Anda di halaman 1dari 15

MODUL 4

PENGUKURAN WAKTU BAKU


DENGAN TIME STUDY

(kertas untuk bagian ini adalah kertas


pembatas yang berwarna hijau dengan
ketebalan yang sama, tulisan ini dihapus)
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada dasarnya pengukuran waktu (motion study) adalah suatu teknik
untuk mencatat, mempelajari dan menganalisa tentang beberapa gerakan bagian
badan. dari pekerja (operator) pada sant menyelesaikan pekerjaan (Sutalaksana,
1.Z,dkk, 1979). Dalam dunia industri, waktu kerja merupakan salah satu faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem produksi. Waktu kerja
berperan penting dalam penentuan produktivitas kerja serta dapat menjadi tolak
ukur untuk menentukan metode kerja yang lebih baik dalam penyelesaian suatu
pekerjaan. Untuk mengkomunikasikan hasil dari pengukuran tersebut dibutuhkan
Peta Kerja. Peta Kerja adalah salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
mengkomunikasikan lantai produksi secara luas guna menganalisa proses kerja
dari tahap awal sampai tahap yang terakhir. Melalui peta-peta kerja ini juga kita
bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metode kerja seperti, jumlah benda yang harus dibuat, waktu operasi mesin,
kapasitas mesin, bahan-bahan khusus yang harus disediakan dan alat-alat khusus
yang harus disediakan. Penelitian pengukuran waktu kerja ini dilakukan untuk
mengetahui a tau menganalisa gerakan-gerakan pada saat proses perakitan,
sehingga didapatkan waktu tertentu dalam proses dari awal hingga akhir. Dari
waktu yang telah didapatkan maka kita bisa menganalisa seberapa
berpengaruhnya gerakan-gerakan pada proses perakitan terhadap waktu yang telah
didapatkan. Sehingga gerakan-gerakan yang kurang efisien bisa diminimalisir dan
kita bisa dapatkan waktu optimal untuk merakit benda tersebut. Peneliti
melakukan penelitian di Laboraturium Rekayasa Sistem Kerja & Ergonomi
(RSK&E) dengan melakukan perakitan stop kontak lengkap dengan steker dan
Label. Peneliti melakukan penelitian terhadap waktu baku menggunakan 2 metode
pengukuran waktu kerja langsung yaitu jam henti (Stopwatch) maupun
pengukuran waktu kerja tidak langsung yaitu MTM (Method Time Measurement)
yang kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan AC (Assembly Chart),

1
PTKTK (Pengukuran Tangan Kanan dan Tangan Kiri), PPM (Peta Pekerja dan
Mesin).

I.2 Tujuan
1. Dapat memahami dan menerapkan study gerakan kerja menggunakan
stopwatch time study

2. Mampu mengidentifikasi elemen-elemen gerakan suatu pekerjaan

3. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus secara langsung dari suatu


pekerjaan dengan menggunakan jam henti (stop watch) dan perhitungan waktu
standar

4. Mampu menganalisa elemen-elemen gerakan

5. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus, waktu normal, waktu standar dari
suatu pekerjaan

6. Dapat menganalisa metode terbaik dari prinsip ekonomi gerakan dan study
gerakan

7. Dapat membandingkan pengaruh metode terhadap efisien gerakan kerja

dalam upaya perbaikan cara kerja

2
BAB II

DASAR TEORI

II.1 Pengukuran Waktu Kerja


Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang
dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam
lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pada pengukuran waktu kerja ada dua
jenis pengukuran, yaitu:
a. Pengukuran secara langsung:
-Pengukuran jam henti (stop watch time study).
-Work sampling.
b. Pengukuran secara tidak langsung:
-Data waktu baku (standar data).
-Data waktu gerakan.

Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran


a. Penetapan tujuan pengukuran.
b. Melakukan penelitian pendahuluan.
c. Memilih operator.
d. Melatih operator.
e. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan.
f. Menyiapkan alat-alat pengukuran.

Melakukan Pengukuran Waktu


Pengukuran waktu adalah pekerjasis mengamati dan mencatat waktu-waktu
kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang
telah disiapkan.

3
Tingkat Ketelitian, Tingkat Keyakinan dan Pengujian Keseragaman Data
Tingkat Ketelitian adalah penyimpangan maksimum hasil dari waktu penyelesaian
sebenarnya. Tingkat Keyakinan adalah besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil
yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian.
Contoh, tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% memiliki arti bahwa
pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyipang sejauh 10%
dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah
95%

Perhitungan Waktu Baku

Setelah proses pengukuran selesai, langkah selanjutnya adalah mengolah data


tersebut sehingga memberikan waktu baku. Cara untuk mendapatkan waktu baku
adalah sebagai berikut:

a. Hitung waktu siklus rata-rata (Ws)

Waktu siklus adalah Waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan
baku atau mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.

b. Hitung waktu normal (Wn)

Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh


pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata
Adapun pembagian faktor penyesuaian, yaitu:
 p-1/p = 100% berarti bekerja normal
 p>1/p> 100% berarti bekerja cepat
 p<1/p< 100% berarti bekerja lambat

4
e. Hitung waktu baku (Wb)

Waktu baku adalah waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh
pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem
kerja terbaik pada saat itu.

Penyesuaian

Penyesuaian adalah kegiatan evaluasi kecepatan dan performance kerja operator


pada saat pengukuran kerja berlangsung merupakan bagian yang paling sulit dan
penting dalam pengukuran kerja. Cara-cara menentukan faktor penyesuaian
adalah sebagai berikut:

a. Cara Persentase
Dalam cara ini besar faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh
pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran.

b. Cara Shumard
Shumard memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas
performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai masing-masing.
Pengukur diberi patokan untuk menilai performance kerja operator menurut kelas-
kelas Superfast, Fast, Fast, Fast-, Excellent dan seterusnya

c. Cara Westinghouse
Westinghouse mengerahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan,
usaha, kondisi kerja dan konsistensi.

d. Cara Objektif

5
Cara ini memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan
pekerjaan. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam
pengertian biasa. Untuk kesulitan kerja disediakan tabel yang menunjukkan
berbagai kesulitan kerja.

e. Cara Bedaux

f. Cara Sintesis

Kelonggaran

Kelonggaran adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan


pekerjaannya disamping waktu normal. Misalnya istirahat, kekamar kecil, minta
bantuan dan sebagainya. Kelonggaran dibagi menjadi 4 bagian yaitu kelonggaran
untuk kebutuhan pribadi, untuk menghilangkan fatique, untuk hambatan-
hambatan tak terhindarkan dan dalam perhitungan waktu bebas.

Data Waktu Baku

Pada prinsipnya data waktu baku berisi dari waktu yang untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan yang telah diteliti (diukur) pada waktu yang lalu

II.2 Gerakan Fundamental (Therblig’s)

Gerak dasar fundamental adalah gerakan gerakan dasar yang berkembangnya


terjadi sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan pada anak-
anak gerakan dasar fundamental mulal bisa dilakukan oleh seseorang sebagian
pada masa bayi dan sebagian pada masa anak-anak gerakan dasar di sempurnakan
pada masa masa sesudahnya melalui proses latihan atau melakukan berulang-
ulang.

Gerakan dasar fundamental dapat di bagi menjadi tiga:

6
II.2.1 Gerak Lokomotor (Locomotor Skills)

Gerak Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat, dimana bagian tubuh


tertentu bergerak atau berpindah tempat. Gerak dasar lokomotor merupakan salah
satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement).
Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya
Individu dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan
lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan
dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang.

Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan


melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak
dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan
koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar.

Gerakan-gerakan lokomotor adalah gerakan-gerakan yang pergi ke mana saja.


Para ahli mendefinisikan gerakan lokomotor sebagai gerakan-gerakan yang
menyebabkan tubuh tempat atau mengembara dalam berbagai ruang. sehingga
dalam bahasa Inggris disebut jugs Traveling, Ini tentunya merupakan kebalikan
dari gerakan non-lokomotor, yang menyebabkan tubuh berpindah dari satu tempat
ke tempat lain. Gerakan lokomotor merupakan dasar bagi perkembangan
koordinasi gerakan yang melibatkan otot-otot besar (grass- muscles),
pertumbuhan otot, daya tahan dan stamina.

II.2.1 Gerak Nonlokomotor (non Locomotor Skills)

Gerakan non-lokomotor dapat diartikan juga sebagai keterampilan stabil,


gerakan yang dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah
tumpuannya. Dapat juga didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan
dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak
memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, Gerakan
stabilisasi (nonlokomotor) termasuk didalamnya, seperti: Stretching dan Bending,
Twisting dan Turning, Swinging dan Swaying, Pushing dan Pulling.

7
II.2.3 Gerak Manipulatif

Gerak manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya


dengan tangan dan kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan dari gerak manipulatif,
yaitu reseptif dan propulsif. Keterampilan reseptif adalah menerima suatu objek
seperti menangkap dan keterampilan propulsif memiliki ciri pengerahan gaya atau
kekuatan terhadap suatu objek, seperti memukul, melempar, memantul atau
menendang.

Walaupun sebagian besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan


dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan, Manipulasi
terhadap objek tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan dan mata-kaki
yang lebih baik, terutama penting untuk gerakan-gerakan yang mengikuti jalan
atau alur (tracking) pada tempat terentu.

Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai


keterampilan permainan (game skill), Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti
melempar, memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti
menangkap merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan
menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan
objek yang melayang, seperti bola voli bentuk keterampilan manipulatif lain yang
sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus
menerus, seperti menggunakan tongkat atau simpai juga merupakan aktivitas
manipulatif.

8
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III.1 Pengumpulan Data

III.1.1. Flowchart Pengumpulan Data

Gambar 2.1 Contoh Flowchart Pengambilan Data

III.1.2. Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang digunakan adalah stopwatch, alat tulis, dan benda yang
akan dirakit. Dalam praktikum ini praktikan merakit pena yang memiliki
lima bagian yaitu: bagaian tutup pena, bagian bawah, bagian atas, bagian
body, dan bagian tinta

9
III.1.3. Data Pengamatan

III.2. Pengolahan Data

1. Uji keseragaman data pengamatan.


2. Uji kecukupan data pengamatan.
3. Hitung waktu siklus.
4. Hitung waktu normal.
5. Hitung waktu baku.
6. Hitung output standar.

10
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisa

Berisikan hasil analisa yang didapat dari hasil pengolahan data.

IV.1. (Dan Seterusnya)

11
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berisikan kesimpulan dari hasil analisa deskriptif terhadap data yang

diperoleh dari pengamatan yang dilakukan pada saat praktikum. (Kesimpulan

bukan dari hasil pengamatan).

V.2. Saran

Sebelum dilakukan pengukuran waktu kerja sebaiknya dilakukan cara

work sampling yang baik dan benar

12
 

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai