0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan10 halaman
1. Dokumen tersebut membahas empat pilar pengelolaan sumber daya alam (SDA), yaitu perilaku manusia, manajemen, hukum, dan politik. Pilar perilaku menekankan pentingnya menumbuhkan kearifan lokal dan kesadaran lingkungan untuk mencegah bencana akibat aktivitas merusak lingkungan. Pilar manajemen membahas pendekatan multisektor dalam penanganan bencana banjir dan longsor. Pilar hukum membahas penegak
1. Dokumen tersebut membahas empat pilar pengelolaan sumber daya alam (SDA), yaitu perilaku manusia, manajemen, hukum, dan politik. Pilar perilaku menekankan pentingnya menumbuhkan kearifan lokal dan kesadaran lingkungan untuk mencegah bencana akibat aktivitas merusak lingkungan. Pilar manajemen membahas pendekatan multisektor dalam penanganan bencana banjir dan longsor. Pilar hukum membahas penegak
1. Dokumen tersebut membahas empat pilar pengelolaan sumber daya alam (SDA), yaitu perilaku manusia, manajemen, hukum, dan politik. Pilar perilaku menekankan pentingnya menumbuhkan kearifan lokal dan kesadaran lingkungan untuk mencegah bencana akibat aktivitas merusak lingkungan. Pilar manajemen membahas pendekatan multisektor dalam penanganan bencana banjir dan longsor. Pilar hukum membahas penegak
POAC merupakan sebuah proses. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam organisasi keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti.
Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer lakukan, yaitu menganggap pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan, manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen.
planning Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya. Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain.
organizing Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Who does what
actuating Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing. Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. Controlling (monev) Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan. Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan hasil dari controlling.
Pilar manajemen SDA 1. Pilar Perilaku :
mayoritas perilaku manusia (budaya) postmodern cenderung merusak kualitas lingkungan hidup. Munculnya bencana banjir, penggundulan hutan (illegal logging), tanah longsor dan pemanasan global jelas merupakan dampak terburuk akibat ulah manusia postmodern-yang bermental kapitalistis-egoistis. Kearifan lokal dan bentuk kesadaran hidup lainnya perlu ditumbuhkan. Dapat dikatakan secara sederhana, dalam pola korelasi budaya manusia dan lingkungan terjadi dua bentuk hubungan (biparteit) yakni hukum "simbiosis mutualisme" atau "simbisosis parasitisme". Berlaku relasi yang pertama, simbiosis mutualisme bila terjalin hubungan "mesra" antara budaya manusia dan lingkungan hidup, di mana masing-masing pihak memperoleh keuntungan bersama. Berkebalikan dengan pola relasi di atas. Hubungan simbiosis parasitisme terpicu akibat ketidakharmonisan antara budaya manusia dan lingkungan, hingga saling merugikan satu dengan lainnya. Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia berupa aktivitas-aktivitas berikut ini memicu terjadinya banjir dan tanah longsor : a. Penebangan hutan ilegal (pencurian kayu) b. Kebakaran hutan c. Perambahan hutan d. Eksploitasi hutan dan lahan berlebihan (HPH, tambang, kebun, industri, permukiman, jalan, pertanian, dll.) e. Penggunaan / pemanfaatan lahan tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan air (untuk berbagai kepentingan)
2. Pilar Manajemen Banjir dan longsor merupakan bencana yang predictable disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor alam dan kegiatan manusia yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya daya alam yang menyebabkan menurunnya fungsi hdrologis ekosistem DAS. Dalam kejadian banjir, hujan bukan satu-satunya penyebab banjir tetapi juga tergantung pada daya dukung lingkungan. Sedangkan tanah longsor sangat terkait dengan kerentanan gerakan tanah (faktor geologi) dan curah hujan. Manajeman penanggulangan bencana banjir dan longsor meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Penanggulangan banjir dan longsor tersebut tidak bisa dilakukan oleh hanya satu sektor atau satu departemen teknis saja, melainkan harus bersifat multisektor dan multi pihak serta melibatkan beberapa wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian diperlukan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi (KISS) para pihak tersebut dalam tingkat perumusan kebijakan, perencanaan program, implementasi kegiatan dan penganggaran/ pembiayaannya. Dalam penataan hutan dan pengawasannya, pemerintah harus banyak koordinasi dengan banyak pihak. Sehingga kejadian-kejadian di masyarakat itu tidak terlihat tepisah-pisah. Kerjasama dari LSM, informasi dari masyarakat, serta saran dari berbagai pihak semoga tidak hanya ditampung saja tanpa ada tindak lanjutnya. Kalaupun ada sistem yang kurang tepat, tentunya pemerintah harus berani mengakuinya. Dan tentunya mereka harus menyiapkan skenario yang paling ekstrem/jelek yaitu bila bencana tetap terjadi. Berbagai tindakan bisa dilakukan untuk menyiapkan diri menghadapi bencana. Dari sistem peringatan dini, identifikasi kebutuhan dan sumber- sumber yang tersedia, penyiapan anggaran dan alternatif tindakan, sampai koordinasi dengan pihak-pihak yang diberi otoritas memantau perubahan alam, seperti Badan Meteorologi dan Geofisika. Kegiatan persiapan meliputi juga penyebaran informasi kepada masyarakat akan potensi bencana, peningkatan kesadaran masyarakat, sampai latihan penyelamatan diri maupun pelatihan untuk para relawan.
3. Pilar Hukum Peraturan perundang-undangan perlu ada bagi dasar hukum penyelenggaraan pengelolaan DAS yang lestari dan berkelanjutan. Penegakan hukum dapat diartikan sebagai tindakan menerapkan perangkat sarana hukum yang dimaksudkan untuk memaksakan sanksi hukum guna menjamin ditaatinya ketentuan yang ditetapkan. Tujuan akhir dari penegakan hukum adalah ketaatan terhadap ketentuan hukum lingkungan yang berlaku. Ketaatan merupakan kondisi tercapainya dan terpeliharanya ketentuan hukum baik yang berlaku secara umum maupun yang berlaku secara individual. Penegakan hukum mencakup penataan, ialah tindakan administratif dan tindakan yudisial baik keperdataan maupun kepidanaan. Pada hasil pemantauan dapat diketahui jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan dalam izin, dan apabila terjadi pelanggaran dapat diketahui pula bobot pelanggaran yang terjadi. Oleh karena itu dapat ditentukan tindakan hukum apa yang sepatutnya diterapkan terhadap pelanggaran tersebut. Hasil dari tindakan hukum tersebut merupakan arsip atau bahan masukan bagi penyempurnaan dan perkembangan perundang- undangan selanjutnya. 4. Pilar Politik Beberapa kebijakan politis yang sudah dilaksanakan pemerintah dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan untuk rehabilitasi DAS rawan banjir dan tanah longsor Politik penganggaran Kewajiban negara dalam GGvt
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti