Anda di halaman 1dari 6

Pengaplikasian Metode Most (Maynard Operation Sequence Technique) Untuk

Menentukan Waktu Baku Kerja Dalam Upaya Meningkatkan Output Standar Pada
Umkm Batu Alam Kamal

Yuli Eka Nur Fauziah, Ayu Risna Zuliana, Ahmad Yusuf


Teknik Industri
Universitas Trunojoyo Madura

UMKM batu alam merupakan UMKM yang memproduksi Konsep MOST berdasarkan perpindahan objek, karena
paving batu marmer serta batuan desit. UMKM ini masih bekerja pada dasarnya pekerjaan itu ialah memindahkan objek. MOST
secara manual menggunakan tenaga kerja manusia. Proses yang merupakan teknik yang sensitive dalam penentuan metode
sering dilakukan yaitu menyetak, mengepres dan finishing. Proses kerja. Dalam hal ini MOST sensitive terhadap waktu yang
tersebut memerlukan banyak waktu dan menguras banyak tenaga
karena diproduksi dengan skala besar. Apabila pekerjaan
diperlukan oleh metode metode kerja yang berbeda-beda.
dilakukan secara terus menerus dengan gerakan manual, maka Gambaran seperti ini sangat efektif dalam mengevaluasi
akan mengurangi produktivitas dan efisiensi waktu produksi serta metode kerja dalam hubungannya dengan waktu dan ongkos.
dapat menyebakan pekerja beresiko mengalami injury (kelelahan, Metode MOST merupakan metode yang ekonomis dan tidak
cidera, dan lain-lain) sehingga masih harus dilakukan perbaikan. melelahkan. MOST dibentuk dari nilai-nilai waktu atau
Perlu dilakukan perbaikan pada gerak operator untuk interval waktu yang diperhitungkan secara stastistik. Hal ini
meningkatkan efisiensi waktu dalam mengepres batu alam. Metode sangat bermanfaat dalam perhitungan waktu kerja yang
yang digunakan dalam melakukan perbaikan adalah MOST dilaksanakan secara manual, karena kerja manual
(Maynard Operation Sequence Technique) dengan pendekatan
meliputivariasi dari suatu siklus kesiklus lainnya. Oleh karena
urutan gerakan sub aktivitas yang dilakukan secara kontinu
(berulang). perhitungan secara statistik, maka nilai-nilai waktu dalam
Kata kunci : UMKM, Perbaikan, MOST MOST sesuai digunakan untuk pekerjaan yang bervariasi.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang
PENDAHULUAN muncul adalah apa saja aktivitas yang dilakukan dan berapa
UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan outout standar yang diperoleh operator UMKM Batu Alam
maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai dengan pendekatan MOST (Maynard Operation Sequence
usaha mikro. Pada dekade terakhir ini mulai marak Technique)
bermunculan bisnis UMKM mulai dari skala rumahan hingga
skala yang lebih besar. Jenis usaha pada UMKM umumnya TUJUAN PENELITIAN.
terdiri dari Usaha fashion, usaha agribisnis dan usaha kuliner. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
Namun, di beberapa wilayah tertentu masih banyak terdapat mengetahaui aktivitas yang dilakukan dan berapa outout
UMKM yang bergerak di bidang tambang seperti halnya standar yang diperoleh operator kerja UMKM Batu Alam
UMKM Batu Alam di wilayah Ds. Telang, Kec. Kamal, Kab. menggunakan metode MOST (Maynard Operation Sequence
Bangkalan-Madura. Technique).
UMKM batu alam merupakan UMKM yang BATASAN MASALAH
memproduksi paving batu marmer serta batuan desit. UMKM
ini masih bekerja secara manual menggunakan tenaga kerja Agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
manusia. Proses yang sering dilakukan yaitu menyetak, tidak terlalu luas dan sesuai dengan tujuan sebelumnya, maka
mengepres dan finishing. Proses tersebut memerlukan banyak diberi batasan-batasan sebagai berikut:
waktu dan menguras banyak tenaga karena diproduksi dengan 1. Penelitian ini hanya difokuskan pada bagian produksi
skala besar. Apabila pekerjaan dilakukan secara terus menerus Tegel.
dengan gerakan manual, maka akan mengurangi produktivitas 2. Waktu penelitian dimulai pada April 2019.
dan efisiensi waktu produksi serta dapat menyebakan pekerja
beresiko mengalami injury (kelelahan, cidera, dan lain-lain) TINJAUAN PUSTAKA
