Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Lingkungan

Teknik Konstruksi Gedung

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dengan keberadaan lingkungan tempat
tinggal, manusia berperan penting dalam menjaga dan merawat lingkungan tersebut.
Hubungan antara manusia dan lingkungan sangatlah penting sebagai tolak ukur
keseimbangan kehidupan di bumi. Manusia wajib menjaga lingkungannya, karena
dengan begitu lingkungan akan memberikan timbal balik berupa lingkungan sehat dan
asri. Tidak dapat dipungkiri lingkungan berperan aktif dalam keberadaan mahluk di
dalamnya untuk masa depan lebih baik. Untuk menjaga hubungan tersebut, maka
manusia sebagai mahluk yang diberikan akal dan fikiran, harus memikirkan dan
melakukan tindakan dalam rangka kelestarian lingkungan.
Kelestarian lingkungan dapat dijaga dengan

memperhatikan

dan

mengorganisasikan lingkungan. Pemikiran tentang menjaga dan memperbaiki. Konsep


pemikiran tersebut hedaknya selalu ditanamkan. Dengan menjaga, maka lingkungan
akan tetap memberikan kesehatan dan kemampuan menjaga bumi tetap setabil.
Begitu pula dengan memperbaiki, perbaikan yang dilakukan kepada lingkungan yang
rusak akan mengembalikan keasrian dan kesehatan yang dibutuhkan baik untuk
lingkungan tersebut maupun untuk mahluk mahluk di dalamnya.
Penerapan manajemen lingkungan sangat penting dilakukan, mengingat
pemntingnya memiliki lingkungan yang sehat dan tertata serta asri. Manajemen
lingkungan dilakukan agar proses menjaga lingkungan dapat di organisir mengunakan
tata cara yang telah diatur dan sesuai dengan standar yang ada.
Standar manajemen lingkungan tahun ini sudah diatur dan dikenal dengan
adanya ISO 14001, dengan adanya suatu aturan standar, memungkinkan pelaku
manajemen lingkungan melakukan segala kegiatan sesuai dengan prosedur dan
standar yang berlaku baik nasional maupun internasional.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan maksud antara lain memberikan gambaran pada apa itu
manajemen lingkungan, serta perkembangannya.
Makalah ini akan membahas beberapa permasalahan, antara lain:
A. Definisi manajemen lingkungan.
B. Pentingnya manajemen lingkungan ISO-14000
a. Implikasi penerapan ISO-14000 Seri
1 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
b. Program-program lingkungan yang ada di Indonesia
c. Kendala peningkatan mutu lingkungan
d. Keberhasilan upaya peningkatan mutu lingkungan
e. Latar belakang perlunya peneraoan ISO-14000
f. Apakah ISO-14000
g. Keuntungan sertifikat ISO-14000
C. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management System
(EMS)
1. Persiapan Penerapan
2. Kebijakan Lingkungan
3. Perencanaan SML
4. Penerapan dan Oprasi
5. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
6. Pengkajian Manajemen
7. Penerapan ISO-14001 secara menyeluruh
8. Sertifikasi SML ISO 14001
D. Pengembangan berkelanjutan (sustainable development)
A. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
AMDAL dan mengetahui fungsi dan tujuan dari adanya manajemen lingkungan.
Bagaimana pelaksanaan manajemen lingkungan serta manfaat manajemen lingkungan.
B. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan muncul setelah penulisan ini, salah satunya agar kita
mengetahui dalam pelaksanaan sebuah proyek, adanya manajemen lingkungan
berfungsi agar tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang ada, sehingga tercipta
sebuah teknologi yang tidak merusak lingkungan namun tetap bias memenuhi
kebutuhan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Lingkungan
Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen secara
umum sebagai berikut :
1. Manajemen

menurut

pengertian

Stoner

&

Wankel

(1986)

adalah

proses

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota


organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuantujuan organisasi yang sudah ditetapkan,

2 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
2. Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan
sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14000 adalah bagian dari keseluruhan
sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan,
pertanggungjawaban,

praktek,

tata

laksana,

proses

dan

sumberdaya

untuk

pengembangan, penerapan, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan lingkungan,


4. Sistem manajemen lingkungan (Sistem pengolahan kualitas lingkungan) menurut
Undang-undang No. 23/1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidupyang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan.
Masih ada banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah sekumpulan
aktifitas yang disengaja (merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang terkait
dengan tujuan tertentu.
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek manusia
yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan:
tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktorfaktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan
bisa

diartikan

sekumpulan

aktifitas

merencanakan,

mengorganisasikan,

dan

menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan
kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen
(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).
Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam
kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah
lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya.
Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat
diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).
Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS)
adalah:
that part of the overall management system which includes organizational
structure planning, activities, responsibilities,practices, procedures, processes,

3 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and
maintaining the environmental policy.
Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan
lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan
lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas.
Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan dalam
2 macam yaitu:
1. Lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi. Yaitu
yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh
karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.
2. Lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu
segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk
masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah,
pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan
dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum,
perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.
Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup
dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan
lingkungan internal dan eksternal.

B. Pentingnya Sistem manajemen Lingkungan ISO-14000


1. Implikasi Penerapan ISO-14000 Seri
Perkembangan yang cepat dari ISO-14000 Seri berdampak besar pada kalangan
pemerintah dan dunia usaha/industri karena penerapan standart tersebut akan mempengaruhi
kompetisi perdangan di pasar Internasional. Perkembangan kegiatan pengawasan lingkungan
ditingkat Internasional akan berdampak pada program-program tingakat Nasional. Justru
karena itu penerapan ISO-14000 Seri bukanlah impian yang tidak dapat diwujudkan, tetapi hal
itu dapat dan harus diwujudkan oleh seluruh industri dengan melibatkan semua pihak yang
terikat dan manajemen yang rapi dengan dibantu oleh Bapedal guna menghadapi dan
menerima transisi ini.

4 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Hal-hal yang tercakup dalam ISO 14000 dapat dibagi dalam dua bidang yang terpisah.
Pertama berkaitan dengan Pengelolaan / Manajemen Organisasi dan sistem evaluasinya, yang
kedua adalah berkaitan dengan Alat / Perangkat Lingkungan dalam mengevaluasi Produknya.
Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam gambargambar
berikut ini :

Gambar. 1.1 Struktur Standar ISO 14000

5 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung

Gambar. 1.2 Standar Evaluasi Organisasi ISI 14000

6 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung

Gambar. 1.3 Evaluasi Standar Produk


Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard
tersebut berarti kita memperbaiki sistem.
2. Program-program Lingkungan Yang Ada di Indonesia
Program-program lingkungan di Indonesia dirancang untuk dapat memenuhi keperluan masa
kini dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan masa yang akan datang. Program
ini juga untuk mengakomodasikan adanya perubahan situasi dan kondisi baik Nasional
maupun Internasional. Program-program Lingkungan di Indonesia yang dikoordinasikan oleh
Bapedal (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Program Kali Bersih (PROKASIH)
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
ADIPURA
Produksi Bersih (PRODUKSIH)
Program Penilaian Kinerja Lingkungan (PROPER)
Pengembangan Audit Lingkungan
Pengendalian Dampak Skala Kecil
Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Pengendalian Pencemaran Kerja

7 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Pengendalian Pencemaran Laut dan Pesisir


Pembinaan Laboratorium Lingkungan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan di Bidang Pengendalian Lingkungan
Ekolabel
Sistem Informasi Bapedal
Pengembangan Instrumen-Instrumen Ekonomi

3. Kendala peningkatan mutu lingkungan


a. Sasaran lingkungan tidak/belum dimengerti oleh setiap orang di perusahaan
b. Kebijakkan lingkungan tidak seiring-sejalan dengan tujuan bisnis perusahaan
c. Kegiatan peningkatan mutu lingkungan hanya melibatkan sebagian kecil
d. karyawan
e. Manajemen lingkungan tidak diidentifikasi/tidak diberikan secara memadai
f. Terbatas Sumber Daya-Dana
g. Kurangnya kepentingan dan dukungan yang konsisten dari manajemen
h. Jadwal Peningkatan Mutu Lingkungan tidak tepat dan lemahnya penguasaan
i. methodologi
4. Keberhasilan upaya peningkatan mutu lingkungan
a. KOMITMEN :
Manajemen puncak menyepakati dan mendukung sasaran yang ditetapkan dalam
organisasi manajemen lingkungan
b. METHODOLOGI :
Penggunaan teknik dan alat yang memadai bagi peningkatan mutu lingkungan
c. SADAR LINGKUNGAN :
Partisipasi oleh seluruh karyawan bagi keberhasilan mutu lingkungan.
d. PELATIHAN
Pelatihan berkala dilaksanakan untuk menumbuhkan sadar lingkungan
e. PERENCANAAN
Manajemen puncak harus mencapkan dan mengembangkan ide dan prinsipprinsip manajemen lingkungan.
5. Latar belakang perlunya penerapan ISO-14000
a. Pada prinsipnya seluruh elemen ISO-14000 dapat diterapkan pada berbagai
bentuk perusahaan terutama yang produk atau layanannya/proses produksinya
mempunyai potensi menimbulkan dampak.
b. Penerapan ISO-14000 di industri perkayuan sangat dimungkinkan dengan
mengingat

bahwa

pengadaan

bahan

baku,

proses

produksi

dan

produk/layanannya mempunyai potensi menimbulkan dampak lingkungan.


c. Industri perkayuan mempunyai aspek organisasi dan aspek produk sangat
sensitif terdahap kemungkinan permintaan negara konsumen atas sertifikasi
ISO-14000
6. Apakah ISO-14000
Beberapa pengertian ISO-1400 antar lain :
a. Sejarah

8 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung

Standart Internasional tentang Manajemen Lingkungan dan kemanan


oprasional yang dikembangkan oleh International Organization For

Starndardization (ISO).
Standart ini dikembangkan oleh wakil dari 36 negara dan disetujui,

oleh 112 negara anggota ISO


Seri ISO-14000 meliputi :
ISO 14001
: Sistem Manajemen Lingkungan
ISO 14010-14015
: Audit Lingkungan
ISO 14020-14024
: Label Lingkungan
ISO 14031
: Evaluasi Kinerja Lingkungan
ISO 14040-14044
: Assessment/Analisa Berkelanjutan
ISO 14060
: Aspek Lingkungan dari Produk
b. ISO-14001, SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Bagian dari seri ISO-14000 yang merupakan suatu sistem yang
mengorganisasikan Kebijakan Lingkungan, perencanaan, implementasi,
pemeriksaan, tindakan koreksi dan tinjauan manajemen perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan sehingga tercapai perbaikan
lingkungan yang bersifat terus menerus atau berkesinambungan
c. ISO-14010 s/d 14015, AUDIT LINGKUNGAN
Suatu alat manajemen untuk menguji efektifitas atau kinerja perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan dengan menggunakan kriteria
audit yang disepakati, didokumentasikan dan hasilnya dikomunikasikan
kepada klien.
7. Keuntungan sertifikat ISO-14000
a. Perlindungan Lingkungan
Mengurangi/ meminimalisasi limbah
Optimalisasi penggunaan sumber-sumber alam
Membantu mengatasi isu-isu lingkungan global
b. Dasar Persaingan yang Setara
ISO-14000 akan mengurangi sekecil mungkin timbulnya perbedaan-perbedaan
pembiayaan lingkungan oleh sebab perbedaan sistem/ geografi.
c. Kesesuaian Terhadap Peraturan-Peraturan yang ada
Dengan menggunakan Sertifikat ISO-14000 dalam pengelolaan lingkungan terbuka
kesempatan

kemampu

telusuran

dan

kesesuaian

dokumen-dokumen

dalam

mendukung peraturan yang ada.


d. Terbentuknya Sistem Manajemen yang Efektif
Dengan adanya bermacam-macam tuntutan terhadap perusahaan tentang pengelolaan
lingkungan hidup, sistem manajemen lingkungan akan membuat pengelolaan lebih
efektif dan mampu berkiprah dalam dunia percaturan Internasional
e. Memiliki Kekuatan Pasar
Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan
Meningkatkan peran pasar (Market Share)
Memenuhi persyaratan pelanggan
9 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
f.

Membuka peluang investasi


Pengurangan Biaya
Dasar utama dalam penekanan biaya adalah mengurangi penanganan bahan kimia dan
sisa-sisa/limbah lainnya. Lebih sedikit bahan kimia/limbah, akan semakin sedikit
biaya dan semakin tinggi tingkat mutu air/tanah. Dengan ISO-14000 yang
kesemuanya didasarkan penggunaan standart, maka diharapkan semakin kecil peluang

menyimpangnya operasi. Biaya-biaya yang dapat dikurangi meliputi :


Biaya-biaya kesalahan
Biaya operasional yang terakumulasi
Biaya taksiran
g. Pengurangan Kerugian
Sistem akan melindungi atau meminimumkan akibat ke lingkungan, dan juga
meminimumkan akibat buruk bagi karyawan, pengurangan luka dan penyakit jika
perusahaan mengadopsi sistem manajemen lingkungan ISO-14000
h. Meningkatkan Hubungan Masyarakat
Dalam Gall-up pool 1994, di dapat bahwa warga di 24 negara (industri & sedang
berkembang) mempertimbangkan perlindungan lingkungan lebih penting dari pada
pertumbuhan ekonomi. Jika perusahaan mengembangkan program pengelolaan
i.

lingkungan, ini berarti mengembangkan hubungan kemasyarakatan.


Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Dengan dimilikinya sertifikat ISO-14001, pelanggan akan merasa lebih aman dan
lingkungannya terlindungi. Hal ini akan meyakinkan pelanggan bahwa pemasok
peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang sesuai untuk mendukung

j.

pernyataan tersebut.
Mengembangkan Perhatian Manajemen yang Lebih Tinggi
Diwaktu yang lalu, departemen lingkungan dipandang oleh beberapa pwrusahaan
sebagai kegiatan pemborosan biaya. dengan ISO-14000 departemen lingkungan
dipandang positif dan meru[pajkan konponen penting dalam perusahaan. keseluruhan
proses dalam mencapai sertifikasi ISO- 14000 akan merangsang manajemen lebih
berkembang dan lebih menghargai pengelolaan lingkungan.

C. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management System


(EMS)
1. Persiapan Penerapan
a. Langkah-langkah penerapan SML
Tahap 1 :
Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan
Tahap 2 :
Perencanaan
Aspek lingkungan dan dampak lingkungan yang terkait
Persyaratan dan Peraturan perundangan-undangan perusahaan
Tujuan dan Sasaran
Rencana kerja dan program manajemen lingkungan
Tahap 3 :
10 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Penerapan dan operasi
Alokasi sumber daya
Struktur dan tanggung jawab
Kesadaran dan pelatihan
Komunikasi
Dokumentasi SML
Pengendalian operasional; program manajemen yang spesifik
Kesiapan dan respons terhadap keadaan darurat
Tahap 4 :
Evaluasi berkala
Pemantauan
Tindakan koreksi dan pencegahan
Rekaman
Audit SML
Tahap 5 :
Pengkajian SML
Penyempurnaan Berkelanjutan
b. Penyiapan tahap perencanaan
b.1. Persyaratan investasi;
sumber daya manajemen,
penyediaan waktu,
pelatihan, dan
investasi dana.
b.2. Komitmen manajemen
Mampukah melaksanakan perubahan yang diperlukan dapat dilihat dari 7 aspek ;
1. Tujuan bersama : Tujuan, Sasaran
2. Strategi : Rencana Bisnis, Tindakan
3. Struktur : Organisasi, Peran dan tanggungjawab
4. Sistem : Operasi, Kendali
b.3 Sistem mutu proyek
Perencanaan mutu proyek mencakup :
1. Tujuan
2. Strategi
3. Ketergantungan
4. Hasil
5. Prosedur
6. Pengukuran
7. Pengendalian perubahan
b.4. Garis besar perencanaan
Proyek harus memiliki kriteria penyelesaian yang jelas, pengukuran sukses
yang jelas, tenggang waktu proyek yang jelas, serta organisasi yang jelas.
Program proyek mempunyai beberapa tahap :
1. Pengkajian dan persetujuan manajemen
2. Perencanaan dan penyusunan
11 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
3. Pengkajian awal
4. Kepedulian atau kesadaran lingkungan melalui manajemen struktural
5. Penerapan melalui manajemen struktural
6. Pengkajian proyek
c. Memperoleh komitmen manajemen
Perencanaan proyek ini dilaksanakan dengan pendekatan PDCA ;

