Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN

LINGKUNGAN
Oleh (Kelompok 6):
Shadiq Akil
Mukramin Mustakim
Afifah Idris
POKOK
BAHASAN
A. Konsep Dasar Manajemen Lingkungan
B. Keterkaitan Pencemaran Lingkungan dan Manajemen Lingkungan
C. Komponen dalam Sistem Manajemen Lingkungan
D. Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia
E. ISO 14000 tentang Standar Lingkungan Hidup
F. SNI ISO 14001:2015 tentang Sistem manajemen lingkungan
G. PROPER
• H. Studi Kasus
A. Konsep Dasar Manajemen
Lingkungan
Definisi
Manajemen
Lingkungan
Menurut Suyud Warno (2021), Manajemen lingkungan adalah suatu pengelolaan yang
membantu untuk
mengatasi berbagai ancaman alam dan permasalahan yang disebabkan oleh aktivitas
manusia. Manajemen lingkungan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya degradasi
atau kerusakan lingkungan yang lebih buruk, menunjang kehidupan dan menjamin
akan adanya pembangunan berkelanjutan. Adanya manajemen lingkungan bertujuan
untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan dengan mengintegrasikan antara ekologi,
pembuatan kebijakan, perencanaan dan pengembangan sosial dan hal lain yang
berkaitan.
B. Keterkaitan Pencemaran
Lingkungan dan Manajemen
Lingkungan
• Pengelolaan Sumber Daya Alam
Manajemen lingkungan juga berfokus pada pengelolaan sumber daya alam
untuk mencegah pencemaran lebih lanjut. Baik itu penanggulangan
pencemaran lingkungan, penyusunan kebijakan terkait limbah, dan
identifikasi mengenai lingkungan itu sendiri.

• Pengembangan Teknologi
Manajemen lingkungan mendorong pengembangan dan penerapan
teknologi pengolahan limbah untuk mengurangi emisi berbahaya ke
lingkungan
C. Komponen dalam Sistem
Manajemen Lingkungan
• Kebijakan lingkungan, yaitu suatu peraturan tertulis dari suatu organisasi
untuk mencapai tujuan dari sistem manajemen lingkungan.
• Identifikasi dampak lingkungan, yaitu mengidentifikasi hal yang dapat timbul
akibat aktivitas operasional
• Tujuan dan target, yaitu suatu audit lingkungan berisi tujuan dan target
perusahaan atau organisasi di bidang lingkungan.
• Konsultasi, dimana para pegawai diberikan arahan sebelum atau selama
dibentuknya manajemen lingkungan
• Prosedur operasional dan emergensi, yaitu memastikan seluruh operasional
berjalan dengan tujuan lingkungan atau organisasi
• Perencanaan manajemen lingkungan, yaitu prosedur dan metode secara
terperinci untuk mencapai tujuan.
7. Dokumentasi yang penting dilakukan untuk memverifikasi performance atau
kemajuan dari lingkungan.
8. Struktur pertanggungjawaban dan pelaporan, agar terjaminnya implementasi
manajemen lingkungan yang efektif
9. Pelatihan; pelatihan manajemen lingkungan ini perlu diberikan kepada seluruh
staf dan manajemen untuk memperkenalkan, memberikan kemampuan analisis
dan menumbuhkan kesadaran akan lingkungan.
10. Monitoring, agar sistem yang diterapkan telah sesuai dengan tujuan dan
targetnya
11. Pengembangan secara kontinu, agar memperbaiki apa yang belum ada pada
sistem manajemen lingkungan
D. Instrumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup di
Indonesia
Instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang ada
di Indonesia menurut Pasal 14
UU PPLH tahun 2009 meliputi: KLHS; Tata
ruang; Baku mutu lingkungan hidup; Kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup; AMDAL; UKL-
UPL; Perizinan; Instrumen Ekonomi lingkungan
hidup; Audit Lingkungan Hidup; Instrumen lain
seperti ISO 14001 dan CSR.
• KLHS adalah Kajian Lingkungan Hidup Strategis, sebuah proses analisis
untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dalam kebijakan,
perencanaan, atau program secara menyeluruh, guna mendukung
pembangunan berkelanjutan.
• Tata ruang dalam manajemen lingkungan adalah perencanaan dan
pengaturan penggunaan lahan untuk pembangunan berkelanjutan, melibatkan
zona konservasi dan pengembangan.
• Baku mutu ialah penetapan NAB suatu zat yang dapat dibuang ke lingkungan
• Kriteria baku kerusakan lingkungan adalah standar evaluasi untuk mengukur
dampak negatif pada udara, air, tanah, serta flora dan fauna dalam suatu
kegiatan.
5. AMDAL adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, sebuah proses
evaluasi dampak proyek terhadap lingkungan untuk memastikan keberlanjutan
dan pengelolaan dampak yang tepat.
6. UKL-UPL adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, alternatif perizinan untuk proyek dengan
dampak lingkungan rendah atau sedang di Indonesia, dengan fokus pada langkah-
langkah pengurangan dan pemantauan dampak.
7. Instrumen ekonomi lingkungan melibatkan pendekatan ekonomi seperti pajak
karbon, sistem perdagangan emisi, dan insentif fiskal untuk mendorong praktik
bisnis berkelanjutan dan menginternalisasi biaya lingkungan.
8. Audit lingkungan hidup adalah evaluasi sistematis untuk menilai kepatuhan,
mengidentifikasi dampak lingkungan, dan memberikan rekomendasi perbaikan
dalam suatu organisasi atau kegiatan.
E. ISO 14000 tentang Standar
Lingkungan Hidup
ISO 14000 adalah serangkaian standar internasional
yang berkaitan dengan manajemen lingkungan. Ini
mencakup ISO 14001, standar manajemen lingkungan,
yang memberikan kerangka kerja untuk organisasi
dalam mengidentifikasi, mengelola, dan meningkatkan
kinerja lingkungan mereka. Standar ini dirancang untuk
membantu organisasi mencapai tujuan berkelanjutan,
mematuhi peraturan, dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya.
F. SNI ISO 14001:2015
tentang Sistem manajemen
lingkungan
SNI ISO 14001:2015 adalah Standar Nasional Indonesia yang
mengadopsi ISO 14001:2015, standar internasional untuk Sistem
Manajemen Lingkungan. Ini memberikan panduan bagi organisasi
dalam mengembangkan, menerapkan, dan meningkatkan sistem
manajemen lingkungan. ISO 14001:2015 membantu organisasi untuk
mengelola dampak lingkungan, mematuhi peraturan, dan meningkatkan
kinerja lingkungan secara berkelanjutan.
Beberapa poin utama dari SNI ISO 14001:2015 meliputi:
• Konteks Organisasi: Menekankan pentingnya organisasi memahami dan
mempertimbangkan konteks eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi tujuan
dan dampak lingkungan.
• Kepemimpinan: Menuntut keterlibatan puncak pimpinan dalam mendukung dan
memandu implementasi sistem manajemen lingkungan.
• Perencanaan: Memerlukan identifikasi aspek lingkungan dan dampaknya, serta
perencanaan untuk mengelola risiko dan peluang yang terkait.
• Dukungan dan Operasional: Melibatkan persyaratan untuk sumber daya, komunikasi,
dan kontrol dokumen yang efektif, serta memastikan personel yang relevan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.
• Evaluasi Kinerja: Menekankan pentingnya pemantauan dan pengukuran kinerja
lingkungan secara teratur untuk menilai pencapaian tujuan dan target yang telah
ditetapkan.
• Audit Internal: Menuntut organisasi untuk menjalankan audit internal untuk
memastikan kepatuhan dan efektivitas sistem manajemen lingkungan.
• Peningkatan Berkelanjutan: Mendorong organisasi untuk terus meningkatkan kinerja
lingkungan mereka melalui langkah-langkah perbaikan berkelanjutan.
G. Proper Manajemen
Lingkungan
PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah inisiatif
pemerintah Indonesia untuk menilai kinerja lingkungan
perusahaan. Program ini memberikan peringkat berdasarkan
aspek lingkungan seperti pengelolaan air, energi, limbah, dan
emisi. PROPER mendorong perusahaan untuk meningkatkan
praktik-praktik berkelanjutan dan transparansi dalam
pengelolaan lingkungan. Perusahaan yang mencapai tingkat
kinerja tertentu dapat memperoleh pengakuan dan insentif.
H. Studi Kasus
Who (Siapa): Organisasi manufaktur besar yang memproduksi
komponen otomotif.
What (Apa): Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) untuk
meningkatkan kinerja lingkungan dan mematuhi regulasi.
When (Kapan): Proses implementasi dimulai setelah organisasi
menghadapi tekanan untuk meningkatkan keberlanjutan. Studi kasus
mencakup periode implementasi selama satu tahun.
Where (Dimana): Pabrik manufaktur ini terletak di lokasi tertentu,
dapat berada di wilayah perkotaan atau pedesaan.
Why (Mengapa): Organisasi menghadapi tantangan terkait tingginya
konsumsi energi dan limbah produksi, serta tekanan dari pelanggan
untuk mengutamakan keberlanjutan.
How (Bagaimana):
• Identifikasi Dampak Lingkungan: Analisis mendalam
terhadap proses produksi.
• Pengembangan Kebijakan Lingkungan: Pembuatan kebijakan
untuk komitmen keberlanjutan.
• Pelibatan Karyawan: Pelibatan karyawan melalui pelatihan
dan kesadaran lingkungan.
• Pemantauan dan Pengukuran Kinerja: Implementasi sistem
pemantauan untuk mengukur konsumsi energi, emisi, dan
limbah.
• Perbaikan Berkelanjutan: Modifikasi proses berdasarkan
temuan pemantauan untuk mengurangi dampak lingkungan
dan meningkatkan efisiensi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai