Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AUDIT LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Dedy Surahman, SE., MM.

DISUSUN OLEH:
NIKITA AMIN RIZQIYAH_20201220059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Halaman 1 dari 17
Akuntansi Lingkungan
A. Latar Belakang Audit Lingkungan
Keberadaan perusahaan dianggap mampu menyediakan kebutuhan
Masyarakat untuk konsumsi maupun penyedia lapangan pekerjaan.
Perusahaan Didalam lingkungan masyarakat memiliki sebuah legitimasi
untuk bergerak Leluasa melaksanakan kegiatannya, namun lama kelamaan
karena posisi Perusahaan menjadi amat vital dalam kehidupan masyarakat
maka dampak yang Ditimbulkan juga akan menjadi sangat besar. Dampak
yang muncul dalam setiap Kegiatan operasional perusahaan ini dipastikan
akan membawa akibat kepada Lingkungan di sekitar perusahan itu
menjalankan usahanya.
Dampak negatif yang paling sering muncul dalam setiap adanya
Penyelenggaraan operasional usaha perusahaan adalah polusi suara,
limbah Produksi, kesenjangan, dan lain sebagainya dan dampak semacam
inilah yang Dinamakan Eksternality. Besarnya dampak Eksternality
terhadap kehidupan Masyarakat, membuat masyarakat ingin agar dampak
tersebut di atas dapat Dikontrol, sehingga dampak yang ditimbulkannya
tidak semakin besar. Dari sini Berkembanglah ilmu akuntansi yang tidak
hanya merangkum informasi tentang Perusahaan dengan pihak ketiga
tetapi juga dengan lingkungannya
audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif
upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-
langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Audit lingkungan sebagai proses
menentukan apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu
organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar
internal yang merupakan suatu komponen yang berkekuatan dari program
manajemen lingkungan.

B. Prinsip Dasar Audit lingkungan


1. Metodologi yang Komprehensif
Audit lingkungan memerlukan tata laksana dan metodologi yang rinci.
Audit lingkungan harus dilaksanakan dengan metodologi yang
komprehensif dan prosedur yang telah ditentukan, untuk menjamin
pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta menjamin
dokumentasi dan pengujian informasi tersebut. Metodologi yang
digunakan di dalam audit lingkungan harus fleksibel sehingga tim auditor
dapat menerapkan teknik-teknik yang tepat. Audit Lingkungan harus
berpedoman kepada penggunaan rencana yang sistematik dan sesuai
dengan prosedur pelaksanaan audit lapangan hingga ke tahap penyusunan
laporan.

Halaman 2 dari 17
Akuntansi Lingkungan
2. Konsep Pembuktian dan Pengujian
Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan pengelolaan
lingkungan adalah hal yang pokok dalam pelaksanaan audit lingkungan.
Tim audit harus dapat mengkonfirmasikan semua data dan informasi yang
diperolehnya melalui pemeriksaan lapangan secara langsung.
a. Pengukuran dan Standar yang Sesuai
Penetapan standar dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan harus
sesuai dengan usaha atau kegiatan dan proses produksi yang diaudit.
Audit lingkungan tidak akan berarti kecuali bila kinerja usaha atau
kegiatan dapat dibandingkan dengan standar yang digunakan.
b. Laporan Tertulis
Laporan harus memuat hasil pengamatan dan fakta-fakta penunjang,
serta dokumentasi terhadap proses produksi dan dilakukan secara
tertulis. Seluruh data dan hasil temuan harus disajikan dengan jelas dan
akurat, serta dilandasi dengan bukti yang sah dan terdokumentasi.
3. Keberhasilan Program Audit Lingkungan
Prinsip-prinsip Audit sebagaimana disampaikan sebelumnya sudah
dipublikasikan cukup lama sejak perangkat audit lingkungan mulai
diterapkan. Menurut Cahill (1996, h 35) US EPA sejak tahun 1986 telah
mencantumkan daftar elemen-elemen penting untuk menjamin agar
program audit lingkungan dapat berjalan secara efektif. Sebagian elemen
yang disebutkan secara internasional tersebut memiliki kesamaan dengan
prinsip-prinsip yang telah dibahas.
C. Tujuan Audit Lingkungan
Cheremisinoff et al, (1993) menyebutkan bahwa tujuan kaji ulang suatu
audit adalah untuk menentukan, sebagimana halnya dengan
mengidentifikasi, seluruh sumber-sumber, nyata dan potensial, yang
menyebabkan atau bisa menghasilkan masalah lingkungan. Jika dilakukan
secara memadai, audit lingkungan akan menjawab berbagai fungsi, yaitu
untuk:
1. Mengkaji potensi terhadap atau efek dari suatu pemaparan.
2. Mengkaji resiko dan potensi masalah.
3. Merekomendasikan tindakan di masa mendatang.

Jika dilakukan pada suatu fasilitas yang sedang aktif, audit lingkungan
dapat dijadikan suatu cara untuk mengevaluasi efektivitas program
pengelolaan lingkungan yang sedang berjalan dan jika diperlukan dapat
disesuaikan untuk mencegah masalah-masalah di masa mendatang. Jika
audit lingkungan dilaksanakan sebagai bagian dari transaksi suatu kegiatan
usaha, seperti properti, maka audit dapat menjadi suatu cara untuk
memperkirakan masalah-masalah yang mungkin berhubungan dengan
transaksi tersebut, dan karenanya dapat menentukan harga properti dengan
lebih tepat dan lengkap.

Halaman 3 dari 17
Akuntansi Lingkungan
D. Definisi dan Sifat Audit Lingkungan
Definisi Audit Lingkungan
Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi
evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan
dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan
kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan
tentang pengelolaan lingkungan.

Sifat Audit Lingkungan


Apapun nama yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu program audit
lingkungan -“audit”, “review”, “surveillance”, “survey”, “assessment”,
“evaluation”, atau appraisal”- poin penting ialah program demikian
mengaudit dan menelaah status lingkungan dari fasilitas individual.

Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang
lain adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk
audit lingkungan. Audit keuangan mempunyai standar yang
disebarluaskan oleh badan standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan
yang lain adalah jumlah sistem yang ada. Sistem akuntansi keuangan yang
rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit
keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi,
persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding), sacara tipikal
terdapat sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit..

E. Definisi Audit Lingkungan


Terdapat beberapa definisi sebagai berikut.

Cahill (1996, h 22) menyebutkan bahwa usaha mendefinisikan audit


lingkungan secara persis tidak mudah. Hal ini karena konsep ini masih
terus berkembang dan sebagai alat manajemen formal. Hal ini harus
disesuaikan dengan organisasi yang melakukannya. Hal lainnya adalah
karena program audit dirancang untuk memenuhi salah satu atau beberapa
tujuan seperti:
1. Memastikan pentaatan terhadap peraturan.
2. Menentukan tanggung jawab suatu organisasi.
3. Melindungi tanggung jawab pegawai tingkat tertentu dalam suatu
perusahaan.
4. Menemukan fakta-fakta pada saat akusisi atau perluasan usaha.
5. Penelusuran dan pelaporan biaya pentaatan.
6. Transfer informasi di antara unit-unit operasi.
7. Meningkatkan kepedulian lingkungan.

Halaman 4 dari 17
Akuntansi Lingkungan
8. Penelusuran tanggung jawab para manajer terhadap lingkungan.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, menurut Cahill (1996), US EPA
membatasi definisi audit lingkungan. Menurutnya, secara sederhana, suatu
program audit adalah sutau proses verifikasi. Audit tidak dimaksudkan
untuk menggantikan sistem manajemen lingkungan yang sudah ada di
dalam suatu perusahaan tetapi justru untuk memverifikasi sistem tersebut
bahwa sistem itu ada dan berjalan. Dalam bahasa sederhana,

Cheremisinoff et al, (1993) mendefinisikan secara luas bahwa suatu audit


lingkungan adalah suatu kaji ulang yang obyektif terhadap suatu kegiatan
usaha dalam kondisi terbangun ataupun tidak, atau suatu usaha, apakah
dalam kondisi aktif ataupun tidak aktif.

F. Sifat Audit Lingkungan


Apapun nama yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu program audit
lingkungan -“audit”, “review”, “surveillance”, “survey”, “assessment”,
“evaluation”, atau appraisal”- poin penting ialah program demikian
mengaudit dan menelaah status lingkungan dari fasilitas individual.

Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang
lain adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk
audit lingkungan. Audit keuangan mempunyai standar yang
disebarluaskan oleh badan standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan
yang lain adalah jumlah sistem yang ada. Sistem akuntansi keuangan yang
rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit
keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi,
persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding), sacara tipikal
terdapat sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit..
G. Auditor Lingkungan
Audit laporan keuangan dilaksanakan oleh akutan yang berkualifikasi dan
disupervisi dengan memadai. Audit lingkungan biasanya diluar
kompetensi akuntan dan diharapakan bahwa audit lingkungan
dilaksanakan oleh tim kecil yang jumlahnya sekitar 3 atau 4 orang. Tim
tersebut akan terdiri dari orang yang secara teknis berkualifikasidari dalam
atau luar perusahaan dengan seorang pemimpin yang independen dari
perusahaan. Orang berkualifikasi yang siap dan dapat melaksanakan audit
lingkungan adalah yang sudah berada dalam usaha dan auditor lingkungan
yang telah terdaftar dan terakreditasi.

Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa auditor lingkungan
hidup wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang

Halaman 5 dari 17
Akuntansi Lingkungan
berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria untuk memperoleh
sertifikasi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan:

1. Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan


hidup.
2. Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan;
3. Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut
audit lingkungan hidup.

H. Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan


a. Dukungan Pihak Pimpinan
Pelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad
pimpinan usaha atau kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses audit
dapat menjadi sangat kompleks dan pelaksanaan audit lingkungan
menjadi tidak efektif bila tidak ada dukungan yang kuat dari pimpinan
usaha atau kegiatan. Selain itu tim auditor harus pula diberi keleluasaan
untuk mengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan.
b. Keikutsertaan Semua Pihak
Keberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan dan
kerjasama yang baik dari semua pihak dalam usaha atau kegiatan yang
bersangkutan, mengingat kajian terhadap kinerja lingkungan akan
meliputi semua aspek dan pelaksanaan tugas secara luas.
c. Kemandirian dan Obyektifitas Auditor
Tim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan dengan
usaha atau kegiatan yang diaudit. Apabila tidak, maka obyektifitas dan
kredibilitas akan diragukan. Pada umumnya, kemandirian auditor
diartikan bahwa auditor adalah orang dari luar usaha atau kegiatan yang
diaudit.
d. Kesepakatan Tentang Tata Laksana dan Lingkup Audit
Harus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan dengan
tim auditor tentang lingkup audit lingkungan yang akan dilaksanakan.
I. Tahapan Pelaksanaan Audit Lingkungan
Tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang
dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.
b. Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian yang penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut.

Halaman 6 dari 17
Akuntansi Lingkungan
Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci
mengenai aktifitas di lapangan, status hukum, struktur organisasi, dan
lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga
meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang
lingkup audit harus telah disepakati.

c. Kegiatan Lapangan
1. Pertemuan pendahuluan
Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah
mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan
untuk mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan jadwal kegiatan
audit.
2. Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah pertemuan
pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang
kegiatan usaha atau kegiatan yang akan menjadi dasar penetapan
areal kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan
melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat
menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan audit namun
belum teridentifikasi dalam perencanaan.
3. Pengumpulan data
Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit lingkungan
akan mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan
oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil pengamatan tim
auditor, hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana, peta,
diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi
tersebut harus terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri
kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang
dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit
lingkungan,
4. Pengujian
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang
disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan.
Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor harus menunjang
semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung
oleh tim auditor. Dalam menguji hasil temuan audit, tim auditor
harus menjamin bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan
dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata laksana audit

Halaman 7 dari 17
Akuntansi Lingkungan
harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau
harus ditentukan oleh tim auditor
5. Evaluasi hasil temuan
Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan audit dan
tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa semua
isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji
secara teliti sehingga semua hasil temuan telah ditunjang oleh data
dan diuji secara tepat.
6. Pertemuan akhir
Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus memaparkan
hasil temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir secara
resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum
terpecahkan atau informasi yang belum tersedia. Tim auditor harus
mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan
waktu penyelesaian laporan akhir. Seluruh dakumentasi selama
penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha
atau kegiatan.
d. Pasca Audit
Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup
pemaparan tentang rencana tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang
telah diidentifikasi oleh tim auditor.

 Aktivitas pra audit


Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas
sebelum audit ditempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut
yaitu pemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang
diaudit, pemilihan tim audit, pengembangan dari suatu rencana
audit, mendefinisikan ruang lingkup audit, pemilihan topik yang
prioritas untuk dimasukkan, memodivikasi program audit dan
mengalokasi sumber daya tim audit.

1. Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar,


yaitu:

Memahami sistem dan prosedur manajemen internal

Pemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber,


misalnya diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus
tertentu, suatu pengujian verifikasi terbatas dilakukan untuk

Halaman 8 dari 17
Akuntansi Lingkungan
membantu mengkonfirmasikan pemahaman awal auditor. Auditor
biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus, uraian
naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu
deskripsi yang tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk
memahami berbagai cara memperhatikan lingkungan yang
dikelola. Dalam kelanyakan organisasi, banyak aspek dari sistem
manajemen lingkungan internal tidak didokumentasikan secara
tertulis. Namun sistem manajemen yang terpilih dapat
didokumentasikan dalam detail yang cukup untuk memberikan
suatu pemahaman dan prosedur-prosedur dasar rencana.

2. Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

Auditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang


secara jelas didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai,
kesadaran dan kapabilitas personil, dokumentasi dan pencatatan,
serta verifikasi internal. Jika disain manajemen lingkungan internal
dinilai sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai, apabila sistem
berfungsi seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya
dapat memfokuskan pada efektifitas yaitu disain
diimplementasikan, dan sejauhmana system dalam kenyataan telah
dilaksanakan seperti yang dikehendaki. Namun, apabila disain dari
sistem intrenal tidak cukup sehat untuk memastikan hasil yang
dikehendaki, langkah audit berikutnya harus memfokuskan pada
hasil lingkungan daripada sistem manajemen internal

3. Menyimpulkan bukti audit

Kelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen


dikonfirmasi dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk
membuktikan bahwa sistem tersebut berfungsi sesuai dengan yang
direncanakan dan digunakan secara konsisten. Bukti audit dapat
dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti kuesioner formal dan
kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti
menelusuri kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit
harus mengidentifikasi dan kemudian memverifikasi aktivitas
tersebut dalam proses manajemen lingkungan yang dapat
memberikan pandangan secara mendalam mengenai fungsi sistem
secara keseluruhan. Bukti audit dapat berupa dalam bentuk fisik,
dokumen atau keadaan.

Halaman 9 dari 17
Akuntansi Lingkungan
4. Menilai temuan audit

Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti


dan mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap
anggota tim, kemudian menentukan disposisi akhir temuan dan
observasi akan dimasukkan ke dalam laporan audit yang formal
atau hanya membawa pada perhatian dari manajemen fasilitas.
Temuan audit dan observasi dapat diorganisasikan untuk
menentuka temuan yang umum, dapat mempunyai signifikasi yang
lebih besar daripada bila dipandang secara individual. Dalam
menilai temuan audit, anggota tim khususnya pemimpin tim,
menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup untuk
mendukung temuan audit.

5. Melaporkan temuan audit

Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi


yang tidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan
fasilitas ketika penyimpanan diketahui. Temuan lebih jauh akan
diklarifikasi ketika audit sedang berlangsung dan kemudian
dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama penyelesaian audit
atau konferensi penutupan. Selama pertemuan, tim audit
mengkomunikasikan semua temuan dan pengamatan yang
diketahui selama audit dan menunjukkan item-item mana yang
akan muncul dalam laporan audit yang formal. Tujuan pengunaan
laporan audit mencakup memberikan informasi kepada
manajemen, memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan
dokumentasi audit. Laporan audit memberikan kaitan yang cukup
untuk seluruh penelaahan yang dilakukan sehinggam kerangka
kerja manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila ada,
tindakan-tindakan yang diperlukan.

 Aktivitas setelah audit


Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit
ditempat. Pemimpin tim audit menyiapkan suatu laporan sementara
mengenai temuan dan observasi dalam dua minggu dari audit
ditempat. Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen
fasilitas, dan lain-lain sebelum suatu laporan akhir diterbitkan.

Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan tindakan


biasanya dimulai. Proses mencangkup menentukan lokasi yang
potensial, menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung jawab

Halaman 10 dari 17
Akuntansi Lingkungan
untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir
dalam proses audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut
terhadap rencana tindakan untuk memastikan bahwa seluruh
kekurangan dalam kenyataannya telah diperbaiki.(Poetri,
Hermiyetti, 2010)

J. Audit Lingkungan di Indonesia Berdasarkan Peraturan Nasional


Jenis audit lingkungan berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu :

1. Audit Lingkungan Wajib


Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berdasarkan perintah Menteri
Lingkungan Hidup dan ketidakpatuhan penganggungjawab usaha dan atau
kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan tersebut.
(KEP-30/MENLH/2001).

2. Audit Lingkungan Sukarela


Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan
dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pentaatan
kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan
tentang pengelolaan lingkungan hidup. (KEP-42/MENLH/111994).

Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI


Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
KEPMEN LH Nomor KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan

ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini
menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja
bagi suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari
kegiatan, produk dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup
adalah ISO 1OOO.

Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang
untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam
pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan
sebuah kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan
dalam ISO 14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam

Halaman 11 dari 17
Akuntansi Lingkungan
perundang-undangan negeri ini. Kementerian Lingkungan Hidup sendiri
telah mengeluarkan turunan UU mengenai audit lingkungan, yaitu
KepMenLH No 30/2001 juga sebelumnya pada KepMenLH No 42/1994.
Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL yang
ada sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun kenyataannya
masih sangat sulit melihat terjadinya proses audit lingkungan terhadap
pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan tidak ada kewajiban pelaku
usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada hanyalah
kesukarelaan. Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit
lingkungan telah diabolisi (tidak dipergunakan lagi). Diantaranya adalah
SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman audit lingkungan – Prinsip umum,
SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman untuk pengauditan lingkungan –
Prosedur audit – Pengauditan sistem manajemen lingkungan dan SNI 19-
14012-1997 tentang Pedoman audit untuk lingkungan Kriteria kualifikasi
untuk auditor lingkungan. Melihat tidak pentingnya audit lingkungan
dalam tataran kebijakan, maka tidak salah bila telah terjadi pengarahan
negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi terjadi tidak lebih dari 7
tahun lagi.

STUDI KASUS ( Case Study ) AUDIT LINGKUNGAN PADA PT


GAJAH TUNGGAL TBK

A. Latar Belakang Perusahaan

Didirikan pada tahun 1951, PT. Gajah Tunggal Tbk memulai produksi
bannya dengan memproduksi ban sepeda dan menjadi produsen ban
terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Memproduksi dan mendistribusikan
ban berkualitas tinggi untuk mobil penumpang, SUV, komersial, off-the-
road, industri dan sepeda motor dengan merek GT Radial, Gajah Tunggal,
IRC, dan Zeneos. Kami juga memproduksi dan mendistribusikan produk
terkait karet lainnya seperti karet sintetis, tali ban, ban dalam, penutup, o-
ring dan banyak lagi. Visi perusahaan kami adalah untuk mempertahankan
dan memperkuat kepemimpinan pasar domestik dalam industri ban
Indonesia dan untuk mencapai pengakuan sebagai produsen ban
berkualitas yang sehat secara finansial dan bereputasi baik di pasar global
dan terus mengembangkan bisnis dan penjualan di Asia, Australia, Timur
Tengah, Afrika. , Eropa, Amerika Utara dan Selatan. Pada tahun 2014,
Perusahaan mempekerjakan total lebih dari 14.000 orang. Sekitar 90%
karyawan bekerja di divisi ban dan 10% di divisi Kabel Ban dan SBR.
Manajemen percaya bahwa keberagaman tenaga kerja sangat penting
untuk inovasi berkelanjutan. Selain itu, karyawan yang baru bergabung

Halaman 12 dari 17
Akuntansi Lingkungan
dapat memberikan ide dan terobosan yang dapat memenuhi permintaan
pasar di masa depan.

Visi :

Menjadi Good Corporate citizen dengan posisi keuangan yang kuat,


pemimpin pasar di indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang
berkualitas dengan reputasi global.

Misi :

Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portofolio


produk ban yang optimal dengan harga yang kompetitif dan kualitas Yang
unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk kami ,
melaksanakan tanggung jawab sosial kami dan Memberikan profitabilitas
atau hasil investasi kepada para pemegang saham serta nilai tambah untuk
semua stakeholder perusahaan.

B. Prosedur pengelolaan lingkungan yang dilakukan perusahaan


PT gajah tunggal TBK dalam rangka mempeloreh ISO 14001

Perusahaan menjalankan strategi bisnis dan menerapkan Tata Kelola


Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) untuk
memberikan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan. Perusahaan
memproduksi ban ramah lingkungan dan Perusahaan juga memproduksi
ban bagi low cost green car (LCGC, mobil murah ramah lingkungan)
Perusahaan senantiasa melakukan. Continuous improvement untuk
meningkatkan efisiensi dan produktifitas termasuk mengurangi scrap,
limbah, dan konsumsi energi. Penggunaan peralatan produksi yang
berteknologi tinggi meningkatkan produktifitas dan menurunkan konsumsi
energi per unit produk.

Kepedulian terhadap pelestarian lingkungan alam ditunjukan dengan


melakukan penghijauan areal terbuka hijau di pabrik dan sekitarnya.
Perusahaan juga melakukan kegiatan pengelolaan ris ko atas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) serta telah meraih sertifikasi
ISO 14001:2015 tentang Environmental Management System. Selain itu,
sebagai bentuk komitmen yang tinggi atas Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan kerja Perusahaan telah memiliki kebijakan khusus K3 yang
mengatur tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) Sesuai
peraturan Pemerintah yang berlaku yaitu PP (Peraturan Pemerintah) 50
tahun 2012.

Halaman 13 dari 17
Akuntansi Lingkungan
PT Gajah Tunggal Tbk juga berkomitmen untuk mengelola air dengan
baik. Hal ini dilakukan dengan menyediakan sanitasi yang baik untuk
karyawan serta pengolahan air baku yang digunakan untuk keperluan
kegiatan produksi atau kegiatan pendukung operasional. Air bersih hasil
pengolahan tersebut juga diolah lagi untuk keperluan air minum karyawan,
di mana menggunakan instalasi Reverse Osmosis (RO) di semua plant dan
kantin karyawan.

Produksi air minum karyawan dari instalasi reverse osmosis pada tahun
2022 menghasilkan 5.329.025 liter. Pemakaian air bersih dan air minum
ini juga selalu diuji berdasarkan Standar Baku Mutu oleh Laboratorium
Terakreditasi KAN sehingga dipastikan layak digunakan dan dikonsumsi.

Selain itu, perusahaan menerapkan closed circuit system dalam


penggunaan air pada proses produksi. Perusahaan juga menggunakan
Sewage Treatment Plant berupa bio-tank yang dioperasikan oleh operator
yang telah tersertifikasi

C. Pelaksanaan audit lingkungan

Pelaksanaan audit lingkungan PT Gajah Tunggal Tbk mencakup pelaporan


informasi lingkungan mereka kepada otoritas terkait dan juga membuat
laporan keberlanjutan tahunan. Laporan ini mencakup informasi tentang
kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan, pengelolaan
limbah, pengurangan emisi, perlindungan sumber daya alam, serta upaya
pemulihan dan konservasi lingkungan.

Berdasarkan temuan Audit PT gajah tunggal TBK telah melaksanakan


beberapa kegiatan untuk keberlanjutan lingkungan perusahaan

1.Perusahaan melaksanakan kegiatan penghijauan dilingkungan Pabrik


dan diluar dengan melakukan kegiatan diantaranya;

• Menanam pohon lebih dari 87.000 tanaman terdiri dari tanaman Kayu
keras dan tanaman hias. Untuk tahun 2021 melakukan penanaman
sejumlah 5.000 lebih pohon baik dilingkungan pabrik dan diluar pabrik.

• Perusahan juga aktif mengembangkan pembibitan pohon,Pada tahun


2021, telah mengembangkan lebih dari 3.300 Bibit tanaman dari 150 jenis
tanaman.

Halaman 14 dari 17
Akuntansi Lingkungan
• Pengolahan sampah daun untuk menjadi pupuk kompos dan telah
menghasilkan lebih dari 26.000kg kompos yang kemudian digunakan
untuk pemupukan pohon-pohon yang akan ditanam.

• Perusahaan melakukan penghijauan dengan penanaman pohon diarea


seluas 5 hektar yang berlokasi di desa Bunder, kecamatan Balaraja –
Tangerang.

• Program penanaman hampir 17.000 pohon “One Employee, One Tree”


dengan melibatkan partisipasi karyawan.

• Perusahaan mempunyai komitmen tinggi untuk selalu melakukan upaya


pelestarian keanekaragaman hayati terutama bagi habitat ekosistem dan
flora-fauna yang berada di sekitar area operasional. Dalam upaya
peningkatan daya. Dukung ekosistem lingkungan sekitar pabrik, dengan
penanaman ribuan pohon ini berdampak sangat positif terhadap hewan dan
fauna terutama burung-burung berdatangan diwilayah pabrik yang
sebelumnya sangat jarang dan sulit ditemui. Kami tidak hanya melakukan
penanaman pohon di area pabrik, tetapi juga di luar area operasional
sebagai bentuk komitmen pelaksanaan pelestarian keanekaragaman hayati
dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

2.Membangun 3 Taman Hijau

Beberapa tahun yang lalu, Perusahaan telah membangun 3 Taman Kota,


yaitu Taman RPTRA Kembangan, Taman Diponegoro dan Taman Gajah
Tunggal di Tangerang. Semua taman itu telah dinikmati oleh masyarakat
sekitar sebagai tempat bermain dan olah raga.

3.Menyumbang Tanaman ke Masyarakat

Perusahaan senantiasa menunjukan kepedulian terhadap lingkungan


terutama dalam hal meningkatkan penghijauan dalam rangka mengurangi
emisi CO2 dilingkungan pabrik termasuk diluar area pabrik dimana
Perusahaan beroperasi. Perusahaan menunjukan komitmennya dengan
menyalurkan ribuan bibit tanaman hasil olahan dan budidaya mandiri
perusahaan kepada masyarakat sekitar, instansi pemerintah, sekolah serta
beberapa fasilitas umum masyarakat lainnya yang membutuhkan.

4.Pengolahan Barang Bekas

GSC (General Service Cleaning) adalah sebuah departemen di divisi


General Service, yang dibentuk oleh Perusahaan yang khusus menangani

Halaman 15 dari 17
Akuntansi Lingkungan
dalam bidang Kebersihan, Gardening, Lingkungan (penghijauan) dan
Budidaya Tanaman yang dikonsentrasikan di satu tempat (Nursery
budidaya tanaman). Untuk menghemat budget Perusahaan, departemen
GSC juga banyak melakukan pemanfaatan barang-barang bekas agar dapat
digunakan atau dimanfaatkan lagi, termasuk pemanfaatan kayu-kayu bekas
kemasan mesin yang tidak terpakai, yang kemudian dibuat menjadi 212
buah furniture (meja, kursi, rak buku). GSC menciptakan inovasi barang
bekas menjadi barang yang dibutuhkan masing-masing Plant dan
Departemen lainnya.

D. Perbandingan antara pelaksanaan audit lingkungan dengan


ketentuan yang berlaku

Beberapa perbandingan antara pelaksanaan audit lingkungan dengan


ketentuan yang berlaku pada PT Gajah Tunggal Tbk:

1.Undang-Undang Lingkungan: PT Gajah Tunggal Tbk harus mematuhi


undang-undang lingkungan yang berlaku di negara tempat perusahaan
beroperasi. Undang-undang ini mungkin meliputi persyaratan tentang
perlindungan dan pemulihan lingkungan, pengelolaan limbah, serta
perlindungan terhadap flora dan fauna.

2.Standar Internasional: Audit lingkungan pada PT Gajah Tunggal Tbk


dapat mengacu pada standar internasional seperti ISO 14001, yang
memberikan kerangka kerja untuk pengelolaan lingkungan. Auditor harus
memastikan bahwa perusahaan mematuhi persyaratan yang diatur dalam
standar ini.

3.Sistem Manajemen Lingkungan: PT Gajah Tunggal Tbk diharapkan


memiliki sistem manajemen lingkungan yang terstruktur dan efektif.
Auditor harus memeriksa keberadaan dan implementasi sistem ini, serta
mengevaluasi apakah memenuhi ketentuan yang berlaku.

4.Audit Kepatuhan Lingkungan: Pada pelaksanaannya, auditor lingkungan


harus melakukan audit untuk memastikan kepatuhan PT Gajah Tunggal
Tbk terhadap ketentuan lingkungan yang berlaku. Auditor akan memeriksa
apakah perusahaan memenuhi persyaratan izin, pengelolaan limbah,
pengendalian emisi, serta upaya pemulihan dan konservasi lingkungan.

5.Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Audit lingkungan juga mencakup


aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Auditor harus memeriksa
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

Halaman 16 dari 17
Akuntansi Lingkungan
yang berlaku untuk melindungi pekerja dari risiko lingkungan dan
kecelakaan kerja.

6.Pemantauan dan Pelaporan: Auditor lingkungan juga akan mengevaluasi


efektivitas pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh PT Gajah Tunggal
Tbk. Auditor akan memeriksa apakah perusahaan secara rutin memantau
dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya dan melaporkannya
secara transparan kepada pihak yang berkepentingan.

7.Pelanggaran dan Sanksi: Jika auditor menemukan pelanggaran


lingkungan atau adanya indikasi kegiatan yang merugikan lingkungan oleh
PT Gajah Tunggal Tbk, mereka harus melaporkannya kepada otoritas yang
berwenang. Perusahaan dapat dikenakan sanksi atau tindakan perbaikan
yang ditetapkan oleh undang-undang.

Perbandingan antara pelaksanaan audit lingkungan dengan ketentuan yang


berlaku pada PT Gajah Tunggal Tbk bahwa perusahaan menjalankan
praktik bisnis yang ramah lingkungan dan mematuhi peraturan yang
berlaku. Hal ini akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
memberikan kepastian kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
upaya PT Gajah Tunggal Tbk dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Poetri, Hermiyetti, A. S. (2010). ANALISA PELAKSANAAN AUDIT
LINGKUNGAN ATAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PT .
CHEVRON PACIFIC INDONESIA ( Studi Kasus Limbah Air Terproduksi
Lapangan Minas , Propinsi Riau ) Hermiyetti Arinta Satya Poetri. Jurnal
Investasi, 6(2), 124–139.
Susanto, A., & Purnama, D. (2017). Pengertian dan Prinsip Audit Lingkungan.
Modul, 1–35.
https://www.gt-tires.com/indonesia/corporate.
https://www.trenasia.com/inilah-berbagai-penerapan-aspek-esg-yang-dilakukan-
oleh-gajah-tunggal-tbk.

Halaman 17 dari 17
Akuntansi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai