TAHUN 2020
KEADAAN
PERMASALAHAN
TUJUAN
CARA MENCAPAI TUJUAN
PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN
PERIKANAN
KEADAAN
PERIKANAN TANGKAP
1. Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan pada Perikanan Perairan Darat
2. Pelaksanaan Logbook Penangkapan Ikan
3. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Perintis dan Tempat Pelelangan Ikan Higienis
4. Bantuan Sarana Penangkapan Ikan
5. Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN)
6. Kelompok Usaha Bersama yang Meningkat Kapasitas Kelembagaannya
7. Fasilitasi Sertifikasi Hak Atas Tanah (SeHAT) Nelayan
8. Penataan Kampung Nelayan Padat Karya Tunai
PERIKANAN BUDIDAYA
1. Bantuan Benih dan Calon Induk Ikan
2. Gerakan Pakan Mandiri
3. Bantuan Sarana Prasarana Produksi
4. Bantuan Sarana Minapadi
5. Bantuan Sarana Bioflok
6. Bantuan Excavator
7. Pengelolaan Irigasi Perikanan Partisipatif (PITAP)
8. Asuransi Usaha Budidaya
9. Bantuan Kebun Bibit Rumput Laut
PENGELOLAAN RUANG LAUT
1. Penanaman mangrove dan vegetasi pantai
2. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT)
3. Gerakan Cinta Laut (GITA LAUT)
4. Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR)
5. Bantuan Sarana Prasarana PUGaR
6. Survei Nilai Tukar Petambak Garam
7. Masyarakat Hukum Adat
8. Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
9. Pengelolaan Jenis Ikan
10. Bantuan Dermaga
11. Bantuan Sarana Ekonomi Produktif
12. Bantuan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (Kompak)
13. Bantuan Sarana Prasarana Wisata Bahari
14. Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu
KARANTINA IKAN
1. Pengendalian/Pengawasan jenis ikan yang dilarang dan bersifat invasive
2. Unit usaha perikanan yang memenuhi standar dalam penerapan biosecurity (Cara
Karantina yang baik)
3. Pengawasan mutu hasil perikanan domestik
4. Unit Penanganan dan/atau Pengolahan Ikan yang menerapkan sistem traceability
5. Supplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB)
6. Pelaku Usaha (UPI) yang memenuhi persyaratan ekspor (sertifikasi HACCP)
PERMASALAHAN
PERIKANAN TANGKAP
1. Produksi Perikanan Tangkap masih rendah;
2. Masih ada nelayan yang menggunakan Alat Penangkapan Ikan (API) yang dilarang;
3. Belum semua nelayan kecil mendapatkan perlindungan asuransi;
4. Masih terbatasnya jumlah bidang lahan milik nelayan yang tersertifikasi
5. Masih terbatasnya jumlah KUB yang meningkat kapasitasnya;
6. Kondisi kampung nelayan pada umumnya tidak higienis, kumuh dan tidak sehat;
7. Kurangnya pemahaman dan kepatuhan nelayan dan pemangku kepentingan terhadap regulasi
kebijakan tentang perikanan tangkap (alat tangkap ramah lingkungan, BBM untuk nelayan,
permodalan, illegal fishing, batas wilayah penangkapan/WPP, perizinan, dan transhipment).
1. Pemanfaatan potensi lahan perikanan budidaya belum optimal. Dari total potensi lahan perikanan budidaya
sebesar 13,73 juta hektar (setelah penetapan 22 Perda RZWP3K), tingkat pemanfaatannya masih rendah,
dimana total lahan eksisting hanya 1,2 juta hektar atau 8,71%.
2. Kompetensi SDM pembudidaya ikan skala kecil masih rendah, dimana pembudidaya belum siap untuk adaptif
terhadap startup aplikasi bisnis yang semakin dinamis. Selain itu, SDM yang memiliki kompeten masih terbatas
untuk membuat formulasi pakan yang bermutu dan murah dan mengoperasionalkan mesin pakan.
3. Permodalan usaha budidaya skala kecil terbatas dan sulit diakses. Hal ini karena pembudidaya skala kecil masih
belum bankable karena beresiko tinggi dan siklus bisnis lama, sehingga jaminan keberlanjutan usaha masih
rendah.
PERIKANAN BUDIDAYA 4. Masih terbatasnya ketersediaan sarana perikanan budidaya yang memadai.
5. Kelembagaan pembudidaya ikan masih lemah. Pokdakan banyak yang belum berbadan hukum sehingga tidak
dapat mengakses bantuan pemerintah. Selain itu, Pokdakan menggunakan lahan budidaya yang belum jelas
status legalitasnya / belum tersertifikasi. Masih rendahnya akses pelaku utama/usaha perikanan terhadap
permodalan dalam meningkatkan skala usahanya;
6. Manajemen pengendalian penyakit dan lingkungan lemah. Aktivitas perikanan budidaya intensif seringkali
tidak memperhatikan daya dukung lahan dan mengabaikan keberlanjutan lingkungan, seperti pada kegiatan
budidaya dengan padat tebar tinggi di perairan umum, tambak, dan laut, sehingga akan menyebabkan
pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas air. Akibatnya, ikan / udang lebih mudah terkena penyakit dan
penyebarannya penyakit terjadi secara cepat
7. Kurang tertatanya infrastruktur di kawasan budidaya seperti saluran irigasi (primer, sekunder, tersier), jalan
produksi, dan wadah budidaya (kolam, KJA) sehingga menurunkan tingkat produktivitas perikanan budidaya
8. Penetapan zonasi kawasan perikanan budidaya belum diimplementasikan secara konsisten dan perlu
diintegrasikan dengan sektor lain. Terjadi konflik penggunaan lahan dan air antara kegiatan perikanan
budidaya dengan pengguna lain (rumah tangga, industri, pertanian);
9. Kurangnya sosialisasi penerapan teknologi kepada pembudidaya, sehingga pembudidaya sulit menangkap
teknologi inovatif terbaru
PENGELOLAAN RUANG LAUT 1. Rendahnya penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil
secara berkelanjutan untuk mensejahterakan masyarakat.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam pengembangan usaha perikanan di wilayah pesisir,
perbatasan dan pulau-pulau kecil.
3. Belum tersedianya data produksi garam yang menjadi acuan nasional.
4. Masih rendahnya produktivitas lahan dan kualitas produksi garam rakyat.
5. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan data yang akurat dan aktual
dalam penghitungan NTPG sebagai penentu tingkat kesejahteraan petambak garam.
6. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang menjaga kelestarian sumberdaya laut, pesisir dan
pulau-pulau kecil akibat aktifitas manusia di daratan dan perairan yang kurang terkendali.
7. Kurangnya pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi masyarakat yang telah menerima
bantuan pemerintah dalam mendukung kegiatan ekonomi masyarakat dan pengawasan
konservasi.
1. Rendahnya pengetahuan pelaku usaha KP skala mikro kecil dalam mengakses permodalan
2. Lokasi produksi yang terfragmentasi belum didukung dengan sistem logistik ikan yang efisien
3. Mutu produk Olahan Perikanan Skala UMKM yang rendah serta tantangan untuk memenuhi
standar mutu internasional
4. Potensi pasar global yang belum sepenuhnya dikembangkan
5. Ancaman gizi buruk anak Indonesia (stunting) serta upaya pemenuhan angka protein dari ikan
6. Masih terbatasnya penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran inovatif oleh pelaku usaha
PENGAWASAN SDKP
1. Belum optimalnya peran POKMASWAS dalam mendukung pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan;
2. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap kepemilikan ikan spesies invasif
atau ikan berbahaya sehingga masih memelihara/membudidayakan/menjual;
3. Kegiatan Destructive fishing yang masih tinggi dan kurangnya pemahaman nelayan
terhadap bahaya destructive fishing;
4. Masih banyaknya nelayan Indonesia yang ditangkap oleh negara tetangga karena
melintas batas pada saat melakukan kegiatan penangkapan ikan;
KARANTINA IKAN
1. Rendahnya pelaku usaha perikanan yang belum memahami jenis ikan yang dilarang dan
bersifat invasif serta dampak negatifnya dari jenis ikan tersebut
2. Belum sepenuhnya Unit usaha perikanan memenuhi standar dalam penerapan biosecurity
(Cara Karantina yang baik)
3. Kualitas mutu hasil perikanan domestik (pasar, TPI, PPI,centra perikanan dll) belum
sepenuhnya sesuai dengan standar mutu
4. Belum sepenuhnya Unit Penanganan dan/atau Pengolahan Ikan yang menerapkan sistem
traceability
5. Belum sepenuhnya Supplier hasil perikanan menerapkan prinsip Cara Penanganan Ikan
Yang Baik (CPIB)
6. Perlu dilakukan peningkatan jumlah pelaku usaha (UPI) yang memenuhi persyaratan ekspor
(mempunyai sertifikasi HACCP)
1. Rendahnya pengetahuan pelaku utama/usaha perikanan
terhadap akses permodalan;
2. Rendahnya pengetahuan pelaku utama/usaha perikanan terhadap
akses pasar.
BADAN RISET DAN SDM 3. Rendahnya pengetahuan pelaku utama/usaha perikanan terhadap
KELAUTAN PERIKANAN
akses teknologi inovatif dan terekomendasi
4. Rendahnya pemahaman pelaku utama/usaha perikanan mengenai
tata kelola administrasi kelompok dalam pengembangan usaha
kelompok;
5. Sedikitnya jumlah kelompok pelaku utama/usaha perikanan yang
mandiri;
6. Rendahnya pemahaman pelaku utama/usaha perikanan terhadap
pentingnya pendirian koperasi;
7. Materi pelatihan belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat perikanan
8. Belum optimalnya pemanfaatan hasil riset;
9. Belum terbangunnya diseminasi hasil riset
TUJUAN
PERIKANAN TANGKAP
1. Peningkatan produktifitas penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan;
2. Optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan dan pengendalian penangkapan ikan dalam mendukung keberlanjutan sumber daya
ikan;
3. Peningkatan fasilitasi semua nelayan kecil untuk mendapatkan perlindungan asuransi;
4. Peningkatan jumlah lahan milik nelayan yang tersertifikasi;
5. Peningkatan kemampuan KUB agar lebih berdaya saing;
6. Peningkatan jumlah pemukiman nelayan yang layak huni;
7. Peningkatan kepatuhan nelayan dan pengusaha perikanan tangkap terhadap regulasi kebijakan tentang perikanan tangkap.
PERIKANAN BUDIDAYA
1. Pengembangan kluster kawasan berbasis komoditas unggulan yang dilaksanakan secara berkelanjutan
2. Meningkatkan kemampuan SDM perikanan budidaya melalui kegiatan penyuluhan dan pendampingan teknis
3. Menyediakan sarana input produksi yang berkualitas;
4. Meningkatkan akses pelaku utama/usaha perikanan terhadap permodalan;
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana perbenihan (BBI/BBIP/BBUG) melalui penyediaan SDM yang terampil;
6. Menyediakan prasarana/infrastruktur yang memadai lokasi budidaya;
7. Memfasilitasi badan hukum Pokdakan dan pendirian koperasi;
8. Mengimplementasikan zonasi kawasan perikanan budidaya secara konsisten;
9. Peningkatan kesadaran pelestarian lingkungan budidaya.
PENGELOLAAN RUANG LAUT
1. Peningkatan penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat melalui mekanisme perizinan.
2. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana perikanan dalam pengembangan usaha perikanan di wilayah perbatasan dan pulau-
pulau kecil serta dalam pengembangan usaha perikanan untuk masyarakat pesisir.
3. Penyediaan data produksi garam yang menjadi acuan nasional.
4. Peningkatan produktivitas lahan dan tercapainya target produksi garam rakyat.
5. Penghitungan Indeks Diterima dan Indeks Berbayar, sebagai indikator tingkat kesejahteraan Petambak Garam.
6. Peningkatan pemahaman kesadaran masyarakat terkait dengan kelestarian sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil.
7. Peningkatan pendampingan dan kapasitas SDM masyarakat penerima bantuan pemerintah dan/atau calon penerima bantuan
pemerintah dalam upaya mendukung kegiatan ekonomi masyarakat dan pengawasan konservasi.
KARANTINA IKAN
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyebaran jenis ikan yang dilarang dan bersifat
invasif
2. Meningkatnya jumlah Unit usaha perikanan yang memenuhi standar dalam penerapan Biosecurity
(Cara Karantina yang baik)
3. Meningkatnya pelaku usaha perikanan dalam pengendalian kualitas mutu hasil perikanan untuk
konsumsi domestik (pasar, centra perikanan dll)
4. Meningkatnya jumlah Unit Penanganan dan/atau Pengolahan Ikan yang menerapkan sistem
traceability
5. Meningkatnya jumlah Supplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB)
6. Meningkatnya jumlah Pelaku Usaha (UPI) yang memenuhi persyaratan ekspor (sertifikasi HACCP)
BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
1. Melakukan pendampingan sebanyak 41.000 kelompok
2. Meningkatkan Kelas Kelompok sebanyak 1.500 kelompok
3. Menumbuhkan kelompok pelaku utama/usaha perikanan sebanyak 2.000 kelompok
4. Melakukan pembinaan UMKM Perikanan sebanyak 6.500 unit
5. Melakukan pembinaan koperasi sektor perikanan sebanyak 60 unit
6. Melakukan pendampingan kegiatan Bantuan Pemerintah sektor Kelautan dan Perikanan agar
tepat sasaran
7. Membangun diseminasi hasil riset dengan menjadikan hasil riset inovatif menjadi bahan untuk
penyusunan kurikulum, modul pendidikan dan pelatihan.
8. Membangun hilirisasi hasil riset melalui unit percontohan dan kegiatan Teknologi Adaptif Lokasi
(TAL)
CARA MENCAPAI TUJUAN PERIKANAN TANGKAP
PELAKSA
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PJ PIHAK TERKAIT
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
Pendampingan Teroperasionalkann Koperasi Pertemuan 300 unit 16 Provinsi dan 34 Kab/Kota; Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
terhadap ya kapal bantuan Kelompok Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Desember Perikanan membidangi
operasional kapal dan Belitung, Lampung, Bengkulu, Banten, Jawa Timur, Maluku, 2020 Perikanan
bantuan Kunjungan Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara,
Gorontalo.
Pendampingan Memastikan Koperasi Pertemuan 50 unit Maluku dan Maluku Utara Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
identifikasi dan tepatnya penerima Kelompok Desember Perikanan membidangi
penyaluran bantuan bantuan mesin dan 2020 Perikanan
mesin kapal kapal perikanan Kunjungan
perikanan
Produksi Perikanan Tangkap masih Sosialisasi Operasionalnya TPI Nelayan Pertemuan 1 lokasi Kota Palembang - Sumatera Selatan Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
1
rendah pembangunan TPI pada perikanan Kelompok Desember Perikanan membidangi
pada Perikanan perairan darat dan 2020 Perikanan
Perairan Darat Kunjungan
Pendampingan Terpusatnya Nelayan Pertemuan 4 lokasi SKPT: PP Merauke, PP Natuna, PP Sebatik, PP Saumlaki Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
Sentra Kelautan kegiatan nelayan di Kelompok Desember Perikanan membidangi
dan Perikanan sentra kelautan dan dan 2020 Perikanan
Terpadu perikanan Kunjungan
Sosialisasi Terpusatnya Nelayan Pertemuan 1 lokasi PP Cikidang, Pangandaran, Jawa Barat Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
pengembangan kegiatan nelayan di Kelompok Desember Perikanan membidangi
pelabuhan pelabuhan dan 2020 Perikanan
perikanan perikanan Kunjungan
Pendampingan Penangkapan ikan Koperasi/KUB/ Pertemuan 2.000 paket 21 Provinsi dan 65 Kab/Kota; Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
Identifikasi dan menggunakan alat Nelayan Kelompok Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Jawa Desember Perikanan membidangi
Masih ada nelayan yang penyaluran bantuan penangkapan ikan dan Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Bangka Belitung,, Lampung, 2020 Perikanan
2 menggunakan Alat Penangkapan Ikan Alat Penangkapan ramah lingkungan Kunjungan Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Papua,
(API) yang dilarang Ikan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan
Sumatera Utara
Pendampingan Memastikan Nelayan Pertemuan 170.000 orang 34 Provinsi dan 386 Kab/Kota Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
Asuransi Nelayan tepatnya penerima Kelompok (150.000 orang Desember Perikanan membidangi
Belum semua nelayan kecil
3 bantuan asuransi dan APBN, 20.000 2020 Perikanan
mendapatkan perlindungan asuransi
nelayan dan Kunjungan mandiri)
nelayan terlindungi
Pendampingan Teridentifikasinya Nelayan Pertemuan 15.000 bidang 25 Provinsi dan 143 Kab/Kota Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
Identifikasi Sertifikat Calon Penerima Kelompok Desember Perikanan membidangi
Hak Atas Tanah Calon Lokasi dan 2020 Perikanan
Masih terbatasnya jumlah bidang
4 (SEHAT) Nelayan (CPCL) bantuan Kunjungan
lahan milik nelayan yang tersertifikasi
Sertifikat Hak Atas
Tanah (SEHAT)
Nelayan
Fasilitasi KUB agar KUB yang KUB / Pertemuan 2.120 kelompok 34 Provinsi Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
Masih terbatasnya jumlah KUB yang meningkat meningkat Koperasi Kelompok Desember Perikanan membidangi
5
meningkat kapasitasnya kapasitas kapasitas dan 2020 Perikanan
kelembagaannya kelembagaannya Kunjungan
Pendampingan Terfasilitasinya Nelayan Pertemuan 40 lokasi Aceh, Bali, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DI Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
Penataan Kampung kegiatan penataan Kelompok Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Desember Perikanan membidangi
Kondisi kampung nelayan pada
Nelayan Padat kampung nelayan dan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, 2020 Perikanan
6 umumnya tidak higienis, kumuh dan
Karya Tunai padat karya tunai Kunjungan Lampung, NTB, NTT, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat,
tidak sehat
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
Kurangnya pemahaman dan Pendampingan Tersosialisasikanny Nelayan Pertemuan 11 WPP 11 Pelabuhan Perikanan : PPS Belawan, PPS Bungus, PPS Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
kepatuhan nelayan dan pemangku Operasionalisasi a Lembaga Kelompok Cilacap, PPN Pemangkat, PPS Nizam Zachman, PP Untia, Desember Perikanan membidangi
kepentingan terhadap regulasi Lembaga Pengelola dan PPS Kendari, PPN Ambon, PPS Bitung, PPN Ternate dan 2020 Perikanan
kebijakan tentang perikanan tangkap Pengelola Perikanan WPPNRI Kunjungan PPN Tual
7 (alat tangkap ramah lingkungan, BBM Perikanan WPPNRI
untuk nelayan, permodalan, illegal Penyampaian Tersosialisasikanny Nelayan Pertemuan 4.400 unit 34 Provinsi Januari- Penyuluh DJPT Dinas yang
fishing, batas wilayah kewajiban logbook a kewajiban Kelompok Desember Perikanan membidangi
penangkapan/WPP, perizinan, dan penangkapan ikan pengisian logbook dan 2020 Perikanan
transhipment) penangkapan ikan Kunjungan
CARA MENCAPAI TUJUAN PERIKANAN BUDIDAYA
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
1 Pembangunan sektor KP belum Survei, Januari-
Pendampingan Sentra DJPB,
menyentuh Pelaku utama Meningkatkan produksi Pertemuan Desember Dinas yang membidangi
Kelautan Perikanan Pembudidaya ikan 3 lokasi Rote Ndao, Sumba Timur, Sabang Penyuluh DJPB
dan/atau pelaku usaha KP daerah pembudidaya ikan Kelompok, dan 2020 Perikanan
Terpadu (SKPT) Perikanan
perbatasan pendampingan
Survei, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Januari-
- Pembangunan/rehab DJPB,
Pertemuan Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi Selatan, DIY, Desember Dinas yang membidangi
Sarpras UPR/HSRT 60 Unit Penyuluh DJPB
Kelompok, dan Jambi, Riau, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, 2020 Perikanan
Perikanan
pendampingan Kalimantan Selatan, Papua
Survei, Januari-
DJPB,
Pertemuan Desember Dinas yang membidangi
- Benih dan calon induk 216,7 juta ekor 34 Provinsi Penyuluh DJPB
Kelompok, dan 2020 Perikanan
Perikanan
pendampingan
Jawa Barat, Banten, Lampung, Jawa Tengah, Januari-
Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera Utara, Desember
Bengkulu, Aceh, Riau, Kep. Riau, Bangka Belitung, 2020
Survei,
Sumatera Barat, Jambi, DIY, Kalimantan Utara, DJPB,
Pertemuan Dinas yang membidangi
- Bioflok 251 paket Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Penyuluh DJPB
Kelompok, dan Perikanan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Perikanan
pendampingan
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo,
Maluku Utara, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua, Papua
Barat
Survei, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Januari-
DJPB,
Pertemuan Sumatera Barat, Banten, Sulawesi Selatan, Desember Dinas yang membidangi
- Minapadi 200 paket Penyuluh DJPB
Kelompok, dan Kalimantan Timur, Maluku 2020 Perikanan
Perikanan
pendampingan
Survei, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Januari-
- Model Usaha Ikan Hias DJPB,
Pertemuan Lampung, Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Desember Dinas yang membidangi
Masih terbatasnya ketersediaan Ramah Lingkungan Menyediakan sarana 100 paket Penyuluh DJPB
Kelompok, dan DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, 2020 Perikanan
2 sarana perikanan budidaya yang untuk Masyarakat input produksi yang Pembudidaya ikan pendampingan Perikanan
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku
memadai berkualitas
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Januari-
Survei,
Jambi, Bengkulu, DI Yogyakarta, Sumatera Barat, Desember DJPB,
- Mesin pakan mandiri Pertemuan Dinas yang membidangi
60 paket Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, 2020 Penyuluh DJPB
dan bahan baku Kelompok, dan Perikanan
Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Papua, Papua Perikanan
pendampingan
Barat, Sulawesi Selatan
Survei, Januari-
DJPB,
Pertemuan Desember Dinas yang membidangi
- Bantuan Pakan Mandiri 1500 ton 34 Provinsi Penyuluh DJPB
Kelompok, dan 2020 Perikanan
Perikanan
pendampingan
Survei, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Januari-
DJPB,
- Percontohan Pakan Pertemuan Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Desember Dinas yang membidangi
28 paket Penyuluh DJPB
Alami Kelompok, dan Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan 2020 Perikanan
Perikanan
pendampingan Selatan
Lampung, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Banten, Januari-
Survei, Sulawesi Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Desember DJPB,
- Kebun Bibit Rumput Pertemuan Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi 2020 Dinas yang membidangi
80 unit Penyuluh DJPB
Laut Kultur Jaringan Kelompok, dan Perikanan
tenggara, Bali, NTB, Kep. Riau, NTT, Maluku, Maluku Perikanan
