Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
kehidupannya, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia beraktivitas, tetapi
lingkungan juga sangat berperan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia. Di lingkungan,
semua kebutuhan hidup manusia telah tersedia sehingga ada upaya yang dilakukan manusia
untuk mengeksploitasi lingkungannya demi hajat hidupnya. Karena, merupakan hal yang sangat
wajar bila interaksi manusia dengan lingkungannya akan berlangsung secara berkelindan dan
terus menerus. Dengan adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan, bahwa kondisi lingkungan
juga akan dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik
dan buruknya kondisi suatu lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia memperlakukan
lingkungan dampaknya akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia itu sendiri.
Pertumbuhan penduduk di kota dari waktu ke waktu semakin menunjukkan peningkatan
yang signifikan, selain disebabkan oleh pertumbuhan penduduk alami, faktor urbanisasi juga
semakin membuat wajah kota-kota kita saat ini semakin padat dan sesak. Perbandingan yang
tidak seimbang antara ketersediaan ruang perkotaan dengan jumlah penghuninya yang semakin
bertambah, secara sosial berdampak pada munculnya fenomena kepadatan (density), dan akan
menimbulkan fenomena kesesakan (crowding). Keduanya merupakan ancaman serius yang dapat
menggerogoti kesejahteraan warga perkotaan.
Meningkatnya arus urbanisasi tersebut nampaknya berjalan dengan seiring banyaknya
pusat-pusat perekonomian yang dibangun di daerah perkotaan, terutama dalam bidang
industrialisasi. Peningkatan pertumbuhan penduduk perkotaan akan menimbulkan berbagai
permasalahan serta membawa konsekuensi dalam segala aspek kehidupan di perkotaan. Banyak
kota besar yang dalam kenyataannya tidak mampu lagi menyediakan pelayanan sanitasi,
kesehatan, perumahan, transportasi, dan lapangan kerja lebih dari minimal kepada sebagian
penduduknya. Hal ini disebut pula sebagai salah satu faktor-faktor yang mendukung munculnya
kampung-kampung kumuh di perkotaan khususnya di daerah pesisir .
Masyarakat yang tinggal di daerah demikian memiliki keterbatasan mengakses kredit
formal untuk membiayai kebutuhan perumahan mereka karena status lahan yang mereka tempati
dan kemampuan finansial yang terbatas, seperti halnya terjadi di pasar Oesapa kampung nelayan.
Kondisi permukiman masyarakat ini menghadapi berbagai permasalahan, antara lain: 1) luas dan
Kelompok 1 | Lap. Observasi Lapangan di Pasar Kampung Nelayan Oesapa
ukuran bangunan yang sangat sempit dengan kondisi rata-rata yang tidak memenuhi standar
kesehatan maupun standar kehidupan sosial yang layak; 2) kondisi bangunan yang berhimpitan,
sehingga rentan dan rawan terhadap bahaya kebakaran; 3) drainase yang sangat buruk, 4)
pengelolaan sampah yang terabaikan. Kondisi dan permasalahan tersebut telah berdampak pada
timbulnya berbagai jenis penyakit, menurunnya produktivitas warga penghuni, timbulnya
kerawanan dan persoalan-persoalan sosial.
Berangkat dari pemikiran-pemikiran tersebut di atas, dalam mata kuliah perencanaan dan
administrasi lingkungan melakukan observasi lapangan guna mengetahui elemen-elemen fisik
daerah tersebut dalam mendukung lingkungannya. Studi kasus yang diambil sekitar pasar Oesapa
kampung nelayan.
ISI PENGAMATAN
1.
Aman
: Penciptaan iklim dan suasana lingkungan hunian yang aman, tenteram untuk
pengembangan diri
Sehat
Indah
Harmonis : Terbangunnya hubungan timbale balik, baik fisik maupun non fisik yang
seimbang, dinamis, dan lestari antar manusia dan manusia, manusia dengan
lingkungan hidupnya serta manusia dengan penciptanya.
Berdasarkan hal tersebut di atas upaya pembangunan dan pengembangan kawasan di
wilayah pesisir Kota Kupang diharapkan menjadi prioritas utama. Sehingga terwujudnya
kemampuan daerah di dalam mengembangkan kawasan pesisir yang layak huni serta
kegiatan penunjangnya baik kegiatan permukiman, pariwisata, perdagangan dan jasa
maupun kegiatan lainnya dapat dicapai. Di dalam Kebijakan dan Strategi Nasional
Perumahan dan Permukiman, perwujudan kondisi perumahan yang sehat adalah salah
satunya dengan strategi peningkatan kualitas lingkungan permukiman dengan prioritas
kawasan daerah pesisir/nelayan yang meliputi perbaikan prasarana dan sarana dasar
permukiman.
