LANDASAN TEORI
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton
bernama zingeron. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga
100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga
23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5
hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5
hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik
ungu. Tangkai putik berjumlah dua. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500
meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950
meter. Berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per
tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara
tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
Tanaman ini lebih dikenal berkhasiat sebagai pencahar, antirematik, dan peluruh
masuk angin. Rimpang jahe merah mengandung minyak asiri yang terdiri dari
zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool.
Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam
aksolat, dan gingerin. Khasiat umumnya menghangatkan badan, penambah nafsu
makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk angin. Di samping
itu, juga berguna untuk mengatasi radang tenggorokan (bronkitis), rematik, sakit
pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung, meningkatkan stamina, meredakan asma,
mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, dan melancarkan air susu ibu.
2.2 Industri Jahe Ginseng
Jahe merupakan salah satu rempah rempah yang memiliki nilai ekspor cukup tinggi.
permintaan jahe dipasar internasional terus mengalami peningkatan. Hal ini
membuat produktifitas jahe semakin digenjot agar bisa memenuhi permintaan jahe
diluar negeri. Jahe biasanya digunakan untuk campuran makanan dan minuman.
Namun Jahe juga banyak dicari oleh industri farmasi. Pada tahun 2017 ini,
diperkirakan produksi jahe bisa mengalami peningkatan sebesar 10% – 15%
menjadi 170.000 – 180.000 ton dibanding realisasi jahe tahun lalu yang hanya
mencapai 160.000 ton.
Permintaan jahe gajah dipasar ekspor sangat tinggi, di Belanda Saja jahe gajah
digunakan sebagai bahan baku minuman, malah masyarakat Indonesia sendiri yang
jarang mengkonsumsi jahe gajah. Bukan hanya dikonsumsi, Belanda juga menjadi
pengepul jahe gajah untuk kawasan Uni Eropa. Belanda menjual Jahe gajah ke
beberapa negara Eropa dengan harga yang cukup tinggi.
Timbangan
Kemasan
Eriyatno (1999) menyatakan model adalah sebagai suatu perwakilan atau abstrak
dari sebuah objek atau situsi aktual. Model memperlihatkan hubungan-hubungan
lansung maupun tidak lansung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab-akibat.
Oleh karena model merupakan suatu abstraksi dari realita, maka pada wujudnya
kurang lengkap daripada realitas itu sendiri. Model dikatakan lengkap apabila dapat
mewakili berbagai aspek dari realitas yang sedang dikaji.
Marimin (2005) menyatakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri
dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu
tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Ditinjau dari komponen input,
proses, output, suatu sistem dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori sistem yaitu
sistem analisis, sistem desain, dan sistem kontrol.
Sistem dinamik pertama kali diperkenalkan oleh Jay W. Forrester di
Massachussetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1950-an, merupakan
suatu metode pemecahan masalah-masalah kompleks yang timbul karena adanya
kecenderungan sebab-akibat dari berbagai macam variabel di dalam sistem. Metode
sistem dinamik pertama kali diterapkan pada permasalahan manajemen seperti
fluktuasi inventori, ketidakstabilan tenaga kerja, dan penurunan pangsa pasar suatu
perusahaan. Hingga saat ini aplikasi metode sistem dinamik terus berkembang
semenjak pemanfaatannya dalam bidang-bidang sosial dan ilmu-ilmu fisik.
Model diartikan sebagai suatu penggambaran dari suatu sistem yang telah dibatasi.
Sistem yang dibatasi ini merupakan sistem yang meliputi semua konsep dan
variabel yang saling berhubungan dengan permasalahan dinamik (dynamic
problem) yang ditentukan (Rhichardson dan Pugh, 1986).
Berikut karakteristik model yang dikembangkan dengan sistem dinamik :
Permasalahan dalam sistem dinamik dilihat tidak disebabkan oleh pengaruh dari
luar namun dianggap disebabkan oleh struktur internal sistem. Tujuan metodologi
sistem dinamik berdasarkan filosofi kausal (sebab akibat) adalah mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem (Asyiawati, 2002).
Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan masalah yang dimulai dengan
identifikasi dan analisis kebutuhan serta diakhiri dengan sistem operasi yang
efektif. Pendekatan sistem ini memiliki beberapa unsur antara lain adanya
metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan, bersifat multidisiplin dan
terorganisir, mampu berfikir secara non-kuantitatif, menggunakan model
matematika, teknik simulasi dan optimasi, serta dapat diaplikasikan dengan
komputer (Eriyatno, 1999).Tahapan dalam pendekatan sistem adalah :
a. Identifikasi dan definisi masalah
b. Konseptualisasi sistem
c. Formulasi model
d. Simulasi model
e. Analisa kebijakan
f. Implementasi kebijakan
Tahapan dalam pendekatan sistem ini diawali dan diakhiri dengan pemahaman
sistem dan permasalahannya sehingga membentuk suatu lingkaran tertutup.
CLD terdiri dari variabel yang saling berhubungan dengan tanda panah
menandakan pengaruh penyebab diantara variabel. Tanda panah pada diagram
diberi tanda (+) atau (-) tergantung pada hubungan yang terjadi apakah positif atau
negatif. Tanda (+) digunakan untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara dua
faktor yang berubah dalam arah yang sama. Sedangkan tanda (-) digunakan jika
hubungan yang terjadi antara dua faktor tersebut berubah dalam arah yang
berlawanan (Muhammadi et al, 2001).
BAB III
METODE PENELITIAN
(Sumber: http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Journal/Inasea/Vol%
208%20No%201%20April%202007/06_artikel%20nunung.pdf)
B. Stock and Flow
JP_Sachet_Dom HP_Sachet_Eks
HP_Sachet_Dom JP_Sachet_Eks
Pj_Sachet_Dom
Pj_Sachet_Eks
Level_Nilai_Penjualan
Nilai_Penjualan
(Sumber: http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Journal/Inasea/Vol%
208%20No%201%20April%202007/06_artikel%20nunung.pdf)
C. Model Matematika
PJ_Dus_Eks = HP_Dus_Eks (4.500) * JP_Dus_Eks (10.000)
PJ_Sachet_Eks = HP_Sachet_Eks (1850) * JP_Sachet_Eks (50.000)
PJ_Top_Eks = HP_Top_Eks (7100) * JP_Top_Eks (20.000)
Flow = NP_Domestik (1.411.000.000) + NP_Sirup (24.000.000)+ NP_Sereal
(240.000.000)
Flow1 = PJ_Dus_Eks (45.000.000) + PJ_Sachet_Eks (92.500.000) + PJ_Top_Eks
(147.600.000)