BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan 1ndust kelautan dan perikanan mencakup rantai aliran ikan mulai dari sumber
sampai kepada tangan pembeli.Pengembangan 1ndust kelautan dan perikanan berlandaskan
pada prinsip keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.Sistem Logistik Ikan Nasional
menjawab kebutuhan akan sistem pendukung aliran ikan dari sumber sampai daerah tujuan.
Perlu suatu analisis sistem terhadap SLIN yang telah dicanangkan oleh Pemerintah.Paparan
ini mencoba menghadirkan suatu analisis sistem terhadap SLIN dan menyampaikan beberapa
rekomendasi
sistem 1ndustry ikan nasional, yang selanjutnya di singkat SLIN adalah sistem
manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta
informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai satu
kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi
perikanan hulu-hilir,pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhikebutuhan
konsumsi dalam negri. Berdasarkan keputusan kementrian kelautan dan perikanan 1ndustry
Indonesia NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 Tentang Sistem Logistik Ikan Nasional yaitu:
Menimbang:
a. bahwa untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan nasional perlu
adanya jaminan ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan untuk pemenuhan konsumsi
ikan dan 1ndustry pengolahan ikan;
b. bahwa dalam rangka pemenuhan konsumsi ikan dan 1ndustry pengolahan ikan perlu
adanya jaminan terhadap pengadaan, penyimpanan, transportasi, dan distribusi ikan dan
produk perikanan, serta bahan dan alat produksi melalui Sistem Logistik Ikan Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Sistem Logistik
IkanNasional;
Memutuskan dan Menetapkan: Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Tentang Sistem
Logistik Ikan Nasional.
1
2. memperkuat dan memperluas konektivitas antara sentra produksi hulu, produksi hilir,
dan pemasaran secara efisien.
3 meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasokan ikan, bahan dan alat produksi, serta
informasi dari hulu sampai hilir.
Manfaat bagi penulis itu sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus
juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Pengantar Ilmu Kelautan dan
Perikanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Isu-Isu SLIN Ciri SLIN Isu-isu Kesejahteraan aktor Kebanyakan nelayan bekerja sebagai
buruh, belum banyak penyerapan tenaga kerja pada pengolahan, pengepakan, dan pengeceran
Pola rantai pasok Panjang dengan banyak pedagang antara Ketersediaan ikan Tidak ada stok
yang stabil, ikan mentah sering belum diawetkan, diolah, atau diberikan merek, serta kurang
memperhatikan kandungan gizi Kelembagaan Lemahnya modal sosial untuk bekerjasama
dalam membangun sistem, partisipasi biasanya dari atas ke bawah, lemahnya akuntabilitas,
belum jelas kewenangan kementerian dan pemerintah daerah Gonjangan Cuaca atau
musiman, harga jual, biaya saprodi dan pakan, dan hambatan perdagangan Lingkungan hidup
Kerusakan ekosistem, penangkapan berlebih, berkurangnya keanekaragaman biota Keamanan
ikan Belum adanya penjaminan keamanan
Intervensi berupa program • Program adalah tindakan melakukan perbaikan tergantung pada
kebutuhan atau target yang memerlukan perubahan. • Perhatian pada isu-isu kerentanan
ketidakstabilan ketersediaan dan harga • Benturan kepentingan dan pandangan terjadi antar
aktor tentang manfaat, tanggung jawab, keadilan, aturan perdagangan, dan kekuasaan. •
Pertanyaan: – Siapa yang memutuskan sasaran yang hendak dicapai? Apakah perlu
persetujuan bersama? Mana yang diarahkan oleh Pemerintah dan mana yang datang dari
inisiatif akar rumput? – Siapa yang perlu terlibat dan bertekad dalam mencapai tujuan SLIN?
– Bagaimana dengan isu governansi? • Kewenangan • Tanggung jawab • Transparansi •
Akuntabilitas
Status Rantai Pasok (1) • Pengembangan SLIN tergantung pada status rantai pasok yang
menunjukkan sejauh mana para aktor bekerjasama dalam menjalankan suatu sistem rantai
pasok dalam mengantarkan ikan ke masyarakat maupun industri. • Status rantai pasok diukur
melalui: – Tingkat keterhubungan fungsi logistik: terpecah (fragmented)atau terkoneksi
(connected) – Tingkat kerjasama di antara para aktor: rendah atau tinggi • Tingkat kerjasama
antar aktor dan keterhubungan rantai pasok membentuk status tertentu yang dapat dijadikan
dasar untuk melakukan intervensi program. • Ada dua jenis intervensi: – Program penguatan
logistik (logistics improvement program) adalah intervensi dengan target yang jelas pada
segmen tertentu sepanjang rantai pasok ikan untuk menghilanganhambatan atau sumbatan
(debottlenecking). Program penguatan ini dilaksanakan oleh salah satu aktor atau pihak
ketiga yang diarahkan dan diawasi oleh Pemerintah. – Program keterpaduan logistics
(logistics integration program) adalah intervensi yang menyeluruh mulai dari hulu ke hilir
dalam memenuhi kebutuhan pasar. Program keterpaduan ini merupakan proses
menghubungkan fungsi logistik di dalam dan antar aktor (organisasi) untuk memecahkan
masalah bersama, membangun komitmen membentuk visi bersama, dan menggunakan
sumberdaya dan inovasi untuk mencapai tujuan SLIN.
6
Program Unggulan: Prakarsa pemerintah • Rantai pasok terpadu dari hulu ke hilir –
Signifikan meningkatkan ketersediaan ikan – Pembangunan berbasis kawasan • Akses pasar
dan jaminan penyerapan pasar • Pengurangan ketidakpastian harga • Pemahaman yang jelas
tentang manfaat dan ongkos inovasi • Kemitraan swasta dan pemerintah untuk memperbaiki
efektivitas dan efisiensi SLIN
Program Andalan: Kesempatan Berpartisipasi Dari Akar Rumput • Prioritas pada kedaulatan
ikan • Mekanisme bekerjasama dengan kerelaan bukan paksaan – Proposal program dan
analisis kelayakan • Potensi manfaat • Kebutuhan biaya dan pilihan pengembalian biaya (cost
recovery) dan insentif lainnya • Alih teknologi • Pengembangan kapasitas – Rembug dan
konsultasi – Rencana tindak – Kontrak kinerja – Implementasi, pemantauan, dan evaluasi •
Proposal program melibatkan pokja, tim pakar, dan pemerintah.
Sasaran Pokok RPJM 2015-2019 Sasaran Pokok/Indikator Garis dasar 2014 Sasaran 2019
EKONOMI MAKRO • Pertumbuhan ekonomi 5,5% 6-8% • Penurunan kemiskinan 11,25%
Maret 2014 5-6% KETAHANAN PANGAN • Produksi ikan (di luar rumput laut) 12,4 juta
ton 18,7 juta ton PEMBANGUNAN KELAUTAN • Peningkatan kesejahteraan masyarakat di
pulau-pulau kecil terluar 5 pulau 31 pulau • Peningkatan dan pengembangan jumlah kapal
perintis 15 unit 75 unit • Luas kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 20 juta ha.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, Pengembangan Sistem Logistik Ikan
Nasional sangat strategis dalam peningkatan daya saing dan upaya penguatan kedaulatan
pangan. Sistem Logistik Ikan Nasional akan berkontribusi positif terhadap pembinaan mutu
ikan, mengurangi biaya paska produksi dan meningkatkan ketersediaan ikan untuk konsumsi
dalam negeri serta mengurangi impor ikan bahan baku industri pengolahan. Melalui
penguatan logistik di pulau-pulau dan khususnya di kawasan timur Indonesia serta
peningkatan jasa transportasi laut, diharapkan akan membantu upaya penanggulangan praktek
IUU fishing.
3.2 SARAN
Dengan pengembangan SLIN diharapkan ikan hasil tangkapan nelayan dapat
ditampung dan diserap pasar di hulu dengan baik, distribusi ikan dari sentra produksi ke
sentra pasar di hilir dan industri lebih lancar serta ketersediaan dan pasokan ikan ke pasar dan
bahan baku bagi industri pengolahan meningkat. Hal ini juga akan membantu `stabilisasi`
harga yang diterima nelayan. Keberhasilan SLIN akan mengikis kasus ikan dibuang karena
tidak tertampung dan harga jatuh karena ikan melimpah.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.djpdspkp.kkp.go.id/artikel-856-peningkatan-daya-saing-sektor-perikanan-dan-
penguatan-kedaulatan-pangan-melalui-sistem-logistik-ikan.html#ixzz4hFMy79BT.
9