sehingga masih harus dilakukan perbaikan. Perlu dilakukan PENGUKURAN WAKTU KERJA
perbaikan pada gerak operator untuk meningkatkan efisiensi Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan
waktu dalam mengepres batu alam. Metode yang digunakan mencatat waktu- waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun
dalam melakukan perbaikan adalah MOST (Maynard siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan.
Operation Sequence Technique) dengan pendekatan urutan Untuk menghitung waktu baku atau waktu standar
gerakan sub aktivitas yang dilakukan secara kontinu penyelesaian pekerjaan, maka diperlukan prinsip dan teknik
(berulang). pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja akan berhubungan
denga usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dengan jam henti adalah merupakan aktivitas yang
dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara mengawali dan menjadi landasan untuk kegiatan-kegiatan
singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan pengukuran kerja yang lain (Wignjosoebroto, 2003).
keseimbangan antara kegiatan manusia yang
dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan.
PETA-PETA KERJA
Penelitian kerja dan analisis metode kerja dasarnya akan
memusatkan perhatianya pada bagaimana (how) suatu Ada lima langkah untuk memecahkan suatu masalah,
macam pekerjaan akan diselesaikan. Dengan yaitu :
mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja 1. Pendefenisian masalah, merupakan langkah pertama,
yang optimal dalam sistem kerja tersebut, maka akan tujuan yang akan dicapai dinyatakan secara umum.
diperoleh alternatif metode pelaksanaan kerja yang Artinya ditentukan dahulu criteria- kriterianya, hasilnya
dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan yang diinginkan, waktu yang tersedia, dan lain-lain.
efisien. Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan 2. Penganalisisan masalah. Berdasarkan fakta-fakta
secara efisien apabila waktu pentelesaiannya berlangsung yang ada, dibuat spesifikasi dan batasan-
paling singkat. Untuk mengetahui waktu baku (standard batasannya, menyajikan fakta-fakta secara
time) penyelasaian pekerjaan guna memilih alternatif Sistematis melakukan pengujian kembali atas
metode kerja yang baik, maka perlu diterapkan prinsip- persoalan dan criteria- kriterianya.
prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja (work 3. Pencarian alternative-alternatif. Berdasarkan criteria-
measurement atau time time study). Pengukuran waktu baku kriteria dan batasan batasan yang telah ditentukan,
ini akan disusun berbagai alternative pemecahan persoalan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu harus dipilih.
baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan 4. Mengevaluasi alternatif-alternatif yang diusulkan.
(Wignjosoebroto, 2003). Alterrnatif-alternatif yang diperoleh pada langkah ke-3
Waktu baku ini dipilih yang paling baik dengan menggunakan prinsip-
sangat diperlukan prinsip dan teknik-teknik yang dapat dipertanggung
sekali untuk: jawabkan secara ilmiah.
1.Man Power Planning (perancangan kebutuhan tenaga 5. Pengambilan keputusan. Memilih satu alternatif dari
kerja). berbagai alternative yang ada, merupakan keputusan
2. Estimasi biaya-biaya untuk upaya keryawan/pekerja. yang harus dilakukan. Sering kali, analisa bukanlah
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran. pelaksana keputusan tersebut, sehingga analisa harus
4. Perencanaan pemberian bonus dan insentif bagi bisa mengkomunikasikan hasil analisanya kepada
karyawan/pekerja yang berprestasi. pelaksana. Agar tidak terjadi salah pengertian, diperlukan
5. Indikasi keluaran (Output) yang mampu dihasilkan oleh cara-cara komunikasi yang sistematis dan jelas.
seorang pekerja.
Waktu baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan DEFINISI PETA KERJA
oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan
rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Di sini sudah
kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja
meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan
produksi). Lewat peta-peta kerja ini kita bisa melihat
memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus
semua langkah atau kejadia yang dialami oleh suatu
diselesaikan tersebut. Dengan demikian waktu baku yang
benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk
dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini akan
bahan baku); kemudian menggambarkan semua langkah
dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana
yang dialaminya, seperti : transportasi, operasi mesin,
penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu
pemeiksaan dan perakitan; sampai akhirnya menjadi
kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang akan
produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian
dihasilkan serta berapa pula jumlah tenaga kerja yang
dari suatu produk lengkap (Sutalaksana dkk, 1979).
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap
(Wignjosoebroto, 2003).
suatu pet kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha
Pada garis besar teknik-teknik pengukuran waktu
memberikan metode kerja dari suatu proses produksi akan
kerja ini dapat dibagi atau dikelompokkan ke dalam dua
lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin
bagian, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan
dilaukan, antara lain : kita bisa menghilangkan operasi-
pengukuran kerja secara teknik langsung. Cara pertama
operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi
disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara
dengan operasi yang lainnya, menemukan suatu urutan
langsung yaitu di tempat dimana pekerjaan yang diukur
kerja/proses produksi yang lebih baik,menentukan mesin
dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara
yang lebih ekonomis, menghiangkan waktu menunggu
pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti
antar operasi dan sebagainya. Pada dasarnya semua
(stopwatch tome-study) dan sampling kerja (work sampling).
perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya
Pengukuran kerja secara langsung terutama pengukuran
produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini
merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pola dasar pemindahan objek digambarkan sebagai model
pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan urutan gerakan umum
kerja (Sutalaksana dkk, 1979).
Model-Model Urutan MOST
Metode Most (Maynard Operation Sequence Tecnique) Untuk setiap tipe gerakan bisa terjadi urutan gerakan
Para Insinyur Teknik Industri terus berusaha mencoba yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu dilakukan
mencari metode pengukuran kerja yang lebih baik. Konsep pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
yang ditemukan kemudian dikenal sebagai MOST (Maynard Secara umum MOST memiliki dua model yakni :
Operation Sequence Tecnique). Salah satu pakar Teknik 1. Model-model urutan dasar (Basic Sequence Model) Model
Industri, Kjell Zandin, yang bekerja pada perusahaan HB. ini terdiri dari 3 urutan kegiatan, yaitu :
Maynard dan Company, pada akhir tahun 1960 telah a. Urutan gerakan umum (The general move sequence)
melakukan sebuah penemuan penting. Dalam penemuannya Model ini dipakai bila terjadi perpindahan objek
itu, setelah mengamati data waktu gerakan MTM, ia dengan bebas. Maksudnya dibawah kendali manual,
mendeteksi adanya pola gerakan dari data waktu gerakan objek berpindah tanpa hambatan. Contohnya sebuah
MTM. Dengan hasil pengamatan tersebut diatas, zandin kotak diangkat (dipindahkan) dari bawah meja ke atas
dan pihak perusahaan Maynard mempunyai dugaan bahwa meja. Model urutan gerakan umum ini adalah A B G A
gejala kesamaan pola itu bisa dikembangkan untuk B P A.
mendapatkan suatu metode analisa dan pengukuran operasi
kerja yang baru. Beberapa tahun kemudian, Zandin telah
menemukan bahwa pada dasarnya pekerjaan manual terdiri
dari 3 jenis urutan gerakan. Hal ini menjadi titik pangkal
pembentukan konsep MOST, yang merupakan suatu sistem
pengukuran kerja. Kerja disini sama artinya dengan kerja
dalam ilmu fisika, yaitu perkalian antara gaya dengan jarak
(W = f x d). Dalam bahasa yang sederhana, kerja disini
berarti perpindahan objek. Perpindahan objek ini mengikuti
pola pengulangan yang konsisten (tetap), seperti menjangkau,
memegang, memindahkan dan menempatkan objek. Pola-
pola gerakan itu di identifikasikan dan disusun sebagai b. Urutan gerakan terkendali (The controlled move
sequence)
rangkaian (urutan) kegiatan atau sub kegiatan yang terjadi
dalam pemindahan objek. Model ini menggambarkan perpindahan objek
secara manual dikendalikan oleh satu jalur. Gerakan
Teori dan Konsep MOST objek dibatasi satu arah karena kontak atau menempel
MOST (Maynard Operation Sequence Tecnique) dengan objek lainnya. Contoh pekerjaan dengan
adalah salah satu teknik pengukuran kerja yang disusun gerakan terkendali adalah mendorong kotak yang cukup
berdasarkan urutan sub-sub aktivitas atau gerakan. Sub-sub berat diatas meja kerja. Model urutan gerak ini adalah A
aktivitas ini pada dasarnya diperoleh dari gerakan-gerakan B G M X I A.
yang memiliki pola-pola berulang seperti menjangkau, c. Urutan pemakaian peralatan (The tool use sequence)
memegang, bergerak dan memposisikan objek serta pola- Model ini dipakai bagi gerakan yang memakai
pola tersebut diidetifikasikan dan diatur sebagai suatu bantuan alat seperti tang, kunci inggris, obeng dan
urutan kejadian yang diikuti dengan perpindahan objek. lain-lain. Model urutan ini adalah ABG/ABP/
Konsep MOST berdasarkan perpindahan objek, …/ABG/A.
karena pada dasarnya pekerjaan itu ialah memindahkan
objek. Misalnya mengangkat peti, menggeser panel kendali 2. Model urutan penanganan perlatan
dan lain-lain kecuali berfikir. Suatu hal yang perku Model ini terdiri dari 3 bagian :
diperhatikan dalam menganalisa perpindahan objek a. Perpindahan dengan crane manual (The manual
ialah bahwa gerakan-gerakan itu sebenarnya terdiri crane sequence)
dari sub-sub kegiatan yang bervariasi dan saling bebas Model ini dipakai jika ada aktivitas pemindahan
satu sama lainnya.
Konsep diatas menjadi dasar model urutan dalam barang dengan menggunakan crane secara manual.
MOST. Dalam hal ini satuan kerja bukan gerakan dasar Urutan aktivitas model ini adalah A T K F V L V P
lagi, melainkan kegiatan dasar (kumpulan dari gerakan-
gerakan dasar) yang berkaitan dengan pemindahan objek. T A, dimana :
Kegiatan- kegiatan itu diuraikan menjadi sub-sub kegiatan A = Jarak yang ditempuh operator.
yang ditetapkan dalam urutan tertentu. Dengan kata lain, T = Memindahkan crane dalam keadaan kosong.
dalam pemindahan objek akan terjadi urutan baku dari K = Menyambung atau melepas sambungan.
kejadian-kejadian atau gerakan-gerakan. Oleh sebab itu, F = Pembebasan objek.
V = Gerakan vertical, menaikan atau menurunkan data waktu pengamatan yang telah seragam dan sesuai
objek. dengan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang ditetapkan.
L = Gerakan dalam keadaaan berbeban. Pada penggunaan metode MOST dalam mengukur
P = Penempatan objek pada lokasi tertentu. waktu standart, terdapat sedikit perbedaan dengan metode
b. Pemindahan dengan crane listrik diesel (The yang lainnya. Perbedaannya adalah waktu yang didapat dari
metode MOST adalah waktu normal, sehingga tidak perlu
powered crane sequence) Model ini berhubungan
menggunakan rating factor. Untuk mendapatkan waktu
dengan perpindahan objek dengan bantuan crane bakunya hanya dengan menambahkan allowance terhadap
waktu normal yang telah didapatkan.
listrik atau diesel. Urutan model ini adalah A T K T
Kelonggaran (Allowance)
P T A dimana :
Dalam menentukan waktu baku diperlukan suatu
A = Jarak yang ditempuh operator ke atau dari kelonggaran yang dikenal dengan allowance. Kelonggaran
panel kendali crane. ada 3 bagian (Sutalaksana dkk, 1979) yaitu:
T = Perpindahan crane dengan atau tanpa 1. Personal Allowance