Demikian
pula
dengan
perwujudan
kebijakan
pembangunan
dan
Gambar 1.
Wilayah Pesisir Kota Kupang
Kelurahan Oesapa merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Kelapa
Lima. Di dalam penelitian ini untuk daerah studi difokuskan hanya di lokasi pasar
Kelompok 1 | Lap. Observasi Lapangan di Pasar Kampung Nelayan Oesapa
kampung nelayan Oesapa yang disebut juga kampung nelayan Oesapa dengan alasan
bahwa:
1. Kampung nelayan merupakan daerah pesisir pantai Kota Kupang menjadi bagian yang
integral dengan Provinsi NTT, dimana wilayah pesisir menjadi prioritas di dalam
pembangunan Provinsi NTT.
2. Kampung nelayan pada dasarnya merupakan wilayah dimana penduduk miskin
merupakan penghuni yang mayoritas. Oleh karena banyak penduduk yang miskin dan
berpenghasilan rendah maka akses terhadap permukiman dan pelayanan persampahan
pun masih terbatas.
3. Daerah ini masih belum menjadi prioritas utama pembangunan di wilayah Pemerintahan
Kota Kupang, sehingga prasarana persampahanpun masih belum memadai.
Gambar 2.
Wilayah Kampung Nelayan Oesapa
Kampung nelayan (lihat Gambar 2) ini menjadi bagian di dalam wilayah administrasi
Kelurahan Oesapa. Kelurahan Oesapa terdiri dari 30 Rukun Warga (RW) dan 88 Rukun
Tetangga (RT). Luas wilayah administrasi Kelurahan Oesapa adalah 7,22 km 2 (4,01% dari
luas Kota Kupang) dengan jumlah penduduk sebanyak 26.297 jiwa (5.259 KK) dan tingkat
kepadatan penduduk 3.642 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk menurut RW
berjumlah 2.473 jiwa, sedangkan menurut RT 884 jiwa. Batas administrasi wilayah sebagai
berikut:
Kelompok 1 | Lap. Observasi Lapangan di Pasar Kampung Nelayan Oesapa
Gambar 3.
Wilayah Administrasi Permukiman Kampung nelayan Oesapa
Dari hasil data yang di dapat di kampung nelayan Oesapa, sebanyak 35% merupakan
penduduk asli Kota Kupang, sebanyak 43% merupakan pendatang yang berasal dari Bugis,
sebanyak 18% berasal dari Jawa dan 4% merupakan pendatang dari tempat lain yang
bertempat tinggal dan bekerja sebagai nelayan di Kota Kupang (lihat Gambar 4).
Gambar 4.
Komposisi Penduduk Kampung Nelayan Oesapa
b. Mata Pencarian
Sedangkan untuk mata pencarian penduduk di kampung nelayan Oesapa, sebanyak
3,70% merupakan pegawai negeri, sebanyak 47,22% berprofesi sebagai nelayan, bekerja di
sektor swasta (pedagang, dan buka usaha lainnya) sebanyak 38,89%, sebanyak 2,78%
berprofesi sebagai buruh/pekerja kasar, dan sebanyak 7,41% bekerja pada sektor lainnya
yang tidak tetap dan sebagai pekerjaan sampingan seperti, berdagang di pasar, sopir, buruh
bangunan dan sebagainya yang tidak tetap dan sebagai sampingan.
c. Jumlah Anggota Rumah Tangga
Untuk jumlah anggota di dalam satu rumah tangga, dari hasil survai yang telah
dilakukan di kampung nelayan sebanyak 2% memiliki jumlah anggota keluarga 1-2 orang
dalam satu rumah, 23% memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang, dan
sebanyak 34% memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 5-6, sedangkan yang lebih dari
6 orang dalam satu rumah sebanyak 41%.
2.
Kondisi Perumahan
a. Status Kepemilikan Lahan dan Rumah
Dari sisi kepemilikan bangunan hunian sebagian besar rumah tangga di pasar kampung
nelayan Oesapa menyatakan bahwa bangunan rumah yang mereka tempati adalah milik
sendiri tetapi status kepemilikan tanah sebagian besar cuman menyewa atau kontrak.
