Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN MAGANG PROFESIONAL DKP3 (DINAS

KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN


PERIKANAN) KABUPATEN MAJALENGKA
Gia Chairunisa
150610180017
BAB 1
PENDAHULUAN
Mengapa Harus Magang?
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
Mahasiswa. Pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas
pada teori dan praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas,
agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul
di dunia kerja, maka Mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja
secara langsung di instansi/lembaga yang relevan dengan program
pendidikan yang diikuti, sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di
perguruan tinggi, Mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman
yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja
untuk diaplikasikan pada dunia kerja yang sebenarnya.
Tujuan Magang
1. Mahasiswa mengenal dan mampu memahami teknik dan praktek budidaya tanaman (on
farm), pasca panen (off farm), dan kegiatan penyuluhan.
2. Mahasiswa memahami dunia kerja atau kewirausahaan agribisnis secara komprehensif mulai
dari subsistem agribisnis hulu (upstream), subsistem produksi usahatani (on farm), subsistem
penanganan dan pengolahan hasil (downstream) dan subsistem pendukung (supporting
system).
3. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk memahami pelibatan masyarakat/kemitraan yang
terjalin antara perusahaan dengan masyarakat, baik dalam bentuk tanggung jawab sosial
kemasyarakatan (CSR), pemberdayaan masyarakat maupun pembinaan.
4. Mahasiswa mampu merancang dan mengelola agribisnis berkelanjutan.

5. Mahasiswa mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi.


BAB 2
KEADAAN UMUM
TEMPAT MAGANG
sEJARAH pERUSAHAAN
Sejak Tahun 1950 sampai dengan sekarang organisasi Dinas Ketahanan
Pangan Pertanian dan Perikanan telah beberapa kali mengalami perubahan
nomenklatur. Adapun nomenklatur dinas pertanian dan perikanan sejak
berdirinya sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut :

1. JAWATAN PERTANIAN RAKYAT → Tahun 1950 s.d. 1970


2. DINAS PERTANIAN → Tahun 1971 s.d. 1982
3. DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN → Tahun 1983 s.d. 2000
4. DINAS PERTANIAN → Tahun 2001 s.d. 2009
5. DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN → Tahun 2009 s.d. 2019
6. DINAS KETAHANAN PANGAN PERTANIAN DAN PERIKANAN
→ Tahun 2020 s.d. Sekarang
VISI DAN MISI DINAS DKP3
1. Visi:

Mewujudkan Tata Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat Majalengka yang RELIGIUS,


ADIL, HARMONIS dan SEJAHTERA pada Tahun 2023.

2. Misi:

a. Mengembangkan kemandirian dan profesionalisme sumber daya manusia;


b. Mengembangkan komoditas unggulan dalam kawasan sentra-sentra produksi;
c. Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk pertanian;
d. Meningkatkan sarana dan prasarana usaha pertanian;
e. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Majalengka yang bahagia lahir
dan batin.
LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS
Wilayah Kabupaten Majalengka dengan luas 120.420 Ha pada dasarnya
memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan yang dapat
dioptimalkan untuk kemajuan pembangunan ekonomi. Guna mencapai
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan maka potensi sektor pertanian dan
perikanan perlu dioptimalkan dan diarahkan pada upaya mewujudkan
pertanian dan perikanan yang lestari dan maju untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 Kecamatan yang terbagi atas
343 kelurahan. Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : landai atau dataran rendah, berbukit
dan bergelombang, dan perbukitan terjal. Jenis tanah yang ada di wilayah
Kabupaten Majalengka ada beberapa macam antara lain yaitu Aluvial,
Regosol, Grumosol, Asosiasi Mediteran Coklat, Asosiasi Podsolik dan
Hidromorf Kelabu
WILAYAH KERJA
Wilayah kerja meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Majalengka
yang terdiri dari 26 Kecamatan dan 343 Kelurahan, yang
meliputi luas wilayah 1.204,24 Km2 dengan rata-rata kepadatan
mencapai 1.084,07 Jiwa/Km2 menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Majalengka tahun 2020. Jumlah tersebut terdiri
atas 656.386 jiwa laki-laki dan 649.090 jiwa perempuan. Adapun
jumlah penduduk kelompok usia belum produktif (0-14 tahun)
mencapai 291 ribu jiwa.
KETENAGAKERJAAN
1. Kepala Dinas;
6. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, membawahkan:
2. Sekretariat, membawahkan:
a. Seksi Pembibitan, Produksi, dan Pemasaran;
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet.
b. Sub Bagian Keuangan dan; 7. Bidang Perikanan, membawahkan:
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan. c. Seksi Perikanan Budidaya;
3. Bidang Ketahanan Pangan, membawahkan: d. Seksi Pengembangan Usaha Perikanan.

a. Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan; 8. Bidang Penyuluhan, membawahkan:

b. Seksi Distribusi, Cadangan Pangan dan Analisis Harga e. Seksi Kelembagaan dan Ketenagaan
Pangan; f. Seksi Metode dan Informasi.

c. Seksi Konsumsi Dan Keamanan Pangan. 9. UPT, terdiri atas:

4. Bidang Tanaman Pangan, membawahkan: g. UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BBTPH)
a. Seksi Padi; h. UPT Balai Benih dan Pengembangan Produksi Ikan
b. Seksi Palawija. (BBPPI)
i. UPT Pasar Ternak Regional dan Rumah Potong Hewan
5. Bidang Hortikultura dan Perkebunan, membawahkan: (PTR dan RPH)
a. Seksi Produksi Hortikultura; j. UPT Balai Pembibitan dan Pengembangan Produksi Ternak
(BPPPT)
b. Seksi Produksi Perkebunan;
10. Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Seksi Pasca Panen, Pengolahan Hasil Hortikultura dan
Perkebunan.
TUGAS DAN FUNGSI
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka mempunyai
tugas pokok membantu Bupati Kabupaten Majalengka dalam menyelenggarakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang pangan, bidang pertanian, dan bidang
perikanan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan
Perikanan Kabupaten Majalengka mempunyai fungsi :
1. Perumusan dan penetapan program kerja, kebijakan teknis di Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian, dan Perikanan;

2. Pelaksanaan program kerja dan kebijakan teknis di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan
Perikanan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan;

4. Pelaksanaan administrasi di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati Kabupaten Majalengka terkait dengan
tugas dan fungsinya.
POTRET KINERJA DINAS DKP3
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2019 yang
dijabarkan dalam Peraturan Bupati Kabupaten Majalengka Nomor 18 Tahun 2020 tanggal
2 Januari 2020 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka, Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian urusan Pemerintah Bidang Pangan, Pertanian, dan Perikanan berdasarkan asas
otonomi dan pembantuan yang diserahkan oleh Bupati Kabupaten Majalengka.
Untuk mengukur sejauh mana capaian kinerja program dan kegiatan tahun 2019
sekaligus menganalisis kemungkinan faktor yang menjadi penghambat kinerja kegiatan
maka dalam hal ini dilakukan evaluasi capaian sasaran strategis dengan mengukur capaian
indikator kinerja serta membandingkan target akhir Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka Tahun 2018-2023.
Sumber Daya Dinas DKP3
Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas
dan fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan, dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintahan di masa mendatang adalah pemerintahan yang cerdas, yang mampu
menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan
inovatif dengan orientasi pada kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang cerdas hanya
bisa diwujudkan jika aparaturnya cerdas.
Terkait dengan hal tersebut di atas, jumlah aparatur Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka berdasarkan data dari Sub-Bagian Umum
dan Kepegawaian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka
sampai dengan Tahun 2020 berjumlah 158 orang. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan
Perikanan Kabupaten Majalengka melaksanakan fungsi Pelayanan di Bidang Pangan,
Pertanian dan Perikanan.
BAB 3
PELAKSAAN
MAGANG
BENTUK KEGIATAN MAGANG
Pelaksanaan kegiatan magang di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan
Kabupaten Majalengka Meliputi kegiatan di lapangan serta penyusunan laporan akhir.
Kegiatan lapangan yang kami lakukan antara lain:
1. Kegiatan Monitoring Posluhdes desa Cibunut.
2. Mengikuti kegiatan monitoring provinsi di BPPP.

3. Wawancara ketua kelompok tani Mekarmulya untuk mendapatkan informasi


mengenai komoditas cabai.

4. Wawancara penyuluh terkait sistem pendekatan terhadap petani agar petani mau
berkelompok.
PROSEDUR WAKTU KERJA
❏ Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka memiliki
prosedur kerja yang berpatok kepada jam kerja umum, sehingga Mahasiswa harus
mengikuti prosedur kerja yang ada. Waktu kerja di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan
Perikanan Kabupaten Majalengka dalam satu minggu dilakukan selama 2 hari diakibatkan
Majalengka darurat Covid-19 (Zona Merah) maka dilakukan pembatasan masuk kerja.
❏ Prosedur pakaian saat di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten
Majalengka adalah pakaian khusus pegawai dinas, dan untuk Mahasiswa magang aturan
pakaian yang diberikan adalah menggunakan pakaian formal, rapi dan sopan, serta
menggunakan Jas Almamater Universitas Padjadjaran.
❏ Prosedur kegiatan kerja yang dilakukan mahasiswa selama magang di DKP3 adalah
melakukan analisis pihak-pihak yang terlibat dan kegiatan perusahaan tersebut selama proses
magang bersifat fleksibel, tergantung pada timeline kerja yang sudah ditentukan.
Kegiatan Kerja
➔ Pengenalan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka.
Memperkenalkan diri ke Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan pegawai lain.
➔ Membantu kegiatan monitoring Posluhdes ke Desa Cibunut..

➔ Membantu memberikan saran mengenai pembuatan rancangan aplikasi penjualan hasil


produksi pertanian.
➔ Mengikuti mentoring provinsi di BPPP kecamatan.
➔ Membantu menata buku pertanian di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan
Kabupaten Majalengka.
➔ Mempelajari tupoksi kerja setiap seksi di Bidang Penyuluhan.

➔ Melakukan wawancara kepada ketua kelompok tani Mekarmulya untuk mengetahui


subsistem tanaman hortikultura (cabai).
➔ Mewawancarai penyuluh terkait metode yang digunakan dalam melakukan pendekatan
ke petani.
kENDALA DAN HAL POSITIF SAAT
MAGANG
Kendala dan Solusi :

● Darurat Covid-19 membuat kegiatan magang terhambat -> Hal ini diatasi dengan pemberian keikutsertaan
mahasiswa magang dalam kegiatan mentoring lapangan sehingga mendapat informasi tambahan di setiap kegiatan
lapangan.
● Kurang adanya perencanaan dalam kegiatan magang yang akan dilaksanakan, sehingga kegiatan magang
terasa kurang efektif-> Hal ini diatasi dengan rutin bertanya kepada Kepala Seksi mengenai tupoksi kerja di
Bidang Penyuluhan sehingga mahasiswa mendapatkan informasi tambahan.

Hal Positif :

