set-up dan penghitungan waktu proses.

1.5 PENTINGNYA PEMECAHAN MASALAH


Dengan menganalisa dari gerakan-gerakan yang berlandaskan pada teori
Ther blig dapat dirumuskan masalahnya yaitu bagaimana operator dapat
menghemat waktu dan menyederhanakan gerakan guna tercapai produktivitas
dalam hal waktu dan energi melakukan perbaikan cara kerja yang memungkinkan
juga untuk operator lebih mengefektif dan mengefisiensikan pekerjaannya dengan
mesin.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan praktikum,alat dan
bahan yang digunakan, batasan masalah, pentingnya pemecahan
masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori yang mendukung
diantaranya pengertian studi gerakan, ekonomi gerakan, konsep
SMED, MTM.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Beriskan data-data elemen perbaikan kerja, data waktu proses,
waktu set-up, persentase perbaikan waktu set-up dan waktu
proses, OPC, PAP, DA, AC, Pareto, fishbone, serta tata letak
keseluruhan, dan tata letak perstasiun.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang analisa yang diperoleh dari
pengumpulan dan pengolahan data.

BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan secara keseluruhan yang dapat ditarik
yang ada hubungannya dengan tujuan praktikum yang telah
dicapai dan saran-saran yang membangun untuk penyempurnaan
pencapaian tujuan praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perkembangan Ergonomi


Perkembangan ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949
sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos
(aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di
Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua
istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya.
Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan
perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya,
keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak
4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi
dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk
membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya
perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan
penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak
terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu
pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan
studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada
Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika)
melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan
“Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep
baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan
langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah
Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang
sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal
tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.
2.2 Studi Gerakan
Stop Watch

Pengukuran
Langsung

Work Sampling

Pengukuran Kerja

Metode Standart
Data / Formula
(Dengan Analisa Waktu
Pengukuran Tidak Menggunakan Tabel Gerakan (Motion
Langsung Elemen Kerja) Time Analysis)

Waktu Gerakan
Analisis Regresi Baku (Motion Time
Standart)

Waktu Gerakan
Metode Penetapan
Dimensi (Dimension
Waktu Baku
Motion Time)

Faktor-faktor Kerja
(Work Factor)

Pengukuran Waktu
Gerakan (MTM)

Pengukuran Waktu
Gerakan Dasar
(Basic Motion
Study)

Gambar 2.1 Metode Pengukuran Kerja

Studi gerakan yaitu analisa yang dilakukan terhadap beberapa bagian badan
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan
yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga diperoleh
penghematan dalam waktu kerja dan dapat pula menghemat pemakaian fasilitas yang
tersedia untuk pekerjaan tersebut.

Sebagai kaidah dalam menganalisis, Gilberth memberikan rumusan yang dikenal


sebagai “The Principle of Motion Economy” (Prinsip Ekonomi Gerakan). Prinsip
ekonomi gerakan seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya yaitu :

a. Menggunakan anggota badan atau berhubungan dengan anggota tubuh manusia dan
gerakannya
- Kedua tangan sebaiknya melalui dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.
- Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada
waktu istirahat.
- Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan
berlawanan arah.
- Gerakan tangan dan badan sebaiknya dihemat.
- Dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya.
- Gerakan yang patah dapat perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.
- Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya.
- Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
b. Gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja
- Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.
- Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat dan enak untuk
dicapai.
- Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan
prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang
dekat untuk diambil.
- Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang mekanismenya
yang baik.
- Badan-badan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut-urutan terbaik.
- Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri
atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang
menyenangkan.
- Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya bersikap
(mempunyai postur) yang baik.
- Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.
c. Gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan
- Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari
perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat
ditingkatkan.
- Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanan.
- Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti
pekerjaan mengetik.
- Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur
sedemikian sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik, dan
dengan tenaga yang minimum.
Gambar 2.1 Macam- macam Elemen Gerakan Therbling
Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan
agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurang atau bahkan dihilangkan
sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat
pula menghemat fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut. Untuk
memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari, perlu
dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar Frank B. Gilbreth menguraikan gerakan ke
dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig
chart.Gilbreth menyatakan Therblig ini terdiri dari lambing-lambang tertentu.
Diantaranya adalah:
1. Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk
menemukan lokasi objek, yang bekerja dalam hal ini adalah mata.Gerakan ini
dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek telah
ditemukan.Tujuan dari penganalisaan ini adalah menghilangkan sedapat mungkin
gerakan yang tidak perlu. Mencari merupakan gerakan yang tidak efektif dan
masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan
pada tempat yang tetap sehingga poses mencari dapat dihingkan. Untuk
mengurangi atau menghilangkan elemen kegiatan ini maka ada beberapa hal yang
harus dilaksanakan :
a. Mengetahui ciri - ciri obyek yang akan diambil.
b. Mengatur tata letak area kerja sehingga mampu mengeliminir proses
mencari.
c. Pencahayaan yang sesuai dengan persyaratan ergonomis.

d. Usahakan merancang tempat obyek yang tembus pandang


(transparan).
2. Memilih (Select)
Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang
tercampur, tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk
melakukan gerakan ini.Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai
memilih, dan berakhir bila objek telah ditemukan. Batas antara mulai memilih
dan akhir dari mencari agak sulit untuk ditentukan karena ada pembaruan
pekerja diantara kedua gerakan tersebut, yaitu gerakan yang dilakukan oleh
mata.Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif, sehingga
sedapat mungkin elemen gerakan ini dihindarkan.Contoh dari elemen gerakan
memilih adalah gerakan yang diperlukan untuk memilih pulpen dari
tempatnya, sedangkan pada tempat tersebut terdapat pula pinsil-pinsil dan
pulpen-pulpen yang satu dengan yang lainnya tercampur tidak beraturan.

Untuk dapat menghilangkan elemen gerakan ini maka beberapa hal yang
harus dilaksanakan adalah :
a. Obyek - obyek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang
terpisah.
b. Obyek yang digunakan harus sudah standart, sehingga dapat
dipertukarkan antara yang satu dengan yang lain.

c. Mempergunakan suatu tempat material yang mampu mengatur


posisi obyek sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan pada saat
mengambil tanpa harus memilih.
3. Memegang (Graps)
Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului
oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa.Therblig
ini merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit
untuk dihilangkan, dalam beberapa keadaan masih dapat dikurangi. Untuk
memperbaiki elemen gerak ini dapat digunakan. Untuk memperbaiki elemen
gerak ini dapat digunakan:

a. Mengusahakan agar beberapa obyek dapat dipegang secara


bersamaan.
b. Obyek diletakan secara teratur sehingga pemegangan obyek dapat
dilaksanakan lebih mudah dibandingkan dengan letak obyek yang
berserakan.
c. Menggunakan peralatan yang dapat mengganti fungsi tangan untuk
memegang sehingga dapat mengurangi gerakan anggota badan yang
pada akhirnya dapat memperlambat datangnya kelelahan.
4. Menjangkau (Reach)
Pengertian menjangkau dalam therblig adalah gerakan tangan berpindah
tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi
objek.Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti oleh
gerakan memegang. Therblig ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah
dan berakhir bila tangan sudah berhenti.Waktu yang digunakan untuk
menjangkuau, tergantung pada jarak dari pergerkan tangan dan dari tipe
menjangkaunya. Seperti juga memegang, menjangkau sulit untuk dihilangkan
secara keseluruhan dari siklus kerja, yang masih mungkin adalah
pengurangan dari waktu gerak ini.
5. Membawa (Move)
Elemen gerak membawa juga meruapakan gerak perpindahan tangan,
hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan terbebani. Gerakan membawa
biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat
juga oleh pengarahan.Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama
dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
gerakannya pun hampir sama yaitu jarak pindah, dan macamnya. Pengaruh
yang lain adalah beratnya beban yang dibawa oleh tangan.
6. Memegang untuk memakai (Hold)
Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa
menggerakkan objek yang dipegang tesebut, perbedaannya dengan
memegang yang terdahulu adalah pada perlakuan terhadap objek yang
dipegang. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan gerak membawa,
sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.Therblig ini merupakan
gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat mungkin harus
dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
7. Melepas (Release)
Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek
yang dipegangnya. Bila dibandingkan dengan gerak therblig lainnya, gerakan
melepas merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.Therblig ini mulai pada
saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh
jarirnya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini biasanya didahului oleh
gerakan membawa atau dapat juga gerakan mengarahkan dan biasanya diikuti
oleh gerakan menjangkau. Elemen kegiatan ini dapat diperbaiki dengan cara :
a. Mengusahakan kegiatan ini dapat dilaksanakan sekaligus dengan
elemen gerakan membawa.
b. Mendesign tempat untuk melepas obyek sedemikian rupa sehingga
elemen melepas dapat dilaksanakan secara singkat.
c. Mengusahakan agar setelah melepas posisi tangan langsung berada
pada kondisi kerja untuk elemen berikutnya.

8. Mengarahkan (Position)
Gerakan ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu
lokasi terntu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan membawa dan
biasa diikuti oleh gerakan merakit, gerkan ini mulai sejak tangan
mengendalihan objek dan berakhir pada saat gerakan merakit atau memakai
dimulai.
9. Mengarahkan sementara (Pre-Position)
Mengarahkan sementara merupakan elemen gerakan mengarahkan pada
suatu tempat sementara. Tujuan dri penempatan ini adalah memudahkan
pemegangan apabila objek tersebut akan dipakai kembali. Dengan demikian
siklus kerja berikutnya elemen gerakan mengarahkan diharapkan berkurang.
10. Pemeriksaan (Inspect)
Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti untuk memriksa
warna, meraba seperti untuk memeriksa kehalusan dan lain-lain.Biasanya
pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan objek dengan suatu standart.
Sehingga banyak atau sedikitnya waktu untuk pemeriksaan, tergantung pada
kecepatan operator untuk menemukan perbesaan antara objek dengan standart
yang dibandingkan.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari elemen gerakan


ini adalah :
a. Mengabungkan elemen gerakan memeriksa dengan kegiatan yang
lain.
b. Mempergunakan peralatan inspeksi yang mampu melakukan inspeksi
untuk beberapa obyek sekaligus.
c. Penambah faktor pencahayaan terutama untuk obyek - obyek yang
kecil.

11. Perakitan (Assemble)


Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan
objek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Pekerjaan dimulai bila objek
sudah siap dipasang dan berakhir bila objek tersebut sudah tergabung secara
sempurna.
12. Lepas Rakit (Disassemble)
Gerakan ini merupakan kebalikan dari gerakan diatas, disini dua bagian
objek dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan lepas rakit biasanya didahului
oleh memegang dan dilanjutkan oleh membawa atau biasanya juga
dilanjutkan oleh melepas.
13. Memakai (Use)
Yang dimaksud memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua -
duanya dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan
untuk gerak ini tergantung dari jenis pekerjaannya dan keterampilan dari
pekerjaannya.
14. Kelambatan Yang Tidak Terhindarkan ( Unavoidable delay )
Keterlambatan yang dimaksud disini adalah keterlambatan yang
diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian
pekerja. Contohnya adalah padamnya listrik, rusaknya alat-alat dan lain-lain.
Keterlambatan ini dapat dihindarkan dengan mengadakan perubahan atau
perbaikan pada proses operasinya.
15. Keterlambatan Yang Dapat Dihindarkan ( Avoidable Delay)
Keterlambatan ini disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang
waktu kerja oleh pekerjanya baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya
pekerja yang sedang merokok ketika sedang bekerja dan lain-lain. Untuk
mengurangi keterlambatan ini harus diadakan perbaikan oleh pekerjanya
tanpa harus merubah proses operasinya.
16. Merencanakan (Plan)
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berfikir untuk
menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu untuk therblig
ini sering pada seorang pekerja baru.
17. Istirahat untuk menghilangkan fatique (RestTo Overcome Fatique).
Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara
periodik. Waktu untuk memulihkan kembali kondisi badannya dari rasa
fatique sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis
pekerjaannya tetapi juga oleh individu pekerjanya.

Gagasan untuk mengefektifkan penerapannya muncul dari seorang


konsultan “methode engineering“Shiego ternama Singo. Ia mengklasifikasikan
dari jepan Therblig yang telah dibuat oleh Gilberth menjadi empat kelompok,
yaitu :

1. Kelompok Utama (Objective Basic Division)


a. A : Assemble (Merakit)
b. DA : Diassemble (Mengurai Rakit)
c. U : Use (Menggunakan)

Gerakan-gerakan dalam kelompok utama ini bersifat memberikan


nilai tambah perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan
dengan cara mengefisienkan gerakan.
2. Kelompok Penunjang (Physical Basic Division)
a. RE : Reach (Menjangkau)
b. G : Grasp (Memegang)
c. M : Move (Membawa)
d. RL : Released Load (Melepas)
Gerakan-gerakan dalam kelompok penunjang ini diperlukan, tetapi
tidak memberikan nilai tambah. Perbaikan kerja untuk kelompok ini
dapat dilakukan dengan meminimkan gerakan.
3. Kelompok Pembantu (Mental atau Semi-Mental Basic Division)
a. SH : Search (Mencari)
b. ST : Select (Memilih)
c. P : Position (Mengarahkan)
d. H : Hold (Memegang untuk Memakai)
e. I : Inspection (Memeriksa)
f. PP : Preposition (Mengarahkan)
Gerakan-gerakan dalam kelompok pembantu ini tidak
memberikan nilai tambah dan mungkin dapat dihilangkan. Perbaikan
kerja untuk kelompok ini dilakukan dengan pengaturan kerja yang
baik atau menggunakan alat bantu.
4. Kelompok Gerakan Elemen Luar :
a. R : Rest
b. Pn : Plan
c. UD : Unavoidable Delay
d. AD : Avoidable Delay
Gerakan dalam kelompok ini sedapat mungkin dihilangkan.

2.3 Ekonomi Gerakan


Analisa operasi kerja adalah suatu prosedur untuk menganalisa suatu
operasi kerja baik yang menyangkut suatu elemen-elemen kerja yang bersifat
produktif atau tidak dengan tujuan memperbaiki metode kerja. Kegiatan ini
merupakan suatu untuk menaikan jumlah produk per satuan waktu dan tentu saja
untuk mengurangi unit cost. Adapun perbedaan antara metode pengukuran kerja
work factor system, basic motion dan micromotion time measurement (MTM)
adalah sbb :
a. Work Factor System
Sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined Time
System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan Sistem ini
memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan mnaual
dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Langkah-langkah yang diambil di sini pertama kali adalah membuat
analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan 4 variabel yang
merupakan dasar utama pelaksanaan kerja (anggota tubuh, kerja perpidahan
gerakan, manual kontrol dan berat/hambatan yang ada) dan mengunakan data
faktor kerja sebagai unit pengukurnya. Langkah berikutnya adalah
menentukan waktu bakunya.
3
Pada Work-Factor System, suatu pekerjan dibagi atas elemen-elemen
gerakan standar kerja sebagai berikut : Transport atau reach & move (TRP),
Grasp (GR), Pre-Position (PP), Assemble (ASY), Use (manual, process or
machine time)-(US), Diassemble (DSY), Mental Process (MP), dan Release (RL).

Work factor atau sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari
Predetermined Time System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan.
Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan
manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.Langkah-langkah dalam perhitungan waktu baku menggunakan metode
work factor

1. Membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan empat
variable yang merupakan dasar utama pelaksanaan kerja yaitu :

1. Anggota tubuh
2. Kerja perpindahan gerakan
3. Manual control
4. Berat/hambatan yang ada

Tabel 2.1 Work Factor Motion (Wignjosoebroto, 1995)


Anggota Tubuh Simbol Faktor Kerja (ditulis sesuai urutan) Simbol

Finger F Weight of Resistance W

Hand H Directional Control S

Arm A Steer S

Forearm FS Care (Precaution) P

Trunk T Chenge Direction U

Foot FT Define Stop D

Leg L

Head Turn HT

Sumber: google
Simbol-simbol tersebut di atas digunakan untuk mencatat dan mengevaluasi
gerakan-gerakan kerja yang ada. Di sini anggota tubuh yang dipergunakan akan
diindikasikan pertama kali, kemudian jarak tempuh yang kedua, dan faktor-faktor
kerja akan metode Work-Factor untuk menentukan gerakannya :
Tabel 2.2 Tabel Work Factor Motion (Wignjosoebroto, 1995)

Analisa Waktu
Diskripsi Elemen Kerja
Gerakan (menit)

- Melempar benda kerja kecil ke samping sejauh 10 A10 0.0042


inchi (Basic Motion)

- Menjangkau sebuah benda kerja yang terletak di


A20D 0.0080
tengah subuah meja sejauh 20 inchi (Define stop
motion)

- Membawa benda kerja seberat 4 lb sejauh 30 inchi


dari tumpukanny untuk diletakkan di meja kerja
A30WD 0.0119
(Weight, Define Stop Motion)

Sumber : Google

b. Basic Motion
Basic motion dikembangkan dari tahun 1949–1953 oleh Gerald B. Bailey
dan Ralph Presgrave. Data pada Basic Motion ini sebenarnya adalah revisi
dari MTM dan ada penambahan beberapa pola dari predetermined system.
Ini bertujuan agar lebih mudah untuk diaplikasikan dan perbedaan
penghitungan waktu baku yang relatif kecil selisihnya dan lebih
memungkinkan pendekatannya.
c. Micromotion Time Measurement
Dalam menganalisa gerakan kerja sering kali dijumpai kesulitan-kesulitan
dalam menentukan batas-batas suatu elemen Therblig dengan elemen
Therblig yang lainnya karena waktu kerja yang terlalu singkat. Untuk
memudahkannmya dilakukan perekaman atas gerakan-gerakan kerja dengan
menggunakan kamera film (video recorder). Hasil perekaman dapat diputar
ulang kalau perlu dengan kecepatan lambat (slow motion) sehingga analisa
gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti.
Aktivitas micromotion study mengharuskan untuk merekam setiap
gerakan kerja yang ada secara detail dan memberi kemungkinan-
kemungkinan analisa gerakan kerja secara detail dan secara lebih baik. (Hasil
Training asisten 2001)

Prinsip ekonomi gerakan digunakan untuk merancang sistem kerja dengan


gerakan-gerakan kerja yang benar dan ekonomis (menghemat tenaga dan waktu).
Secara garis besar, prinsip ini terdiri atas 3 bagian besar, yaitu prinsip ekonomi
gerakan yang dihubungkan dengan:
1.  Tubuh manusia dan gerakannya
Terdapat beberapa prinsip ekonomi gerakan:
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat
yang sama 
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama
kecuali pada waktu istirahat 
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya
simetris dan berlawanan arah 
4. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk
membantu pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya
kerja otot dalam pekerja 
6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan
memperlambatkan gerakan tersebut 
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari
pada gerakan yang dikendalikan 
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika
memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi
si pekerja 
9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata 

2.  Pengaturan tata letak tempat kerja


1. Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat
yang tetap 
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah,  cepat, 
dan enak untuk dicapai 
3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya
memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai
selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil
4. Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai
dirancang
5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan teratur sedemikian
rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik 
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya  dirancang  sedemikian rupa
sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan
merupakan suatu hal yang menyenangkan. 
7. Tipe tinggi kursi harus  dirancang  sedemikian rupa sehingga yang
mendudukinya memiliki postur yang baik dan nyaman.
8. Tata letak peralatan   dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian
rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan. 

3.  Perancangan peralatan


1. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila
penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan
dengan kaki dapat ditingkatkan. 
2. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih
dari satu kegunaan. 
3. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam pemegangan dan penyimpanan. 
4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya
seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus
sesuai dengan kekuatan masing-masing jari. 
Roda tangan dan  peralatan  lain  yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur
sedemikian  rupa  sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik,
dan dengan tenaga yang minimum.

2.3.1 Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tubuh Manusia dan Gerakannya 

Manusia memiliki kendali fisik dan struktur tubuh yang memberikan


keterbatasan dalam melaksanakan gerakan kerja. Kedua tangan jangan
menganggur pada waktu yang bersamaan kecuali waktu istirahat. Jika
memungkinkan kedua tangan (yang sama–sama dibutuhkan untuk melakukan
seperti halnya dalam proses perakitan) harus memulai dan menyelesaikan
gerakannya dalam waktu yang sama. Gerakan tangan harus simetris dan
berlawanan arah. Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian–bagian
tubuh yang memang diperlukan saja yang bekerja. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan (fatigue) yang tidak perlu. Pekerjaan
harus diatur sedemikian rupa sehinnga gerak fokus mata terbatas pada bidang
menyenangkan tanpa harus mengubah fokus. Hindari gerakan yang patah–patah
karena akan cepat menimbulkan kelelahan. 

2.3.2 Ekonomi Gerakan Berdasarkan Area Kerja 


Tempat–tempat tertentu yang tak sering dipindah–pindah harus disediakan
untuk semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak
rutin). Letakkan bahan dan peralatan pada jarak dapat dengan mudah dan nyaman
dicapai pekerja agar mengurangi usaha mencari–cari yang dapat membuang–
membuang waktu.

Tata letak bahan dan peralatan kerja (mesin, meja kerja, dan lain- lain) harus
sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan
kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Di sini prinsip–prinsip anthropometri
mutlak harus dipelajari dan diaplikasikan pada saat akan merancang fasilitas kerja
tersebut. Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan,
ventilasi udara, dan lain–lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis arus
pula diperhatikan benar–benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang nyaman,
aman, dan mampu menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik. 

2.3.3 Ekonomi Gerakan Berdasarkan Desain Peralatan Kerja yang Digunakan 

Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut


dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja. Jika tiap jari melakukan gerakan
tertentu seperti pekerjaan mengetik, maka beban untuk masing–masing jari harus
dibagi seimbang sesuai dengan energi dan kekuatan yang dimiliki oleh masing–
masing jari. Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan
berbagi macam pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun yang
berlainan. Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat
untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa
harus bersusah payah mencari–cari. Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa
agar memberi kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.

2.3 SMED (Single Minute Exchange of Dies)

SMED dan strategi quick changeover adalah kunci dari tingginya


keuntungan kompetitif yang bisa ditawarkan oleh perusahaan manufaktur. Hal ini
berlaku untuk semua jenis perusahaan manufaktur yang memproduksi,
mempersiapkan, memproses, atau mengemas berbagai jenis produk dengan mesin,
lini atau sel tunggal.
Untuk memahami bagaimana SMED bisa membantu memperbaiki
proses, kita harus meneliti proses changeover di pabrik. Umumnya, proses
changeover berlangsung seperti ini: ketika produk terakhir selesai diproduksi,
mesin dimatikan, dikunci, lalu lini dibersihkan. Perkakas disingkirkan atau
disesuaikan untuk menjalankan proses baru, beberapa perkakas baru mungkin
perlu dipasang untuk menjalankan produksi produk berikutnya. Penyesuaian
dilakukan, dan poin-poin kritikal dipersiapkan. Setelahnya, proses start-up
dimulai: menjalankan produksi sambil memastikan penyesuaian berjalan dengan
sukses. Kualitas dan kecepatan yang sesuai standar adalah penanda kesuksesan
tersebut. Proses ini tentu memakan waktu, dan waktu tersebutlah yang dikurangi
oleh SMED.

Pada WF suatu pekerjaan dibagi atas elemen gerakan menjangkau,


membawa, pegang, mengarahkan sementara, merakit, lepas rakit, memakai
melepaskan, dan proses mental sesuai dengan pekerjaan yang bersangkutan.

Dalam faktor kerja yang diperhatikan adalah bagian badan yang


menggerakkan (jari atau telapak tangan, putaran lengan, lengan, telapak kaki, dan
kaki) dan faktor mempengaruhinya lamanya waktu gerakan yaitu jarak berat atau
hambatan, pengarahan, kehati-hatian, gerakan dan perubahan arah gerak, faktor
tersebut adalah faktor kerja.

Variabel faktor kerja ada 6 faktor anggota badan sebagai berikut :

1. Jari atau telapak tangan (F atau H)


2. Putaran lengan (LS)
3. Lengan (A)
4. Badan bagian atas (T)
5. Telapak kaki (F)
6. Jarak (D)
Langkah - langkah pengukuran waktu kerja dengan MTM

1. Tulis deskripsi gerak kerja dengan kode-kode


2. Gunakan tabel MTM
3. Tulis berurutan dari atas ke bawah
4. Bila gerakan dilakukan oleh gerakan tangan kanan atau tangan kiri
harus ditulis terpisah
5. Waktu dalam TMU ditulis dikolom tengah

MTM adalah suatu sistem penetapan alat waktu baku yang dikembangkan
berdasarkan gambar gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam
dalam film. Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penerapan
awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan
studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam
dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa
setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan
dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian
menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan
macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada.
Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-
elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn),
memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit
(disassemble), gerakan mata (eye monement), dan beberapa gerakan anggota
badan lain. Waktu untuk setiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa
kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”. Kelas ini dapat menyangkut keadaan-
keadaan perhentian, keadaan obyek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya
menangani obyek atau kondisi-kondisi lainnya.
Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah TMU (Time-
Measurement Unit). Disini 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam, 0.0006
menit atau sama dengan 0.036 detik. Gerakan yang berhubungan tubuh manusia
dan gerakannya :
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali
sedang istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya
simetris dan berlawanan arah gerakannya.
4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam
atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot
dalam bekerja.
6. Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat
gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada
gerakan yang dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika
memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si
pekerjanya.
9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan berhubungan dengan pengaturan


tata letak tempat kerja:
1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari
tempat tertentu dan tetap.
2. Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak
untuk dicapai atau dijangkau.
3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip
gaya berat akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses
selalu siap di tempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat
tenaga dan biaya.
4. Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan
mekanisme yang baik.
5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga gerakan–gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga
alternatif berdiri dan duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu
hal yang menyenangkan.

Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan dihubungkan dengan perancangan


peralatan:

1. Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan


dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat
ditingkatkan.
2. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu
kegunaan.
3. Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanannya.
4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti
pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai
dengan kekuatan masing-masing jari.
5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya
diatur sedemikian sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang
baik dan dengan tenaga yang minimum.

2.4.1 Manfaat SMED


Beberapa manfaat SMED, yaitu diantaranya:

1. Meningkatkan produktifitas
2. Mengurangi biaya
3. Mempercepat proses inovasi
4. Proses set-up yang lebih mudah
5. Mempermudah cleaning mesin dan peralatan
2.3.2 Metode SMED
Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan metode
SMED yaitu:
a. Lakukan observasi dan dokumentasi kegiatan set-up sekarang
Proses dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan alat perekam seperti
handycam untuk merekam aktifitas set-up.

b. Klasifikasi 
Setelah proses dokumentasi selesai, semua event diklasifikasikan menjadi
event internal atau external.
c. Konversikan event internal menjadi event external
Pada tahap ini lakukan dengan mengidentifikasi event internal mana yang
memungkinkan dikonversi menjadi external.
d. Reduksi event internal
Event set-up yang tersisa adalah aktifitas internal yang tidak dapat di
hilangkan atau dirubah manjadi event external namun dapat dikurangi dengan
menerapkan paralel set-up. artinya aktifitas yang tidak menunggu aktifitas lain
selesai dapat dikerjakan secara paralel.

Urgensi untuk menjalankan program SMED kini semakin dirasakan


karena adanya permintaan yang tinggi atas variabilitas produk, berkurangnya
siklus hidup produk dan kebutuhan dasar untuk mengurangi inventori secara
signifikan. Dengan menerapkan metode quick changeover atau SMED, waktu
setup akan menurun menjadi kurang dari 10 menit, yang biasanya memakan
waktu berjam-jam. Keuntungan dari waktu changeover yang berkurang, yang
menjadi alasan bagus untuk menguranginya adalah:

1. Lead time berkurang, sehingga meningkatkan kemampuan responsif


terhadap permintaan pelanggan.
2. Lebih fleksibel untuk merespon permintaan yang berubah-ubah.
3. Kualitas produk yang meningkat karena umpan balik yang cepat.
4. Kemampuan kontrol visual meningkat, dan komunikasi di pabrik menjadi
lebih lancar.
5. Biaya tak langsung yang terjadi akibat pergerakan material, penghitungan,
dan proses transaksi berkurang.

Anda mungkin juga menyukai