MODUL 13
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan Rantai Pasok
Perikanan Indonesia (C2)
Menjelaskan (C2) mengenai Perikanan, Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, Jenis Ikan,
Komoditas Perikanan Indonesia, Jenis Komoditas Perikanan yang Berorientasi Ekspor,
Pelelangan Ikan di Indonesia, Kondisi Pasar, Pengelolaan Hasil Laut, Metode Perawatan
dan Penyimpanan di Atas Kapal, Permasalahan Logistik Perikanan Nasional, Pemetaan
Sistem Mobilisasi Produk Perikanan Nasional, Kualitas Produk Perikanan, Kurangnya
Indfrastruktur Pendukung, Jumlah Pelabuhan Perikanan, Jumlah Industri Perikanan, dan
Sistem Logistik Ikan (SLIN)
POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan
2. Perikanan
3. Kapal Perikanan
5. Jenis Ikan
i
9. Kondisi Pasar
ii
1. Pendahuluan
• Indonesia merupakan salah satu Negara yang diakui sebagai lahan sumber daya alam
yang kaya dan melimpah jumlahnya. Selain sumber daya daratan yang berlimpah,
secara geografis 2/3 luas Indonesia dibenami oleh lautan dengan panjang pantai
81.000 km atau setara dengan 14% garis pantai dunia.
• Menjadi Negara yang memiliki kawasan maritim, sebagian besar lautan di Indonesia
terutama Indonesia kawasan timur menjadi lahan subur investasi hasil laut. Sebagian
sudah tereksploitasi, sebagian masih bersifat potensil untuk dimanfaatkan.
• Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut 5,8 juta km2
termasuk Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia memberikan hasil tangkapan pada tahun
2011 sebesar 5,4 juta ton/tahun (Bappenas 2012).
• Potensi sumber daya perikanan tangkap di laut sebesar 6,5 juta ton per tahun dan yang
sudah dimanfaatkan sebesar 5 juta ton lebih.
• Berdasarkan data FAO, pada tahun 2008, Indonesia dengan total ekspor sebesar 5 juta
ton per tahun merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam produksi perikanan
dunia disamping China dan Peru (FAO 2010).
2. Perikanan
Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk
dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian,
perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis
1
3. Kapal Perikanan
Kapal perikanan merupakan kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk
melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan
ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi
perikanan (UU no.31 Th. 2004).
2
a) Alat penangkapan ikan aktif: adalah jenis alat penangkapan iukan yang digerakan
/dioperasikan langsung dengan kapal (trawl, payang, dogol, dll)
b) Alat penangkapan ikan pasif: adalah jenis alat pennagkapan ikan yang dipasang
(setting) sementara di suatu perairan dan diangkat kembali setelah selang waktu
tertentu (gill net, trammel net, drift net, dll)
c) Alat penangkapan ikan statis: adalah jenis alat penangkapan ikan yang ditempatkan
secara menetap untuk jangka waktu yang lama dan dipanen secara rutin pada waktu
tertentu (bagan tancap, bubu, dll)
5. Jenis Ikan
Keberadaan ikan Tuna di Indonesia hampir menyebar di seluruh perairan Indonesia, mulai
dari sepanjang pantai Utara dan Timur Aceh hingga Selat Maluku.
Adapun jenis-jenis ikan Tuna yang berada di Indonesia bisa dijelaskan pada tabel berikut
ini :
Burhanuddin et al. 1984. Suku Scombriade : Tinjauan Mengenai Ikan Tuna, Cakalang, dan
Tongkol. Jakarta : LIPI.
A. Kelompok Ikan
3
• Ikan hidup
• Ikan utuh
• Ikan olahan.
B. Kelompok Udang
• Udang
• Lobster karang
• Lobster
• Udang olahan.
Sumber
:
Sistem
Informasi
Agroindustri
Berorintasi
Ekspor,
Bank
Indonesia
2011
4
Ciri-ciri yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut (Hanafiah dan A.M Saefuddin
1986):
2. Konsumsi hasil perikanan berupa bahan makanan relatif stabil sepanjang tahun. Sifat
demikian ini dihubungkan dengan sifat produksinya yang musiman dan jumlahnya
tidak berketentuan karena pengaruh cuaca, menimbulkan masalah dalam penyimpanan
danpembiayaan;
3. Barang hasil perikanan berupa bahan makanan mempunyai sifat cepat atau mudah
rusak (perishable). Barang-barang hasil perikanan adalah organisme hidup dan
karenanya mudah atau cepat mengalami kerusakan atau pembusukan akibat dari
kegiatan bakteri, enzimatis dan oksidasi. Masalah ini membutuhkan usaha atau
perawatan khusus dalam proses pemasaran guna mempertahankan mutu;
• Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah pasar yang biasanya terletak di dalam
pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut terjadi transaksi
penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang
menjual/melelang ikan darat).
www.mediabpr.com
5
• Biasanya TPI ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan, Koperasi, atau Pemerintah
Daerah. TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: tempat tetap (tidak
berpindah-pindah); mempunyai bangunan tempat transaksi penjualan ikan; ada yang
mengkoordinasi prosedur lelang/penjualan; mendapat izin dari instansi yang
berwenang (Dinas Perikanan/Pemerintah Daerah).
9. Kondisi Pasar
• Pada saat ini Surabaya merupakan pusat logistik ikan laut dengan perkiraan 60% hasil
penangkapan ikan laut didaratkan di sini. Selanjutnya distribusi ikan terbesar dari
Surabaya ke Muara baru Jakarta dilaksanakan melalui jalur darat.
• Masih kompetitifnya industri perikanan di wilayah barat terutama di pulau Jawa seperti
industri perikanan Jakarta, Surabaya, Banyuwangi, dan Makasar yang dapat bekerja
lebih efisien dapat memberikan penawaran bahan baku terhadap lebih tinggi
dibandingkan dengan sentra industri perikanan wilayah timur.
• Proses pengalengan
Pengalengan didefinisikan juga sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak
secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu
wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba
patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan
makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi,
atau perubahan cita rasa.
• Pengeringan
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik
pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin
dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya.
Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan
makanan
6
• Pengasinan
Menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan
makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki
sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau
pembusuk makanan.
Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan
pengeringan.
Perjalanan pengumpulan dan penangkapan tidak terlalu lama. Ember yang mengapung
harus selalu digunakan dalam penangkapan Jika ember dan botol digunakan sebagai
tempat penyimpanan maka harus:
1. Disimpan di dalam laut pada kedalaman 3 meter dengan sirkulasi air yang baik.
3. Segera direndam di dalam air laut yang baru jika ada organisme yang mati di
antaranya.
Jika kantung plastik yang digunakan untuk penyimpanan atau untuk mengirimkan ikan
kembali kepada pembeli maka harus:
1. Memiliki ukuran yang cukup bagi ikan sehingga dapat bergerak bebas.
2. Bersih (bukan plastik bekas), kecuali yang sudah diberi disinfektan secara tepat.
7
1. Sebagai contoh, biaya angkutan komoditas ikan dari Ambon ke Surabaya rata-rata
mencapai Rp 1.800 per kilogram. Anehnya, biaya angkut komoditas ikan dari
China ke Surabaya rata-rata hanya Rp 700 per kg.(www.kkp.go.id )
2. “Kondisi ini yang bisa membuat para industri pengolahan lebih memilih ikan
impor”, Saut P Hutagalung, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
(Dirjen P2HP KKP).
Pemetaan mengenai rute dan saluran distribusi juga tidak secara sepenuhnya terpetakan,
belum adanya suatu rute terintegrasi dan interkoordinasi menjadi penghambat efisiensi
distribusi hasil laut.
8
Masalah pada mutu produk perikanan sebenarnya tak terlepas dari 2 hal penting:
• Pengelolaan hasil laut pada umumnya meliputi efektifitas alat tangkap (jumlah
kapal ikan, jaring, pancing dll) dan penyimpanannya sebelum distribusi.
• Hal ini memungkinkan sulitnya untuk teknologi alat pancing untuk digunakan.
Hasilnya efektifitas penangkapan hasil laut belum sepenuhnya optimal.
2. Teknologi Storage
Teknologi cold storage memiliki 2 elemen penting, panel insulation dan Rigid
Polyurethane Foam, kedua elemen ini kemudian berfungsi untuk menjaga suhu udara
dalam mesin, menetralisir kuman dan bakteri yang melekat pada ikan dan hasil laut
lainnya, dan membiarkan hasil laut tersebut tetap awet dan tahan.
9
1
0
• Sebelumnya pada 2010 ada 3 pabrik pengolahan ikan yang juga kolaps yaitu di Medan,
Lampung, dan Jawa Timur.
• Ditambah lebih lanjut, pabrik pengolahan ikan di Indonesia dewasa ini hanya bisa
menghasilkan 4 ton ikan per hari, masih jauh dari ekspektasi idealnya yakni 10 ton per
hari.
Menurut Direktorat Kelautan dan Perikanan Bappenas, untuk menjembatani akibat faktor
alam yang bersifat musiman dan biaya distribusi yang tinggi pada waktu-waktu tertentu
digagas Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).
Fungsi SLIN:
• Penyangga dan menjamin ketersediaan bahan baku ikan untuk industri perikanan
Sumber: ...
1
1
1
2