● Pengalaman yang Mahasiswa dapatkan dari kegiatan magang di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan
Perikanan Kabupaten Majalengka yaitu menjalin relasi yang luas dengan para Pegawai Dinas serta pengetahuan
mengenai bidang penyuluhan.
● Secara individu, Mahasiswa mendapatkan pengalaman positif berupa kemampuan berkomunikasi dengan
mengikuti kegiatan wawancara mendalam terhadap kelompok tani, mampu mengatur manajemen waktu, serta
mampu membantu memberi saran dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka.
BAB 4
SUMBER POTENSI
SUMBER DAYA
AGRIBISNIS DI
TEMPAT MAGANG
LATAR BELAKANG
Majalengka merupakan kabupaten yang memiliki banyak daerah pertanian aktif. Terutama di daerah
dataran tinggi, salah satunya adalah Desa Argalingga Kecamatan Argapura. Kecamatan Argapura memiliki
14 kelurahan/desa. Kecamatan Argapura sendiri merupakan kawasan pertanian dan perkebunan di kaki
Gunung Ciremai. Hasil bumi unggulannya adalah bawang daun, padi, ubi, bawang merah, cabai dan
sebagainya yang didominasi tanaman hortikultura. Berbagai hasil pertanian pun sudah aktif dalam
melakukan pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia sebagai pemasok tetap. Selain itu kegiatan ekspor
pun sedikit demi sedikit mulai dilakukan, seperti pengiriman tanaman kol ke negara-negara di Asia
Tenggara. Dengan besarnya potensi pertanian yang dimiliki oleh Kecamatan Argapura, tentu hal ini
merupakan peluang besar untuk kabupaten Majalengka dalam meningkatkan kesejahtraan petani melalui
perencanaan inovasi bisnis berbasis pertanian digital.
Cabai merupakan salah satu komoditas yang mendominasi di desa Argalingga dan bawang merah
merupakan komoditas yang mendominasi di desa Cibunut. Dua komoditas ini dapat menjadi potensi usaha
yang dapat menguntungkan petani mengingat kebutuhan cabai dan bawang di Indonesia cukup tinggi.
KOMODITAS
CABAI
KOMODITAS CABAI DI DESA ARGALINGGA KECAMATAN
ARGAPURA

Cabai (Capsicum frutescens) merupakan salah satu komoditas


sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia
termasuk di Desa Argalinga Kecamatan Argapura, karena memiliki
harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan
yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C
yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian
setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk
menghindari nyeri lambung.
BUDIDAYA CABAI
❏ Bibit dan Pupuk

Bibit yang digunakan pada proses penanaman cabai di desa Argalingga adalah jenis Cabai Merah Besar (CMB) dengan varietas
Pilar dan dikirim langsung dari PT ISWES. Sementara untuk pupuk yang digunakan oleh petani cabai adalah pupuk kandang ayam,
pupuk kandang domba dan pupuk kaptan untuk pupuk dasar. serta bantuan pupuk subsidi yang diberikan pemerintah untuk
meringankan petani. Selain itu, para petani cabai di desa Argalingga kerap mendapatkan bantuan berupa pestisida dari berbagai
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

❏ Pemeliharaan dan Panen

Cabai yang ditanam di daerah desa Argalingga setelah melalui proses pemeliharaan akan dipanen setelah berumur 120 hari. Pada
hari ke 120, petani cabai sudah dapat melakukan pemetikan pertama. Karena suhu desa Argalingga yang cenderung rendah, petani
cabai di desa ini dapat melakukan pemanenan hingga 8 kali dengan rentang waktu 7 hari setelah cabai berumur 120 hari. Maka
pemanenan yang dilakukan di desa Argalingga ini bisa berlangsung hingga 2 bulan dengan panen sebanyak 5-6 ons/pohon dengan
biaya yang diperlukan dalam merawat satu pohon adalah sekitar Rp.6.000-Rp.7.000 apabila cuaca normal.
BUDIDAYA CABAI
Di desa Argalingga sendiri serangan hama akan terjadi saat musim pancaroba tiba. Kemudian, sebagai daerah yang
memiliki suhu lembab, kegagalan panen pada komoditas cabai diakibatkan oleh curah hujan yang terlalu tinggi, sehingga
cabai mudah busuk dan rusak. Kerugian ini kerap dirasakan beberapa petani ketika musim hujan sudah mulai tiba. Sehingga,
cukup jarang petani yang memiliki ‘nyali’ untuk menanam cabai di musim hujan yaitu dibulan Oktober-Maret. Dan panen
raya cabai yang terjadi di desa Argalingga ini berlangsung pada bulan April-September.

Sebelum adanya pandemi Covid-19, desa Argalingga ini merupakan sentra produksi tanaman cabai yang
menghasilkan produktivitas perhektarnya sekitar 16.000-18.000 pohon dan para petani bisa menanam sampai dengan 10
hektar setiap masa tanam dan menghasilkan sebanyak 6-8 ton/hektar cabai setiap panennya. Namun pandemi Covid-19 ini
mengakibatkan penurunan konsumen yang cukup signifikan, sehingga kini petani cabai untuk mengisi 2 hektar lahan saja
sangat berat mengingat pertimbangan berlebihnya hasil panen.
PEMASARAN HASIL PANEN
Hasil panen cabai di daerah desa Argalingga ini lebih banyak dikirim ke luar daerah Majalengka dibandingkan di Majalengka
sendiri dikarenakan konsumsi cabai di Majalengka masih tergolong rendah. Hasil panen cabai ini banyak dikirim ke DKI Jakarta,
Cirebon, Indramayu dan Bandung dengan berbagai permintaan kualitas cabai. Misalnya, bisa dikirim cabai yang memang sudah
merah atau yang masih hijau.

Selain itu produksi cabai di desa Argalingga ini bekerjasama dengan bisnis ritel modern. Salah satunya menjadi pemasok di
Superindo Cirebon. Dalam bekerjasama dengan bisnis ritel, petani harus memilah cabai dengan kualitas baik (Grade A) untuk dapat
lolos kualifikasi supermarket. Selain itu, petani serta beberapa masyarakat ikut andil dalam membantu proses packing komoditas-
komoditas yang diperlukan oleh supermarket.

Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda proses distribusi komoditas cabai di desa Argalingga ini menurun drastis. Menurut
Pak Tatang sebagai ketua poktan Mekar Mulya, pola perilaku petani dan konsumen hampir menurun 70%. Contohnya, sebelum
pandemi petani dapat mengirim sebanyak 2-3 ton cabai ke DKI Jakarta dalam satu kali pengiriman. Namun setelah pandemi, petani
hanya diminta mengirim sekitar 200 kg saja. Hal ini tentu merugikan karena biaya logistik/perjalanan seperti biaya bensin, supir,
kendaraan dan lain-lain yang dikeluarkan tidak berbeda jauh dengan pengiriman sebanyak 2-3 ton dalam satu kali jalan.
LEMBAGA PENUNJANG
Poktan Mekar Mulya desa Argalingga ini, merupakan satu-satunya kelompok tani binaan
Bank Indonesia di kabupaten Majalengka. Kelompok tani Mekar Mulya menjalin
kemitraan dengan Bank Indonesia dengan komoditas cabai sebagai tujuan utamanya.
Cabai merupakan salah satu kpmoditas hortikultura yang digunakan untuk menekan
inflasi di pasaran. Maka dari itu, apabila diadakan program pemerintah seperti pasar
murah, kelompok tani Mekar Mulya harus ikut serta menjadi pemasok. Dan
keuntungannya, kelompok tani Mekar Mulya mendapatkan berbagai pantuan seperti
komputer untuk akses internet dan berbagai bantuan.

Kelompok tani yag berada di desa Argalingga yaitu poktan Mekar Mulya merupakan
satu-satunya pemasok pada kemitraan pemerintah di Majalengka untuk program operasi
pasar. Operasi pasar adalah salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk
menstabilkan harga komoditas yang sedang melambung tinggi. Maka pemerintah akan
membeli produk pertanian pada petani dengan harga murah dan menjualnya dipasaran
sehingga harga suatu komoditas yang sedang tinggi akan kembali stabil.
KOMODITAS
BAWANG
MERAH
KOMODITAS BAWANG MERAH DI DESA CIBUNUT
KECAMATAN ARGAPURA

Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran penting yang banyak
dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan oleh masyarakat di
Indonesia. Produksi bawang merah cukup tinggi setiap tahunnya tetapi
nampaknya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
sehingga kekurangannya masih harus diimpor. Bawang merah pun merupakan
salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peran penting dalam menekan
laju inflasi.
BUDIDAYA BAWANG MERAH

Bawang merah ditanam di desa Cibunut di tanam pada bulan Oktober/ November dan Februari/Maret. Pada bulan April/
Mei mayoritas petani menanam jagung. Pada musim kemarau lahan tidak ditanami, karena tidak ada air. Persiapan lahan
dilakukan dengan pencangkulan lahan dua kali sampai tanah halus, kemudian diratakan lalu dibuat lubang-lubang untuk
peletakan pupuk kandang dan pupuk buatan sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang yang digunakan oleh semua petani di
Cibunut adalah pupuk kandang domba, sedangkan pupuk buatan yang diberikan adalah menggunakan kapur pertanian
sebelum tanam. Varietas bawang merah yang ditanam di musim hujan di Desa Cibunut, umumnya adalah varietas Maja
yang hasilnya ditujukan untuk dijual sebagai benih. Dalam pengendalian hama dan penyakit, petani melakukan
penyemprotan pestisida secara rutin yaitu petani menyemprot 3–6 hari sekali dan pestisida yang digunakan petani adalah
pestisida campuran.
PEMASARAN BAWANG MERAH

Tak seperti komoditas cabai di desa Argalingga, pemasaran bawang merah di desa Cibunut hanya dilakukan di pasar lokal
dan pengiriman domestik. Daerah yang dikirimi komoditas bawang merah dari desa Cibunut antara lain Cirebon,
Indramayu dan Bandung.
PROGRAM
PENYULUH
MAJALENGKA
AM PENYULUH
Penyuluh di kabupaten Majalengka rata-rata memegang 2-3 desa, dengan jumlah
kelompok tani sebanyak 18-20 kelompok tani. Dalam satu kelompok tani terdapat 10-20
orang anggota. Menurut Pak Dede Suad selaku salah satu penyuluh di kecamatan
Argapura kabupaten Majalengka, memahami karakteristik dari petani di suatu daerah
memerlukan waktu yang cukup panjang mengingat banyaknya petani yang ada di suatu
daerah. Dalam mempelajari karakteristik ini, para penyuluh harus melakukan
pendekatan intens terhadap petani. Selain itu, para penyuluh pun harus dapat
berkomunikasi baik namun tidak formal dalam bahasa daerah (sunda) untuk
mendapatkan informasi dari petani, karena sebagian besar petani menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa sehari-harinya.
AM PENYULUH
1. Ceramah
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan para kelompok tani dalam satu waktu untuk
diberikan motivasi serta informasi terbaru mengenai pertanian yang didapatkan dari Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Barat. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan in focus
atau audio. Materi yang disampaikan pun sesuai dengan kebutuhan petani saat itu, misalnya
pada bulan yang sudah masuk ke musim tanam, maka penyuluh akan memberikan pengetahuan
terbaru mengenai budidaya dan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam 1
bulan.
2. Anjang Sono
Kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dengan cara mengunjungi rumah petani untuk sekedar
bertegur sapa dan menanyakan kabar dengan keluarga petani. Selain itu, penyuluh pun akan
mengunjungi tempat para kelompok tani menggarap lahan. Hal ini diharapkan akan
menciptakan engagement antara petani dan penyuluh serta dalam obrolan ringan tersebut
penyuluh bisa menyisipkan informasi-informasi penting, saran dan jalan solusi untuk berbagai
permasalahan yang sedang dihadapi petani.
HAMBATAN KEGIATAN PENYULUHAN
Penyuluh pertanian sangat berperan penting dalam melakukan sosialisasi pentingnya membuat
kelompok tani. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan kondisi lingkungan dan keakraban untuk peningkatan pengembangan usaha. Kelompok tani
sebagai pelaku utama menjadi salah satu kelembagaan pertanian yang berperan penting dan menjadi
ujung tombak dalam pembangunan pertanian. Namun ternyata, masih banyak sekali petani yang enggan
berkelompok dan hanya ingin menjadi petani mandiri. Hal ini tentu cukup menyulitkan penyuluh dalam
mendata petani-petani yang ada di daerah tersebut.

