WALIKOTA TUAL
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................ 4
1.2. Tujuan ................................................................ 6
1.3. Sasaran ............................................................ 8
1.4. Rencana Lokasi ......................................................... 8
LAMPIRAN ................................................................................... 17
Kota Tual adalah merupakan salah satu daerah otonom baru di Propinsi
Maluku yang, dengan luas wilayah keseluruhan ± 19.088,39 km² yang didominasi
laut sekitar ± 97,5 % dari luas daratan yang hanya 2,5 %. Pengembangan wilayah
Kota Tual yang merupakan gugusan pulau besar dan kecil serta sebagian besar
wilayahnya sangat cocok dikembangkan semua jenis usaha budidaya ikan termasuk
komoditi rumput laut karena didukung oleh dasar perairan yang sesuai untuk
dan menjanjikan. Luas lahan budidaya laut saat ini mencapai 5,548 Ha dimana
potensi lahan budidaya rumput laut sebesar ± 3329 Ha, namun pemanfaatannya
baru mencapai ± 850 Ha. Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) adalah
merupakan salah satu komoditi unggulan di Kota Tual saat ini karena komoditi
tersebut menjadi mata pencaharian utama masyarakat baik itu dilakukan secara
pendapatan.
Jenis Ikan yang umumnya dibudidayakan di Kota Tual sekarang ini ada Ikan
Kerapu, Kakap, Napoleon, Ikan Kue/Bubara, Bandeng dan Teripang serta Mutiara.
kedepan sesuai dengan rencana akan dikembangkan di semua kecamatan yang ada
di wilayah Kota Tual yakni di kecamatan Dullah Utara, Kec. Dullah Selatan, Kec.
sarana dan prasarana serta kebijakan yang dapat mendukung usaha budidaya.
yang tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat harga. Sarana produksi
tersebut antara lain: benih/benur, pakan (pelet atau rucah), BBM, es, pupuk dan
obat-obatan serta peralatan budidaya. Benih ikan kakap atau kerapu masih menjadi
permasalahan, mengingat benih dari alam sudah semakin terbatas sementara benih
dari hatchery umumnya berukuran kecil dan daya adaptasi terhadap lingkungan dan
pakan relatif rendah sehingga mudah mati. Benih tersebut umumnya didapat
nelayan lokal dengan memancing maupun dengan cara menjaring. Sementara itu
hatchery ikan kakap atau kerapu juga masih terbatas, bahkan belum ada yang
mampu menghasilkan benih dengan baik sehingga masih didatangkan dari luar
daerah.
adanya Kunjungan Kerja Bapak Mentri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,
pada hari selasa tanggal 29 Juni 2021, dimana beliau didampingi 2 Dirjen yakni
tersebut beliau sangat mengapresiasi dan mengharapkan Kota Tual akan menjadi
Pusat Ekonomi, Bursa Perikanan Dunia (“ Sesuai yang saya bayangkan, Tual ini bisa
menjadi pusat Ekonomi, bursa Perikanan Dunia. Harapan saya begitu”). Dengan
demikian maka kami sangat mengharapkan perhatian dari Bapak Mentri Kelautan
memberikan solusi terhadap persoalan perikanan di Kota Tual yang kami uraikan
Prospek pengembangan budidaya Kota Tual kalau dilihat dari peluang pasar
dengan total produksi ini dari tahun ke tahun diperkirakan akan semakin meningkat
sesuai dengan ketersediaan luas potensi lahan untuk usaha budidaya. Sedangkan
untuk budidaya ikan ekonomis penting lainnya kedepan akan terus dikembangkan
dan dijadikan juga sebagai komoditi unggulan sedangkan biota laut non ikan yang
lain seperti teripang, lola, kima masih dalam perencanaan untuk dikembangkan
secara baik dan terpadu dengan melakukan kajian teknis dengan lembaga
perguruan tinggi maupun lembaga penelitian terkait dengan survey dan penyiapan
kawasan yang akan dijadikan wilayah penyangga Lumbung Ikan Nasional (LIN)
sarana dan prasarana fisik dalam mengembangkan kawasan budidaya laut tersebut.
yang sangat kuat terhadap pengembangan sektor kelautan dan perikanan kedepan.
1.2. Tujuan
Perikanan adalah :
1.3. Sasaran
Mengingat Kondisi Kota Tual yang letaknya diantara gugusan pulau dengan jumlah
Pulau-pulau kecil yang tersebar maka rencana Pengadaan Bantuan Budidaya
Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem HDPE diperuntukan pada pembudidaya ikan
(KJA) di lima (5) kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Pulau Dullah Utara
2. Kecamatan Pulau Dullah Selatan
3. Kecamatan Tayando Tam
4. Kecamatan P.p Kur
5. Kecamatan Kur selatan
Kota Tual baru terbentuk pada tanggal 10 Juli 2007 berdasarkan Undang–
undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di
Maluku Tenggara terdiri atas 4 (empat) Kecamatan, yaitu Kecamatan Pulau Dullah
Utara, Kecamatan Pulau Dullah Selatan, Kecamatan Tayando Tam dan Kecamatan
Secara astronomis Kota Tual terletak antara sekitar 5º - 6º Lintang Selatan dan 131º
- 133º Bujur Timur, dan secara geografis wilayah ini dibatasi oleh :
(2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tenggara di Selat Nerong;
(3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku
desa, 3 kelurahan dan 10 dusun, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Kota Tual merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 66 (enam puluh enam)
pulau, yang dihuni sebanyak 13 pulau dan 53 pulau belum berpenghuni, namun pada
pertanian/ perkebunan atau sebagai tempat singgah kapal. Jarak ibukota Tual
dengan ibukota kecamatan terjauh, yakni Tubyal di Kecamatan Pp. Kur adalah
Tabel 2.1.
Wilayah Administrasi Kota Tual
Ibu Kota : Ibu Kota : Ibukota : Tayando Ibu Kota : Ibu Kota:
Namser Wearhir Yamtel Tubyal Kanara
1. Desa Dullah 1. Desa Tual 1. Desa Tamngurhir 1. Desa Tubyal 1. Desa Kanara
2. Desa Dullah 2. Desa Taar 2. Desa Tayando 2. Desa Finualen 2. Desa Warkar
Laut 3. Kel. Lodar Yamtel 3. Desa Lokwirin 3. Desa Yapas
3. Desa Ohoitel El 3. Desa Tayando 4. Desa Kaimer 4. Desa Rumoin
4. Desa 4. Kel. Yamru 5. Desa Kanara 5. Desa Niela
Ohoitahit Ketsoblak 4. Desa Tayando 6. Desa Hirit 6. Desa Tiflen
5. Desa 5. Kel. Masrum Langgiar 7. Dusun Sermaf 7. Desa Hirit
Tamedan 6. Dusun P. Ut 5. Desa Tayando 8. Dusun Pasir
6. Desa 7. Dusun Ohoiel Panjang
Labetawi mangon 6. Dusun Tam 9. Dusun
7. Desa Ngadi 8. Dusun Fair Ohoitom Fitarlor
8. Desa Fiditan 10. Dusun Fadol
9. Dusun Dullah
Laut RK
10.Dusun Watran
11.Dusun
Laikamor
sekitarnya. Pengaruh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia serta Pulau
Papua di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, menjadikan iklim di
(1) Keadaan musim teratur, musim Timur berlangsung dari bulan April sampai
Oktober. Musim ini adalah musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan
Oktober sampai Februari. Musim hujan pada bulan Desember sampai Februari
dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Februari;
November;
(3) Bulan April sampai Oktober, bertiup angin Timur Tenggara. Angin kencang
bertiup pada bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras dan laut
bergelora;
(4) Bulan April sampai September dominan bertiup angin Timur Tenggara dan
(5) Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut dan angin Barat Laut.
Kondisi iklim di Kota Tual berdasarkan peta Zone Agroklimat Provinsi Maluku (LTA –
72, 1986) dan Klasifikasi Oldeman (1980) secara garis besar terbagi dalam 2 (dua)
(1) Zone II.5: Curah hujan tahunan 3.000 – 4.000 mm, tercakup di dalamnya zone
A2 (> 9 BB, < 2 BK) menurut Oldeman, termasuk wilayah Pulau Dullah;
(2) Zone IV.1: Curah hujan tahunan 3.000 – 1.000 mm, tercakup di dalamnya zone
A2 (> 9 BB, < 2 BK) menurut Oldeman, termasuk wilayah Kecamatan Tayando
Tam.
Curah Hujan antara 2.000 - 3.000 milimeter per tahun terdapat di Pulau Dullah dan
sekitarnya. Dengan curah hujan rata-rata 2.118,3 milimeter per tahun atau rata-
rata 176,5 milimeter per bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 180 hari atau
rata-rata 15,0 hari hujan per bulan. Suhu rata-rata untuk tahun 2004 – 2006 adalah
27,3 ºC dengan suhu minimum 23,5 ºC dan maksimum 33,2 ºC. Untuk Kelembaban
rata-rata 81,0 persen, penyinaran matahari rata-rata 65,0 persen dan tekanan
udara rata-rata 1010,7 milibar. Data komponen cuaca ini berdasarkan dari data
stasiun pengukuran terdekat dengan Kota Tual yaitu Stasiun Meteorologi Kelas III
Dumatubun Tual.
Kota Tual merupakan wilayah kepulauan yang dapat dibagi atas 3 (tiga)
Wilayah Kepulauan Kei yang meliputi Pulau Dullah dan pulau-pulau kecil di
rendah berlereng terjal dengan ketinggian maksimum 100 meter diatas permukaan
laut. Pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Dullah umumnya sangat landai dan memiliki
ketinggian maksimum kurang dari 100 meter diatas permukaan laut. Hal ini
terutama dikaitkan dengan keragaman litologi wilayah kepulauan ini yang relatif
homogen. Morfologi ini pada umumnya dibentuk oleh litologi batu gamping terumbu
Formasi Kei Kecil yang mendominasi wilayah ini. Di Pulau Dullah terdapat dua danau
dengan morfologi berupa dataran yang homogen hampir di semua pulau. Litologi
yang homogen berupa batu gamping terumbu membentuk kemiringan lereng yang
dengan arah barat daya – timur laut. Morfologi ini dibentuk oleh kompleks batuan
malihan berupa gneiss dan skiss pada daerah tengah pulau. Litologi ini relative
resisten dan tidak mudah tererosi. Sedangkan di bagian pantai pada umumnya
ditempati oleh litologi batu gamping sehingga lebih mudah tererosi. Daerah lain di
mencapai lebih dari 100 meter diatas permukaan laut. Wilayah di sekitar pantai
selain berupa perbukitan merupakan dataran pantai yang dibentuk oleh pecahan-
pecahan terumbu karang, pasir, kerikil dan lumpur. Dataran ini banyak terdapat di
daerah seperti pada teluk di bagian utara Pulau Tayando dan bagian utara pulau
Wallir.
budidaya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) karena didukung oleh dasar perairan
kedepan cukup cerah dan menjanjikan. Luas lahan budidaya laut saat ini mencapai
5,548 Ha dimana saat ini didominasi oleh usaha budidaya rumput laut (60%),
budidaya mutiara (10%) dan budidaya ikan (Kerapu) dan non ikan terutama Teripang
perairan Kota Tual adalah ikan kerapu, napoleon, beronang, kue/bobara, kakap,
menjanjikan terutama untuk komoditi unggulan salah satunya ikan kerapu, dilihat
dari peluang dan permintaan pasar sejalan dengan total produksi ini dari tahun ke
tahun diperkirakan akan semakin meningkat karena ketersediaan luas potensi lahan
untuk budidaya dan bertambahnya usaha perorangan maupun badan usaha yang
Produksi
No Tahun (Ton)
1. 2019 3,498
2. 2020 4,050
3. 2021 4,907
Data rumah tangga perikanan budidaya (RTP) untuk tahun 2018 sebanyak
1872 RTP, tahun 2019 sebanyak 1.173 RTP dan tahun 2020 mencapai 1.537 RTP.
Sedangkan jumlah pembudidaya di Kota Tual untuk tiga tahun terakhir yaitu tahun
2018 berjumlah 3,267 jiwa, tahun 2019 sebanyak 3,179 jiwa dan tahun 2020
diajukan melalui Pengadaan Sarana dan Prasarana Penunjang di Kota Tual adalah
Ribu Rupiah) sumber dana APBN Tahun Anggaran 2023, Kementerian Kelautan dan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan pada Keramba Jaring Apung di Kota
Tual ini kami ajukan, dengan harapan mendapat respon positif. Terima Kasih
KEPALA DINAS
Lampiran : 1
I PELAKSANAAN KEGIATAN
TOTAL 10.111.200.000