Plan
Do
Check
Action

Langkah-langkah yang diperlukan untuk memperoleh komitmen manajemen


adalah :

Meningkatkan perhatian, kepedulian, dan kesadaran lingkungan


Melakukan presentasi kepada manajemen
Menentukan kegiatan proyek
Menentukan tanggungjawab proyek
Membentuk tim penyiap

d. Rencana tindakan
d.1. Menyusun rencana tindakan dengan tim proyek
d.2. Teknik penentuan perencanaan proyek: temu karya FKK (faktor keberhasilan kritis)
e. Pengkajian awal
e.1. Teknik Analisis SWOT
e.2. Pelaksanaan pengkajian awal, biasanya mencakup:

salinan standar ISO 14001


daftar peraturan utama yang berlaku
daftar dampak utama yang disebabkan oleh operasi perusahaan33
pengendalian lingkungan yang ada pada saat ini
kegiatan lainnya yang diperlukan dan bidang yang termasuk
Perkiraan biaya dan keuntungan atau manfaat yang akan diperoleh.

Laporan pengkajian awal sebaiknya meliputi unsur-unsur :

Penilaian atas kebijakan dan praktek lingkungan yang ada saat ini
Penilaian atas kinerja pada saat ini
Pandangan terhadap isue dan dampak lingkungan
Analisis SWOT (Strengts/kekuatan, Weaknesses/ kelemahan, Oportunities/

kesempatan, Threats/ ancaman)


Daftar rekomendasi: - tujuan dan sasaran, perencanaan, jadwal pelaksanaan,
f.

keuntungan dan kerugian.


Langkah-langkah penerapan SML
Akan berbeda bagi perusahaan yang belum pernah dengan yang pernah melaksanakan
SML sebelumnya. Tergantung komitmen dari pihak-pihak yang terlibat.

12 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
2. Kebijakan Lingkungan

Standar ISO 14001 berisi persyaratan sistem manajemen, atas dasar proses
siklus yang dinamis dari merencanakan, menerapkan, memeriksa dan mengkaji.
Sistem manajemen ini memungkinkan perusahaan untuk
a. membuat kebijakan lingkungan yang sesuai bagi organisasi
b. mengidentifikasi aspek lingkungan yang timbul dari kegiatan organisasi
untuk menentukan dampak lingkungan yang penting
c. mengidentifikasi persyaratan undang-undang dan peraturan yang relevan
d. mengidentifikasi prioritas dan menentukan tujuan dan sasaran lingkungan
yang sesuai
e. membuat struktur dan program untuk menerapkan kebijakan dan mencapai
tujuan dan sasaran
f. memberi kemudahan bagi perencanaan, pengendalian, pemantauan, tindakan
koreksi, kegiatan audit dan pengkajian untuk menjamin agar kebijaknnya
sesuai dan SML tetap cocok
g. mampu menyesuaikan terhadap situasi yang berubah.
Untuk memudahkan membuat rumusan kebijakan lingkungan dapat dilakukan
tahap-tahap :
1. Tanamkan komitmen
2. Identifikasikan kondisi pada saat ini: dimana kita sekarang berada?
3.Buat

kebijakan

lingkungan,

yang

merupakan

suatu

deklarasi

yang

ditandatangani Direktur Utama perusahaan dan direktur lainnya.


Kebijakan lingkungan ini bisa bersifat umum ataupun spesifik.Proses
penyempurnaan berkelanjutan diwujudkan dalam SML. Prosesnya dapat berupa
:
-

mengidentifikasi daerah peluang untuk penyempurnaan SML


menentukan akar penyebab atau penyebab ketidaksesuaian34
mengembangkan dan menerapkan rencana tindakan koreksi dan

pencegahannya
memverifikasi keefektifan tindakan koreksi dan pencegahan
mendokumentasi tiap perubahan prosedur yang dihasilkan dari proses
penyempurnaan.

Kebijakan Lingkungan
Kebijakan Lingkungan

3. Perencanaan SML

13 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Tujuan tahap perencanaan atau rencana tindakan (action plan) adalah menciptakan
kondisi sedemikian sehingga perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya sesuai
dengan kebijakan lingkungan, yang didasarkan pada informasi yang benar dan usulan
internal ataupun harapan perusahaan tentang kinerja lingkungan.
Perencanaan dalam ISO 14001 mensyaratkan agar perusahaan:
membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi aspek
lingkungan dari kegiatan, produk atau jasa
membuat

dan

memelihara

prosedur

untuk

mengidentifikasi

peraturanperundang-undangan dan persyaratan lainnya yang dilaksanakan


oleh perusahaan
membuat dan memelihara tujuan dan sasaran lingkungan yang
terdokumentasi. pada setiap bagian dan tingkat yang relevan dalam
perusahaan
membuat dan memelihara program lingkungan untuk memenuhi tujuan
dan sasaran lingkungan
Unsur SML yang berkaitan dengan perencanaan mencakup :
Identifikasi aspek lingkungan dan evaluasi dampak lingkungan yang
terkait
persyaratan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
kebijakan lingkungan
kriteria kinerja internal
tujuan dan sasaran lingkungan
perencanaan lingkungan dan program manajemen.
4. Penerapan dan Operasi
14 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Bagian yang penting dari SML adalah pelaksanaannya di lapangan. Karena semua
aspek yang tercantum sebagai prosedur maupun dokumen harus dilaksanakan. Bisa
saja perusahaan mempunyai perencanaan SML yang sangat bagus, namun mendapat
masalah karena sistem penerapan dan operasinya yang belum memadai. Dalam ISO
14001, penerapan dan operasi SML perusahaan akan dievaluasi berdasarkan 7 unsur,
yaitu :
1. Struktur dan tanggungjawab
2. Pelatihan, kepedulian dan kompetensi
3. Komunikasi
4. Dokumentasi SML
5. Pengendalian dokumen
6. Pengendalian operasional
7. Kesiagaan dan tanggap darurat.
5. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi

Setelah penerapan dan operasi, perlu dilakukan pemeriksaan atau verifikasi


terhadap efisiensi kegiatan SML di perusahaan. Kinerja lingkungan terus dipantau
sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilakukan segera tindakan koreksi.
Adapun hal-hal yang dibahas dalam butir ini dalam ISO 14001 adalah diantaranya :
a. Pemantauan dan pengukuran SML
b. Penanganan dan penyelidikan ketidaksesuaian
c. Menerapkan tindakan koreksi dan tindakan pencegahan
d. Memelihara rekaman lingkungan
e. Memelihara dan menyusun program audit SML
15 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
6. Pengkajian Manajemen
Manajemen puncak organisasi harus :
mengkaji SML sesuai dengan jadwal yang ditentukan, untuk menjamin
kesesuaian kecukupan dan keefektifannya secara berkelanjutan.
menjamin dapat mengumpulkan informasi penting untuk dapat dievaluasi
mendokumentasikan pengkajian ini
membahas perlunya perubahan kebijakan, tujuan dan unsur lainnya dalam
SML, berdasarkan hasil audit SML, perubahan keadaan dan komitmen untuk
penyempurnaan berkelanjutan.
termasuk pula, penyediaan sdm, struktur organisasi dan budaya, sumber
keuangan dan teknologi.
7. Penerapan ISO-14001 secara menyeluruh
Penerapan SML 14001 memerlukan komitmen yang dilanjutkan dengan
perencanaan serta kemudian pelaksanaan. Tahap berikutnya adalah pemeriksaan yang
selanjutnya diikuti oleh pengkajian manajemen.
Selain itu dipersiapkan juga SML yang siap diaudit, artinya bahwa program
manajemen lingkungan telah didokumentasi dan semua unsur dan prosedur SML
konsisten dengan yang dilakukan perusahaan sehari-hari.
Kemudian ditetapkan apakah perusahaan akan meminta sertifikasi ISO 14001
ataukah tidak, pada dasarnya ada empat pilihan :
a. memutuskan untuk tidak memperoleh sertifikasi
b. hanya akan mencari sertifikasi sesudah ada keadaan yang memaksa dan
sesudah perusahaan menjalankannya
c. memperoleh sertifikasi segera
16 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
d. menyatakan diri telah menjalankan ISO 14001
8. Sertifikasi SML ISO 14001
a. Sertifikasi jenis I, yaitu sertifikasi yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak
berpihak, seperti lembaga sertifikasi internasional yang terakreditasi secara
internasional/nasional. Sistem ini mengaudit secara keseluruhan sesuai dengan
yang tercantum dalam ISO 14001 sehingga mempunyai bobot yang paling
besar.
b. Sertifikasi jenis II, yaitu yang dikenal juga sebagai pernyataan diri karena
audit dilakukan oleh perusahaan sendiri sehingga mempunyai bobot yang
paling kecil.
c. Sertifikasi jenis III, yaitu sertifikasi pihak kedua yang dilakukan apabila
melibatkan pemasok yang terkait dengan kontrak. Dalam hal ini audit
dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan produk/jasa pemasok

D.

Pengembangan Berkelanjutan (Sustainable Development)


Sebenarnya tidak ada definisi secara global bagi Sustainable Development (SD)
saat ini. Juga cenderung tidak akan ada definisi global mengenai konsep-konsep ini,
karena konteks sustainabilitas berbeda-beda diseluruh dunia. Masalah definisi dasar
seperti ini seharusnya tidak digunakan sebagai dalih untuk tidak melakukan proses kerja
sustainabilitas, karena perbedaan-perbedaan kecil tidak mempengaruhi semua implikasi
praktis. Titik awal dari pembahasan ini adalah definisi yang digunakan komisi
Brundtland.
Pengembangan berkelanjutan (sustainable development, sering diterjemahkan
pembangunan bila berbicara dalam konteks negara) seperti didefinisikan oleh United
Nations Commision on Environment and Development (UNCED) atau komisi
Brundtland, adalah : 'meeting the basic needs of all the world's people today without
compromising the ability of future generations to meet their needs'. (GEMI, 1998).
Definisi lain: adalah suatu kondisi kemajuan industri yang memenuhi kebutuhan
masa sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
17 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
kebutuhannya (Fiksel, 1996, p.4). Kondisi ini diasumsikan dicapai setelah terlebih dulu
pertimbangan aspek lingkungan telah terikat erat dengan kegiatan bisnis utama
perusahaan, menjadi sistem organisasi belajar, dimana proses perbaikan dan pencarian
kesempurnaan berlangsung secara otomatis terus menerus, didasarkan filosofi kualitas
total yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Alan AtKisson dalam Believing Cassandra (2000) menyatakan bahwa
pengembangan tidak sama dengan pertumbuhan. Terutama jika pertumbuhan berarti
peningkatan ever-increasing through-put of stuff. Gerakan ke arah kehidupan
berkelanjutan akan memerlukan ketrampilan dan fasilitas pasar (dan menyediakan
potensi menghasilkan keuntungan yang tinggi). Untuk bergerak kedepan perlu secara
efektif menyadari bahwa :
1. Krisis penggunaan berlebihan sumberdaya telah terjadi dan nyata dan menunjukkan
jumlah peningkatan dari waktu ke waktu
2. Terdapat tren sistematis jangka panjang dan bahkan aksi yang kuat dan seketika tidak
cukup untuk mencegah konsekuensi serius di dekade mendatang atau abad
mendatang. Terdapat resiko nyata system yang ada akan runtuh, namun terdapat
alasan untuk optimis bahwa hal itu dapat dihindari dan pembangunan dapat terus
3.

berlanjut jika kita melakukan hal-hal tertentu.


Solusi hidup yang mudah --mengurangi kebutuhan kita dan beralih dari teknologi dan
pasar tertentu-- tidak punya harapan untuk sukses, terutama dengan kenyataan
bahwa sejumlah besar masyarakat dunia ketiga telah teraspirasi pada kenyamanan

gaya hidup barat.


4. Solusi terletak lebih kepada mengarahkan kembali pasar menuju cara berkelanjutan
dalam memproduksi kebutuhan kita, menggunakan teknologi yang secara luas telah
tersedia, dan pendekatan pada aspek produksi, distribusi, dan pemasaran yang telah
diaplikasikan secara sukses --dan sangat menguntungkan-- oleh organisasi-organisasi
tertentu (perusahaan yang tidak memproduksi limbah). Untuk keluar dari keruntuhan
sistem alami global, diperlukan ide yang adalah visioner dan menguntungkan, solusi
yang dapat dilaksanakan seseorang yang mementingkan orang lain dan juga pelaku
kapitalis. Sumber harapan yang juga peluang bisnis, investasi yang juga bermuatan
idealis. Dan itu semua terangkum dalam kata 'berkelanjutan' (sustainable). (AtKisson,
2000).
Lebih jauh AtKisson menyebutkan tujuh prinsip pengembangan berkelanjutan:
18 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
1. Berpikir jangka panjang
2. Mengerti sistem dan dinamikanya
3. Mengenali batas-batas. Pertumbuhan eksponensial telah membawa kita dekat pada
atau melebihi batasbatas alami.
4. Melindungi alam, yang telah menyediakan jumlah tak ternilai pelayanan secara gratis
(pelayanan yang tak tergantikan)
5. Mentransformasi bisnis 'doing it as usual' seperti saat ini, dimana saat ini masih
sangat sedikit yang telah dikerjakan masyarakat industri. Yaitu apa yang kita kerjakan
seharusnya berkelanjutan dan masuk akal secara ekonomi.
6. Berlaku adil. Bila kita berlaku adil pada alam, pada sesama, dan pada generasi
mendatang, berkelanjutan akan terjadi secara otomatis.
7. Mengembangkan kreatifitas. Berkelanjutan perlu perubahan yang besar, kita perlu
menjadi inovatif, kreatif, dan senang bermain, slogan kemanusiaan yang masih
berlaku hingga saat ini, yaitu pertumbuhan atau mati, dirubah mulai sekarang dan
seterusnya adalah Menjadi kreatif atau jatuh.
Mengerti difusi inovasi adalah kritis dalam menyebarkan konsep dan praktek
berkelanjutan. Strateginya tidak rumit, temukan agen perubahan dan bekerja melalui
mereka. Perlu mengerti sistem untuk membuat perubahan terasa mudah dengan
mengurangi persepsi biaya perubahan.
Untuk berubah dari cara non-berkelanjutan pada hidup dan bekerja
berkelanjutan tidak berarti pengurangan bisnis. Hal ini memerlukan usaha ekonomi
berpotensi untung --contohnya adalah penggantian kendaraan berbahan bakar fosil
dengan kendaraan ditenagai sel hidrogen-- yang terutama memerlukan perubahan arah
pemikiran.
Dari sudut pandang perusahaan, tahap Sustainable Development tersebut
menurut Ranganathan (1998) dapat dicapai dengan memfokuskan secara seimbang 3
pilar prinsip kebijakan manajemen perusahaan, yaitu: ekonomi, lingkungan, dan
sosial. Ketiga hal ini disebut triple bottom line oleh para ahli manajemen lingkungan
(Ranganathan, 1999). Sehingga peran ideal bagi para manajer profesional perusahaan,
termasuk profesional lingkungan adalah yang mampu mengoptimalkan dan menjaga
keseimbangan antara ketiga pilar tersebut.

19 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permasalahan lingkungan semakin populer pada akhir-akhir ini memerlukan instrumen atau
alat

untuk mengelola

permasalahan tersebut.

ISO International

Organization for

Standarization,adalah organisasi yang mengeluarkan ISO 14000 tentang standar internasional


mengenai manajemen lingkungan, selain itu ada ISO 9000 tentang manajemen pemastian
mutu atau quality assurance management system (QA Management System). Dengan ISO ini
merupakan instrumen untuk mengelola lingkungan.
C. SARAN
Untuk pemilihan sistem manajemen lingkungan hendaknya disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku di negara atau wilayah tersebut. Standar-standar Bapedal dapat mempermudah
sosialisasi menajemen lingkungan dan dapat mendukung berjalannya sistem manajemen
lingkungan.

20 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai