Anda di halaman 1dari 12

what : apa definisi dari audit lingkungan ?

Audit lingkungan merupakan instrumen berharga untuk memverifikasi dan membantu


penyempurnaan kinerja lingkungan. Awalnya, audit lingkungan bukan merupakan
pemerikasaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan perundang-undangan, melainkan
suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi permasalahan
lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.
Sekarang, Audit lingkungan menjadi kewajiban, karena limbah berbahaya dan beracun tidak
hanya dari industri besar, tetapi juga bisa dari limbah industri kecil dan menengah.
Audit perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan telah dijalankan dan
dipelihara secara benar, yang pelaksanaannya tergantung dari pentingnya masalah lingkungan
bagi kegiatan perusahaan dan hasil audit sebelumnya.
Pengertian audit lingkungan sangat luas, dibawah ini adalah berbagai pengertian dari
audit lingkungan :
Berdasarkan Kep.Men.LHNo. 42 Tahun 1994, Audit Lingkungan adalah suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan
obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan
dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya
pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau
kegiatan terhadap peraturan perundang undangan tentang pengelolaan lingkungan.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997: Suatu proses evaluasi yang dilakukan


penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap
persyaratan hukum yang berlaku dan atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan
oleh penangungjawab usaha atau kegiatan yang bersangkutan.

menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 3 Tahun 2013
tentang Audit Lingkungan Hidup, Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang
dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan terhadap
persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Apa tujuan dari audit lingkungan ?

Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang kita lihat.
Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan :
Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit
lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :
1. Ketaatan terhadap peraturan.
2. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.
3. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

Menurut Dadang Purnama (1995) :


tujuan akhir suatu audit lingkungan adalah peningkatan performance atau kinerja suatu
usaha atau kegiatan terutama akibat peningkatan pengelolaan lingkungan yang
dilakukan.
Apa fungsi dari audit lingkungan ?

Sedangkan untuk fungsi dari audit lingkungan menurut Keputusan Mentri Lingkungan
Hidup No. 42 Tahun 1994 disebutkan diantaranya adalah :
1. Upaya peningkatan penataan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan lingkungan, misalnya : standar emisi udara, limbah cair, penanganan limbah dan
standar operasi lainnya.
2. Dokumentasi suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar operasi, prosedur
pengelolahan dan pemantauan lingkungan termasuk rencana tanggap darurat, pemantauan
dan pelaporan serta rencana perubahan pada proses dan peraturan.
3. Jaminan untuk menghindari perusakan atau kecenderungan perusakan lingkungan.
4. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang tercantum dalam
dokumen AMDAL, yang berguna dalam penyempurnaan proses amdal.
5. Upaya perbaikan penggunaan sumber daya melalui penghematan penggunaan bahan,
minimalisasi limbah dan identifikasi kemungkinan proses daur ulang.
6. Upaya untuk meningatkan tindakan yang telah dilaksanakan atau yang perlu dilaksanakan
oleh suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kepentingan lingkungan, misalnya
pembangunan yang berkelanjutan, proses daur ulang dan efisiensi penggunaan sumber
daya.
Apa manfaat dari audit lingkungan ?

Secara umum, manfaat audit lingkungan dapat digolongkan menjadi manfaat yang
dapat terukur (tangible), dan manfaat yang tidak dapat terukur (intagible). Manfaat yang dapat
diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan adalah (BAPEDAL, 1994) :
a. Mengidentifikasi resiko lingkungan
b. Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya penyempurnaan
rencana yang ada.
c. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan /pemberhentian suatu usaha atau
kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang merugikan akibat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik
d. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau terhadap
pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam proses peradilan
f. Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggung jawab dan staf suatu badan usaha atau
kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan tanggung jawab
lingkungan.
g. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konserfasi energi, dan
pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.
h. Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau kegiatan yang
bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati lingkungan, pemerintah dan media
masa.
i. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha atau kegiatan asuransi,
lembaga keuangan, dan pemegang saham.

Apa saja ruang lingkup dari audit lingkungan ?

Ruang lingkup audit lingkungan sangat luas tergantung pada kebutuhan usaha atau
kegiatan yang bersangkutan. Menurut Dadang Purnomo (1995) audit. Lingkungan perlu
disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi-informasi mengenai :
4. Sejarah atau rangkaian suatu usaha atau kegiatan dan kerusakan lingkungan ditempat
usaha atau kegiatan tersebut, pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan, serta usaha
lingkungan yang terkait.
5. Perubahan lingkungan sejak usaha atau kegiatan tersebut didirikan sampai waktu terakhir
pelaksanaan audit..
6. Penggunaan input dan sumber daya alam, proses bahan dasar, bahan jadi, dan limbah
termasuk limbah B3.
7. Identifikasi penanganan dan penyimpanan bahan kimia, B3 serta potensi kerusakan yang
mungkin yang mungkin terjadi.
8. Kajian resiko lingkungan.
9. Sistem control manajemen, rute pengangkutan bahan dan pembuangan limbah, termasuk
fasilitas untuk meminimumkan dampak buangan dan kecelakaan.
10. Efektifitas alat pengendalian pencemaran.
11. Catatan tentang lisensi pembuangan limbah dan penaatan terhadap peraturan perundang-
undangan termasuk stndar dan baku mutu lingkungan.
12. Penaatan terhadap hasil rekomendasi AMDAL (Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan).
13. Perencanaan dan prosedur standar operasi keadaan darurat.
14. Rencana minimisasi limbah dan pengendalian pencemaran lingkungan.
15. Penggunaan energi,air dan sumber daya lainnya.
16. Program daur ulang ( peningkatan product life cycle)
17. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kepedulian lingkungan.

Apa saja jenis dari audit lingkungan ?

Dalam Implementasinya, terdapat beragam jenis audit lingkungan tergantung jenis


organisasi yang diaudit, tingkat kedalaman dan lingkup audit. Oleh karena itu kerap audit
lingkungan diberi penamaan mengikuti tujuan dan lingkup audit yang dilaksanakan.
Environmental Compliance Audit atau audit penaatan lingkungan merupakan salah satu jenis
audit lingkungan yang kerap dilakukan dengan tujuan untuk memastikan tingkat penaatan
terhadap peraturan perundangan lingkungan. Environmental Management System (EMS) Audit
adalah jenis audit lingkungan yang bertujuan untuk menilai kesesuaian dan efektifitas
penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) organisasi terhadap standar SML.

Selain itu, terdapat beberapa jenis audit lingkungan yang lain yang mempunyai tujuan
dan lingkup yang khusus tergantung kepentingan dan penggunaannya. Jenis-jenis audit itu
antara lain:

1. Audit Penataan Lingkungan (Environmental Compliance Audit)


audit ini dimaksudkan untuk meneliti sejauh mana suatu usaha atau kegiatan (atau
organisasi) mentaati Undang-undang lingkungan, peraturan, perijinan, komitmen perusahaan
terhadap lingkungan, terhadap persetujuan dan dokumentasi lainnya.

Audit Penataan memiliki sifat :

Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.


Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.
Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.
Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan pelaporan
sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.
Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.
Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.

2. audit manajemen lingkungan (environmental management audit)


Audit ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi sejauh mana manajemen
lingkungan telah dikakukan, sehingga dapat digunakan oleh suatu usaha atau kegiatan itu
sendiri untuk menilai dan memperbaiki kinerja lingkungannya.
Audit jenis ini mempunyai sifat :
Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan resiko yang
berkaitan dengan manajemen bahan.
Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat penyimpangan.
Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.
Menilai kualitas pengoperasian dan tata laksana operasi.
Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan penanganan
limbah.
Menilai tempat pembuangan secara rinci.
Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau dengan
masyarakat

3. Audit Fasilitas Teknis (Technical Fasilities Audit)


Merupakan audit yang memfokuskan pengkajian terhadap pengoperasian seluruh
fasilitas produksi dan fasilitas pelengkap termasuk didalamnya adalah fasilitas pengelolahan
limbah.
4. Audit AMDAL
Audit ini memfokuskan pada kajian tindak lanjut suatu proses AMDAL, apakah seluruh
pernyataan dan rekomendasi dalam studi AMDAL (RKL/RPL) dilaksanakan dengan benar.

5. Audit Jaminan Kerusakan Lingkungan,


Merupakan suatu audit yang disyaratkan oleh badan pemberi bantuan keuangan (kredit)
untuk mendapat jaminan bahwa suatu usaha atau kegiatan tersebut tidak akan merusak
lingkungan.

6. Audit Pemasaran Ditinjau dari Aspek Lingkungan (Environmental Marketing


Audit),
Dimaksudkan untuk suatu promosi pasar bagi produk dari satu usaha atau kegiatan,
sehingga konsumen atau masyarakat tertarik untuk menggunakan produk tersebut ataupun
menanamkan investasi pada usaha atau kegiatan tersebut.

7. Audit hemat energi (energy minimisation audit)


Audit ini berfokus pada Melacak pola pemakaian tenaga listrik, gas dan bahan bakar
minyak dan mencoba untuk mengkuantifikasikan serta meminimalkan penggunaannya.

8. Audit minimisasi limbah (waste minimisation audit)


Audit ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan
limbah yang dihasilkan akibat adanya proses produksi satu atau beberapa produk dari suatu
usaha atau kegiatan (atau organisasi).
Jenis audit ini mempunyai sifat :
Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.
Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap praktek pembelian,
proses produksi dan timbunan limbah.
Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan limbah.

9. Audit Lingkungan Menyeluruh (Comprehensive Environmental Audit),


Audit lingkungan menyeluruh merupakan pelaksanakan audit yang mencakup seluruh
audit diatas.
Sedangkan menurut Grant Ledgerwood dan kawan-kawan (1992), berikut dijelaskan
tentang jenis-jenis audit lingkungan beserta karakteristiknya :

a. Audit Pentaatan
Audit Pentaatan memiliki karateristik :
Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.
Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.
Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.
Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan pelaporan
sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.
Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.
Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.

b. Audit Manajemen
Audit jenis ini mempunyai karateristik :
Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan resiko yang
berkaitan dengan manajemen bahan.
Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat penyimpangan.
Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.
Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan penanganan
limbah.
Menilai tempat pembuangan secara rinci.
Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau dengan
masyarakat.

c. Audit Produksi Bersih dan Minimisasi Limbah


Jenis audit ini mempunyai karateristik :
Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.
Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap praktek pembelian,
proses produksi dan timbunan limbah.
Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan limbah.
d. Audit Konservasi Air
Karateristik audit ini adalah :
Mengidentifikasi sumber air penggunaan air dan mencari upaya untuk mengurangi
penggunaan air total melalui usaha pengurangan, penggunaan ulang dan pendaur-
ulangan

e. Audit Pencemaran/ Kontaminasi Lokasi Usaha


Karateristik audit ini adalah :
Menilai kedaan pengotoran lokasi perusahaan akibat pengoperasian yang dilakukan
oleh perusahaan yang bersangkutan.
Melakukan pengambilan contoh dari lokasi dan melakukan penganalisaan contoh
sampel tersebut untuk jangka waktu yang cukup panjang dan merupakan hal yang
khusus pada audit jenis ini (audit lain tidak melakukan pengambilan sampel).
Melakukan pengelolaan secara statistic terhadap hasil audit, jika diperlukan.

f. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Jenis audit ini memiliki sifat :
Menilai tatalaksana operasional pekerjaan, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya,
pembuangan bahan pencemar dan sejenisnya, yang berhubungan erat dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Audit ini memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menetapkan apakah perusahaan
tersebut sudah mentaati peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk dapat memilih jenis-jenis audit lingkungan, perlu diketahui jenis kegiatan
perusahaan yang akan diaudit. Ada dua kelompok perusahaan yang dapat diaudit, yaitu
perusahaan yang terlibat dalam proses transformasi, baik informasi maupun jasa dan
perusahaan penghasil barang (industri).

Audit Lingkungan pada perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :


a. Audit Manajemen,
yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai bagian dari pengelolaan dan
kinerja lingkungan sebuah fasilitas industri. Audit manajemen dilaksanakan untuk
menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh suatu usaha atau kegiatan itu sendiri
untuk memperbaiki kinerja lingkungannya. Program ini merupakan bagian sukarela
internal yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan dan untuk mencapai perbaikan yang
berkelanjutan.

b. Audit Transaksi,
yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai suatu persyaratan dalam
transaksi usaha dan bisnis. Audit transaksi banyak dilaksanakan sebagai suatu persyaratan
usaha yang harus dipenuhi untuk tujuan tertentu, misalnya perjanjian asuransi, bursa
saham, prasyarat pengembangan perusahaan dan penghentian sementara. Proses audit ini
biasanya bersifat eksternal yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung
dengan kegiatan operasi perusahaan yang diaudit dengan mengatasnamakan pihak lain.
Tujuan audit ini adalah untuk mengidentifikasikan tanggung jawab dan jaminan atas
lingkungan yang ada sekarang dan untuk masa mendatang sehingga pihak lain tersebut
dapat membuat suatu keputusan yang lebih pasti dalam transaksi usaha yang akan
dilakukannya terhadap perusahaan yang diaudit.

How : bagaimana tahapan dari audit lingkungan ?


Dadang Purnomo (1995) mengemukakan bahwa dalam pembentukan tim audit di
Indonesia sampai saat ini belum ada suatu pembukuan mengenai syarat dan kriteria suatu tim
auditor. Demikian pula dalam praktek pelaksanaan di dunia internasional. Penanggung jawab
kegiatan biasanya akan memilih suatu tim yang sudah memiliki pengalaman yang cukup
banyak dan hal tersebut biasanya mendapat referensi dari asosiasi auditor internasional.
Kualifikasi seorang auditor ditentukan oleh kemampuan profesionalisme orang tersebut dan
kemampuannya untuk mengkaji permasalahan bagi usaha atau kegiatan yang akan diaudit.

Kemampuan yang dimiliki oleh tim auditor diantaranya meliputi pengetahuan tentang:
1. Proses prosedur dan teknis audit.
2. Karakteristik dan analisa tentang sistem manajemen.
3. Peraturan perundangan-undangan dan kebijaksanaan lingkungan.
4. Sistem dan teknologi pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Fasilitas usaha atau kegiatan yang akan diaudit.
6. Potensi dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta resiko bahaya.
Auditor lingkungan harus terlatih secara professional untuk menjamin ketepatan,
konsistensi dan objektifitas dalam pelaksanaan audit. Audit harus mengikuti kode etik auditor
yang ada. Oleh karenanya, auditor juga perlu mendapatkan pelatihan dan peningkatan
kemampuan dalam bidang yang dibutuhkan dalam audit, meliputi :

1. Kemampuan berkomunikasi.
2. Kemampuan perencanaan dan penjadwalan kerja.
3. Kemampuan untuk menganalisis data dan hasil temuan.
4. Kemampuan untuk menulis laporan audit.

Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup RI No. KEP-


42/MENHL/11/94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan terdapat beberapa
tahapan-tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut :

18. Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang dilaksanakan,
jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.

19. Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian penting dalam prosedur audit lingkungan.
Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan pelaksanaan audit dan
tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci
mengenai aktifitas dilapangan, status hukum, struktur organisasi, dan lingkup usaha atau
kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana audit,
penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan audit.. Pada saat ini, tujuan dan
ruang lingkup audit. Harus telah disepakati.

20. Audit (Kegiatan lapangan)


a. Pertemuan Pendahuluan
Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan pertemuan
dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan audit, tata Laksana, dan
jadwal kegiatan audit.

b. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan dilapangan dilaksanakan setelah pertemuan pendahuluan. Tim audit
akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha yang akan menjadi dasar penetapan
areal kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan
pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan
kegiatan audit. Namun Belum teridentifikasi dalam perencanaan. Fase ini disebut juga tour
pengenalan fasilitas teknis.

c. Pengumpulan data
Data dan informasi yang dikumpulkan selama audit. Lingkungan akan mencakup
dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan pengamatan tin
auditor, hasil sampling dan pemantauan, foto-foto, rencana, diagram, kertas kerja dan hal-
hal lain yang berkaitan. Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik atau mudah
ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang dan
merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit lingkungan.

Penyelenggaraan interview terhadap orang yang dianggap mengetahui proses


operasi ditiap bagian merupakan suatu langkah yang umum digunakan pada pengumpulan
data ini.

d. Pengujian (verifikasi)
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan oleh tim
auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor
haurs menunjang semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung oleh
tim auditor.

Dalam menguji hasil temuan audit., tim auditor harus menjamin bahwa dokumen
yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata Laksana harus
menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim
auditor.

Verifikasi ditentukan untuk seluruh informasi yang diperoleh melalui data check,
interview untuk cross checking denngan seluruh level pekerja, dan sampling verifikasi
lapangan.

e. Evaluasi Hasil Temuan


Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan dan tata laksana yang
telah disetuji untuk menjamin bahwa semua isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi
penunjang harus dikaji secara teliti sehingga hasil temuan telah ditunjang oleh data dan uji
secara tepat.

f. Pertemuan Akhir
Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor haurs memaparkan hasil temuan
dalam suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai
hal yang belum tersedia. Tim auditor harus mengkaji hasil temuannya secara garis besar
dan menentukan waktu penyelesaian laporan akhir. Seluruh dokementasi selama
penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.

21. Pasca audit.


Tim auditor akan mempunyai laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil pelaksanaan
audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan tentang rencana tindak lanjut
dan rekomendasi terhadap isu-isu lingkungan yang diidentifikasi.

Why : mengapa harus diadakan audit lingkungan ?

Keinginan institusi ataupun perusahaan mendapatkan kepastian bahwa perusahaan


bertanggung jawab atas lingkungannya
Inisiatif manajemen tingkat yang lebih rendah atau menengah untuk memperbaiki
aktivitas pengelolaan linkungan yang ada dan mengejar apa yang perisahaan lain
sedang lakukan

Anda mungkin juga menyukai