pendampingan Utara, Papua Barat, Papua, Gorontalo
Lampung, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Banten, Januari-
Survei,
Sulawesi Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Desember DJPB,
- Bantuan bibit rumput Pertemuan Dinas yang membidangi
200.000 kg Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi 2020 Penyuluh DJPB
laut Kelompok, dan Perikanan
tenggara, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Perikanan
pendampingan
Papua Barat, Papua, Gorontalo
Lanjutan Cara Mencapai Tujuan Perikanan Budidaya
Januari-
Pembudidaya Desember
Kurangnya modal untuk Fasilitasi akses Penyuluh
6 memperoleh tambahan Pembudidaya ikan Pendampingan 34 provinsi 2020
peningkatan skala usaha permodalan Perikanan
modal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
Pem berian 20 kelom pok 10 KKPN dan 8 KKPD*) Apr-Nop 2020 UPT lingkup DJPRL
s arana DJPRL; dan
pras arana Direktorat
Kons ervas i
Stim ulas i dan
Mas ih kurangnya Keanekaraga
pengelolaan Kelom pok
kapas itas dan s arana Meningkatkan kapas itas m an Hayati Dinas yang
dan m as yarakat
1 pras arana m as yarakat kelom pok m as yarakat Laut m em bidangi Kelautan
pem anfaatan penggerak
s ebagai m itra pengelolaan penggerak kons ervas i Penyuluhan 20 kelom pok 10 KKPN dan 8 KKPD*) Apr-Nop 2020 Penyuluh DJPRL dan Perikanan
kawas an kons ervas i
kons ervas i tentang Kelautan dan
kons ervas i
kons ervas i; Perikanan
Pendam pingan
pem anfaatan
s arana
pras arana
Pem berian 1000 Ha Feb-Des 2020 Direktorat DJPRL
s arana Jas a Kelautan
pras arana
4 Data produks i garam Pendataan Mem peroleh data dan Petam bak Kerjas am a KKP 8 kali Mei-Des 2020 DJPRL DJPRL BPS Pus at
s ebagai acuan nas ional produks i garam inform as i tentang garam garam rakyat & BPS; (bulanan)
61 kab/kota : Aceh Bes ar, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan,
belum tepat waktu nas ional s ebagai landas an Penyus unan
Aceh Utara, Aceh Tim ur, Bireuen, Pidie, Pidie Jaya (Aceh ),
penyus unan kebijakan m etodologi
Serang (Banten), Karawang, Indram ayu, Cirebon,
dan perencanaan pendataan; dan
Pangandaran (Jabar), Brebes , Jepara, Dem ak, Pati,
pem bangunan kelautan Pengolahan
Rem bang, Cilacap, Purworejo, Kebum en(Jateng ),
data
Kulonprogo, Gunung Kidul (DIY),Tuban, Lam ongan, Gres ik,
Kota Surabaya, Sidoarjo, Pas uruan, Kota Pas uruan,
Probolinggo, Bangkalan, Sam pang, Pam ekas an, Sum enep
(Jatim), Buleleng, Karangas em , Klungkung (Bali ), Lom bok
Barat, Lom bok Tengah, Lom bok Tim ur, Sum bawa, Bim a,
Kota Bim a (NTB), Manggarai, Nagekeo, Ende, Flores Tim ur,
Lem bata, Alor, Sum ba Tim ur, Sabu Raijua, Rotendao,
Kupang, Tim or Tengah Utara (NTT), Kep. Selayar,
Pangkajene Kepulauan, Takalar, Jeneponto (Sulsel ),
Pohuwato (Gorontalo) dan Kota Palu (Sulteng)
Kerjas am a KKP 6 kali 10 kab/kota : Aceh Utara, Aceh Tim ur (Aceh), Cirebon Juli-Des 2020 DJPRL DJPRL BPS Pus at
& BPS; (bulanan) (Jabar), Pati, Rem bang (Jateng), Lam ongan, Sam pang,
Mem peroleh data dan Penyus unan Sum enep (Jatim), Lom bok Barat dan Bim a (NTB)
inform as i tentang harga Petam bak m etodologi
tertim bang kom oditas garam rakyat, pendataan; dan
Belum ters edianya data Penghitungan
garam di tingkat pedagang Pengolahan
indikator kes ejahteraan Nilai Tukar
5 produs en, dan harga barang data
petam bak garam yang Petam bak Survei 6 kali (data 10 kab/kota : Aceh Utara, Aceh Tim ur (Aceh), Cirebon Juli-Des 2020 Penyuluh DJPRL Dinas yang
tertim bang barang m odal
ters tandar Garam (NTPG) pengum pulan bulanan) (Jabar), Pati, Rem bang (Jateng), Lam ongan, Sam pang, Kelautan dan m em bidangi Kelautan
m odal untuk produks i produks i
garam s ebagai variabel garam data harga Sum enep (Jatim), Lom bok Barat dan Bim a (NTB) Perikanan dan Perikanan
pem bentuk NTPG garam dan
barang m odal
ke res ponden
CARA MENCAPAI TUJUAN PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KP
PELAKSA
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PJ PIHAK TERKAIT
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
Gerakan Meningkatkan jumlah konsumsi ikan di masyarakat Masyarakat umum, Penyuluhan 34 provinsi 34 provinsi Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Memasyarakatkan siswa sekolah, ibu massal, Promosi, Desember dan dan Dinas yang
Makan Ikan menyusui Bazar, Lomba - 2020 Penyuluh membidangi
(Gemarikan) lomba Perikanan perikanan
Penyuluhan dan Penyediaan sarana dan prasarana kuliner ikan adalam Masyarakat umum, Penyuluhan dan 2 unit Kabupaten Garut dan Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
pendampingan pasca rangka mendorong peningkatan konsumsi Ikan pedagang kuliner pendampingan Kabupaten Jayapura Desember dan Dinas yang
Pembangunan Sentra masyarakat, meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha berbahan bakun ikan 2020 membidangi
Kuliner perikanan, serta mendukung pengembangan pariwisata perikanan
Rendahnya tingkat konsumsi ikan daerah
masyarakat antara lain disebabkan
oleh beberapa faktor antar lain faktor Penyuluhan dan Sarana prasarana pemasaran produk perikanan yang Masyarakat umum, Penyuluhan dan 4 unit Kabupaten Donggala, Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
sosial budaya, kurangnya pendampingan pasca tidak hanya berfungsi sebagai sarana transaksi, namun pedagang ikan pendampingan Kabupaten Muna, Desember dan Dinas yang
pengetahuan mengenai manfaat Pembangunan Pasar juga merupakan showcase/etalase bagi produk-produk Kabupaten Sumbawa dan 2020 membidangi
1 Ikan Bersih unggulan, bersih, dan berkualitas untuk meningkatkan Kabupaten Prabumulih perikanan
makan ikan maupun tingkat
penerimaan akan produk perikanan konsumsi ikan
yang belum menjangkau daerah-
daerah tertentu, serta daya beli Penyuluhan dan pemberikan perlengkapan pasar ikan yang pengelola pasar ikan, penyuluhan dan 25 paket tersebar di 20 provinsi (24 Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
masyarakat yang masih rendah pendampingan pasca diperuntukan bagi para pengelol pasar ikan dan pedagang ikan pendampingan kab/kota) Desember dan Dinas yang
pemberian pedagang untuk menjaga sanitasi dan hygiene pasar 2020 membidangi
Perlengkapan ikan perikanan
pedagang pasar ikan
Penyuluhan dan Memudahkan konsumen yang jauh dari pesisir untuk pedagang ikan penyuluhan dan 50 paket Tersebar di 8 provinsi (15 Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
pendampingan pasca memperoleh ikan yang berkualitas pendampingan kabupaten/kota) Desember dan Dinas yang
pemberian sarana 2020 membidangi
pemasaran bergerak perikanan
roda 2 / roda 3
Pendampingan pasca UPI skala kecil-menengah dengan mutu produk yang Pelaku usaha Pendampingan 2.250 34 Provinsi Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Jumlah usaha mikro-kecil KP yang penerbitan Sertifikat terstandar pengolahan hasil sertifikat Desember dan Dinas yang
telah memiliki Sertifikasi Kelayakan Keayakan Pengolahan perikanan 2020 membidangi
2
Pengolahan masih rendah (dibawah (SKP) bagi Unit perikanan
1%) Pengolahan Ikan (UPI)
skala kecil-menengah
Pendampingan Meningkatkan mutu atau kesegaran ikan Pelaku utama/usaha Pendampingan 100 Paket Tersebar di 12 Provinsi Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Rendahnya tingkat pengetahuan para Identifikasi penerima perikanan (30 kab/kota) Desember dan Dinas yang
3 pelaku usaha pengolahan usaha bantuan dan 2020 membidangi
mikro-kecil terkait standar mutu Penyaluran Sarana perikanan
Pengolahan
Pendampingan Mempertahankan mutu atau kesegaran ikan Pelaku utama/usaha Pendampingan 300 unit Tersebar di 21 Provinsi Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Keterbatasan sarana dan prasarana Identifikasi penerima perikanan (73 kab/kota) Desember dan Dinas yang
4 pengolahan dan Sistem Rantai Dingin bantuan dan 2020 membidangi
(SRD) Penyaluran Chest perikanan
Freezer
Pendampingan pasca Mempertahankan mutu sekaligus mengurangi loses Pelaku utama/usaha Pendampingan 6 unit Kab. Aceh Barat Daya, Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
pembangunan gudang ikan dengan menyediakan sarana penyimpanan perikanan Kab. Buru Selatan, Kota Desember dan Dinas yang
beku berpendingin Jayapura, Kab. Sorong, 2020 membidangi
kab. Donggala, Kota perikanan
Baubau
Pendampingan Mempertahankan mutu sekaligus mengurangi loses Pelaku utama/usaha Pendampingan 41 unit Tersebar di 16 Provinsi Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Disparitas sentra produksi ikan
Identifikasi penerima ikan dengan menyediakan sarana pengangkutan ikan perikanan Desember dan Dinas yang
dengan industri dan pasar, mahalnya
bantuan dan berpendingin 2020 membidangi
5 biaya logistik, minimnya sarana dan
Penyaluran mobil perikanan
prasarana logistik ikan serta loses ikan
berpendingin (mobil
yang masih tinggi
berefrigrasi)
Pendampingan Meningkatkan mutu atau kesegaran ikan Pelaku utama/usaha Pendampingan 25 unit Tersebar di 14 Provinsi Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Identifikasi penerima perikanan (25 kab/kota) Desember dan Dinas yang
bantuan dan 2020 membidangi
Penyaluran Ice Flake perikanan
Machine 1,5 Ton
Pendampingan pada Menciptakan wirausaha baru yang tangguh di bidang masyarakat umum pendampingan 200 Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
Pemanfaatan akses permodalan yang
kegiatan penumbuhan kelautan dan perikanan wirausaha Desember dan Dinas yang
6 belum optimal bagi para pelaku usaha
wirausaha baru bidang baru 2020 membidangi
kelautan dan perikanan
kelautan dan perikanan perikanan
Pembangunan sektor KP belum Pendampingan Sentra Meningkatkan produksi ikan Pelaku utama KP Survei, Pertemuan 2 lokasi Biak, Mimika Januari- DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan
menyentuh Pelaku utama dan/atau Kelautan Perikanan Kelompok, dan Desember dan Dinas yang
7
pelaku usaha KP daerah perbatasan Terpadu (SKPT) pendampingan 2020 membidangi
perikanan
CARA MENCAPAI TUJUAN PENGAWASAN SDKP
PELAKSAN
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PJ PIHAK TERKAIT
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
1 Belum optimalnya peran Pembinaaan kepada Meningkatkan Kelompok Pembinaan 1010 34 Provinsi Januari- - DJ PSDKP DJPSDKP Dinas Kelautan dan
POKMASWAS dalam Kelompok peranan kelompok Masyarakat dan kelompok Desember dan Perikanan Provinsi
mendukung pengawasan Masyarakat masyarakat Pengawas penyuluhan 2020 - Penyuluh
sumber daya kelautan dan Pengawas pengawas dalam (POKMASWAS) Kelautan
perikanan (POKMASWAS) membantu dan
pengawasan SDKP Perikanan
2 Kurangnya pemahaman Penyadartahuan/pem Meningkatkan Masyarakat, Kunjungan 11 Provinsi - Provinsi Sumareta Utara Januari- Penyuluh DJPSDKP Dinas Kelautan dan
masyarakat terhadap berian pemahaman pedagang ikan penyuluhan - Provinsi Kep. Riau Desember Kelautan Perikanan Provinsi
kepemilikan ikan spesies pemahaman/sosialis masyarakat terhadap hias - Provinsi Bangka Belitung 2020 dan
invasif atau ikan berbahaya asi terhadap terhadap kepemilikan - Provinsi Lampung Perikanan
kepemilikan ikan ikan spesies invasif - Provinsi Banten
spesies invasif atau atau ikan berbahaya - Provinsi DKI Jakarta
ikan berbahaya - Provinsi Jawa Barat
- Provinsi Jawa Timur
- Provinsi Sulawesi Utara
- Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Provinsi Papua
3 Masih maraknya destructive Penyadartahuan/pem Meningkatkan Masyarakat dan Kunjungan, 5 Provinsi - Provinsi Nusa Tenggara Timur Januari- - DJ PSDKP DJPSDKP Dinas Kelautan dan
fishing dan kurangnya berian pemahaman kepada nelayan sosialisasi, - Provinsi Sulawesi Tenggara Desember dan Perikanan Provinsi
pemahaman nelayan pemahaman/sosialis masyarakat dan penyadartahu - Provinsi Sulawesi Tengah 2020 - Penyuluh
terhadap bahaya destructive asi kepada nelayan nelayan akan bahaya an kepada - Provinsi Nusa Tenggara Barat Kelautan
fishing tentang larangan destructive fishing masyarakat - Provinsi Sulawesi Selatan dan
destuctive fishing yang merusak dan nelayan Perikanan
sumber daya ikan serta
dan lingkungannya penyebaran
materi melalui
media
4 Masih banyaknya nelayan Penyadartahuan/pem Meningkatkan Nelayan di Kunjungan, 2 Provinsi - Provinsi Sumatera Utara (Deli Serdang dan Januari- - DJ PSDKP DJPSDKP Kemenlu dan Dinas KP
Indonesia yang ditangkap berian pemahaman pemahaman wilayah sosialisasi, Kota Medan) Desember dan Provinsi
oleh negara tetangga karena kepada nelayan masyarakat nelayan perbatasan penyadartahu - Provinsi Nusa Tenggara Timur 2020 - Penyuluh
melintas batas negara pada tentang larangan untuk tidak melintasi an kepada Kelautan
saat melakukan kegiatan melintas batas batas ke negara nelayan di dan
penangkapan ikan negara pada saat tetangga pada saat perbatasan Perikanan
melakukan kegiatan melakukan kegiatan serta
penangkapan ikan penangkapan ikan penyebaran
materi melalui
media
CARA MENCAPAI TUJUAN RISET DAN SDM
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
1). Analisis
Meningkatkan
Kompetensi yang dimiliki oleh kebutuhan
kompetensi h aparatur
aparatur KP belum sepenuhnya pelatihan; Balai Diklat Aparatur Jawa Barat, dan beberapa
Pendidikan dan KP sesuai kebutuhan Januari- BDA Dinas yang membidangi
2 sesuai dengan kebutuhan Aparatur KP 2). Pelaksanaan 2.280 lokasi UPT lingkup KKP Puslatluh KP
pelatihan aparatur KP kompetensi yang November Sukamandi perikanan
kompetensi yang dipersyaratkan pelatihan;
dipersyaratkan dalam
dalam jabatan 3). Evaluasi
jabatan
pasca pelatihan.
Meningkatkan
1). Kunjungan
kemampuan kelompok
Kemandirian kelompok dalam pembinaan;
menjadi mandiri dalam
menjalankan usaha khususnya 2). Latihan dan
Pendampingan menjalankan usaha Kelompok pelaku 34 provinsi Januari- Penyuluh Dinas yang membidangi
3 belum seluruhnya mampu dukungan 41.000 Puslatluh KP
kelompok pelaku utama khususnya terkait utama/usaha KP Desember Perikanan perikanan
mengakses permodalan, pasar, fasilitasi
dengan akses
dan teknologi pendampingan
permodalan, pasar, dan
legalitas usaha
teknologi
1). Kunjungan
pembinaan;
Pemahaman pelaku utama/usaha Pelaku utama
2). Latihan dan
perikanan mengenai tata kelola memperoleh manfaat Pelaku
Pembentukan Kelompok dukungan 34 provinsi Januari- Penyuluh Dinas yang membidangi
4 administrasi kelompok dalam sebagai anggota utama/Pelaku 2.000 Puslatluh KP
pelaku utama/usaha KP fasilitasi Desember Perikanan perikanan
pengembangan usaha kelompok kelompok pelaku usaha KP
pendampingan
mash terbatas utama/usaha KP
legalitas
kelompok
Meningkatkan
Kunjungan
kemampuan kelompok
pembinaan,
menjadi mandiri dalam
Jumlah kelompok pelaku Peningkatan kelas Pelaku latihan dan
menjalankan usaha 34 provinsi Januari- Penyuluh Dinas yang membidangi
5 utama/usaha perikanan yang Kelompok pelaku utama/Pelaku dukungan 1.500 Puslatluh KP
khususnya terkait Desember Perikanan perikanan
mandiri masih terbatas utama/usaha KP usaha KP fasilitasi
dengan akses
pendampingan
permodalan, pasar, dan
kelas kelompok
teknologi
1). Identifikas i/
Bas eline s urvey
;
2). Penyus unan
1) Peningkatan Produks i
m odel;
Sum berdaya Ikan Belida
3).
Melalui Pen Sis tem
Im plem entas i
2) - Inovas i Teknologi
m odel
Perikanan (INTAN)
Pelaku (Introduks i dan Muara Enim (Sum atera Selatan)
Teknologi Has il Ris et Udang Galah & Padi di Juni,Oktober, Pus at Ris et Pus at Ris et
utam a/Pelaku pendam pingan 3 Banyum as (Jawa Tengah)
Perikanan Lahan Sawah Novem ber Perikanan Perikanan
us aha KP penerapan Cilacap (Jawa Tengah)
3) - Aplikas i Teknologi
m odel di
Alat Pencacah Tulang
lapangan);
dan Kepala Ikan
4). Monitoring
(Shredder) untuk
res pon (adops i,
Pengolahan Tepung Ikan
difus i);
5). Kajian
Pem anfaatan has il ris et belum dam pak
optim al
1). Studi literatur;
2). Audiens i
m engenai
us aha garam
rakyat;
3). Menentukan
lokas i peletakan
Pem atangan Teknologi alat dan pros es
Adaptif Lokas i Paket produks i;
Penerapan Teknologi Pelaku
Teknologi Pengolahan 4). Pem buatan Oktober- Pus at Ris et Pus at Ris et
Adaptif Lingkungan (TAL) utam a/Pelaku 1 Pam ekas an (Jawa Tim ur)
Garam untuk dan pengadaan Novem ber Kelautan Kelautan
Kelautan us aha KP
m enghas ilkan Garam alat produks i;
Olahan Berkualitas 5).
Pengem bangan
s is tem produks i
m elalui
pendam pingan
produks i
dilokas i.
1). Identifikas i,
validas i data &
inform as i,
2). Uji
coba/eks perim e
Penrapan teknologi n di
Penerapan Teknologi Balai Bes ar Balai Bes ar
pengolahan produk laboratorium &
Has il Ris et Pengolahan Pelaku Ris et Ris et
kepada pengguna dalam lapang, Tulungagung (Jatim )
Produk Kelautan dan utam a/Pelaku 1 Februari Bioteknologi Bioteknologi
rangka m eningkatkan 3). Tanah Bum bu (Kals el)
Perikanan us aha KP Kelautan dan Kelautan dan
kualitas dan kuantitas Publikas i/dis em i
Perikanan Perikanan
produk yang dihas ilkan nas i/s os ialis as i
teknologi,
4) Penulis an
pelaporan
kegiatan s ecara
berkala
CARA MENCAPAI TUJUAN KARANTINA IKAN
PELAKSAN
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PJ PIHAK TERKAIT
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
1 Rendahnya pelaku usaha Pendampingan Meningkatnya kesadaran Pelaku Sosialisasi, 94 34 provinsi Januari- UPT BKIPM Pusat KLH
perikanan yang belum Pengendalian/Pengawa masyarakat terhadap penyebaran utama/Pelaku usaha koordinasi, evaluasi, Desember dibantu oleh Karantina
memahami jenis ikan yang san jenis ikan yang jenis ikan yang dilarang dan bersifat KP pendampingan 2020 Penyuluh Ikan,
dilarang dan bersifat invasif dilarang dan bersifat invasif dengan pelaku Perikanan BKIPM
serta dampak negatifnya dari invasif usaha
jenis ikan tersebut
2 Belum sepenuhnya Unit Pendampingan Unit Meningkatnya jumlah Unit usaha Pelaku Sosialisasi, 425 34 provinsi Januari- UPT BKIPM Pusat Dinas yang
usaha perikanan memenuhi usaha perikanan yang perikanan yang memenuhi standar utama/Pelaku usaha koordinasi, evaluasi, Desember dibantu oleh Karantina membidangi perikanan
standar dalam penerapan memenuhi standar dalam penerapan Biosecurity (Cara KP pendampingan 2020 Penyuluh Ikan,
biosecurity (Cara Karantina dalam penerapan Karantina yang baik) dengan pelaku Perikanan BKIPM
yang baik) biosecurity (Cara usaha
Karantina yang baik)
3 Kualitas mutu hasil perikanan Pendampingan Meningkatnya pelaku usaha Pelaku Sosialisasi, 80 34 provinsi Januari- UPT BKIPM Pusat Dinas perdagangan
domestik (pasar, TPI, Pengawasan mutu hasil perikanan dalam pengendalian utama/Pelaku usaha koordinasi, evaluasi, Desember dibantu oleh Pengendalia (penerapan tatakelola
PPI,centra perikanan dll) perikanan domestik kualitas mutu hasil perikanan untuk KP pendampingan 2020 Penyuluh n Mutu, pemasaran hasil
belum sepenuhnya sesuai konsumsi domestik (pasar, centra dengan pelaku Perikanan BKIPM perikanan), Dinas PU
dengan standar mutu perikanan dll) usaha (penyedia sarana dan
prasarana pemasaran
hasil perikanan)
4 Belum sepenuhnya Unit Pendampingan Unit Meningkatnya jumlah Unit Pelaku Sosialisasi, 200 34 provinsi Januari- UPT BKIPM Pusat Dinas yang
Penanganan dan/atau Penanganan dan/atau Penanganan dan/atau Pengolahan utama/Pelaku usaha koordinasi, evaluasi, Desember dibantu oleh Pengendalia membidangi perikanan
Pengolahan Ikan yang Pengolahan Ikan yang Ikan yang menerapkan sistem KP pendampingan 2020 Penyuluh n Mutu,
menerapkan sistem menerapkan sistem traceability dengan pelaku Perikanan BKIPM
traceability traceability usaha
5 Belum sepenuhnya Supplier Pendampingan Supplier Meningkatnya jumlah Supplier yang Pelaku Sosialisasi, 100 34 provinsi Januari- UPT BKIPM Pusat Dinas yang
hasil perikanan menerapkan yang menerapkan Cara menerapkan Cara Penanganan Ikan utama/Pelaku usaha koordinasi, evaluasi, Desember dibantu oleh Pengendalia membidangi perikanan
prinsip Cara Penanganan Penanganan Ikan Yang Yang Baik (CPIB) KP pendampingan 2020 Penyuluh n Mutu,
Ikan Yang Baik (CPIB) Baik (CPIB) dengan pelaku Perikanan BKIPM
usaha
6 Perlu dilakukan peningkatan Pendampingan Pelaku Meningkatnya jumlah Pelaku Usaha Pelaku Sosialisasi, 780 34 provinsi Januari- UPT BKIPM Pusat Dinas yang
jumlah pelaku usaha (UPI) Usaha (UPI) yang (UPI) yang memenuhi persyaratan utama/Pelaku usaha koordinasi, evaluasi, Desember dibantu oleh Pengendalia membidangi perikanan
yang memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan ekspor (sertifikasi HACCP) KP pendampingan 2020 Penyuluh n Mutu,
ekspor (mempunyai ekspor (sertifikasi dengan pelaku Perikanan BKIPM
sertifikasi HACCP) HACCP) usaha
TERIMA KASIH