ABSTRAK
Luas wilayah Kabupaten Probolinggo 1.696.166,90 Ha yang terdiri dari 24 kecamatan, 325
desa dan 5 kelurahan dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun
2015 adalah 1.215.662 jiwa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani tanaman pangan.
Perikanan tangkap secara garis besar adalah cara mendapatkan ikan (termasuk makanan laut
lainnya) dari laut atau perairan (yang bukan perairan budidaya) dengan menggunakan alat atau
cara lainnya. Penangkapan ikan adalah Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak
dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/atau mengawetkannya. Berbeda halnya dengan perikanan budidaya yang
merupakan budidaya organisme air, termasuk ikan, moluska, kurstasea dan tanaman air.
Pembudidayaan ini meliputi beberapa bentuk kegiatan dalam proses pemeliharaan untuk
meningkatkan produksi, seperti penebaran yang teratur, pemberian makanan/pakan, perlidungan
dari predator dan lain-lain (Mugil Spp).
Potensi di sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Probolinggo boleh dibilang berlimpah,
berdasarkan Periode Data produksi penangkapan ikan di laut tahun 2012 menunjukkan angka
sebesar 9.588,4 Ton dan tahun 2016 menunjukan angka sebesar 17.945 Ton yang diambil dari
hasil penangkapkan di kawasan perairan Kabupaten Probolinggo yaitu di 7 Kecamatan paiton,
Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Sumberasih, dan Tongas. Pekembangan perikanan
tangkap di Kabupaten Probolinggo dapat diketahui dengan melihat data statistik perikanan
tangkap
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah yang sangat luas didunia, total
luas negara Indonesia adalah 5.193.250 km yang mencakup daratan dan lautan. Hal tersebut
menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-7 di dunia setelah 6 negara lainnya, yaitu
Rusia, Kanada, Amerika Serikat, China, Brasil dan Australia. Jika dibandingkan dengan luas
negara-negara yang ada di Asia, Indonesia berada diperingkat ke-2. Sedangkan jika dibandingkan
dengan negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara terluas di Asia Tenggara.
Selain sebagai salah satu negara terluas didunia, Indonesia juga merupakan negara kepulauan
terluas didunia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia adalah negara kepulauan, maka wilayah
Indonesia terdiri dari daratan dan lautan. Satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua
pertiga luas Indonesia adalah lautan. Luas wilayah daratan Indonesia adalah 1.919.440 km yang
menempatkan Indonesia sebagai negara ke 15 terluas didunia. Indonesia disebut juga sebagai
Nusantara, karena Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya mencapai 17.508 pulau.
Nusantara sendiri memiliki arti kepulauan yang terpisah oleh laut atau bangsa-bangsa yang
terpisah oleh laut. Luas wilayah negara Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan domestik maupun mancanegara (Syahmi Sajid 2016).
Secara topografi, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten Probolinggo terletak pada posisi 111 50 s/d
113 30 Bujur Timur dan 7 40 s/d 8 10 Lintang Selatan, dengan panjang pantai 76 Km
yang membentang sepanjang pantai utara mulai dari Kecamatan Tongas sampai Kecamatan
Paiton.
Batas administrasi Kabupaten Probolinggo di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Pasuruan, sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Situbondo dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lumajang dan Jember.
Luas wilayah Kabupaten Probolinggo 1.696.166,90 Ha yang terdiri dari 24 kecamatan, 325
desa dan 5 kelurahan dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun
2015 adalah 1.215.662 jiwa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani tanaman pangan (Laporan Tahunan 2015)
Kabupaten Probolinggo dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe wilayah yaitu :
Dataran rendah dan pesisir yang membentang sepanjang pantai utara mulai dari
Kecamatan tongas sampai Kecamatan Paiton sepanjang 76 Km. Wilayah ini
mempunyai potensi sumberdaya alam yang bisa dikembangkan untuk usaha perikanan
tangkap, tambak dan peternakan.
Daerah perbukitan di sekitar kaki Pegunungan Semeru dan Pegunungan Tengger serta
pada bagian utara sisi timur Gunung Lamongan. Wilayah ini sangat sesuai untuk
pengembangan usaha peternakan berupa penggemukan sapi.
Daerah pegunungan, disekitar Pegunungan Tengger dan Pegunungan Argopuro.
Wilayah ini sesuai untuk usaha sapi perah sehubungan dengan temperaturnya yang
rendah.
Sungai sungai yang melintas di wilayah Kabupaten Probolinggo bersumber di lereng gunung
Argopuro dan Tengger, diantaranya adalah Sungai Pekalen yang bersumber di Pegunungan
Argopuro Kecamatan Tiris dan bermuara di Desa Penambangan Kecamatan Pajarakan. Sungai ini
dimanfaatkan untuk usaha perikanan berupa karamba ikan. Selain itu masih ada beberapa sungai
yang lain.
Perikanan tangkap secara garis besar adalah cara mendapatkan ikan (termasuk makanan laut lainnya)
dari laut atau perairan (yang bukan perairan budidaya) dengan menggunakan alat atau cara lainnya.
Penangkapan ikan adalah Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan
dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Berbeda
halnya dengan perikanan budidaya yang merupakan budidaya organisme air, termasuk ikan, moluska,
kurstasea dan tanaman air. Pembudidayaan ini meliputi beberapa bentuk kegiatan dalam proses
pemeliharaan untuk meningkatkan produksi, seperti penebaran yang teratur, pemberian makanan/pakan,
perlidungan dari predator dan lain-lain (Mugil Spp).
