Landasan Teori
2.1.
Time study merupakan suatu metode pengukuran waktu kerja yang dikembangkan
oleh F. W. Taylor untuk menemukan suatu sistem kerja yang terbaik. Sedangkan
motion study merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap beberapa pekerjaan
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Di samping Taylor yang juga meneliti waktu untuk mencari cara kerja terbaik,
Gilberth banyak berkontak dengan Taylor sampai Gilberth mengembangkan sesuatu
yang kemudian dikenal sebagai studi gerakan. Dengan studi gerakan dapat diperoleh
berbagai rancangan sistem kerja yang baik bagi suatu pekerjaan, suatu hal yang juga
diinginkan oleh Taylor untuk mencari rancangan yang terbaik perlu dilakukan
pengukuran waktu untuk memilihnya, yaitu untuk mencari rancangan yang
membutuhkan waktu tersingkat. Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu
dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi.
Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan
yang dikenal dengan nama time and motion study atau studi waktu dan gerakan.
Istilah lain yang kemudian hari kerap juga digunakan untuk hal ini adalah methods
engineering.
Pada tahap awal dari methods engineering adalah menentukan estimasi waktu yang
akan dikerjakan oleh pekerja dalam menjalankan tugas pada sebuah stasiun kerja.
2.2.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan maka
tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan
jam henti, apalagi jam
biasa.
Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang
pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi
kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain.
Berikut ini sebagian langkah-langkah yang perlu diikuti agar maksud diatas tercapai.
2.2.1. Penetapan Tujuan Pengukuran
Sebagaimana halnya dengan berbagi kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus
ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus
diketahui dan ditetapkan adalah penggunaan hasil pengukuran, tingkat ketelitian dan
tingkat keyakinan yang dinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
2.2.2. Melakukan Penelitian Pendahuluan
Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh waktu yang
pantas untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu
suatu sistem kerja dengan kondisi yang telah ada selama ini termasuk di antara yang
dapat dicarikan waktu yang pantas tersebut. Artinya akan didapat juga waktu yang
pantas untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondisi yang bersangkutan
itu. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya
agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan demikian tidak
akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan
tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi.
2.2.3. Memilih Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu
saja diambil dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan
tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya.
Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.
Di samping itu operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran
dilakukan mau bekerja secara wajar. Walau operator yang bersangkutan sehari-hari
dikenal memenuhi syarat pertama tadi tidak mustahil dia bekerja tidak wajar ketika
pengukuran dilakukan karena alasan tertentu.
2.
3.
4.
Jam henti
2.
Lembaran-lembaran pengamatan
3.
Pengukuran Waktu
x
k
2.
xi x 2 , N > 30
N
xi x 2, N < 30
N 1
dengan rumus t 1
5.
Menentukan BKA
BKA =
6.
Menentukan BKB
BKB =
7.
x Zt. x
x Zt. x
xi 2
xi
Perhitungan waktu
Waktu siklus (Ws) : Ws
x
N
Presentase.
2.
Shumand.
3.
Westinghouse.
4.
Objektif.
5.
Beaudux.
6.
Sintesa.
2.
3.
4.
5.
Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan bawah (BKB) untuk uji keseragaman
data.
6.
7.
8.
9.
Penyesuaian
Cara Bedaux dan Sintesa adalah dua cara lain yang dikembangkan untuk lebih
mengobjektifkan penyesuaian. Pada dasarnya cara Bedaux tidak banyak berbeda
dengan cara Shumard, hanya saja nilai-nilai pada cara Bedaux dinyatakan dalam B
(huruf pertama Bedaux penemunya).
Sedangkan cara Sintesa agak berbeda dengan cara-cara lain, dimana dalam cara ini
waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga-harga yang
diperoleh dari tabel-tabel data waktu gerakan, untuk kemudian dihitung harga rataratanya.
2.4.3.
Kelonggaran
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan
rasa fatigue dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini
merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama
pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat ataupun dihitung karenanya sesuai
pengukuran dan sesuai mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan.
Adapun jenis-jenis kelonggaran diuraikan sebagai berikut:
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi
disini adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar
kecil, bercakap-cakap dengan rekan sekerja untuk menghilangkan ketegangan
ataupun kejenuhan dalam bekerja.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue. Rasa fatigue tercermin antara
lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitas. Karenanya
salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan
melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat dimana
hasil produksi menurun.
3. Kelonggaran
untuk
hambatan-hambatan
yang
tak
terhindarkan.
Dalam
melakukan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai hambatan. Ada
hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol dan menganggur dengan
sengaja, ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar
kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Hambatan akan tetap ada dan
karenanya harus diperhitungkan dalam perhitungan waktu baku.
Sampling Pekerjaan
Pz = 1
b.
Perhitungan nilai P
c.
%produktif
hari pengamatan
perhitungan nilai n
d.
e.
2.4.5.
data
hari pengamatan
BKA = z
1
n
BKB = z
1
n
Plot data
Pengujian Keseragaman Data
Pada pasal 8.1.b telah dikemukakan bahwa satu langkah yang dilakukan sebelum
pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yang terdiri dari kondisi
kerja dan cara kerja yang baik. Jadi, yang dihadapi adalah jika suatu sistem yang
akan diukur merupakan sistem yang sudah ada maka sistem ini dipelajari untuk
kemudian diperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang dilakukan adalah
merancang sesuatu yang baru dan baik. Terhadap suatu sistem yang baik inilah
pengukuran waktu dilakukan dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerja
dicari.
Walau selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini telah dilakukan,
seringkali pengukuran, sebagaimana juga operator, tidak mengetahui terjadinya
perubahan-perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah sesuatu yang
wajar karena bagaimanapun juga sistem kerja tidak dapat tetap dipertahankan terusmenerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat
diterima, asalkan perubahannya adalah memang yang sepantasnya terjadi. Akibatnya
waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-berubah, namun juga
mesti dalam batas waktu kewajaran. Dengan kata lain harus seragam.
2.5.
Studi Gerakan
Studi gerakan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian agar
gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga
akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja maupun dana.
Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan
lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat
mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan.
Untuk therblig ini tujuan analisisnya adalah sedapat mungkin menghilangkannya.
Mencari merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya
dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga
proses mencari dapat dihilangkan.
b. Memilih (Select)
suatu
Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan
ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih, dan berakhir bila
objek sudah ditemukan.
Batas antara mulai memilih dan akhir dari mencari agak sulit untuk ditentukan
karena ada pembauran pekerjaan di antara dua gerakan tersebut, yaitu gerakan yang
dilakukan oleh mata. Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif
sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini harus dilakukan oleh mata.
c.
Memegang (Grasp)
Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan
menjangkau dan dilanjutakn oleh gerakan membawa. Therblig ini merupakan
gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan
dalam beberapa keadaan masih dapat diperbaiki.
c.
Menjangkau (Reach)
d. Membawa (move)
Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam
gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului
oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan
(position).
Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena itu
faktor-faktor
pindah, dan macamnya. Pengaruh yang lain adalah beratnya beban yang dibawa oleh
tangan.
Dalam beberapa pekerjaan yang memerlukan kombinasi antara tangan dan mata,
waktu yang diperlukan untuk membawa menjadi terpengaruhi oleh waktu yang
diperlukan oleh gerakan mata. Pekerjaan ini sering dijumpai karena pada dasarnya
sewaktu objek sedang dibawa, mata sudah mulai mengarahkan (positioning).
Pertanyaan-pertanyaan
berikut
ini
dapat
dipakai
sebagai
pedoman
untuk
f.
Melepas (Release)
Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang
dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerakan melepas
merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.
Therblig ini mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan
berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini biasanya
didahului oleh gerakan menjangkau.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat dipelajari untuk dijadikan petunjuk dalam
memperbaiki gerakan melepas.
misalnya dengan memberi landasan yang lunak (busa) pada tempat objek setelah
dilepas, sehingga dengan demikian pekerja tidak usah terlalu berhati-hati untuk
melepaskan objek yang dipegangnya.
Apakah setelah melepas beban, tangan atau alat angkut sudah dalam keadaan
yang dioperasikan kembali ?
Bila keadaan tangan sudah siap untuk melakukan gerakan selanjutnya, berarti
kelambatan (idle) diantara tiap gerakan dapat dihindari.
g.
Mengarahkan (Position)
Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu.
Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan
merakit (assembling).
Gerakan ini mulai sejak tangan mengendalikan objek misalnya memutar, menggeser
ke tempat yang diinginkan, dan berakhir pada saat gerakan merakit atau memakai
dimulai.
h. Mengarahkan Sementara (Pre Position)
Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak pada suatu tempat sementara.
Tujuan dari penempatan sementara ini adalah untuk memudahkan pemegangan
apabila objek tersebut akan ditangani kembali. Dengan demikian untuk siklus kerja
berikutnya elemen gerak mengarahkan diharapkan berkurang. Hal ini terjadi karena
objek ynag akan dipegang sudah diposisikan sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam pemakaian selanjutnya.
Therblig ini sering terjadi bersama dengan therblig yang lain seperti mengangkut dan
melepas.
i.
Pemeriksaan (Inspection)
Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat
seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan,
mencium, mendengarkan, dan kadang-kadang merasa dengan lidah.
Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan antara objek dan suatu
standar. Banyak atau sedikitnya waktu yang diperlukan untuk memeriksa, tergantung
pada kecepatan operator untuk menyimpulkan ada tidaknya perbedaan antara objek
dengan standar yang dibandingkan.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam therblig ini dapat berupa pemeriksaan kualitas
seperti baik atau buruknya objek yang ditentukan oleh warnanya, dapat pula berupa
Perakitan (Assemble)
Perakitan adalah gerakan yang menghubungkan satu objek dengan objek yang lain
sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh salah satu
therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas.
Pekerjaan perakitan dimulai bila objek sudah siap dipasang (biasanya setelah
diarahkan) dan berakhir bila sudah tergabung secara sempurna.
k. Lepas Rakit (Disassemble)
Therblig ini merupakan kebalikan dari therblig diatas, di sini dua bagian objek
dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan lepas rakit biasanya didahului oleh
memegang dan dilanjutakan oleh membawa atau biasanya juga dilanjutkan oleh
melepas. Gerakan ini dimulai pada saat pemegang atas objek dan dilanjutkan dengan
usaha memisahkan dan berakhir bila kedua objek telah terpisah secara sempurna.
Biasanya akhir dari lepas rakit merupakan awal dari salah satu gerakan membawa
atau melepas.
i.
Memakai (Use)
Memakai yang dimaksud di sini adalah bila tangan atau kedua-duanya dipakai untuk
menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk gerak ini tergantung
dari jenis pekerjaan dan keterampilan pekerjanya.
Merakit, lepas rakit, dan memakai dapat diperbaiki dengan mempertanyakan hal-hal
ini berikut ini.
Apakah suhu, kelembapan, ventilasi, kebisingan, dan kondisi kerja yang lain
telah memuaskan ?
Apakah ukuran kursi dan meja telah disesuaikan dengan tubuh pekerja ?
2.7.
Ekonomi Gerakan
g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari pada
gerakan yang dikendalikan.
h. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
2.7.2. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Tata Letak
Tempat Kerja.
a. Sebaiknya diusahakan agar bahan dan perlalatan mempunyai tempat yang tetap.
b. Tempatkanlah bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah dan enak untuk
dicapai.
c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dipakai sebaiknya memanfaatkan prinsip
gaya berat.
d. Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah dirancang mekanisme yang baik.
e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya digunakan sedemikian rupa sehingga
alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal
yang menyenangkan.
f. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.
2.7.3. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Perancangan
Alat.
a. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu
kegunaan.
b. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
penyimpanan atau pemegangan.
c.