2009
MUKADIMAH
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan penyuluhan yang
efektif dan efisien diperlukan kelembagaan independen
sebagai mitra kerja pemerintah dalam merumuskan kebijakan
dan strategi penyuluhan pertanian. Sesuai Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan, Pasal 10 Ayat (1), kelembagaan
tersebut pada tingkat nasional adalah Komisi Penyuluhan
Nasional (KPN); pasal 12 ayat ( 1) pada tingkat Provinsi adalah
Komisi Penyuluhan Provinsi (KPP); dan pasal 14 ayat (1) pada
tingkat Kabupaten/Kota adalah Komisi Penyuluhan Kabupaten/
Kota (KPKK). Untuk selanjutnya, Komisi Penyuluhan Nasional
dalam lingkup sektor Pertanian disebut Komisi Penyuluhan
Pertanian Nasional (KPPN).
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta dilandasi
oleh kesadaran dan keinginan luhur untuk mengabdi kepada
Bangsa dan Negara demi mencapai masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, diharapkan KPPN, KPP dan KPKK dapat bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
I.
NAMA
Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional atau disingkat
KPPN, adalah kelembagaan independen yang dibentuk
oleh Menteri Pertanian.
II.
ORGANISASI
KPPN terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris dan
anggota.
III.
TUJUAN
Memberi masukan kepada pemerintah melalui Menteri
Pertanian tentang segala sesuatu untuk penguatan dan
kelancaran pelaksanaan serta pengembangan fungsi
penyuluhan pertanian dalam mencapai keberhasilan
pembangunan pertanian.
IV.
STATUS
Sebagai unsur kelembagaan independen di bidang
penyuluhan pertanian yang membantu Menteri Pertanian.
V.
KEANGGOTAAN
1.
- Petani/kontaktani;
- Penyuluh pertanian;
- Peneliti pertanian;
- Swasta/usahawan di bidang pertanian;
- Pejabat Departemen Pertanian;
- Pakar mandiri.
2.
3.
4.
5.
Struktur :
- KPPN dipimpin oleh seorang ketua, seorang
wakil ketua dan seorang sekertaris;
- Ketua, wakil ketua dan sekretaris merangkap
sebagai anggota;
- Semua anggota KPPN adalah anggota penuh
yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama.
VI.
TUGAS
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan, Pasal 10 Ayat (2) Komisi Penyuluhan
Pertanian Nasional mempunyai tugas memberikan
masukan kepada Menteri Pertanian sebagai bahan
penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan
pertanian, dengan rincian sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
VII.
TANGGUNG JAWAB
KPPN bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.
VIII.
WEWENANG
KPPN mempunyai wewenang untuk :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
X.
DUKUNGAN FASILITAS
Dalam menjalankan tugasnya, KPPN difasilitasi oleh
Departemen Pertanian melalui badan yang menangani
penyuluhan pertanian dengan:
X.
1)
2)
3)
4)
Memimpin rapat/pertemuan;
Mengarahkan kegiatan;
Menyampaikan rekomendasi/saran-saran/
masukkan dan laporan tahunan/akhir tugas
kepada Menteri Pertanian.
2.
Rapat/pertemuan
a. Jenis rapat
3.
Rapat Pleno;
Rapat Khusus;
Frekuensi rapat
a. Rapat Pleno diselenggarakan sekurangkurangnya 1 (satu) bulan sekali;
b. Rapat Khusus diselenggarakan dengan
mengundang pihak-pihak terkait apabila ada
keperluan atau masalah yang mendesak;
c. Rapat Tim Kerja diselenggarakan sesuai
keperluan.
4.
Prosedur rapat
a. Rapat dapat diselenggarakan dalam 1 (satu)
hari atau beberapa hari berturut-turut sesuai
keperluan;
6.
Tim Kerja
a. Tim kerja dibentuk berdasarkan kesepakatan
rapat pleno dan bertanggung jawab kepada
rapat pleno;
b. Tim kerja diberikan tugas khusus untuk
membantu tugas-tugas KPPN;
c. Tim kerja dapat terdiri dari anggota KPPN dan
atau pihak luar sesuai kebutuhan;
10
Narasumber
Rapat pleno atau rapat khusus dapat mengundang
narasumber yang mempunyai informasi atau
keahlian yang diperlukan.
8.
9.
Pelaporan
a. KPPN wajib menyampaikan laporan kepada
Menteri Pertanian sekurang-kurangnya setiap
4 (empat) bulan sekali.
b. KPPN membuat laporan tahunan yang
disampaikan kepada Menteri Pertanian;
11
PENUTUP.
Statuta KPPN disusun dan disepakati oleh Rapat Pleno
KPPN setelah adanya Keputusan Menteri Pertanian
Nomor: 1655/Kpts/OT.160/12/2008 tentang Komisi
Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN).
Ditetapkan
: di Jakarta
Sekretaris,
13
14
LAMPIRAN 1
PEDOMAN
PEMBENTUKAN KOMISI PENYULUHAN PROVINSI
(KPP)
Untuk konsistensi dan kemudahan pembentukan Komisi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di tingkat
provinsi yang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan Provinsi
(KPP), berikut adalah bahan pertimbangan untuk penyusunan
pedoman pembentukan KPP.
I.
NAMA
Komisi Penyuluhan Provinsi atau disingkat KPP, adalah
kelembagaan independen yang pembentukannya
ditetapkan oleh gubernur.
II.
ORGANISASI
KPP terdiri dari ketua, wakil Ketua, sekretaris, wakil
sekretaris dan anggota.
III.
TUJUAN
Memberi masukan kepada pemerintah provinsi tentang
segala sesuatu untuk penguatan dan kelancaran
pelaksanaan serta pengembangan fungsi penyuluhan
untuk mencapai keberhasilan pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
15
IV.
STATUS
Sebagai unsur kelembagaan independen di bidang
penyuluhan yang membantu pemerintah provinsi.
V.
KEANGGOTAAN
1)
16
b.
Peneliti Pertanian/perikanan/kehutanan;
c.
d.
e.
Penyuluh pertanian/perikanan/kehutanan;
f.
g.
h.
2)
3)
4)
Masa Tugas:
5)
a.
b.
Struktur:
a.
b.
c.
d.
17
VI.
TUGAS :
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,
pasal 12 ayat (2) Komisi Penyuluhan Provinsi mempunyai
tugas memberikan masukan kepada pemerintahan
provinsi sebagai bahan penyusunan kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan
dengan rincian sebagai berikut :
18
1.
2.
3.
4.
VII.
TANGGUNG JAWAB
KPP bertanggung jawab kepada gubernur.
VIII. WEWENANG
KPP mempunyai wewenang untuk :
1.
2.
3.
4.
5.
19
6.
IX.
DUKUNGAN FASILITAS
Dalam menjalankan tugasnya, KPP difasilitasi oleh
Pemerintah Provinsi melalui Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
Kelembagaan penyuluhan tingkat provinsi berupa:
X.
1.
2.
3.
4.
20
a.
b.
Memimpin rapat/pertemuan;
21
c.
22
d.
e.
Memberikan saran/rekomendasi/
masukan kepada ketua KPP baik di
dalam rapat maupun di luar rapat yang
berhubungan dengan kebijakan dan
strategi pengembangan penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan;
dan
23
2.
Rapat / pertemuan
a.
3.
4.
24
Jenis rapat
Rapat Pleno;
Rapat Khusus;
Frekuensi rapat
a.
b.
c.
b.
5.
6.
Tim Kerja
a.
b.
c.
d.
e.
Narasumber
Rapat pleno atau rapat khusus dapat mengundang
narasumber yang mempunyai informasi atau
keahlian yang diperlukan.
7.
25
8.
9.
26
b.
c.
Pelaporan
a.
b.
c.
Kesekretariatan
a.
b.
Panitera;
2)
Tim perumus;
Komisi Penyuluhan Provinsi
10.
c.
d.
e.
Pendanaan
a.
b.
c.
27
28
LAMPIRAN 2
PEDOMAN
PEMBENTUKAN KOMISI PENYULUHAN
KABUPATEN/KOTA (KPKK)
Untuk konsistensi dan kemudahan pembentukan Komisi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di tingkat
kabupaten/kota yang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan
Kabupaten/Kota (KPKK), berikut adalah bahan pertimbangan
untuk penyusunan pedoman pembentukan KPKK.
I.
NAMA
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota atau disingkat KPKK,
adalah kelembagaan independen yang pembentukannya
ditetapkan oleh bupati/walikota.
II.
ORGANISASI
KPKK terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil
sekretaris dan anggota.
III.
TUJUAN
Memberi masukan kepada pemerintah kabupaten/kota
tentang segala sesuatu untuk penguatan dan kelancaran
pelaksanaan serta pengembangan fungsi penyuluhan
untuk mencapai keberhasilan pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan di tingkat kabupaten/kota.
29
IV.
STATUS
Sebagai unsur kelembagaan independen di bidang
penyuluhan yang membantu pemerintah kabupaten/kota.
V.
KEANGGOTAAN
1)
30
b.
Peneliti pertanian/perikanan/kehutanan;
c.
d.
e.
Penyuluh pertanian/perikanan/kehutanan;
f.
g.
h.
3)
4)
Masa tugas:
5)
a.
b.
Struktur :
a.
b.
c.
31
d.
VI.
TUGAS
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,
pasal 14 ayat (2) Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
mempunyai tugas memberikan masukan kepada
pemerintah kabupaten/kota sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan strategi penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan dengan rincian sebagai berikut :
32
1.
2.
VII.
3.
4.
TANGGUNG JAWAB
KPKK bertanggung jawab kepada bupati/walikota.
VIII. WEWENANG
KPKK mempunyai wewenang untuk :
1.
2.
3.
33
IX.
4.
5.
6.
DUKUNGAN FASILITAS
Dalam menjalankan tugasnya, KPKK difasilitasi oleh
pemerintah kabupaten/kota melalui Sekretariat Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/lembaga penyuluhan tingkat kabupaten/kota
berupa:
34
1.
2.
X.
3.
4.
Memimpin rapat/pertemuan;
35
b.
c.
36
d.
Memberikan saran/rekomendasi/
masukan kepada ketua KPKK baik di
dalam rapat maupun di luar rapat yang
berhubungan dengan kebijakan dan
strategi pengembangan penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan;
dan
37
2.
Rapat / pertemuan
a.
3.
4.
Jenis rapat
Rapat Pleno;
Rapat Khusus;
Frekuensi rapat
a.
b.
c.
38
b.
5.
6.
Tim Kerja
a.
b.
c.
d.
e.
Narasumber
Rapat Pleno atau Rapat Khusus dapat mengundang
narasumber yang mempunyai informasi atau
keahlian yang diperlukan.
7.
39
8.
9.
40
b.
c.
Pelaporan
a.
b.
c.
Kesekretariatan
a.
b.
Panitera;
2)
Tim perumus;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
11.
c.
d.
e.
Pendanaan
a.
b.
c.
41
42