Perikanan tangkap sebagai sistem yang memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, kesempatan
kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi bagi sebagian penduduk Indonesia perlu dikelola yang
berorientasi pada jangka panjang (sustainability management). Tindakan manajemen perikanan tangkap
adalah mekanisme untuk mengatur, mengendalikan dan mempertahankan kondisi sumber daya ikan pada
tingkat tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci manajemen ini adalah status dan tren aspek sosial
ekonomi dan aspek sumber daya. Data dan informasi status dan tren tersebut dapat dikumpulkan baik
secara rutin (statistik) maupun tidak rutin (riset).
Pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di Kabupaten Probolinggo saat ini terdapat 7 unit
sumber daya perikanan yang tersebar di seluruh WPP, yaitu terdiri dari Kecamatan Paiton, Kecamatan
Kraksaan, Kecamatan Pajarakan, Kecamatan, Gending, Kecamatan Dringu, Kecamatan Sumberasih,
Kecamatan Tongas. Pada setiap Wilayah pengelolaan perikanan (WPP) terdapat 8 unit sumber daya ikan,
yaitu ikan demersal, ikan karang, binatang berkulit keras,binatang lunak, binatang air lainnya,tumbuhan
air, ikan pelagis besar, dan ikan pelagis kecil.
Pemerintah telah berusaha untuk memajukan sektor perikanan dengan membagi wilayah pengelolaan
menjadi 7 bagian, dengan harapan di tiap-tiap wilayah akan terbentuk suatu usaha perikanan yang maju,
baik itu dari usaha penangkapan, budidaya maupun pengolahan. Untuk mengatur suatu usaha perikanan
serta untuk mencapai tujuan-tujuan eksploitasi yang telah ditetapkan, semua pihak hanya bisa berperan
secara langsung melalui dua cara yaitu dengan mengatur upaya tangkap total, atau dengan melakukan
perubahan sebaran usaha tangkap menurut kelas umur dan spesies yang membentuk stok (sediaan alami)
ikan. Untuk wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang telah mengalami kelebihan upaya penangkapan,
pembatasan penangkapan harus ketat dilakukan. Jika masih ada wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang
bisa menampung upaya penangkapan dari wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang overfished,
seyogianya segera mengalihkan penangkapan ke wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang masih dalam
tingkat moderate.
2.4 Jenis alat tangkap di Kabupaten Probolinggo
Perkembangan Perikanan tangkap di Kabupaten Probolinggo tidak lepas dari jenis alat tangkap yang
digunakan oleh nelayan. Berikut ini adalah jenis alat tangkap yang umumnya digunakan di Kabupaten
Probolinggo :
2.4.5 Pancing
Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu :
tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing
tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan
alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya.
Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing.
Namun, sesuai dengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole),
pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasang
menetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan
berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif
dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda,
dan lain-lain.
2.4.6 Perangkap
Perangkap adalah salah satu alat penangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk
kurungan, berupa jebakan dimana ikan akan mudah masuk tanpa adanya paksaan dan sulit keluar
karena dihalangi dengan berbagai cara. Bahan yang digunakan untuk membuat perangkap :
bamboo, rotan, kawat, jaring, tanah liat, plastic, dan sebagainya.
Pengoperasian alat ini dilakukan di dasar perairan, di permukaan perairan, di sungai
daerah arus kuat, dan di daerah pasang surut. Alat ini cenderung selektif karena ikan terperangkap
di dalamnya. Meskipun cenderung tidak destruktif, namun untuk jermal (stow net) maka
pengaturanmesh size jaringannya dan juga lokasi pemasangannya harus sesuai. Contoh perangkap
adalah sero (guiding barrier), jermal (stow net), bubu (portable trap) dan perangkap lain.
Dalam periode 2012-2016, produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan rata rata per tahun
sebesar 87,15%, yakni dari 9.558,40 ton pada tahun 2012 menjadi 17.945 pada tahun 2016.
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Jenis alat tangkap di Kabupaten
Probolinggo sangalah beragam, meskipun prinsip kerjanya sama namun beberapa alat tangkap ikan
memiliki nama berbeda. Perkembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten masih belum merata meskipun
potensinya sangat besar. Fakta menunjukan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten probolinggo bermata
pencaharian sebagai petani,dan nelayan yang di antaranya penangkap ikan , pembudidaya ikan dan
pengolah ikan. Seperti yang sudah dibahas di atas kabupaten probolinggo memiliki potensi laut yang luas.
Sehingga penduduk yang bertempat tinggal di dekat laut setiap harinya akan pergi mencari ikan.
Jumlah Rumah tangga perikanan di Kabupaten Probolinggo sebanyak 2641 RTP, jumlah armada
sebanyak 2218 buah yang terdiri dari berbagai macam ukuran kapal. Masyarakat Kabupaten Probolinggo
untuk alat tangkap yang digunakan ada berbagai macam-macam alat tangkap seperti : Jaring lingkar bertali
kerut (Pukat cincin), Payang, Alat penggaruk tanpa kapal (Penangkap kerang/teripang/biota menetap
lainnya), Bagan tancap, Jala tebar, Jaring insang tetap/Jaring lion bun, Jaring insang hanyut/Jaring insang
oseanik, Jaring insang berlapis/Trammel nets, Bubu, Sero, Seser (termasuk Serok), Rawai dasar, Pancing
ulur, dan lain-lain.
3.2 Saran
Perikanan Tangkap di Kabupaten Probolinggo bisa berkembang jika pemerintah melakukan
pemerataan pembangunan khususnya bidang perikanan di wilayah yang memiliki potensi perikanan
tangkap besar namun belum dioptimalkan.
DAFTAR PUSTAKA