Maka dari itu, melihat kondisi ini berbagai bantuan yang datang untuk petani kebanyakan
mengharuskan petani tersebut memiliki kartu anggota kelompok tani, dan apabila petani tidak
berkelompok, maka bantuan tidak dapat di salurkan.
BAB 5
PENGEMBANGAN
INOVASI
RANCANGAN INOVASI
PEMBUATAN APLIKASI E-
COMMERCE DALAM RANGKA
MENGURANGI KETERLIBATAN
TENGKULAK
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi web berkembang dengan sangat cepat, salah satu kemudahan yang
diberikan dalam perkembangan teknologi web adalah aplikasi web berbasis web content manajemen
sistem yaitu sistem perangkat lunak yang berbasis web yang dapat digunakan untuk mengatur proses
berjalannya sebuah web, yang dapat digunakan untuk menambahkan, mengubah, maupun mengurangi isi
sebuah web. Dalam melakukan proses pemasaran e-commerce produk pertanian, web content
manajemen sistem dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan informasi
produk-produk dalam bidang pertanian, sehingga keterbatasan dalam melakukan transaksi penjualan
produk-produk pertanian dapat teratasi, dan dapat menciptkan sistem penjualan yang lebih efektif, efisien,
dan dapat meningkatkan pelayanan pelanggan dalam melakukan pemesanan melalui web dengan
membuat sistem penjualan berbasis web yang akan membantu efisiensi dan efektivitas kerja
POTENSI SUMBER DAYA
Kabupaten Majalengka memiliki potensi pertanian yang cukup besar. Komoditas unggulan tanaman pangan
di kabupaten Majalengka diantaranya adalah padi, jagung dan kedelai. Komoditas unggulan perkebunan di
kabupaten Majalengka diantaranya Komoditas unggulan perkebunan di kabupaten Majalengka diantaranya
perkebunan teh dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Malausma dan Rajagaluh, Tembakau dengan sentra
produksi di Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg dan Malausma, Kopi dengan sentra produksi di Kecamatan
Rajagaluh, Argapura, Maja, Talaga, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, dan Malausma, Cengkeh dengan sentra
produksi di Kecamatan Maja, Talaga, Cikijing, Banjaran, Cingambul, Lemahsugih, Sindang, Sukahaji, dan
Rajagaluh, Tebu dengan sentra produksi di Kecamatan Jatitujuh dan Kertajati. Dan komoditas unggulan untuk
tanaman hortikultura di Kab. Majalengka diantaranya adalah bawang merah, bawang putih, cabai merah dan
kentang, durian dan mangga.
MASALAH YANG MENDASARI PEMBUATAN
APLIKASI
Petani dan hasil pertanian tidak lepas dari kehadiran tengkulak/bandar. Tengkulak berperan sebagai pembeli
pertama yang membeli hasil panen petani dengan harga lebih murah bahkan jauh dengan harga pasaran. Tengkulak
diidentikan dengan profesi yang sering merugikan petani, karena membeli dan memainkan harga produk pertanian
dengan seenaknya di daerah tengkulak tersebut. Hal ini menjadikan para penyuluh dan pemerintah kabupaten
Majalengka mencari cara agar keterlibatan tengkulak dapat diminimalisir. Pembicaraan ini dibuka saat kegiatan
monitoring Posluhdes desa Cibunut Kecamatan Argapura. Dimana kuwu desa Cibunut mengeluhkan bahwa harga
bawang merah dipasaran sangat tinggi namun harga yang dijual oleh petani bawang merah di desa Cibunut cukup
rendah. Pasar Induk kabupaten Majalengka menjual harga bawang merah seharga Rp. 24.000/kg sedangkan para
petani bawang merah desa Cibunut menjual bawang merah dengan harga Rp.11.000 saja. Sebuah ketimpangan yang
sangat jelas.

Namun, kehadiran tengkulak ini cukup sulit ditiadakan dikarenakan masih banyak petani kecil yang tidak
memiliki modal untuk menggarap lahan dan menanam tanaman, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh tengkulak
untuk memberikan bantuan modal kepada petani dengan syarat petani akan menjual hasil panen dengan harga
murah. Maka dari itu, banyak petani yang kesejahtraannya masih kurang dikarenakan permainan pasar yang bisa
dibilang memanfaatkan petani-petani kecil.
RENCANA PEMBUATAN APLIKASI
Seorang penyuluh pertanian lapangan desa Cibunut, memberikan usulan kepada Kepala
Bidang Penyuluhan dan Kepala Seksi Metode dan Informasi Bidang Penyuluhan Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan kabupaten Majalengka bahwa kini sudah E-COMMERCE
banyak dilakukan penjualan produk pertanian berbasis teknologi. Dimana konsumen akan
membeli langsung produk pertanian ke petani melalui aplikasi. Maka dari itu, diharapkan
kabupaten Majalengka akan mulai mengkaji mengenai pembuatan aplikasi yang dapat
digunakan oleh konsumen di Majalengka dalam akses jual beli produk pertanian. Belum
lagi dalam masa pandemi Covid-19 ini, dimana para konsumen harus mengurangi
intensitas jual beli offline. Akhirnya rencana pembuatan aplikasi ini akan dikaji ulang SWIPE->
mengenai pembiayaan dan penentuan stakeholder terkait.
BAB 6
PENUTUP
KESIMPULAN
Sektor pertanian dan perikanan memegang peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten
Majalengka karena sektor pertanian dan perikanan merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk dan
penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Majalengka. Kontribusi bidang pertanian terhadap PDRB Tahun 2018 yakni
sebesar 22,65% dan menyerap tenaga kerja sebesar 22,66% (BPS, 2019).

Dengan banyaknya komoditas petanian di kabupaten Majalengka maka keterlibatan penyuluh dalam
pengembangan kualitas petani sangat berperan penting. Kehadiran penyuluh diantara petani adalah bukti adanya peran
pemerintah dalam upaya membantu meningkatkan kesejahtraan petani. Sehingga berbagai program pemerintah yang
harus petani tahu, akan langsung disampaikan oleh penyuluh kepadapetani. Berbagai bantuan yang diberikan
pemerintah pun di alokasikan dengan bantuan penyuluh.

Petani dan hasil pertanian tidak lepas dari kehadiran tengkulak/bandar. Tengkulak diidentikan dengan profesi
yang sering merugikan petani, karena membeli dan memainkan harga produk pertanian dengan seenaknya di daerah
tengkulak tersebut. Hal ini menjadikan para penyuluh dan pemerintah kabupaten Majalengka mencari cara agar
keterlibatan tengkulak dapat diminimalisir. Maka dari itu tercetus rencaa pembuatan aplikasi e-commerce untuk
menjual produk pertanian secara digital agar konsumen dapat membeli produk pertanian langsung ke petani tanpa
perantara tengkulak.
SARAN
Mahasiswa menyarankan bahwa perlu adanya tindak lanjut dan pengkajian mengenai pembuatan aplikasi E-
Commerce yang dapat dibantu oleh keterlibatan mahasiswa-mahasiswa yang sudah paham mengenai kemajuan teknologi.
Selain itu mengenai program magang mahasiswa maupun siswa SMA/SMK sederajat perlu di adakan evaluasi ulang
megenai tupoksi kerja pelajar agar kegiatan magang/PKL dapat berjalan dengan baik.
DOKUMENTASI
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai