AUDIT LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH:
NIKITA AMIN RIZQIYAH_20201220059
Halaman 1 dari 17
Akuntansi Lingkungan
A. Latar Belakang Audit Lingkungan
Keberadaan perusahaan dianggap mampu menyediakan kebutuhan
Masyarakat untuk konsumsi maupun penyedia lapangan pekerjaan.
Perusahaan Didalam lingkungan masyarakat memiliki sebuah legitimasi
untuk bergerak Leluasa melaksanakan kegiatannya, namun lama kelamaan
karena posisi Perusahaan menjadi amat vital dalam kehidupan masyarakat
maka dampak yang Ditimbulkan juga akan menjadi sangat besar. Dampak
yang muncul dalam setiap Kegiatan operasional perusahaan ini dipastikan
akan membawa akibat kepada Lingkungan di sekitar perusahan itu
menjalankan usahanya.
Dampak negatif yang paling sering muncul dalam setiap adanya
Penyelenggaraan operasional usaha perusahaan adalah polusi suara,
limbah Produksi, kesenjangan, dan lain sebagainya dan dampak semacam
inilah yang Dinamakan Eksternality. Besarnya dampak Eksternality
terhadap kehidupan Masyarakat, membuat masyarakat ingin agar dampak
tersebut di atas dapat Dikontrol, sehingga dampak yang ditimbulkannya
tidak semakin besar. Dari sini Berkembanglah ilmu akuntansi yang tidak
hanya merangkum informasi tentang Perusahaan dengan pihak ketiga
tetapi juga dengan lingkungannya
audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif
upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-
langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Audit lingkungan sebagai proses
menentukan apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu
organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar
internal yang merupakan suatu komponen yang berkekuatan dari program
manajemen lingkungan.
Halaman 2 dari 17
Akuntansi Lingkungan
2. Konsep Pembuktian dan Pengujian
Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan pengelolaan
lingkungan adalah hal yang pokok dalam pelaksanaan audit lingkungan.
Tim audit harus dapat mengkonfirmasikan semua data dan informasi yang
diperolehnya melalui pemeriksaan lapangan secara langsung.
a. Pengukuran dan Standar yang Sesuai
Penetapan standar dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan harus
sesuai dengan usaha atau kegiatan dan proses produksi yang diaudit.
Audit lingkungan tidak akan berarti kecuali bila kinerja usaha atau
kegiatan dapat dibandingkan dengan standar yang digunakan.
b. Laporan Tertulis
Laporan harus memuat hasil pengamatan dan fakta-fakta penunjang,
serta dokumentasi terhadap proses produksi dan dilakukan secara
tertulis. Seluruh data dan hasil temuan harus disajikan dengan jelas dan
akurat, serta dilandasi dengan bukti yang sah dan terdokumentasi.
3. Keberhasilan Program Audit Lingkungan
Prinsip-prinsip Audit sebagaimana disampaikan sebelumnya sudah
dipublikasikan cukup lama sejak perangkat audit lingkungan mulai
diterapkan. Menurut Cahill (1996, h 35) US EPA sejak tahun 1986 telah
mencantumkan daftar elemen-elemen penting untuk menjamin agar
program audit lingkungan dapat berjalan secara efektif. Sebagian elemen
yang disebutkan secara internasional tersebut memiliki kesamaan dengan
prinsip-prinsip yang telah dibahas.
C. Tujuan Audit Lingkungan
Cheremisinoff et al, (1993) menyebutkan bahwa tujuan kaji ulang suatu
audit adalah untuk menentukan, sebagimana halnya dengan
mengidentifikasi, seluruh sumber-sumber, nyata dan potensial, yang
menyebabkan atau bisa menghasilkan masalah lingkungan. Jika dilakukan
secara memadai, audit lingkungan akan menjawab berbagai fungsi, yaitu
untuk:
1. Mengkaji potensi terhadap atau efek dari suatu pemaparan.
2. Mengkaji resiko dan potensi masalah.
3. Merekomendasikan tindakan di masa mendatang.
Jika dilakukan pada suatu fasilitas yang sedang aktif, audit lingkungan
dapat dijadikan suatu cara untuk mengevaluasi efektivitas program
pengelolaan lingkungan yang sedang berjalan dan jika diperlukan dapat
disesuaikan untuk mencegah masalah-masalah di masa mendatang. Jika
audit lingkungan dilaksanakan sebagai bagian dari transaksi suatu kegiatan
usaha, seperti properti, maka audit dapat menjadi suatu cara untuk
memperkirakan masalah-masalah yang mungkin berhubungan dengan
transaksi tersebut, dan karenanya dapat menentukan harga properti dengan
lebih tepat dan lengkap.
Halaman 3 dari 17
Akuntansi Lingkungan
D. Definisi dan Sifat Audit Lingkungan
Definisi Audit Lingkungan
Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi
evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan
dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan
kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan
tentang pengelolaan lingkungan.
Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang
lain adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk
audit lingkungan. Audit keuangan mempunyai standar yang
disebarluaskan oleh badan standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan
yang lain adalah jumlah sistem yang ada. Sistem akuntansi keuangan yang
rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit
keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi,
persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding), sacara tipikal
terdapat sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit..
Halaman 4 dari 17
Akuntansi Lingkungan
8. Penelusuran tanggung jawab para manajer terhadap lingkungan.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, menurut Cahill (1996), US EPA
membatasi definisi audit lingkungan. Menurutnya, secara sederhana, suatu
program audit adalah sutau proses verifikasi. Audit tidak dimaksudkan
untuk menggantikan sistem manajemen lingkungan yang sudah ada di
dalam suatu perusahaan tetapi justru untuk memverifikasi sistem tersebut
bahwa sistem itu ada dan berjalan. Dalam bahasa sederhana,
Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang
lain adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk
audit lingkungan. Audit keuangan mempunyai standar yang
disebarluaskan oleh badan standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan
yang lain adalah jumlah sistem yang ada. Sistem akuntansi keuangan yang
rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit
keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi,
persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding), sacara tipikal
terdapat sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit..
G. Auditor Lingkungan
Audit laporan keuangan dilaksanakan oleh akutan yang berkualifikasi dan
disupervisi dengan memadai. Audit lingkungan biasanya diluar
kompetensi akuntan dan diharapakan bahwa audit lingkungan
dilaksanakan oleh tim kecil yang jumlahnya sekitar 3 atau 4 orang. Tim
tersebut akan terdiri dari orang yang secara teknis berkualifikasidari dalam
atau luar perusahaan dengan seorang pemimpin yang independen dari
perusahaan. Orang berkualifikasi yang siap dan dapat melaksanakan audit
lingkungan adalah yang sudah berada dalam usaha dan auditor lingkungan
yang telah terdaftar dan terakreditasi.
Halaman 5 dari 17
Akuntansi Lingkungan
berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria untuk memperoleh
sertifikasi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan:
Halaman 6 dari 17
Akuntansi Lingkungan
Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci
mengenai aktifitas di lapangan, status hukum, struktur organisasi, dan
lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga
meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang
lingkup audit harus telah disepakati.
c. Kegiatan Lapangan
1. Pertemuan pendahuluan
Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah
mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan
untuk mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan jadwal kegiatan
audit.
2. Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah pertemuan
pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang
kegiatan usaha atau kegiatan yang akan menjadi dasar penetapan
areal kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan
melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat
menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan audit namun
belum teridentifikasi dalam perencanaan.
3. Pengumpulan data
Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit lingkungan
akan mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan
oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil pengamatan tim
auditor, hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana, peta,
diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi
tersebut harus terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri
kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang
dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit
lingkungan,
4. Pengujian
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang
disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan.
Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor harus menunjang
semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung
oleh tim auditor. Dalam menguji hasil temuan audit, tim auditor
harus menjamin bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan
dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata laksana audit
Halaman 7 dari 17
Akuntansi Lingkungan
harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau
harus ditentukan oleh tim auditor
5. Evaluasi hasil temuan
Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan audit dan
tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa semua
isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji
secara teliti sehingga semua hasil temuan telah ditunjang oleh data
dan diuji secara tepat.
6. Pertemuan akhir
Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus memaparkan
hasil temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir secara
resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum
terpecahkan atau informasi yang belum tersedia. Tim auditor harus
mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan
waktu penyelesaian laporan akhir. Seluruh dakumentasi selama
penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha
atau kegiatan.
d. Pasca Audit
Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup
pemaparan tentang rencana tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang
telah diidentifikasi oleh tim auditor.
Halaman 8 dari 17
Akuntansi Lingkungan
membantu mengkonfirmasikan pemahaman awal auditor. Auditor
biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus, uraian
naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu
deskripsi yang tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk
memahami berbagai cara memperhatikan lingkungan yang
dikelola. Dalam kelanyakan organisasi, banyak aspek dari sistem
manajemen lingkungan internal tidak didokumentasikan secara
tertulis. Namun sistem manajemen yang terpilih dapat
didokumentasikan dalam detail yang cukup untuk memberikan
suatu pemahaman dan prosedur-prosedur dasar rencana.
Halaman 9 dari 17
Akuntansi Lingkungan
4. Menilai temuan audit
Halaman 10 dari 17
Akuntansi Lingkungan
untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir
dalam proses audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut
terhadap rencana tindakan untuk memastikan bahwa seluruh
kekurangan dalam kenyataannya telah diperbaiki.(Poetri,
Hermiyetti, 2010)
ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini
menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja
bagi suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari
kegiatan, produk dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup
adalah ISO 1OOO.
Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang
untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam
pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan
sebuah kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan
dalam ISO 14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam
Halaman 11 dari 17
Akuntansi Lingkungan
perundang-undangan negeri ini. Kementerian Lingkungan Hidup sendiri
telah mengeluarkan turunan UU mengenai audit lingkungan, yaitu
KepMenLH No 30/2001 juga sebelumnya pada KepMenLH No 42/1994.
Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL yang
ada sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun kenyataannya
masih sangat sulit melihat terjadinya proses audit lingkungan terhadap
pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan tidak ada kewajiban pelaku
usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada hanyalah
kesukarelaan. Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit
lingkungan telah diabolisi (tidak dipergunakan lagi). Diantaranya adalah
SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman audit lingkungan – Prinsip umum,
SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman untuk pengauditan lingkungan –
Prosedur audit – Pengauditan sistem manajemen lingkungan dan SNI 19-
14012-1997 tentang Pedoman audit untuk lingkungan Kriteria kualifikasi
untuk auditor lingkungan. Melihat tidak pentingnya audit lingkungan
dalam tataran kebijakan, maka tidak salah bila telah terjadi pengarahan
negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi terjadi tidak lebih dari 7
tahun lagi.
Didirikan pada tahun 1951, PT. Gajah Tunggal Tbk memulai produksi
bannya dengan memproduksi ban sepeda dan menjadi produsen ban
terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Memproduksi dan mendistribusikan
ban berkualitas tinggi untuk mobil penumpang, SUV, komersial, off-the-
road, industri dan sepeda motor dengan merek GT Radial, Gajah Tunggal,
IRC, dan Zeneos. Kami juga memproduksi dan mendistribusikan produk
terkait karet lainnya seperti karet sintetis, tali ban, ban dalam, penutup, o-
ring dan banyak lagi. Visi perusahaan kami adalah untuk mempertahankan
dan memperkuat kepemimpinan pasar domestik dalam industri ban
Indonesia dan untuk mencapai pengakuan sebagai produsen ban
berkualitas yang sehat secara finansial dan bereputasi baik di pasar global
dan terus mengembangkan bisnis dan penjualan di Asia, Australia, Timur
Tengah, Afrika. , Eropa, Amerika Utara dan Selatan. Pada tahun 2014,
Perusahaan mempekerjakan total lebih dari 14.000 orang. Sekitar 90%
karyawan bekerja di divisi ban dan 10% di divisi Kabel Ban dan SBR.
Manajemen percaya bahwa keberagaman tenaga kerja sangat penting
untuk inovasi berkelanjutan. Selain itu, karyawan yang baru bergabung
Halaman 12 dari 17
Akuntansi Lingkungan
dapat memberikan ide dan terobosan yang dapat memenuhi permintaan
pasar di masa depan.
Visi :
Misi :
Halaman 13 dari 17
Akuntansi Lingkungan
PT Gajah Tunggal Tbk juga berkomitmen untuk mengelola air dengan
baik. Hal ini dilakukan dengan menyediakan sanitasi yang baik untuk
karyawan serta pengolahan air baku yang digunakan untuk keperluan
kegiatan produksi atau kegiatan pendukung operasional. Air bersih hasil
pengolahan tersebut juga diolah lagi untuk keperluan air minum karyawan,
di mana menggunakan instalasi Reverse Osmosis (RO) di semua plant dan
kantin karyawan.
Produksi air minum karyawan dari instalasi reverse osmosis pada tahun
2022 menghasilkan 5.329.025 liter. Pemakaian air bersih dan air minum
ini juga selalu diuji berdasarkan Standar Baku Mutu oleh Laboratorium
Terakreditasi KAN sehingga dipastikan layak digunakan dan dikonsumsi.
• Menanam pohon lebih dari 87.000 tanaman terdiri dari tanaman Kayu
keras dan tanaman hias. Untuk tahun 2021 melakukan penanaman
sejumlah 5.000 lebih pohon baik dilingkungan pabrik dan diluar pabrik.
Halaman 14 dari 17
Akuntansi Lingkungan
• Pengolahan sampah daun untuk menjadi pupuk kompos dan telah
menghasilkan lebih dari 26.000kg kompos yang kemudian digunakan
untuk pemupukan pohon-pohon yang akan ditanam.
Halaman 15 dari 17
Akuntansi Lingkungan
dalam bidang Kebersihan, Gardening, Lingkungan (penghijauan) dan
Budidaya Tanaman yang dikonsentrasikan di satu tempat (Nursery
budidaya tanaman). Untuk menghemat budget Perusahaan, departemen
GSC juga banyak melakukan pemanfaatan barang-barang bekas agar dapat
digunakan atau dimanfaatkan lagi, termasuk pemanfaatan kayu-kayu bekas
kemasan mesin yang tidak terpakai, yang kemudian dibuat menjadi 212
buah furniture (meja, kursi, rak buku). GSC menciptakan inovasi barang
bekas menjadi barang yang dibutuhkan masing-masing Plant dan
Departemen lainnya.
Halaman 16 dari 17
Akuntansi Lingkungan
yang berlaku untuk melindungi pekerja dari risiko lingkungan dan
kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Poetri, Hermiyetti, A. S. (2010). ANALISA PELAKSANAAN AUDIT
LINGKUNGAN ATAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PT .
CHEVRON PACIFIC INDONESIA ( Studi Kasus Limbah Air Terproduksi
Lapangan Minas , Propinsi Riau ) Hermiyetti Arinta Satya Poetri. Jurnal
Investasi, 6(2), 124–139.
Susanto, A., & Purnama, D. (2017). Pengertian dan Prinsip Audit Lingkungan.
Modul, 1–35.
https://www.gt-tires.com/indonesia/corporate.
https://www.trenasia.com/inilah-berbagai-penerapan-aspek-esg-yang-dilakukan-
oleh-gajah-tunggal-tbk.
Halaman 17 dari 17
Akuntansi Lingkungan