BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dengan keberadaan lingkungan tempat
tinggal, manusia berperan penting dalam menjaga dan merawat lingkungan tersebut.
Hubungan antara manusia dan lingkungan sangatlah penting sebagai tolak ukur
keseimbangan kehidupan di bumi. Manusia wajib menjaga lingkungannya, karena
dengan begitu lingkungan akan memberikan timbal balik berupa lingkungan sehat dan
asri. Tidak dapat dipungkiri lingkungan berperan aktif dalam keberadaan mahluk di
dalamnya untuk masa depan lebih baik. Untuk menjaga hubungan tersebut, maka
manusia sebagai mahluk yang diberikan akal dan fikiran, harus memikirkan dan
melakukan tindakan dalam rangka kelestarian lingkungan.
Kelestarian lingkungan dapat dijaga dengan
memperhatikan
dan
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
b. Program-program lingkungan yang ada di Indonesia
c. Kendala peningkatan mutu lingkungan
d. Keberhasilan upaya peningkatan mutu lingkungan
e. Latar belakang perlunya peneraoan ISO-14000
f. Apakah ISO-14000
g. Keuntungan sertifikat ISO-14000
C. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management System
(EMS)
1. Persiapan Penerapan
2. Kebijakan Lingkungan
3. Perencanaan SML
4. Penerapan dan Oprasi
5. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
6. Pengkajian Manajemen
7. Penerapan ISO-14001 secara menyeluruh
8. Sertifikasi SML ISO 14001
D. Pengembangan berkelanjutan (sustainable development)
A. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
AMDAL dan mengetahui fungsi dan tujuan dari adanya manajemen lingkungan.
Bagaimana pelaksanaan manajemen lingkungan serta manfaat manajemen lingkungan.
B. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan muncul setelah penulisan ini, salah satunya agar kita
mengetahui dalam pelaksanaan sebuah proyek, adanya manajemen lingkungan
berfungsi agar tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang ada, sehingga tercipta
sebuah teknologi yang tidak merusak lingkungan namun tetap bias memenuhi
kebutuhan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Lingkungan
Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen secara
umum sebagai berikut :
1. Manajemen
menurut
pengertian
Stoner
&
Wankel
(1986)
adalah
proses
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
2. Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan
sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14000 adalah bagian dari keseluruhan
sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan,
pertanggungjawaban,
praktek,
tata
laksana,
proses
dan
sumberdaya
untuk
diartikan
sekumpulan
aktifitas
merencanakan,
mengorganisasikan,
dan
menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan
kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen
(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).
Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam
kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah
lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya.
Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat
diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).
Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS)
adalah:
that part of the overall management system which includes organizational
structure planning, activities, responsibilities,practices, procedures, processes,
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and
maintaining the environmental policy.
Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan
lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan
lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas.
Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan dalam
2 macam yaitu:
1. Lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi. Yaitu
yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh
karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.
2. Lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu
segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk
masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah,
pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan
dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum,
perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.
Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup
dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan
lingkungan internal dan eksternal.
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Hal-hal yang tercakup dalam ISO 14000 dapat dibagi dalam dua bidang yang terpisah.
Pertama berkaitan dengan Pengelolaan / Manajemen Organisasi dan sistem evaluasinya, yang
kedua adalah berkaitan dengan Alat / Perangkat Lingkungan dalam mengevaluasi Produknya.
Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam gambargambar
berikut ini :
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
k.
l.
m.
n.
o.
p.
bahwa
pengadaan
bahan
baku,
proses
produksi
dan
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Starndardization (ISO).
Standart ini dikembangkan oleh wakil dari 36 negara dan disetujui,
kemampu
telusuran
dan
kesesuaian
dokumen-dokumen
dalam
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
f.
j.
pernyataan tersebut.
Mengembangkan Perhatian Manajemen yang Lebih Tinggi
Diwaktu yang lalu, departemen lingkungan dipandang oleh beberapa pwrusahaan
sebagai kegiatan pemborosan biaya. dengan ISO-14000 departemen lingkungan
dipandang positif dan meru[pajkan konponen penting dalam perusahaan. keseluruhan
proses dalam mencapai sertifikasi ISO- 14000 akan merangsang manajemen lebih
berkembang dan lebih menghargai pengelolaan lingkungan.
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Penerapan dan operasi
Alokasi sumber daya
Struktur dan tanggung jawab
Kesadaran dan pelatihan
Komunikasi
Dokumentasi SML
Pengendalian operasional; program manajemen yang spesifik
Kesiapan dan respons terhadap keadaan darurat
Tahap 4 :
Evaluasi berkala
Pemantauan
Tindakan koreksi dan pencegahan
Rekaman
Audit SML
Tahap 5 :
Pengkajian SML
Penyempurnaan Berkelanjutan
b. Penyiapan tahap perencanaan
b.1. Persyaratan investasi;
sumber daya manajemen,
penyediaan waktu,
pelatihan, dan
investasi dana.
b.2. Komitmen manajemen
Mampukah melaksanakan perubahan yang diperlukan dapat dilihat dari 7 aspek ;
1. Tujuan bersama : Tujuan, Sasaran
2. Strategi : Rencana Bisnis, Tindakan
3. Struktur : Organisasi, Peran dan tanggungjawab
4. Sistem : Operasi, Kendali
b.3 Sistem mutu proyek
Perencanaan mutu proyek mencakup :
1. Tujuan
2. Strategi
3. Ketergantungan
4. Hasil
5. Prosedur
6. Pengukuran
7. Pengendalian perubahan
b.4. Garis besar perencanaan
Proyek harus memiliki kriteria penyelesaian yang jelas, pengukuran sukses
yang jelas, tenggang waktu proyek yang jelas, serta organisasi yang jelas.
Program proyek mempunyai beberapa tahap :
1. Pengkajian dan persetujuan manajemen
2. Perencanaan dan penyusunan
11 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
3. Pengkajian awal
4. Kepedulian atau kesadaran lingkungan melalui manajemen struktural
5. Penerapan melalui manajemen struktural
6. Pengkajian proyek
c. Memperoleh komitmen manajemen
Perencanaan proyek ini dilaksanakan dengan pendekatan PDCA ;
Plan
Do
Check
Action
d. Rencana tindakan
d.1. Menyusun rencana tindakan dengan tim proyek
d.2. Teknik penentuan perencanaan proyek: temu karya FKK (faktor keberhasilan kritis)
e. Pengkajian awal
e.1. Teknik Analisis SWOT
e.2. Pelaksanaan pengkajian awal, biasanya mencakup:
Penilaian atas kebijakan dan praktek lingkungan yang ada saat ini
Penilaian atas kinerja pada saat ini
Pandangan terhadap isue dan dampak lingkungan
Analisis SWOT (Strengts/kekuatan, Weaknesses/ kelemahan, Oportunities/
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
2. Kebijakan Lingkungan
Standar ISO 14001 berisi persyaratan sistem manajemen, atas dasar proses
siklus yang dinamis dari merencanakan, menerapkan, memeriksa dan mengkaji.
Sistem manajemen ini memungkinkan perusahaan untuk
a. membuat kebijakan lingkungan yang sesuai bagi organisasi
b. mengidentifikasi aspek lingkungan yang timbul dari kegiatan organisasi
untuk menentukan dampak lingkungan yang penting
c. mengidentifikasi persyaratan undang-undang dan peraturan yang relevan
d. mengidentifikasi prioritas dan menentukan tujuan dan sasaran lingkungan
yang sesuai
e. membuat struktur dan program untuk menerapkan kebijakan dan mencapai
tujuan dan sasaran
f. memberi kemudahan bagi perencanaan, pengendalian, pemantauan, tindakan
koreksi, kegiatan audit dan pengkajian untuk menjamin agar kebijaknnya
sesuai dan SML tetap cocok
g. mampu menyesuaikan terhadap situasi yang berubah.
Untuk memudahkan membuat rumusan kebijakan lingkungan dapat dilakukan
tahap-tahap :
1. Tanamkan komitmen
2. Identifikasikan kondisi pada saat ini: dimana kita sekarang berada?
3.Buat
kebijakan
lingkungan,
yang
merupakan
suatu
deklarasi
yang
pencegahannya
memverifikasi keefektifan tindakan koreksi dan pencegahan
mendokumentasi tiap perubahan prosedur yang dihasilkan dari proses
penyempurnaan.
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan Lingkungan
3. Perencanaan SML
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Tujuan tahap perencanaan atau rencana tindakan (action plan) adalah menciptakan
kondisi sedemikian sehingga perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya sesuai
dengan kebijakan lingkungan, yang didasarkan pada informasi yang benar dan usulan
internal ataupun harapan perusahaan tentang kinerja lingkungan.
Perencanaan dalam ISO 14001 mensyaratkan agar perusahaan:
membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi aspek
lingkungan dari kegiatan, produk atau jasa
membuat
dan
memelihara
prosedur
untuk
mengidentifikasi
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
Bagian yang penting dari SML adalah pelaksanaannya di lapangan. Karena semua
aspek yang tercantum sebagai prosedur maupun dokumen harus dilaksanakan. Bisa
saja perusahaan mempunyai perencanaan SML yang sangat bagus, namun mendapat
masalah karena sistem penerapan dan operasinya yang belum memadai. Dalam ISO
14001, penerapan dan operasi SML perusahaan akan dievaluasi berdasarkan 7 unsur,
yaitu :
1. Struktur dan tanggungjawab
2. Pelatihan, kepedulian dan kompetensi
3. Komunikasi
4. Dokumentasi SML
5. Pengendalian dokumen
6. Pengendalian operasional
7. Kesiagaan dan tanggap darurat.
5. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
6. Pengkajian Manajemen
Manajemen puncak organisasi harus :
mengkaji SML sesuai dengan jadwal yang ditentukan, untuk menjamin
kesesuaian kecukupan dan keefektifannya secara berkelanjutan.
menjamin dapat mengumpulkan informasi penting untuk dapat dievaluasi
mendokumentasikan pengkajian ini
membahas perlunya perubahan kebijakan, tujuan dan unsur lainnya dalam
SML, berdasarkan hasil audit SML, perubahan keadaan dan komitmen untuk
penyempurnaan berkelanjutan.
termasuk pula, penyediaan sdm, struktur organisasi dan budaya, sumber
keuangan dan teknologi.
7. Penerapan ISO-14001 secara menyeluruh
Penerapan SML 14001 memerlukan komitmen yang dilanjutkan dengan
perencanaan serta kemudian pelaksanaan. Tahap berikutnya adalah pemeriksaan yang
selanjutnya diikuti oleh pengkajian manajemen.
Selain itu dipersiapkan juga SML yang siap diaudit, artinya bahwa program
manajemen lingkungan telah didokumentasi dan semua unsur dan prosedur SML
konsisten dengan yang dilakukan perusahaan sehari-hari.
Kemudian ditetapkan apakah perusahaan akan meminta sertifikasi ISO 14001
ataukah tidak, pada dasarnya ada empat pilihan :
a. memutuskan untuk tidak memperoleh sertifikasi
b. hanya akan mencari sertifikasi sesudah ada keadaan yang memaksa dan
sesudah perusahaan menjalankannya
c. memperoleh sertifikasi segera
16 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
d. menyatakan diri telah menjalankan ISO 14001
8. Sertifikasi SML ISO 14001
a. Sertifikasi jenis I, yaitu sertifikasi yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak
berpihak, seperti lembaga sertifikasi internasional yang terakreditasi secara
internasional/nasional. Sistem ini mengaudit secara keseluruhan sesuai dengan
yang tercantum dalam ISO 14001 sehingga mempunyai bobot yang paling
besar.
b. Sertifikasi jenis II, yaitu yang dikenal juga sebagai pernyataan diri karena
audit dilakukan oleh perusahaan sendiri sehingga mempunyai bobot yang
paling kecil.
c. Sertifikasi jenis III, yaitu sertifikasi pihak kedua yang dilakukan apabila
melibatkan pemasok yang terkait dengan kontrak. Dalam hal ini audit
dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan produk/jasa pemasok
D.
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
kebutuhannya (Fiksel, 1996, p.4). Kondisi ini diasumsikan dicapai setelah terlebih dulu
pertimbangan aspek lingkungan telah terikat erat dengan kegiatan bisnis utama
perusahaan, menjadi sistem organisasi belajar, dimana proses perbaikan dan pencarian
kesempurnaan berlangsung secara otomatis terus menerus, didasarkan filosofi kualitas
total yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Alan AtKisson dalam Believing Cassandra (2000) menyatakan bahwa
pengembangan tidak sama dengan pertumbuhan. Terutama jika pertumbuhan berarti
peningkatan ever-increasing through-put of stuff. Gerakan ke arah kehidupan
berkelanjutan akan memerlukan ketrampilan dan fasilitas pasar (dan menyediakan
potensi menghasilkan keuntungan yang tinggi). Untuk bergerak kedepan perlu secara
efektif menyadari bahwa :
1. Krisis penggunaan berlebihan sumberdaya telah terjadi dan nyata dan menunjukkan
jumlah peningkatan dari waktu ke waktu
2. Terdapat tren sistematis jangka panjang dan bahkan aksi yang kuat dan seketika tidak
cukup untuk mencegah konsekuensi serius di dekade mendatang atau abad
mendatang. Terdapat resiko nyata system yang ada akan runtuh, namun terdapat
alasan untuk optimis bahwa hal itu dapat dihindari dan pembangunan dapat terus
3.
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
1. Berpikir jangka panjang
2. Mengerti sistem dan dinamikanya
3. Mengenali batas-batas. Pertumbuhan eksponensial telah membawa kita dekat pada
atau melebihi batasbatas alami.
4. Melindungi alam, yang telah menyediakan jumlah tak ternilai pelayanan secara gratis
(pelayanan yang tak tergantikan)
5. Mentransformasi bisnis 'doing it as usual' seperti saat ini, dimana saat ini masih
sangat sedikit yang telah dikerjakan masyarakat industri. Yaitu apa yang kita kerjakan
seharusnya berkelanjutan dan masuk akal secara ekonomi.
6. Berlaku adil. Bila kita berlaku adil pada alam, pada sesama, dan pada generasi
mendatang, berkelanjutan akan terjadi secara otomatis.
7. Mengembangkan kreatifitas. Berkelanjutan perlu perubahan yang besar, kita perlu
menjadi inovatif, kreatif, dan senang bermain, slogan kemanusiaan yang masih
berlaku hingga saat ini, yaitu pertumbuhan atau mati, dirubah mulai sekarang dan
seterusnya adalah Menjadi kreatif atau jatuh.
Mengerti difusi inovasi adalah kritis dalam menyebarkan konsep dan praktek
berkelanjutan. Strateginya tidak rumit, temukan agen perubahan dan bekerja melalui
mereka. Perlu mengerti sistem untuk membuat perubahan terasa mudah dengan
mengurangi persepsi biaya perubahan.
Untuk berubah dari cara non-berkelanjutan pada hidup dan bekerja
berkelanjutan tidak berarti pengurangan bisnis. Hal ini memerlukan usaha ekonomi
berpotensi untung --contohnya adalah penggantian kendaraan berbahan bakar fosil
dengan kendaraan ditenagai sel hidrogen-- yang terutama memerlukan perubahan arah
pemikiran.
Dari sudut pandang perusahaan, tahap Sustainable Development tersebut
menurut Ranganathan (1998) dapat dicapai dengan memfokuskan secara seimbang 3
pilar prinsip kebijakan manajemen perusahaan, yaitu: ekonomi, lingkungan, dan
sosial. Ketiga hal ini disebut triple bottom line oleh para ahli manajemen lingkungan
(Ranganathan, 1999). Sehingga peran ideal bagi para manajer profesional perusahaan,
termasuk profesional lingkungan adalah yang mampu mengoptimalkan dan menjaga
keseimbangan antara ketiga pilar tersebut.
Manajemen Lingkungan
Teknik Konstruksi Gedung
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permasalahan lingkungan semakin populer pada akhir-akhir ini memerlukan instrumen atau
alat
untuk mengelola
permasalahan tersebut.
ISO International
Organization for