beban. Yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memenuhi
K = Menghubungkan atau melepaskan hubungan kebutuhan-kebutuhan pribadi seorang pekerja, seperti
antara objek dengan crane. ke toilet, beribadah dan hal-hal pribadi lainnya.
P = Menempatkan 2. Delay Allowance
objek pada lokasi Yaitu waktu yang diberikan pekerja sebagai akibat dari
tertentu keadaan yang tidak terduga.
Pada model ini, setelah diberikan indeks, indeks 3. Fatique Allowance
tersebut dijumlahkan dan dikalikan dengan 100 Yaitu kelonggaran yang diberikan untuk
untuk dikonversikan ke TMU. Ini juga berlaku untuk memperpanjang datangnya fatique. Kelonggaran yang
model pemindahan dengan truk. diberikan untuk menghilangkan rasa lelah terdiri dari
c. Pemindahan dengan truk (The truck sequence) dua bagian yaitu kelonggaran tetap dan kelonggaran
Model ini menitikberatkan pada pemindahan variabel. Kelonggaran tetap dianggap cukup untuk
material secara horizontal dari satu lokasi ke menghilangkan rasa lelah pekerja yang melakukan
lokasi yang lain dengan menggunakan peralatan pekerjaannya dalam keadaan normal. Dan kelonggaran
yang beroda. Peralatan yang beroda dapat dibagi dua variabel hanya digunakan jika keadaan kerja untuk
yakni truk yang dikendarai dan disorong. Model elemen kerja yang bersangkutan adalah berat.
urutan ini adalah A-S-T-L-T-L-T-A dimana : Besarnya faktor kelonggaran yang dibutuhkan untuk
A = Jarak yang ditempuh oleh operator kea tau dari keperluan pribadi dan faktor-faktor lingkungan
truk. lainnya yang dianggap berpengaruh.
S = Aktivitas untuk menyiapkan truk untuk siap Berikut adalah beberapa contoh yang termasuk
bergerak ditambah aktivitas parker setelah kedalam hambatan yang tidak terhindarkan adalah :
mengakhiri pemindahan bahan. 1. Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.
T = Pergerakan truk dengan atau tanpa beban. 2. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin.
L = Pengambilan material pada lokasi awal atau 3. Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
penempatan material pada lokasi akhir dengan mengganti alat potong yang patah, memasang kembali
menggunakan fork atau alat pengangkut lainnya ban yang lepas dan sebagainya.
Waktu yang diperoleh dari pengukuran 4. Mengasah peralatan potong.
menggunakan metode MOST adalah waktu normal. Untuk 5. Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
mencari waktu standart, waktu normal yang diperoleh dari gudang.
diberi kelonggaran. Kelonggaran yang diberikan adalah
untuk kebutuhan pribadi, untuk menghilangkan kelelahan dan METODOLOGI PENELITIAN
hambatan yang tidak terhindarkan.
Bab tiga berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
Perhitungan Waktu Standart
peneltian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.
Waktu standart didefenisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk Jenis Penelitian
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan pada waktu tertentu, Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan
pada tempat tertentu, dan metode tertentu. Waktu standart
untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat kurang
suatu pekerjaan dapat ditentukan dengan jalan mengukur
waktu terpilih dan kemudian memasukan faktor rating efektifnya pembuatan tegel
menjadi waktu normal. Hasilnya kemudian dikalikan dengan
kelonggaran waktu. Waktu terpilih diperoleh dari rata-rata
OBJEK LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN PENGOLAHAN DATA
Objek Pengolahan data waktu baku dengan metode MOST
adalah menggunakan model urutan gerakan umum untuk
Objek penelitian ini adalah operator pembuatan Batu
menghitung TMU.
Alam Ds. Telang Kec. Kamal. Tabel 4.2 Data waktu MOST
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah UMKM Batu Alam didaerah
bangkalan tepatnya di desa telang dan waktu pentlitian ini
dimulai pada bulan februari hingga mei 2019.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara mengamati dan mengolah
kembali data yang sudah ada sebelumnya pada penelitian di
UMKM Batu Alam

PENGOLAHAN DATA
Bab empat berisi tentang pengolahan data hasil
penelitian pada UMKM Batu Alam Kamal.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan membedakan antara
data primer dan data sekunder.
Data Primer Waktu (TMU) = 1940 TMU
Data primer merupakan data yang diambil saat Waktu (jam) = 1940 x 0,00001 jam = 0,0194 jam
melakukan pengamatan dan observasi secara langsung. Data = 1,164 menit
primer hasil pengamatan disajikan dalam peta tangan kiri Kelonggaran berdasarkan rekomendasi ILO :
tangan kanan sebagai berikut. Personal allowance :2
Tabel 4.1 Peta tangan kiri tangan kanan Sikap kerja berdiri :1
Penggunaan tenaga :3
Pencahayaan :6
Kondisi atmosfer :0
Temperatur udara :3
Tenaga kerja :7 +
Total kelonggaran : 23

Jadi waktu standar =

= 1,164 menit x 100/(100-23)


= 1,511 menit
Output standar = 1/Ws
= 1/1,511
= 0,662
Jumlah ubin yang dikerjakan dalam 1 hari
= OS x Jumlah Jam kerja
Data Sekunder = 0,662 x 420 menit
Data sekunder merupakan data yang diambil dari = 277, 96 ubin
informasi dan laporan yang ada. Data sekunder hasil Jumlah ubin yang dikerjakan dalam 1 hari adalah sebesar
pengamatan adalah data waktu baku yang didapat dari ≈ 277 ubin/hari
metode MOST.
KESIMPULAN DAN SARAN Witjaksono, A. D., dan Iriani, S. “Analisis Pengukuran
Kesimpulan Kerja dalam Menentukan Waktu dan Output Standar
Kesimpulan dan saran dari laporan tentang Sebagai Dasar Pemberian Insentif (Studi Kasus pada
pengaplikasikan metode MOST adalah penelitian yang Sentral Industri di Wedoro-Waru-Sidoarja)”.Dosen
diperoleh dengan bebarapa gerakan yang dapat digabungkan Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri. Surabaya.
pada stasiun kerja produksi UMKM Batu yang ada di Kamal, 2006.
Bangkalan yaitu dengan kegiatan membuat ubin dari
memindahkan cetakan, mengambil bahan baku pertama dan
kedua serta mengambil dan menekan penutup cetakan serta
mendorong cetakan. Stasiun kerja finishing yaitu menarik dan
membuka cetakan dengan mengambil penutup cetakan sampai
hasil jadi. Mengetahui data primer dan data sekunder yang
telah ditentukan dengan mencari data waktu MOST. Kegiatan
yang dilakukan sudah sesuai dengan urutan operator yang
sesuai dengan meningkatkan output produksi dari stasiun kerja
produksi dan finishing.
Saran
Saran dari laporan ini yaitu waktu standart yang
digunakan dalam metode kerja sesuai dengan operator dan
stasiun kerja agar pengerjaan dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan benar untuk perbaikan metode kerja yang dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam pembuatan
ubin.

REFERENSI
Munthe Andre. F. G. “Perbaikan Metode Kerja untuk
Meningkatkan Output Produksi Menggunakan Most
(Maynard Operation Sequence Technique) Dalam
Menentukan Waktu Standar pada PT. Suryamas
Lestariprima”. Departemen Teknik Industri. Fakultas
Teknik. Universitas Sumatra Utara. Medan. 2009.
Niebel, B. W. “Niebel’s Methods, standarts and Work
Design” Twelfth Edition, halaman 452 - 453 - 454 -
455 - 456, 524 - 525 - 526 - 527 - 528 - 529 - 530
- 531. Industrial Engineering The Pennsylvania State
university.
Rohman, A. “Pengukuran Waktu Baku dengan Metode Most
Sebagai Upaya meningkatkan Output Produks (Studi
Kasus UD. Yeni Furniture Juwiring, Kalteng)”.
Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik. Universitas
Muhammadiyah. Surakarta. 2008.
Sutalaksana, Z. I., Anggawisata, R., dan Tjakraatmadja H. J.
“Teknik Tata Cara Kerjaí”. Edisi kedua, halaman 1,
6-7, 11-12, 17, 102, 120, 149-150. Jurusan Teknik
Industri, Institut Teknologi Bandung. 1979.
Wignjosoebroto, S. “Ergonomi Studi Gerak dan
Produktifitas Kerja“. Edisi Pertama Cetakan Ketiga,
halaman 54-55, 169-170-171. Guna Wijaya,
Surabaya. 2003.

Anda mungkin juga menyukai