Kelompok 1 | Lap. Observasi Lapangan di Pasar Kampung Nelayan Oesapa
Kepemilikan lahan atau tanah tersebut didominasi oleh 2 (dua) keluarga yaitu keluarga
Kolo dan Keluarga Makatita. Sehingga mereka yang ingin mengusahakan usahanya
memilih untuk kontrak/sewa lahan tersebut.
b.
c.
MCK umum
Sebagai ilustrasi sarana sanitasi (MCK) umum di lokasi pasar kampung nelayan Oesapa
ditunjukkan pada Gambar 9.
MCK Umum di pasar kampung nelayan Oesapa terdapat 2 (dua) dan jenis
konstruksi bangunan MCKnya permanen. Dari Gambar 9, kita bisa lihat kondisi MCK
Umum tersebut, namun kelemahan dari MCK umum tersebut adalah tidak memiliki
ventilasi yang cukup sehingga pengguna MCK umum merasa tidak nyaman karena
kurangnya sirkulasi udara yang masuk dan keluar. MCK umum tersebut di bangun oleh
Yayasan Peduli Bank Danamon dan Pemerintah Kota.
Drainase
Prasarana drainase lingkungan sangat erat kaitannya dengan kualitas kesehatan
lingkungan suatu komunitas. Pada umumnya kondisi drainase yang buruk menunjukkan
kekumuhan suatu kawasan. Dari hasil survai diperoleh fakta (Gambar 10), bahwa pada
umumnya saluran drainase tersebut tidak begitu berfungsi lagi. Adapun penyebab
terjadinya tidak berfungsiannya saluran drainase tersebut karena kebiasaan masyarakat
membuang sampah di saluran atau membuang sampah sembarangan yang menyebabkan
aliran air dalam saluran terhalang oleh sampah dan berbagai materi.
Air bersih
Air bersih adalah salah satu komponen penting dalam permasalahan lingkungan yang
senantiasa harus diperhatikan. Air bersih menjadi salah satu faktor yang menentukan
kesehatan dari penduduk tersebut. Di pasar kampung nelayan Oesapa, hampir sebagian
besar warga menggunakan sumber air bersih dari air tanah atau membuat sumur, dapat
dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Sumber Air Bersih Masyarakat di Pasar Kampung Nelayan Oesapa
Pada gambar di atas, sumur atau air tanah yang digunakan masyarakat untuk
sumber air bersih krang diperhatikan dengan baik. Maksud dari kurang perhatian
masyarakat, karena masyarakat membuat kamar mandi, MCK, kandang ternak yang
berdekatan dengan sumur tersebut. Seharusnya harus diberikan jarak yang baik,
sehingga air sumur yang digunakan dapat terjaga kualitas kesehatannya.
Penerangan
Sumber penerangan sudah menjadi bagian yang sangat dibutuhkan manusia untuk dapat
melakukan aktivitas terutama di malam hari. Aksesibilitas terhadap sumber penerangan
sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk. Sekarang ini ketersediaan
listrik tidak lagi hanya sebatas untuk penerangan di malam hari, tetapi sudah menjadi
bagian dari sarana yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk.
Keberadaan jaringan listrik pada satu kawasan permukiman sudah menjadi
kebutuhan yang sangat penting dalam rangka menunjang aktivitas sosial dan ekonomi
masyarakat. Dari hasil obeservasi lapangan yang dilakukan pada lokasi pasar kampung
nelayan Oesapa terlihat hampir seluruh lokasi survai sudah memiliki jaringan listrik.
Namun, kelemahan dari lokasi tersebut lampu penerangan jalan yang disediakan oleh
Kelompok 1 | Lap. Observasi Lapangan di Pasar Kampung Nelayan Oesapa
pemerintah tidak lagi berfungsi atau sudah rusak. Masyarakat sekitar pun tidak ada
alternatif untuk membuat lampu penerangan jalan tersebut.
buah dan masyarakat pengguna pasar masih banyak membuang sampah ketempat yang
terbuka dan kesaluran drainase induk yang bermuara ke laut (lihat Gambar 12).
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arya Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Andi.
Yogyakarta.
Effendi, Jauhari. 2013. Permukiman Kumuh Perkotaan; Karakteristik, Perubahan Bentuk, dan
Pola Penanganannya. Pohon Cahaya. Yogyakarta.
Hamzah, Syukri. 2013. Pendidikan Lingkungan; Sekelumit Wawasan Pengantar. PT Refika
Aditama. Bandung.
Iskandar, Zulrizka. 2012. Psikologi Lingkungan; Teori dan Konsep. PT Refika Aditama.
Bandung.
Mulyanto, HR. 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.