Anda di halaman 1dari 2

PENGELOLAAN SAMPAH di KOTA PEKANBARU

Latar Belakang
Sampah merupakan segala barang/benda yang telah berubah baik warna ataupun
bentuk maupun ukuran akibat telah di pakai atau segala benda/barang yang tidak dapat di
pergunakan atau di pelihara secara patut.( PERDA Kota Pekanbaru tahun 2000).

Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya


pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah.
Faktor yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah
meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan
tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk memelihara
kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya (Slamet, 2009).

Permasalahan sampah khususnya di kota Pekanbaru, sudah menjadi salah satu


permsalahan yang tak kunjung terselesaikan. Walaupun peraturan daerah telah di buat,
namun implementasi dari peraturan tersebut tidak berjalan dengan maksimal. Penyebab
PERDA sampah kota Pekanbaru tidak berjalan karena kurangnya tingkat kesadaran
masyarakat dalam masalah pengelolaan sampah, serta kurangnya pendidikan mengenai
bagaimana mengelola sampah yang baik dan benar. Penyebab lain masalah sampah tidak
terselesaikan dengan tuntas di kota Pekanbaru adalah kurangnya contoh implementasi dari
pihak pemerintah dalam pengelolaan sampah, hal ini di tunjukkan dengan masih
banyaknya anggota, ataupun pemerintah yang tidak membuang pada tempatnya.

Pada artikel kali ini penulis akna membahas penyebab masalah sampah di kota
Pekanbaru karena kurangnya pendidikan mengenai pengelolaan sampah.

Permasalahan

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam tatanan kehidupan


masyarakat dalam membina sebuah masyaarakat yang tertib. Tidak terkecuali dalam
bidang pengelolaan sampah. Pada dasarnya pengelolaan sampah adalah tingkat
pendidikan bagi semua kalangan, tidak peduli itu kalangan kaya , miskin, anak anak ,
dewasa, dll.

Namun hal ini tidak di implementasikan secara maksimal, sehingga hanya


beberapa kalangan yang mengetahui mengenai pendidikan pengelolaan sampah. Ini di
tunjukkan pada kurikulum pada jenjang pendidikan sd, smp, maupun sma, hanya sebagian
kecil yang menerapkan pendidikan berwawasan lingkungan.

Hal ini sangat mengkhawatirkan, dikarenakan apabila pendidikan berwawasan


lingkungan di terapakan dari dasar jenjang pendidikan maka akan sangat berpengaruh
pada wawasan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang dimulai dari anak anak usia
dini.

Kurangnya pendidikan pengelolaan sampah di masyarkat kota Pekanbaru


membuat masyarakat kurang bergairah dalam mengelola sampah, dan hanya menyerahkan
secara keseluruhan kepada pemerintah kota Pekanbaru, sehingga tidak sepenuhnya dapat
diatasi oleh pemerintah.

Harapan penulis agar pemerintah tidak hanya membuat peraturan yang akan
senantiasa mengatur namun juga membuat kebijakan yang bertujuan untuk membimbing
masyarakat dalam pengelolaan sampah kota Pekanbaru. Sehingga masyarakat dapat
memperluas wawasan mereka dalam mengelola sampah. dan juga dengan meningkatkan
pendidikan pengelolaan sampah dapat mengubah pola pikir masyarakat yang awalnya
sampah merupakan hal yang hanya bisa dibuang menjadi pola pikir sampah dapat
diolah dan dijadikan sebuah usaha maupun benda yang berguna.

Dengan meningkatkan pendidikan pengelolaan sampah di kota Pekanbaru maka di


harapkan masayrakat dan pemerintah dapat bahu membahu dalam menyelesaikan
permasalahan kota Pekanbaru, sehingga dapat mewujudkan kota Pekanbaru menjadi kota
yang bersih dan asri.

Anda mungkin juga menyukai