Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Bumi dan Antariksa tentang “Manajemen
Lingkungan” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
yang kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dari
penyaji, oleh karena itu kritik dan saran akan kami gunakan untuk perbaikan bagi kami dari
para pembaca agar dikemudian hari dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin
berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh karena
itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia itu sendiri.
Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada peraturan-
peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam pengendalian proses produksi
kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini akan
menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang jika tidak ada pengendaliannya dalam
proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, sebagai pemerintah yang bijak harus
mengoptimalkan peraturan mengenai lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen
lingkungan.
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk
perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan (BBS
7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian lainnya yaitu Manajemen Lingkungan
adalah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada
untuk mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara
efektif, dan oleh karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan.Untuk lebih memperjelas
mengenai manajemen lingkungan, sebaiknya pembaca memahami isi dalam makalah ini agar
lebih memudahakn para pembaca dalam menangani masalah lingkungan yang terjadi di
Indonesia pada umumnya dan yang terjadi di lingkungan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini disusun dengan maksud sebagai berikut.
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
b. Lingkungan Eksternal, yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu
segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk
masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah, pelanggan,
investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan dengan
masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum, perhatian
pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.
2. ASPEK LINGKUNGAN
1. Aspek lingkungan adalah elemen dari aktifitas organisasi, produk dan jasa yang dapat
berinteraksi dengan lingkungan. Contoh: konsumsi air, pengeluaran zat beracun ke udara.
2. Elemen dari aktifitas, produk, atau jasa perusahaan yang mengakibatkan atau dapat
mengakibatkan dampak lingkungan.
Atau dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan dalam diagram input-output proses produksi
adalah semua elemen yang termasuk dalam non-produk atau by-produk.
3. Biaya material
4. Tingkatan toksisitas
5. Konsumsi energy
3. DAMPAK LINGKUNGAN
Dampak lingkungan didefinisikan sebagai interaksi actual dengan atau member dampak
pada lingkungan Adalah setiap perubahan pada lingkungan, apakah menguntungkan atau
merugikan, secara keseluruhan atau sebagian yang diakibatkan dari aktifitas organisasi, produk
atau jasanya. Antara aspek dan dampak lingkungan terdapat hubungan sebab-akibat, dimana
dampak lingkungan berasal dari aspek lingkungan, namun aspek lingkungan tidak selalu
berdampak lingkungan.
4. KEBIJAKAN LINGKUNGAN
Dasar dari manajemen lingkungan adalah adanya kebijakan lingkungan. Kualitas kebijakan
lingkungan bergantung pada tinggi rendahnya orientasi. Orientasi yang dikenal selama ini yaitu
orientasi kebijakan yang memenuhi peraturan lingkungan (compliance oriented) dan yang
berusaha melebihi standar peraturan lingkungan (beyond compliance). Kebijakan-kebijakan
lingkungan tersebut adalah sebagai berikut.
Berangkat dari pemikiran bahwa cara tradisional menangani isu lingkungan dalam
cara reaktif, adhoc, pendekatan end-of-pipe telah terbukti tidak efisien. Seiring
kompetisi yang semakin meningkat dalam pasar global yang semakin berkembang,
hukum lingkungan dan peraturan menerapkan standar baru bagi sector bisnis di seluruh
bagian dunia. Terdapat pendapat bahwa kinerja lingkungan yang baik tidak hanya
masalah hukum dan moral. Mengurangi polusi berarti juga peningkatan efisiensi dan
menghabiskan lebih sedikit sumberdaya. Kondisi kesehatan dan keselamatan yang baik
sehingga tenaga kerja dapat lebih produktif sesuai dengan perkembangan pemahaman
manajemen lingkungan, orientasi setelah pemenuhan juga bermacam tahapnya, namun
umumnya bermuara pada tahap pencapaian kondisi pengembangan berkelanjutan
(sustainable development).
Untuk melangkah 'beyond compliance' umumnya perusahaan mengambil
pendekatan kebijakan proaktif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, atau mulai
menjalankan perangkat manajemen atau system tertentu yang lebih baik.
Orientasi kebijakan perusahaan dalam mengimplementasikan ISO 14001
dibedakan dalam 5 tingkatan dari sudut kedekatannya dengan prinsip TQEM yaitu:
2. Wall Effect
a. Sebagai akibat penerapan kebijakan lingkungan satu arah yaitu penekanan pada
memenuhi aspek lingkungan, sebagai konsekuensi strategi ‘end-of-pipe’.
b. Bagian lingkungan kurang mampu mengkomunikasikan tugas-tugas dan
menunjukkan hasil pekerjaannya dalam bahasa yang dimengerti elemen bisnis lain
di perusahaan (bahasa lingkungan vs bahasa bisnis).
c. Kurangnya pemahanam elemen organisasi lain pada fungsi bagian lingkungan dan
tugas-tugasnya di perusahaan, selain sebagai ‘penjaga peraturan’.
d. Orientasi jangka pendek, pada pemenuhan peraturan pemerintah, dalam arah
strategi kebijakan lingkungan perusahaan.
Untuk mengatasi atau meminimalkan efek Green Wall ini, ahli strategi lingkungan
menyarankan bentuk integrasi manajemen lingkungan ke dalam strategi bisnis, dalam
bentuk mendukung ‘core competence’ perusahaan, memasukkan pertimbangan
lingkungan ke dalam fungsi bisnis utama perusahaan (pemasaran, produksi, pembelian,
garis rantai suplai), dan merubah cara pandang aspek lingkungan sebagai senjata peluang
membuka celah pasar yang baru, yang mengarah pada bentuk manajemen lingkungan
interaktif.
James E. Rogers (Marcus et.al., 1997, p.9) menyatakan bahwa pasar bebas baik bagi
aspek lingkungan karena:
a. Komitmen perusahaan
b. Pelaporan dan pengukuran kinerja lingkungan
c. Pencegahan polusi dan minimasi limbah
d. Pelatihan dan tanggungjawab karyawan
e. Pengurusan lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penerapan manajemen lingkungan sebaiknya terus berlanjut dari generasi sekarang dan
mendatang. Karena dengan penerapan manajemen lingkungan tersebut, dapat membuat
dampak yang baik untuk berbagai pihak, baik pihak perusahaan ataupun karyawan. Diharapkan
dengan terus diterapkan, dampak-dampak terhadap lingkungan dapat semakin diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA