Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia industri, mendorong banyak hal negatif yang
ditimbulkan. Salah satu yang menjadi sorotan dunia adalah perubahan
lingkungan akibat kegiatan industri tersebut. Hal tersebut menyebabkan
banyak kalangan dirugikan. Oleh karena itu, banyak orang mulai mencari
solusi untuk permaslahan tersebut. Salah satunya yang dilakukan oleh dunia
pendidikan.
Dalam dunia pendidikan di ajarkan berbagai macam teori, dimana
teori-teori tersebut akan bermanfaat jika di terapkan dalam kehidupan dan
dunia kerja. Salah satunya adalah sistem manajemen lingkungan. Melalui teori
tersebut, di bentukan suatu standar untuk sebagai acuan bagi perusahaan
dalam mengelola lingkungannya. Dan disebutkan dalam standar tersebut
bahwa, ketentuan yang harus dipenuhi adalah bahwa dalam proses produksi
suatu produk dan jasa tidak boleh merusak lingkungan (Hadiwiardjo, 1977).
Sistem manajemen lingkungan adalah suatu sistem manajemen
pengelolaan lingkan yang terlah diakui secara internasional mengacu pada
standardisasi internasional yaitu ISO 14001. Standardisasi dalam sistem
manajemen lingkungan dapat diintegrasikan ke struktur organisasi, rencana
kegiatan, prosedur dan sumber daya untuk pengembangan.
Di dalam sebuah manajemen lingkungan terdapat suatu tolak ukur,
dimana tolak ukur tersebut menjadi suatu patokan keberhasilan sebuah
organisasi perusahaan.Apabila suatu organisasi perusahaan dapat menerapkan
suatu sistem manajemen lingkungan yang baik, maka organisasi tersebut
dapat di nyatakan sebagai organisasi yang teratur dan sesuai.
Untuk mengetahui sejauh mana organisasi perusahaan tersebut
menerapkan sistem manajemen lingkungan yang baik, maka kita harus
melakukan tinjauan langsung ke dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu
dalam rangka mempraktekan teori ke dalam praktek, maka mahasiswa di
himbau untuk melakukan kunjungan ke perusahaan di lakukan ke PT.

1
2

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang.


Dengan kunjungan ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui
penerapan teori dan praktek dalam suatu sistem manajemen lingkungan yang
berjalan pada suatu perusahaan

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem Manajemen Lingkungan
2. Untuk mengetahui manfaat dari menerapkan ISO 14001
3. Untuk mengetahui pentingnya Sistem Manajemen Lingkungan terhadap
industry
4. Untuk mengetahui keterkaitan Sistem Manajemen Lingkungan dengan
manajemen limbah industry
5. Untuk mengetahui proses produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Noodle Division
6. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di PT
Indofood CBP Sukses Makmur TBk Noodle Division

C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui pengertian dari Sistem Manajemen Lingkungan
b. Dapat mengetahui manfaat dari menerapkan ISO 14001
c. Dapat mengetahui pentingnya Sistem Manajemen Lingkungan
terhadap industry
d. Dapat mengetahui keterkaitan Sistem Manajemen Lingkungan dengan
manajemen limbah industry
e. Dapat mengetahui proses produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk Noodle Division
f. Dapat mengetahui penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di PT
Indofood CBP Sukses Makmur TBk Noodle Division
3

2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Dapat memperluas relasi antara kampus dengan perusahaan.
b. Dapat meningkatkan kualitas kompetensi dasar dari prodi.
c. Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik antara kampus dan
perusahaan.
4

BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. 1. Definisi Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management
System) atau EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan,
implementasi, evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga tujuan bisnis perusahaan/pemerintah dan tujuan
lingkungan bisa padu dan bersinergi.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan sendiri
dalam aspek manajemen dibagi 4 yaitu Planning, Organization, Actuating,
and Controlling (POAC) (Hillary, 1997).
Sistem Manajemen Lingkungan adalah bagian dari keseluruhan
sistem manajemen yang meliputi organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, dan sumber daya untuk mengembangkan, mengimplementasikan,
mencapai, mengevaluasi dan memelihara kebijakan lingkungan. (ISO
14001:2004)
Pengertian lain Sistem Manajemen Lingkungan (SML) merupakan
bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan lingkungan dan mengelola
aspek lingkungan yang dituangkan dalam ISO 14001.
Sedangkan definisi manajemen lingkungan menurut para ahli
antara lain:
a. Manajen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-
usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
b. Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang
terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan

4
5

sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Karakter Sistem Manajemen Lingkungan
Karakter dari sistem manajemen lingkungan antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Dinamis dan selalu berkembang
b. Melibatkan semua personil dari suatu organisasi
c. Setiap komponen saling terkait
d. Terintegrasi ke dalam sistem manajemen organisasi
e. Konsistensi dalam kegiatan dan perilaku
f. Operasi standar
g. Mencerminkan visi jangka panjang dan kegiatan jangka pendek
2. Bentuk Sistem Manajemen Lingkungan
Program-program lingkungan di Indonesia dirancang untuk dapat
memenuhi keperluan masa kini dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk
keperluan masa yang akan datang. Program ini juga untuk
mengakomodasikan adanya perubahan situasi dan kondisi baik Nasional
maupun Internasional. Program-program Lingkungan di Indonesia yang
dikoordinasikan oleh Bapedal meliputi :
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
b. Program Kali Bersih (PROKASIH).
c. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
d. ADIPURA
e. Produksi Bersih (PRODUKSIH)
f. Program Penilaian Kinerja Lingkungan (PROPER)
g. Pengembangan Audit Lingkungan
h. Pengendalian Dampak Skala Kecil
i. Pengendalian Kerusakan Lingkungan
j. Pengendalian Pencemaran Kerja
k. Pengendalian Pencemaran Laut dan Pesisir
l. Pembinaan Laboratorium Lingkungan
6

m. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan di Bidang Pengendalian


Dampak Lingkungan
n. Sistem Informasi Bapedal
o. Pengembangan Instrumen-instrumen Ekonomi
3. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Dengan 4 Fungsi
Manajemen
a. Tahap 1 Perencanaan (Planning)
Sebagai upaya mewujudkan organisasi / perusahaan yang ramah
lingkungan atau peduli dengan lingkungan maka dibutuhkan upaya
nyata untuk melakukan hal tersebut melalui suatu sistem pengelolaan /
manajemen lingkungan yang handal, efektif, terdokumentasi, serta
mendorong untuk selalu dilakukan peningkatan seperti halnya penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan mengacu pada standar ISO 14001;2004.
Hal ini perlu dukungan dari semua pihak, baik manajemen, karyawan
serta semua pihak yang terkait. ISO 14001 sebagai referensi untuk
menjalankan sistem manajemen lingkungan merupakan standar
internasional yang di terbitkan oleh ISO “ International Standards for
Organitation” dimana prinsip dasar nya adalah “control” terhadap
semua aspek yang dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan(Sturm,1998).
b. Tahap 2 Pengorganisasian (Organizing)
1) Pembentukan Tim
a) Manajemen Puncak :
 Memberikan arahan
 Menetapan sasaran dan target
 Memastikan sistem manajemen lingkungan, telah di
kembangkan, di terapkan, dan di pelihara efektifitasnya.
b) Management Representative (MR)
 Memimpin tim untuk pengembangan, penerapan,
pemeliharaan dan peningkatan efektifitas sistem manajemen
lingkungan
7

 Melaporkan kinerja sistem manajemen lingkungan ke


Manajemen puncak secara periodik
 Mengkoordinasi pelaksanaan kajian manajemen
c) Document Controler (DC)
 Membantu MR dan Working Group dalam melakukan
dokumentasi sistem manajemen lingkungan
 Melakukan adminitrasi dan fileing seluruh
kegiatan management representative
 Memyimpan rekaman sistem manajemen lingkungan dan
melakukan pemusnahan record yang menjadi tanggung
jawab MR setelah masa retensi sudah habis
d) Working Group
 Membantu MR dalam melakukan sosialisasi untuk
kebutuhan penerapan sistem manajemen lingkungan
 Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan mencari
solusi yang efektif
 Melakukan monitoring kinerja sistem manajemen lingkungan
dan melaporkan ke MR
e) Auditor Internal Sistem Manajemen Lingkungan
 Membuat laporan formal hasil audit internal
 Melakukan verifikasi tindak lanjut dari temuan audit
 Melaporkan hasil verifikasi tindak lanjut hasil audit internal
2) Pembentukan Komitmen
a) Tim dan karyawan harus mengetahui maksud dan tujuan dari
penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001
b) Proses sosialisasi yang intensif dan masif bagi seluruh karyawan
c) Menunjuk tim dalam suatu Surat Keputusan yang sekaligus
diberikan penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab
sebagai Tim.
d) Komunikasi yang efektif antara Manajemen Puncak, Tim dan
Seluruh karyawan
e) Reward and punishment system
8

3) Penetapan Ruang lingkup


a) Kesiapan infrastruktur untuk mengendalikan atau mencegah
dampak negatif lingkungan dari kegiatan untuk setiap area
b) Kesiapan Tim dan karyawan dalam menerapkan sistem
manajemen lingkungan
c) Ketersediaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan
persyaratan baik infrastruktur maupun peraturan perundang-
undangan terkait dengan lingkungan yang relevan
d) Tingkat dampak lingkungan sebagai efek samping kegiatan yang
dilaksanakan di masing-masing area/ proses.
e) Tuntutan dari pihak-pihak terkait
4) Penyediaan Sumber daya
Adapun sumber daya di harus di persiapan untuk kebutuhan
penerapan sistem manajemen lingkungan seperti yang di atur dengan
Persyaratan ISO 14001;2004 clausa 4.4.1 mencakup di ataranya:
a) Sumber daya manusia termasuk kemampuan spesifik yang
dibutuhkan untuk menjamin efektivitas penerapan sistem
manajemen lingkungan
b) Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengendalikan dan
mengurangi dampak negatif dari kegiatan yang dilakukan oleh
Organisasi atau perusahaan
c) Teknologi yang diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif
pencemaran lingkungan
d) Keuangan yang dibutuhkan untuk membiayai seluruh kegiatan
untuk menjamin efektivitas penerapan sistem manajemen
lingkungan
c. Tahap 3 Pengarahan (Actuating)
1) Memberikan pengetahuan kepada Tim tentang konsep sistem
manajemen lingkungan
2) Memberikan pengertian tentang interpretasi persyaratan ISO
14001:2004
9

3) Memberikan arahan bagaimana melakukan pengembangan dan


penerapan sistem manajemen lingkungan
4) Memberikan arahan tentang sistem dokumentasi Sistem Manajemen
lingkungan
5) Memberikan pengertian bagaimana melakukan risk
assessment terkait dengan aspek dan dampak lingkungan
Beberapa keuntungan untuk melakukan pengembangan dan
penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dengan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara terintegrasi diantaranya:
 Memudahkan dalam pengembangan dan penerapan sistem
manajemen lingkungan, karena mengacu pada sistem manajemen
mutu yang terlebih dahulu telah di terapkan dan sertifikasi.
 Memudahkan dalam pengendalian, pemeliharaan sistem manajemen
dimana cukup dengan satu management representative untuk 2
manajemen sistem.
 Memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan
 Efisien dari sisi waktu dan penyediaan sumber daya
d. Tahap 4 Pengawasan (Controlling)
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan sistem manajemen
yang berbasis resiko, dimana sistem ini digunakan untuk mengendalikan
resiko lingkungan ( Environtment Risk Management). Oleh karena itu
bagian dari tahapan pengembangan sistem maanjemen lingkungan maka
organisasi harus melakukan Environtment Risk Assessment atau
melakukan Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan. Agar dapat
melakukan secara kosnisten maka perlu di buat prosedur terdokumentasi
untuk pelaksanaan Risk Assessment tersebut seperti yang di atur dalam
standar ISO 14001:2004 clausa 4.3.1. Berdasarkan Standar ISO
14001:2004 yang dimaksud aspek lingkungan adalah bagian dari
organisasi yang dapat berupa aktifitas, produk atau pelayanan yang
berinteraksi dengan lingkungan, sebagai contoh:
1) Pengoperasian genset
2) Penggunaan air
10

3) Penggunaan AC
4) Penggunaan Energi
5) Proses Maintenance
6) Pemakaian bahan B3
Sedangkan dampak lingkungan (environment impact) merupakan
segala perubahan yang terjadi pada lingkungan baik merugikan atau
menguntungkan, secara keseluruhan atau sebagai hasil dari aspek
lingkungan (definisi standar ISO 14001;2004 point 3.7). Contoh dampak
lingkungan diantaranya:
1) Pencemaran udara
2) Pencemaran tanah
3) Pencemaran air
4) Menghasilkan limbah B3
5) Menghasilkan limbah Non B3
6) Pengurangan sumber daya alam
7) Ganguan kesehatan / keselamatan
8) Penipisan lapisan ozon
Tim Sistem Manajemen Lingkungan di pimpin
oleh Management Representativemelakukan assessment aspek dan
dampak lingkungan dari seluruh kegiatan , produk/ pelayanan yang
dilakukan oleh organisasi baik dalam kondisi normal, tidak normal
maupun emergency sesuai dengan ruang lingkup yang di tetapkan. Tim
harus menentukan aspek lingkungan yang significant atau
tidak significantdengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya:
1) Peluang terjadinya
2) Keseriusan dampak
3) Mekanisme pengendalian yang sudah dijalankan
4) Peraturan atau perundang-undangan yang berlaku dan relevan
5) Teknologi
6) Persyaratan keuangan
7) Perhatian pihak-pihak terkait
11

Hasil assessment dituangkan oleh tim dalam suatu dokumen


yang bisa di sebut Identifikasi dan Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan
(IEADL). Dari hasilassessment tersebut Tim menentukan mekanisme
pengendaliannya dimana pengendalian yang dilakukan mencakup :
1) Eliminasi
2) Substitusi
3) Rekayasa Engineering
4) Pengadaan infrastruktur / alat pelindung diri
5) Pengendalian secara administratif
Sedangkan untuk aspek yang significant dibuat menjadi
objective dan target serta program. Dokumen IEADL ini dokumen yang
akan selau di perbaharui serta di kaji secara periodik oleh tim terutama
jika terjadi:
1) Perubahan produk/ jasa atau kegiatan dan berpengaruh ke
lingkungan
2) Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
3) Terjadi incident atau emergency condition yang berpengaruh
terhadap lingkungan
4) Terjadi perubahan key person yang berpengaruh ke sistem
manajemen lingkungan
5) Keluhan klien, masyarakat sekitar atau pemerintah
Bagi organisasi atau perusahaan belum memiliki dokumen Risk
Assessmentini, sehingga pada saat akan menerapakan Sistem
Manajemen Lingkungan maka tim harus menyusunnya. Namun
demikian bagi organisasi / perusahaan yang telah memiliki dokumen
AMDAL, ANDAL serta dokumen Implementasi Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL) atau dapat UKL, UPL maka dokumen tersebut akan sangat
membantu Tim dalam melakukan Risk Assessment untuk menyusun
dokumen Identifikasi dan Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan
(IEADL).
4. ISO (International Organization for Standardization)
12

ISO (International Standarisation Organisation) adalah organisasi


non-pemerintah dan bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (World
Trade Organization) walaupun Standar-standar yang dihasilkan merupakan
rujukan bagi kedua organisasi tersebut. ISO (International Organization
for Standardization) merupakan pengembang standard internasional
terbesar di dunia. Standard internasional memberikan panduan untuk
spesifikasi produk, jasa, panduan praktis yang membantu industri lebih
efisien dan efektif. Saat ini, ISO mempunyai anggota di 164 negara dan
3335 badan teknis yang menangani pengembangan standard. Lebih dari
19,000 standar internasional telah diterbitkan yang meliputi semua aspek
pada teknologi dan manufaktur.
Pada tahun 1993, mengikuti kesuksesan ISO 9000, suatu
persetujuan diputuskan antara Komite Standariasi Eropa dan ISO bekerja
sama dalam pembuatan standar bagi manajemen dan kinerja lingkungan.
Tiga dokumen ISO yang terkait dengan manajemen lingkungan adalah:
a. ISO14000: SML – Pedoman umum mengenai Prinsip, Sistem dan
Teknik Pendukung (kemudian dikenal sebagai ISO 14004)
b. ISO 14001: SML – Spesifikasi dengan pedoman penggunaan
c. ISO 14040: Analisa Daur Hidup – Prinsip Umum dan Praktek-praktek.
Beberapa pengertian ISO 14000
a. ISO adalah Standardization standart internasional tentang manajemen
Lingkungan dan keamanan operasional yang dikembangkan oleh
internasional organization for standardization (ISO).
b. ISO-14000 : Semua Sistem Manajemen Lingkungan yang dapat
memberikan jaminan (bukti) kepada produsen dan konsumen, bahwa
dengan menerapkan sistem tersebut produk yang
dihasilkan/dikonsumsi, limbah, produk bekas pakai ataupunlayanannya
sudah melalui suatu proses yang memperhatikan kaidah-kaidah atau
upaya-upaya pengelolaan lingkungan.
c. ISO-14001 : Bagian dari ISO 14000 yang merupakan suatu sistem yang
mengorganisasiakan Kebijakan Lingkungan, perencanaan,
implementasi,pemeriksaan, tindakan koreksi dan tinjauan manajemen
13

perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan


sehingga tercapai perbaikan lingkungan yang bersifat terus menerus
atau berkesinambungan
d. ISO-14010 s/d ISO-1415 : Suatu alat manajemen untuk menguji
efektifitas atau kinerja perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan lingkungan dengan menggunakan kriteria audit yang
disepakati, didokumentasikan dan hasilnya dikomunikasikan kepada
klien.
5. Manfaat dan keuntungan Penerapan ISO-14000
ISO-14000 memberikan Manfaat kepada bagi organisasi antara lain :
a. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,
karyawan dan masyarakat umunya
b. Meningkatkan persepsi dan pengertian masalah lingkungan di dalam
organisasi
c. Sebuah kerangka untuk melakukan peningkatan terus menerus dalam
pengelolaan lingkungan dan meningkatkan kemampuan dalam
pemenuhan persyaratan perundang-undangan
d. Mengukur untuk menghasilkan lebih sedikit pemborosan akan biaya
produk, material handling dan pemborosan biaya penjualan yang mana
bisa dimasukkan kembali kedalam bisnis perusahaan
e. Meningkatkan efisiensi, penggunaan energi dan bahan baku yang lebih
baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan
f. Image pengelolaan lingkungan yang kuat dapat membantu
menarik pelanggan sehingga dapat meningkatkan market share
g. Meningkatkan kesadaran lingkungan.
6. Pengertian ISO 14001
ISO 14001 adalah standar internasional yang dapat diterapkan oleh
organisasi yang dimaksudkan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara
dan meningkatkan system manajemen lingkungan (ISO 14001:2001).
7. Tujuan ISO 14001
ISO 14001 yang mengatur Sistem Manajemen Lingkungan
bertujuan untuk meningkatkan daya guna lingkungan yang konstan dan
14

mengimplementasikan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) dengan


efisien dan perbaikan terus menerus.
8. Elemen ISO 14001
ISO 14001 dikembangkan dari konsep Ttal Quality Manajement
(TQM) yang berprinsip pada aktivitas PDCA (Plan-Do-Check-Action),
sehingga elemen-elemen utama Environment Manajement System (EMS)
akan mengikuti prinsip PDCA ini, yang dikembangan menjadi enam
prinsip dasar EMS, yaitu:
a. Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
b. Perencanaan
c. Penerapan dan operasi
d. Pemeriksaan dan tindakan koreksi
e. Tinjauan manajemen
f. Penyempurnaan terus menerus

9. Prinsip ISO 14001


Pada prinsipnya, keenam elemen ISO 14001 Environment
Management System diatas dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
a. Environment policy (kebijakan lingkungan: pengembangan sebuah
pernyataan komitmen lingkungan dari suatu organisasi. Kebijakan ini
akan dipergunakan sebagai kerangka bagi penyusunan rencana
lingkungan.
b. Environment aspects (aspek lingkungan): identifikasi aspek lingungan
dari produk, kegiatan, dan jasa suatu perusahaan, untuk kemudian
menentukan dampak-damak penting yang timbul terhadap lingkungan.
c. Legal and other requirements (persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain): mengidentifikasi dan mengakses berbagai peraturan
dan perundangan yang terkait dengan kegiatan perusahaan.
d. Objectives and targets (tujuan dan sasaran): menetapkan tujuan dan
sasaran lingkungan yang terkait dengan kebijakan yang telah dibuat,
dampak lingkungan, stakeholders, dan faktor lainnya.
e. Environment management program (program manajemen lingkungan):
rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
15

f. Structure and responsibitity (struktur dan tanggung jawab): menetapkan


peran dan tanggungjawab serta meyediakan sumber daya yang
diperlukan.
g. Training awareness and competence (pelatihan, kepedulian, dan
kompetensi): memberikan pelatihan kepada karyawan agar mampu
mengemban tanggung jawab lingkungan.
h. Communication (komunkasi): menetapkan proses komunikasi internal
dan eksternal berkaitan dengan isu lingkungan.
i. EMS Documentation (dokumentasi SML): memelihara informasi EMS
dan sistem dokumentasi lain
j. Document Contol (pengendalian dokumen): menjamin keefektifan
pengelolaan dokumen prosedur dan dokumen lain.
k. Operational Control (pengendalian control): mengidentifikasi,
merencanakan dan mengelola operasi dan kegiatan perusahaan agar
sejalan dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran.
l. Emergency Preparedness and response (kesiagaan dan tanggap darurat):
mengidentifikasi potensi emergency dan mengembangkan procedure
untuk mencegah dan menanggapinya.
m. Monitoring and measurement (pemantauan dan pengukuran):
memantau aktivitas kunci dan melacak kinerjanya.
n. Nonconformance and corrective and preventive action (ketdaksesuaian
dan tindakan koreksi dan pencegahan):mengidentifikasi dan melakukan
tindakan koreksi terhadap permasalahan dan mencegah terulang
kejadiannya.
o. Records (rekaman): memelihara rekaman kinerja SML.
p. EMS audits (audit SML): melakukan verifikasi secara periodic bahwa
SML berjalan dengan baik.
q. Management review (pengkajian manajemen): mengkaji SML secara
periodic untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyempurnaan
berkenajutan.
10. Keuntungan perusahaan yang menerapkan ISO sebagai satu bentuk
EMS
16

a. Perlindungan lingkungan
1) Mengurangi/meminilisasi limbah
2) Mengoptimalisasi sumber daya alam
3) Membantu mengatasi isu isu lingkungan
b. Dasar Persaingan Yang Setara
ISO-14000 akan mengurangi sekecil mungkin timbulnya
perbedaan perbedaan pembiayaan lingkungan oleh sebab perbedaan
sistem/geografi.
c. Kesesuaian Terhadap Peraturan-peraturan yang ada
Dengan menggunakan Sertifikat ISO-14000 dalam
pengelolaan lingkungan terbuka kesempatan kemampuan telusuran dan
kesesuaian dokumen-dokumen dalam mendukung peraturan yang ada.
d. Terbentuknya Sistem Manajemen Yang Efektif
Dengan adanya bermacam-macam tuntutan terhadap
perusahaan tentang pengelolaan lingkungan hidup, sistem manajemen
lingkungan akan membuat pengelolaan lebih efektif dan mampu
berkiprah dalam dunia percaturan Internasional
e. Memiliki Kekuatan Pasar
f. Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan
g. Meningkatkan peran pasar (Market Share)
h. Memenuhi persyaratan pelanggan
i. Membuka peluang investasi
j. Pengurangan Biaya
Dasar utama dalam penekanan biaya adalah mengurangi
penanganan bahan kimia dan sisa-sisa/limbah lainnya. Lebih sedikit
bahan kimia/limbah, akan semakin sedikit biaya dan semakin tinggi
tingkat mutu air/tanah. Dengan ISO-14000 yang kesemuanya
didasarkan penggunaan standart, maka diharapkan semakin kecil
peluang menyimpangnya operasi. Biaya-biaya yang dapat dikurangi
meliputi:
1) Biaya-biaya kesalahan
2) Biaya operasional yang terakumulasi
17

