Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN KERJA

Usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan “qualified”)
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal
dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu kerja merupakan suatu
metode yang digunakan untuk mengukur waktu standar suatu pekerjaan. Secara umum pengukuran
kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung.

1. Jenis pengukuran waktu :


a. secara langsung
 Pengukuranjam henti (stopwatch time study)
 Sampling kerja (work sampling)
b. secara tak langsung
 Data waktu baku (standard data)
 Data waktu gerakan (predetermined time system)

pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, maka yang terbaik
dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat. Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan
waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal, dan
terbaik.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Langsung dan Pengukuran Tidak Langsung


a. pengukuran langsung

kelebihan:

 praktis, mencatat waktu saja tanpa harus menguraikan pekerjaan kedala melemen-
elemen pekerjaannya.

kekurangan:

 dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperoleh data waktu yang banyak tujuannya: hasil
pengukuran yang teliti dana akurat.
 biaya lebih mahal karena harus pergi ketempat dimana pekerjaan pengukuran kerja
berlangsung.

b. pengukuran tidak langsung

kelebihan:

 waktu relatif singkat, hanya mencatat elemen-elemen gerakan pekerjaan satu kali saja.
 biaya lebih murah

kekurangan:

 belum ada data waktu gerakan berupa tabel-tabel waktu gerakan yang menyeluruh dan
rinci.
 tabel yang digunakan adalah untuk orang eropa tidak cocok untuk orang indonesia
 dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk seorang pengamat pekerjaan karena akan
berpengaruh terhadaphasil perhitungan.
 data waktu gerakan harus disesuaikan degan kondisi pekerjaan misal: elemen pekerjaan
kantor tidak sama dengan elemen pekerjaan pabrik.

Hal yang harus dilakukan dalam melakukan pengikuran kerja

1. Menetapkan Tujuan Pengukuran


 Melakukan Penelitian Pendahuluan
Untuk apa pengukuran dilakukan yang akan menentukan berapa tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan. Jika tujuan sampling untuk mendapatkan waktu baku, maka terlebih dahulu harus
mempelajari Kondisi Kerja dan Cara Kerja untuk mengetahui sistem kerjanya, dan jika
ditemukan sistem kerja yang belum baik, maka harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
2. Mempelajari Kondisi Kerja dan Cara Kerja sehingga diperoleh usaha perbaikan
 Membakukan secara tertulis Sistem Kerja yang telah dianggap baik.
 Operator perlu pegangan baku.
3. Memilih Operator
 Memiliki kemampuan normal, dapat bekerja sama dan wajar.
4. Melatih Operator
 Kurva Belajar (Learning Curve)
5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan
 Elemen- elemen kerja dibuat detail dan sesingkat mungkin tapi masih mudah untuk diukur
waktunya dengan teliti.
6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran

 Stopwatch, papan dan lembar pengamatan, kalkulator, alat tulis.


7. Melakukan Pengukuran Waktu

Ada 3 metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan stopwatch, yaitu:
 Continoustiming.
 Repetitive timing/ Snap-back method.
 Accumulative timing menggunakan 2 atau lebih stopwatch yang bekerja bergantian.

Perhitungan Waktu Baku

a. WAKTU BAKU

Waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang
dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu.

Rumus :
WB = WN + 1
1= kelonggaran (allowance)

b. WAKTU SIKLUS
 Waktu penyelesaian satu satuan produk simulasi dari bahan baku mulai diproses ditempat
kerja.
 Merupakan jumlah waktu tiap-tiap elemen kerja.
Rumus :

WS = Σ Xi / N
c. WAKTU NORMAL

Waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-
rata.

Rumus :

WN = WS x p

P = Faktor penyesuaian jika :

P = 1 bekerja wajar P<1 bekerja terlalu lambat P>1 bekerja terlalu cepat

Xi = Jumlah waktu penyelesaian yang teramati

N = jumlah pengamatan yang dilakukan

Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Hal yang dicari dengan melakukan pengukuran-pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya
dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sesuatu yang ideal tentunya
dilakukan pengukuran-pengukuran yang sangat banyak (hingga tak terhingga), karena dengan
demikian diperolah cara yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungkin karena keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan kepastian yang
diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat
banyak.

Pengertian Tingkat Ketelitian

Tingkat ketelitian adalah penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen (dari waktu penyelesaian sebenarnya yang
seharusnya dicari).
Pengertian Tingkat Keyakinan

Tingkat keyakinan adalah besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang didapat memenuhi
syarat ketelitian. Ini pun dinyatakan dalam persen. Misalkan tingkat ketelitian 10% dan tingkat
keyakinan 95%, memberi arti bahwa pengukur membolehkan nilai rata-rata pengukurannya
menyimpang sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil mendapat hal ini
sebesar 95%. Semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, maka akan
semakin banyak pengukuran yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

https://sutrisnoadityo.wordpress.com/2013/10/12/performance-rating/

http://wardanicitra.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pengukuran-kinerja.html
TUGAS PENDAHULUAN

( Pengukuran Kerja )

Dosen :
Annisa Maharani Suyono, S.T.

Identitas Mahasiswa :
Faizal Rachman Saleh (0515104040)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016

Anda mungkin juga menyukai