FHARDI SUGANDA
1821622007/2018
a. P
engertian
Terdapat banyak definisi tentang audit lingkungan atau environmental audits dan
tidak perlu ada suatu kesepakatan yang kaku ataupun universal atas suatu
definisi audit lingkungan di dalam berbagai literatur. Namun demikian,
definisi-definisi tersebut memiliki intisari yang serupa.
Definisi tersebut tidak jauh berbeda dengan definisi yang lebih dahulu dibuat dan
terdapat di dalam pedoman pelaksanaan audit lingkungan pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1994, tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan, bahwa audit lingkungan adalah: “suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik
dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem manajemen dan
peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pentaatan kebijakan
usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang
pengelolaan lingkungan hidup.”
b. T
ujuan, manfaat dan sasaran audit lingkungan
Khusus untuk audit yang bersifat wajib, perangkat audit ini bermanfaat untuk
mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam rangka
memperbaiki pelanggaran atau pencemaran yang mungkin telah terjadi.
3. Sasaran Audit Lingkungan
n. Pengembang citra hijau dalam koorporasi. Citra hijau adalah salah satu
strategi bisnis yang cukup handal dalam persaingan bisnis saat ini.
Dalam hal ini audit lingkungan memberikan arahan pada suatu
perubahan untuk mengembangkan track record kepedulian lingkungan.
4. PRINSIP DASAR
a. Karakteristik
b. Kunci Keberhasilan
2. P
erundang2an aturan yang mengatur tentang audit lingkungan
Peraturan Menteri ini terdiri dari sembilan bab dan lima lampiran. Bab I
mengenai Ketentuan Umum. Pasal 1 berisi pengertian-pengertian yang
mendukung penjabaran undang-undang ini. Berikut merupakan beberapa
pengertian yang perlu untuk dipahami :
1. Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Auditor Lingkungan Hidup adalah seseorang yang memiliki Kompetensi
untuk melaksanakan Audit Lingkungan Hidup.
3. Lembaga Penyedia Jasa Audit Lingkungan Hidup adalah badan hukum
yang bergerak dalam bidang jasa Audit Lingkungan Hidup.
4. Kegiatan Berisiko Tinggi adalah Usaha dan/atau Kegiatan yang jika terjadi
kecelakaan dan/atau keadaan darurat menimbulkan dampak yang besar dan
luas terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
5. Dokumen Lingkungan Hidup adalah dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang terdiri atas analisis mengenai
dampak lingkungan hidup (Amdal), upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL), surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL),
dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (DPPL), studi
evaluasi mengenai dampak lingkungan hidup (SEMDAL), studi evaluasi
lingkungan hidup (SEL), penyajian informasi lingkungan (PIL), penyajian
evaluasi lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPL),
rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan
(RKL-RPL), dokumen evaluasi lingkungan hidup (DELH), dokumen
pengelolaan lingkungan hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan Hidup.
6. Sistem Manajemen Mutu adalah suatu sistem yang dilaksanakan untuk
menjaga kualitas dari suatu pelaksanaan kegiatan yang meliputi
perencanaan, seleksi dan penugasan tenaga pelaksana, penerapan prosedur
operasional standar, dokumentasi, evaluasi, dan pelaporan.
Pasal 22 mengenai Penilaian Audit Lingkungan Hidup. Pasal ini berisi Menteri
melakukan penilaian pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup. Penilaian
pelaksanaan dilakukan terhadap usulan jenis Usaha dan/atau Kegiatan
berisiko tinggi di luar Lampiran I Peraturan Menteri ini; usulan dilakukannya
Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan untuk Usaha dan/atau Kegiatan
yang menunjukan ketidaktaatan; rencana Audit Lingkungan Hidup; dan d.
laporan hasil Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan untuk Usaha dan/atau
Kegiatan yang menunjukan ketidaktaatan. Untuk melaksanakan penilaian,
Menteri membentuk tim evaluasi.