3) Biaya taksiran
k. Pengurangan Kerugian
Sistem akan melindungi atau meminimumkan akibat ke
lingkungan, dan juga meminimumkan akibat buruk bagi karyawan,
pengurangan luka dan penyakit jika perusahaan mengadopsi sistem
manajemen lingkungan ISO-14000.
l. Meningkatkan Hubungan Masyarakat
Dalam “Gall-up” pool 1994, didapat bahwa warga di 24 negara
(industri & sedang berkembang) mempertimbangkan perlindungan
lingkungan lebih penting dari pada pertumbuhan ekonomi. Jika
perusahaan mengembangkan program pengelolaan lingkungan, ini
berarti mengembangkan hubungan kemasyarakatan.
m. Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Dengan dimilikinya sertifikat ISO-14001, pelanggan akan
merasa lebih aman dan lingkungannya terlindungi. Hal ini akan
meyakinkan pelanggan bahwa pemasok peduli lingkungan dan
mempunyai dokumen yang sesuai untuk mendukung pernyataan
tersebut.
n. Mengembangkan Perhatian Manajemen Yang Lebih Tinggi
Di waktu yang lalu, departemen lingkungan dipandang oleh
beberapa perusahaan sebagai kegiatan pemborosan biaya. dengan ISO-
14000 departemen lingkungan dipandang positif dan merupakan
konponen penting dalam perusahaan. keseluruhan proses dalam
mencapai sertifikasi ISO-14000 akan merangsang manajemen lebih
berkembang dan lebih menghargai pengelolaan lingkungan.

B. Perundang-undangan
1. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang RI No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 Tahun 2016 tentang Limbah
Domestik
18

4. International Organization for Standardization (ISO) 14001:2004


5. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 6 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Program Adipura
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
8. Peraturan menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 13
Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle
Melalui Bank Sampah
19

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan industri dilakukan di PT. Indofood CPB Sukses
Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang terletak di Jl. Tambak
Aji II No. 8 Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa
Tengah.

B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan industri di PT. Indofood CPB Sukses Makmur Tbk.
Divisi Noodle Cabang Semarang dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober
2018 yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.

C. Pelaku Pengamatan
Kegiatan kunjungan industri diikuti oleh seluruh mahasiswa D4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) semester V angkatan 2016 Universitas
Sebelas Maret sebagai pelaku pengamatan, yang didampingi oleh dosen dan
asisten laboratorium D4 K3.

D. Objek Pengamatan
Objek pengamatan dari kegiatan kunjungan industri di PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu mengenai proses
produksi mie instan, sistem manajemen K3 serta sistem manajemen
lingkungannya.

E. Metode Pengumpulan Data


Data yang didapatkan untuk membuat laporan kunjungan industri di PT.
Indofood CPB Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, yaitu :
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung mengenai
proses produksi mie instan serta tempat pengolahan limbah cair.

19
20

2. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dari sesi tanya jawab antara mahasiswa D4
K3 UNS kepada bagian HSE PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Divisi Noodle Cabang Semarang.
3. Dokumentasi
Data didapatkan dari dokumen-dokumen mengenai K3 dari presentasi
yang disampaikan oleh pihak HSE PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
21

BAB IV

HASIL

A. Pelaksanaan
Kegiatan praktek kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester 5
Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret yang dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2018
Waktu : 09.30 – selesai
Lokasi : PT Indofood CBP Sukses Makmur Semarang
Alamat : Jl. Tambak Aji II No 8 Desa Beringin, Tambak Aji
Ngaliyan, Semarang 50185

B. Deskripsi Perusahaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu
perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang
menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Pada
awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang
bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada
tahun 1971. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk
menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi.
Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal
untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk
menjamin mutu produk yang selalu prima.
Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai
bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa
negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris,
Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika. Pada tahun 1994, terjadi
penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood
Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya

21
22

tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang,


Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar,
Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi.

C. Observasi
1. Proses Produksi PT Indofood
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing
(pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian),
steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan),
frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan).
Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :

a. Mixing atau pencampuran


Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan
material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali
(campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan)
sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan
yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata
lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses
pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan
suhu 35oC.
b. Pressing atau pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke
dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan
melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada
saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini
terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk
lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan
ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan
jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan
adalah 1,12 – 1,18 mm.
c. Slitting atau pembentukan untaian
23

Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie


dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie
tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang
disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
d. Streaming atau pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang
keluar dari slitter secara kontinu dengan menggunakan istream box
atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu
tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah
menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming ini akan
terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan
gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak
pada proses penggorengan atau frying.
e. Cutting
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur
mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama
panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan.
Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
f. Frying atau penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam
mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media
penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada
suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan
adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati
tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie
menjadi matang, kaku dan awet.
g. Cooling atau pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri
dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie
24

yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan


adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan
etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas
maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama
beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian
menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat
menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah
kurang lebih dua menit.

2. Pengolahan limbah PT Indofood CBP Sukses Makmur Semarang


a. Limbah Cair
Air limbah produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Noodle Division Cabang Semarang seluruhnya ditampung kedalam
IPAL. Di dalam IPAL air limbah melewati beberapa proses mulai dari
trapping, ekuaisasi, UASB, aerasi, sedimentasi, kontrol, koagulasi 1 dan
2, klorinasi, filterisasi dan penampung. Setelah ditampung kedalam
IPAL, selanjutnya dibuang ke drainase umum dengan Izin Pembuangan
Limbah Cair. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Baku Mutu Air Limbah pasal 8 huruf(b) yang berbunyi “Setiap
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah
ke lingkungan wajib melakukan pengolahan air limbah yang dibuang
agar memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Daerah ini.”
Sampling air limbah dianalisa laboratorium setiap satu bulan
sekali untuk mengetahui kualitas air oleh pihak ketiga yaitu Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. Hal ini telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air pasal 3 bahwa
“Penyelenggaraan pengelolaan kualitas air dan pengendalian
25

pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam pasal 2. Dapat


dilaksanakan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang-
undangan”.
b. Limbah Padat
Perusahaan telah menyediakantempat penampungan sampah yang
memadai sesuai jenisnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah Pasal 13 yang menyatakan bahwa “Pengelola kawasan
pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan
fasilitas pemilahan”.
Selain itu, perusahaan telah melakukan kerjasama dengan pihak
ketiga untuk penjualan kardus dan plastik bekas serta kerjasama dengan
DKP Kota Semarang untuk pengangkutan dan pembuangan sampah
proses produksi serta domestik karyawan. Hal ini telah sesuai dengan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 ayat 1 yang menyatakan
bahwa “Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib
melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan”.
c. Limbah Udara
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division Cabang
Semarang telah melakukan pengujian limbah udara secara berkala yang
dilakukan oleh Balai Pelatihan dan Pengujian Keselamatan Kerja dan
Hiperkes Semarang. Hasil pengujian udara emisi pada cerobong boiler
dan genset masih sesuai baku mutu. Baku mutu tersebut sesuai dengan
Baku mutu sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi
Ketel Uap berbahan bakar cangkang
Hasil pengujian emisi gas buang kendaraan dari 4 forklift berbahan
bakar solar memenuhi ambang batas sedangkan dari 4 mobil berbahan
bakar bensin yang diuji terdapat 1 unit mobil sudah melebihi ambang
batas untuk parameter CO.Ambang batas tersebut sesuai dengan
26

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006


tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraam Bermotor Lama.
d. Limbah B3
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division Cabang
Semarang mempunyai TPS limbah B3 yang telah mendapatkan izin
penyimpanan limbah B3 dari Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 12 ayat
1 yang menyatakan bahwa “Setiap orang yang menghasilkan limbah B3
wajib melakukan penyimpanan limbah B3” dan ayat 3 yang menyatakan
bahwa “Untuk dapat melakukan penyimpanan limbah B3 wajib memiliki
ijin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan limbah B3”.
Perusahaan telah mengatur dan mengidentifikasi semua limbah B3
yang disimpan sesuai jenis dan karakteristiknya pada tempat yang sudah
ditentukan serta memiliki neraca limbah B3. Waktu penyimpanan limbah
B3 selama 90 hari dan 2 hari untuk limbah medis di TPS LB3. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 26 yang
menyatakan bahwa “Kewajiban pemegang ijin pengelolaan limbah B3
untuk kegiatan penyimpanan limbah B3 harus melakukan identifikasi
limbah B3 yang dihasilkan, melakukan pencatatan nama dan jumlah
limbah B3 yang dihasilkan, melakukan penyimpanan sesuai dengan
ketentuan, menyusun dan menyampaikan laporan penyimpanan limbah
B3” dan Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang
No. 660.3/897/BI/V/2015 tentang Ijin Penyimpanan Sementara Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
Limbah B3 nantinya akan dikelola oleh pihak ketiga yang memiliki
izin pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun pasal 48 yang menyatakan bahwa “Pengangkutan limbah B3
27

wajib memiliki rekomendasi pengangkutan limbah B3 dan ijin


pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan pengangkutan limbah B3”.

D. Analisa
Berikut ini merupaakan analisa data mengenai sistem manajemen
lingkungan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang yang dibandingkan dengan ISO 14001:2105, yaitu :
1. Kepemimpinan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang dipimpin oleh General Manager (GM) yang bertugas
memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan. General
Manager (GM) tersebut memiliki kewajiban mengatur serta memantau
mengenai keberlangsungan sistem manajemen lingkungan di perusahaan.
General Manager (GM) memastikan bahwa tanggung jawab dan otoritas
untuk peran terkait ditugaskan dan dikomunikasikan kepada masing-
masing bidang dalam organisasi.
Dengan komitennya mengenai sistem manajemen lingkungn
tersebut dari General Manager (GM) PT. Indofood CBP Divisi Noodle
Cabang Semarang, maka sistem manajemen lingkungan perusahaan sudah
sesuai dengan ISO 14001 : 2015 pada klausul 5.1 yang disebutkan bahwa
“Top Management harus memperlihatkan kepemimpinan dan
komitmennya terkait dengan sistem manajemen lingkungan” dan klausul
5.3 mengenai top management membagi tanggung jawab dan otoritas
dalam organisasi.

2. Kebijakan Lingkungan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang sudah memenuhi ISO 14001 : 2015 pada klausul 5.2 mengenai
kebijakan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya kebijakan K3
dan Lingkungan yang ditetapkan, dikomunikasin kepada pekerja dan
dipatuhi oleh seluruh pekerja di perusahaan.
28

3. Tindakan dalam Mengatasi Risiko dan Peluang


PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang sudah melakukan pengolahan limbah. Pengolahan limbah ini
dimaksudkan untuk mengatasi adanya dampak buruk yang ditimbulkan
dari limbah yang dihasilkan, baik dari limbah bekas kemasan bahan
baku, plastik, karton, sterofoam, adonan mie yang gagal, serta limbah cair
produksi, laboratorium, toilet, kantin dan boiler. Berdasarkan hal tersebut,
PT. Indofood Cabang Semarang sudah memenuhi ISO 14001 : 2015 pada
klausul 6.1 mengenai tindakan dalam mengatasi risiko dan peluang dalam
aspek lingkungan.

4. Sasaran Lingkungan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang sudah sesuai dengan ISO 14001 : 2015 pada klausul 6.2
mengenai sasaran lingkungan dan rencana untuk mencapainya. Sasaran
lingkungan ini sudah jelas yaitu lingkungan perusahaan dan lingkungan
masyarakat sekitar pabrik yang terhindar dari pencemaran limbah. Untuk
mewujudkan lingkungan yang bersih tanpa pencemaran, PT. Indofood
Cabang Semarang membuat kebijakan K3 dan Lingkungan, dan untuk
mewujudkannya yaitu dengan melakukan pengolahan terhadap limbah
yang dihasilkan. Untuk limbah padat seperti plastik, karton dan sterofoam
akan dijual kepada pihak ketiga. Sedangkan untuk limbah cair diolah
sendiri oleh perusahaan.

5. Komunikasi
Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang selalu mengomunikasikan informasi mengenai sistem
manajemen lingkungan kepada pekerjanya dan kepada pihak luar yang
bersangkutan. Pemberian informasi kepada internal dan eksternal untuk
memenuhi persyaratan kewajiban ISO 14001 : 2015. Dengan pemenuhan
kewajiban tersebut, PT. Indofood Cabang Semarang sudah memenuhi
ISO 14001 : 2015 pada klausul 7.4 mengenai komunikasi.
29

6. Audit Internal
Kegiatan audit lingkungan dilakukan oleh Petugas P2K3 yang
dibentuk oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang untuk selalu mengecek dan memantau sistem
manajemen lingkungan perusahaan sudah sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Hal ini sudah sesuai dengan ISO 14001 : 2015 pada klausul 9.2
mengenai audit internal.
30

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
1. Pengertian sistem manajemen lingkungan secara umum adalah satu sistem
manajemen lengkap yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan yang
terkait atau berpotensi mendatangkan dampak bagi lingkungan di sekitar
wilayah operasi perusahaan, dimana sistem manajemen tersebut harus
meliputi keseluruhan proses mulai dari perencanaan, penelitian,
penerapan, penanggungjawaban, peninjauan dan peninjauan ulang serta
pembuatan dan pemeliharaan kebijakan yang telah dihasilkan.
2. Berbagai manfaat dapat diperoleh bila menerapkan ISO 14001, yang
sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari manajemen lingkungan
3. Penerapan ISO 14001 juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.
Beberapa manfaat yang penting yaitu meningkatkan kinerja lingkungan,
mengurangi biaya dan meningkatkan akses pasar, dll
4. Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester IV Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS pada hari
kamis, 11 Oktober 2018 diikuti oleh 104 mahasiswa
5. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan
mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi
salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
6. Tahapan proses produksi mie instan pada PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Noodle Division secara garis besar meliputi:
a. Pembuatan Larutan Alkali
b. Penuangan Tepung dalam Screw
c. Mixing
d. Penampungan di Mesin Feeder
e. Pressing
f. Slitting
g. Steaming

30
31

h. Cutting
i. Frying
j. Cooling
k. Pembungkusan
l. Packing
7. Penerapan pengelolaan lingkungan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Noodle Division Cabang Semarang sebagai berikut:
a. Organisasi Bidang Lingkungan
b. Pengelolaan Limbah
c. Program Lingkungan Hidup

B. Saran

1. Seharusnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Division Noodle tetap
mampu mempertahankan dan meningkatkan sistem manajemen limbah
lebih konsisten dan lebih baik lagi
2. Sebaiknya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Division Noodle
perlu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan membuat
inovasi program lingkungan hidup
32

DAFTAR PUSTAKA

Alvianus, dkk. LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI “ PT. AMERTA INDAH


OTSUKA DAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR”. Malang :
Politeknik Negeri Malang.
International Standard ISO 14001, 2004. EMS Spesification with Guidance For
Use. Switzerland: ISO

ISO, 2004. http//ISO014001-forum/blogspot.com. 8 November 2017

Kuhre, W Lee. 1998. Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan Iso 14001.


Jakarta: PT Bukit Terang Paksi Galvanizing

Tarwaka. 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta:


Harapan Press

32

Anda mungkin juga menyukai