Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Metode Analytical Hierarchy Process


2.1.1 Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengann
efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan
mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan
tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel dalam suatu
susunan hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang
pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk
menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
menstrukturkan suatu hierarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan
dengann menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau
prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika
yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai
pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengann perkiraan kita
secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah
dibuat

2.1.1.2 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process


Menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus
dipahami, diantaranya adalah:
1. Membuat hierarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-
elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Persoalan

3
Universitas Widyatama Praktikum Manajemen Persediaan dan Pengendalian
Produksi

skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai


dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandinga bisa diukur
menggunakan tabel analisis seperti pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Keterangan
Kepentingan
1 Kedua elemen sama penting
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
3
elemen yang lainnya
Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen
5
lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada
7
elemen lainnya
Satu elemen mutlak penting daripada elemen
9
lainnya
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang
2,4,6,8
berdekatan
Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan
Kebalikan dengann aktivitas j, maka j memiliki nilai
kebalikannya dibandingkan dengann i.

(Sumber: http://www.sistemphp.com/cara-membuat-matriks-perbandingan-berpasangan-
ahp/)

1. Menentukan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan.
Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan
dengann judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan
prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau
melalui penyelesaian persamaan matematika.

2. Konsistensi logis
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama objek-objek yang serupa bisa

4
Universitas Widyatama Praktikum Manajemen Persediaan dan Pengendalian
Produksi

dikelompokkan sesuai dengann keseragaman dan relevansi. Kedua,


menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
2.2 Metode Rating Point
Metode Rating Point merupakan suatu cara mengungkapkan pernyataan dengan
menggunakan subjek sebagai dasar penentuan nilai skala. Pendekatan ini tidak
diperlukan suatu kelompok pengira (judging group), nilai skala setiap pernyataan tidak
ditentukan oleh derajat favorable masing-masing, akan tetapi ditentukan oleh distribusi
jawaban setuju atau tidak setuju dari kelompok yang akan diukur. Metode ini cocok
untuk variabel konstruk, yang bersifat tipikal, dan sering dipakai untuk variabel sikap.
Perkembangan metode ini dapat dipakai untuk variabel konstruk lainnya, seperti
vanabel motivasi, kepribadian atau locus of control. Metode ini identik dengan matriks
Z yang dikembangkan oleh Djaali dan Mulyono (20w), untuk mencari bobot opsi
terpilih dari butir yang kemungkinan memiliki butir terbaik. Tujuan penentuan nilai
skala dengan deviasi normal adalah untuk memberi bobot tertinggi bagi jawaban paling
favorable dan bobot terendah bagi jawaban yang tidak favorable. Jawaban subjek akan
didapat distribusi frekuensi respon setiap kategori (opsi) pernyataan, yang kemudian
secara kumulatif akan dilihat deviasinya menurut distribusi normal.
2.3 Metode ABC Classification
ABC Analysis adalah sebuah metode yang didasarkan pada menerapakan prinsip
Pareto yaitu 20% dari total item akan mempengaruhi 80 % total pengeluaran per tahun.

5
Universitas Widyatama Praktikum Manajemen Persediaan dan Pengendalian
Produksi

Gambar 2.1.Grafik Pengeluaran pertahun dengan Jumlah Persen Item


(sumber: https://ilmusdm.wordpress.com/2008/01/23/mengenal-konsep-pareto//)
Gambar 2.1 menunjukkan hanya sedikit jumlah obat yang berpengaruh besar terhadap
jumlah pengeluaran per tahun. Metode ABC Analisis ini efektif digunakan untuk
perusahaan dimana item yang dikelola banyak jumlahnya. ABC Analisis klasik
dikelompokkan berdasarkan satu parameter yaitu nilai investasi yang dikeluarkan.
Nilai tersebut dapat diperoleh dari harga per item barang dikalikan dengan jumlah
permintaan selama satu tahun. Berdasarkan golongannya dan tingkat kepentingannya
klasifikasi ABC analisis dibagi menjadi 3 kategori, antara lain adalah sebagai berikut:
a) Kelompok A: kurang dari 80 persen akumulasi dari nilai investasi keseluruhan
b) Kelompok B: 80 -95 persen akumulasi dari nilai investasi keseluruhan
c) Kelompok C: lebih dari100 persen akumulasi dari nilai investasi keseluruhan
Masing-masing kelompok mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda-beda.
Kelompok A mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi, kelompok B mempunyai
tingkat kepentingan yang sedang, dan kelompok C mempunyai tingkat kepentingan
yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai