Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Proposal

Bahwa permasalahan timbulan sampah di lingkungan Kabupaten Tangerang sudah


sangat mendesak untuk ditangani sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian dan
pencegahan secara komprehensif, kolaboratif dan terpadu yang melibatkan seluruh
elemen pembangunan, Gerakan Kurangi Sampah Sekolah Kita (KURASSAKI)
mengembangkan metode pengelolaan sampah yang edukatif, aktif, inovatif dan kreatif
dalam rangka mewujudkan ekosistem sekolah yang peduli terhadap persoalan
lingkungan hidup khususnya di bidang persampahan.

Gerakan KURASSAKI adalah sebuah program edukasi untuk mengurangi/mereduksi


timbulan sampah sebesar-besarnya dengan mengedepankan revolusi mental
melalui pemberdayaan dan peningkatan peran serta komunitas sekolah dengan
target pengurangan sampah minimal 80% dari total sampah yang dihasilkan sebelum
pelaksanaan kegiatan KURASSAKI

Latar Belakang dan Tujuan

Uraikan latar belakang dan tujuan dari inovasi, yang terdiri dari:

1. Rumusan masalah yang dihadapi (kondisi nyata sebelum adanya inovasi antara
lain kebutuhan/kepentingan publik yang tidak/belum/terhambat terpenuhi);
2. Gagasan dari inovasi;
3. Tujuan dari inovasi;
4. Kelompok masyarakat atau populasi yang mendapatkan manfaat atau menjadi
target inovasi!

Jawaban:

Pengelolaan dan pengurangan sampah adalah salah komponen dalam Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang harus dipraktikkan oleh peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Lebih lanjut, pengelolaan
sampah merupakan tanggung jawab setiap orang. Namun dengan penanaman nilai
positif melalui sekolah, diharapkan dapat menjadikan siswa sebagai model
pembelajaran komunitas mereka di luar sekolah. Dengan terciptanya hal ini, maka
kesadaran dan tanggung jawab lingkungan oleh masyarakat luas dapat dipahami
dengan lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang menginisiasi adanya Program Pengelolaan
Sampah Berbasis Sekolah (PSBS) melalui Gerakan KURASSAKI (Kurangi Sampah
Sekolah Kita) yang dimulai dengan pilot project pada tahun 2016 dan selanjutnya akan
dilakukan secara massif di sekolah se Kabupaten Tangerang.

Tujuan dari inovasi ini adalah mengedukasi serta merevolusi mental warga sekolah di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang untuk membiasakan mengurangi
timbulan sampah, sehingga bisa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat dalam
pengurangan sampah serta mendukung pencapaian Program Gerakan Sekolah
Menyenangkan (GSM) dalam waktu 5 tahun di seluruh sekolah di Kabupaten
Tangerang.

Kesesuaian Kategori

Jelaskan kesesuaian permasalahan yang akan diatasi melalui inovasi dengan kategori
yang dipilih!

Jawaban:

Kemapuan Pemda dalam mengangkut sampah sebesar 40% ke Tempat Pembuangan


Sampah Akhir, sebanyak 60% tidak terangkut, termasuk sampah yang ada di sekolah.
slogan BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA  seringkali disampakan di
lingkungan sekolah dan sebagaimana yang kita ketahui bersama sampah adalah
masalah, jika slogan ini terus di tanamkan oleh sekolah kepada peserta didik berati
sekolah turut menfasilitasi dalam timbulnya masalah.

KURASSAKI adalah gerakan edukasi untuk merevolusi mental warga sekolah untuk
tidak menimbulkan sampah (masalah) yaitu dengan mereduksi sampah sebesar-
besarnya, yaitu dengan cara mewajibkan warga sekolah untuk membawa bekal makan
dan atau tempat makan dan  minuman ke sekolah

Kontribusi terhadap Capaian Nasional Sustainable Development Goals


(SDGs)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) (5%)

1. Sebutkan kontribusi inovasi terhadap capaian nasional SDGs/TPB (lihat Perpres


Nomor 59 Tahun 2017)!
2. Jika ada lebih dari satu tujuan dalam SDGs/TPB dan/atau target agar dijelaskan
secara singkat!

Jawaban:

Pembentukan karakter seluruh warga sekolah, mewujudka kebersihan di lingkungan


sekolah serta pengurangan timbulan sampah secara signifikan di lingkungan sekolah.
Kegiatan KURASSAKI ini jika di replikasi di sekolah seluruh indonesia dapat turut
berkontribusi terhadap capaian SDGs nomor 12 Konsumsi dan Produksi yang
bertanggung jawab target nomor 3 yaitu Pada tahun 2030, mengurangi separuh jumlah
dari sampah pangan global perkapita pada tingkat retail dan konsumen.

Deskripsi Inovasi

Uraikan secara singkat cara kerja inovasi ini dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi!

Jawaban:

Maksud Gerakan KURASSAKI adalah mengurangi/mereduksi timbulan sampah


sebesar-besarnya dengan mengedepankan revolusi mental melalui pemberdayaan dan
peningkatan peran serta komunitas sekolah, dengan target pengurangan sampah
minimal 80% dari total sampah yang dihasilkan sebelum pelaksanaan kegiatan
KURASSAKI;Dalam kegiatan belajar-mengajar, jamuan tamu, rapat dan pertemuan
ataupun acara resmi lainnya yang dilaksanakan oleh sekolah dalam penyajiannya tidak
menggunakan kemasan makanan, minuman dan/atau snack yang berupa kardus,
plastik, Styrofoam atau kemasan lainnya yang akan mengakibatkan timbulan sampah

Setiap sekolah  menyediakan sarana prasarana makan minum rapat atau pertemuan
berupa cangkir, gelas, piring dan peralatan prasmanan lainnya yang tidak
mengakibatkan timbulan sampah;

Setiap warga sekolah diwajibkan untuk membawa tempat makan atau air
minum/tumbler sendiri untuk keperluan/kepentingan pribadi selama berada di
lingkungan sekolah;

Inovatif (Kebaruan, Nilai Tambah, atau Keunikan)

Jelaskan sisi kebaruan/keunikan, nilai tambah, dan keunggulan daya penyelesaian


masalah dari inovasi ini dibandingkan dengan model penyelesaian masalah yang
pernah ada/digunakan dalam konteks wilayah Anda dengan cara menggambarkan
kecepatan penyelesaian masalah dan luasan target populasi penyelesaian masalah
yang terjangkau oleh kinerja inovasi!

Jawaban:

Sampah seperti yang kita ketahui bersama adalah MASALAH, termasuk di dunia


pendidikan, dalam kegiatan operasional sekolah sudah tentu menghasilkan sampah
namun seringkali kita melihat himbauan di lingkungan sekolah adalah BUANGLAH
SAMPAH PADA TEMPATNYA, jika hal ini terus berlanjut sama saja sekola memfalitasi
warganya untuk menimbulkan masalah dengan terus menghasilkan sampah. 
melalui KURASSAKI kami ingin merevolusi mental warga sekolah dengan mengedukasi
untuk memaksimalkan reduksi sampah, dengan tidak menyediakan tempat sampah di
lingkungan sekolah, terkecuali di tempat-tempat tertentu saja. 

Transferabilitas (Sifat dapat diterapkan pada konteks/tempat lain)

Jelaskan bukti bahwa Inovasi:

1. telah diadaptasi/ direplikasi/ disesuaikan dan diterapkan oleh unit/ instansi lain;
dan/atau
2. memiliki potensi untuk direplikasi dengan menggambarkan luasan populasi dan
kesamaan karakter masalah yang dialami atau ada pada daerah lain!

Jawaban:

Kegiatan KURASSAKI ini dimulai pada tahun 2016 denga enam sekolah yang menjadi
pilot program tersebut adalah SDN Gudang Tigaraksa, SDN Panongan 3, SDN Kadu 4
Curug, SDN Legok 4, SDN Jeungjing 1 Cisoka, SDN Talagasari 1 Balaraja, sasaran
dari program tersebut mengurangi volume sampah di sekolah dengan membiasakan
siswa membawa bekal makan dari rumah

Pada tahun 2017 kegiatan KURASSAKI dilaksanakan di 13 SD dan 8 SMP di


Kabupaten Tangerang, tahun 2018 kegiatan KURASSAKi dilaksanakan di 32 SD,
kemudian di tahun 2019, kegiatan KURASSAKI masuk ke dalam RPJMD Kabupaten
Tangerang 2019 s.d 2023,  scaling up program KURASSAKI ini di serahkan dari
Bappeda ke Dinas Pendidikan sebagai leading sectornya dengan target 150 SD per
tahun dengan total SD sebanyak 758. Dimana pada tahun 2023 ditargetkan semua SD
sudah tersosialisasi dan menjalankan program KURASSAKI

Sumber daya

1. Jelaskan sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia, metode, peralatan atau
material) yang digunakan untuk melaksanakan inovasi tersebut!
2. Jelaskan langkah-langkah/strategi yang dilakukan untuk menggerakkan dan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada!
3. Bagaimana memastikan keberlanjutan sumber daya yang digunakan?

Jawaban:

Sumber daya yang terlibat adalah 

 Siswa
 Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite Sekolah dan
orang tua siswa)
 Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga sekolah, penjaga kantin, satpam

Stategi yang dilaksanakan adalah 

Langkah/tahapan KURASSAKI adalah:


1. Rapat Sosialisasi dengan Sekolah sasaran
2. Kunjungan Sekolah sasaran ke Sekolah yang sukses menjalankan KURASSAKI
3. Rapat Koordinasi dengan Fasilitator dan Mentor
4. Pembekalan materi KURASSAKI oleh POKJA AMPL kepada Fasilitator dan Mentor
KURASSAKI
5. Survey awal ke sekolah sasaran oleh Fasilitator dan Mentor KURASSAKI
6. Sosialisasi lanjutan di sekolah sasaran oleh Fasilitator dan Mentor KURASSAKI
7. Monitoring
8. Evaluasi dan hasil
 

Strategi Keberlanjutan

Jelaskan strategi apa saja yang telah dilakukan agar inovasi tetap berlanjut! Catatan:
Strategi keberlanjutan dapat berupa:

1. strategi institusional berupa regulasi;


2. strategi sosial berupa partisipasi/ kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan
dukungan masyarakat karena adanya kebutuhan/kepentingan publik yang harus
dipenuhi; dan
3. strategi manajerial berupa peningkatan kapasitas SDM, penjaminan kualitas
dan/atau pemberlakuan SOP.

Jawaban:

Pada tahun 2019 Bappeda Kabupaten Tangerang melakukan advokasi ke Bupati


Tangerang sehingga program KURASSAKI masuk kedalam RPJMD tahun 2019 s.d
2023 dan masuk kedalam program unggulan Bupati Gerakan Sekolah Menyenangkan.
(GSM)

Dalam mewujudkan Gerakan Sekolah Menyenagkan, melalui gerakan KURASSAKi


sekolah yang sudah menjalankan program tersebut menjadi lebih bersih karena
permasalah sampah sudah tertangani, kami memandang perlu ketika sekolah sudah
menjadi clean langkah berikutnya adalah menjadikan sekolah tersebut menjadi Green,
maka dicetuskanlah program Kehati Goes To School sebagai keberlanjutan program
dari KURASSAKI.
Evaluasi

Jelaskan evaluasi yang dilakukan, baik secara internal instansi maupun eksternal
(lembaga lainnya yang relevan) untuk mengukur dampak inovasi secara resmi!

Jawaban:

Untuk melihat progress dan keberhasilan suatu program/ kegiatan perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala dan berjenjang, maka tahapan monev akan
dilaksanakan sebagai berikut :

 Tim KURASSAKI Sekolah memonitor perkembangan pelaksanaan kegiatan


dengan menggunakan format kendali, dengan mendata siswa setiap hari dan
mencatat timbulan sampah yang diangkut oleh petugas
 Tim Fasilitator pendamping melaksanakan monitoring kepada sekolah sebulan
sekali dengan mencatat perkembangan pelaksanaan kegiatan serta memperhatikan
lingkungan sekolah.
 Tim KURASSAKI Tingkat Kabupaten melaksanakan monitoring kelokasi sekolah
setelah program/ kegiatan berjalan 3 (tiga) bulan  berjalan.

Hasil monitoring digunakan sebagai bahan evaluasi dalam rapat koordinasi oleh Tim
KURASSAKI Kabupaten

Jelaskan metode pelaksanaan evaluasi inovasi tersebut (waktu dan indikator kinerja
yang digunakan)!

Jawaban:

Kegiatan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan sosialisasi oleh tim monev dan


fasilitator, Bappeda kembali mengundang peserta sosialisasi program KURASAKI,
dimana TIM KURASSAKI membuat indikator penilaian dalam rangka mengukur
efektifitas dan tingkat keberhasilan gerakan KURASSAKI yang dijalankan oleh sekolah
sasaran, dimana sekolah yang telah berhasil menjalankan program KURASSAKI
dengan baik diberikan reward berupa program baru dengan nama Kehati Goes To
School.

 Jelaskan hasil dari evaluasi tersebut, baik berupa output maupun outcome!
 Lengkapi dengan data output maupun outcome, sebelum dan sesudah Inovasi!
 Bagaimana tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut?

Jawaban:

Kegiatan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan sosialisasi oleh tim monev dan


fasilitator, Bappeda kembali mengundang peserta sosialisasi program KURASAKI,
dimana TIM KURASSAKI membuat indikator penilaian dalam rangka mengukur
efektifitas dan tingkat keberhasilan gerakan KURASSAKI yang dijalankan oleh sekolah
sasaran, dimana sekolah yang telah berhasil menjalankan program KURASSAKI
dengan baik diberikan reward berupa program baru dengan nama Kehati Goes To
School.

Jelaskan penyesuaian layanan yang dilakukan guna merespons pandemi COVID-19!

Jawaban:

Kaitan dengan pandemi COVID-19, penyesuaian dilakukan adalah ketika ada kegiatan
jamuan makan di lingkungan sekolah dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan. dimana 1 orang menggunakan 1 alat makan

Keterlibatan pemangku kepentingan

Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan kontribusi
mereka dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan memastikan
keberlanjutan inovasi ini!

Jawaban:

Dalam pelaksanaan Program KURASAKI ini, melibatkan beberapa instansi yaitu


Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan.

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda


adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang yang
bertugas melakukan kegiatan Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi
gerakan KURASSAKI
 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan yang selanjutnya disebut DLHK adalah
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan KabupatenTangerang yang bertugas
melakukan kegiatan pembinaan dalam hal upaya pengurangan dan pengelolaan
sampah di lingkungan sekolah
 Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut DinDik adalah Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang yang bertugas melakukan monitoring dan evaluasi
pencapaian target gerakan KURASSAKI yang menjadi salah satu indikator dalam
menciptakan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM);
 Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinkes adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang yang bertugas melakukan promosi PHBS, pemeriksaan
keamanan pangan dan sanitasi  sekolah

Faktor Penentu

Sebutkan dan jelaskan faktor penentu keberhasilan dan kendala dalam mendukung
inovasi!
Jawaban:

Indikator Kunci Keberhasilan dari program KURASSAKI ini adalah:

 Pengurangan sampah di sekolah sebanyak minimal 80% dari jumlah timbulan


sampah yang biasa dihasilkan.
 Diakhir program diharapkan sampah yang tersisa setiap harinya hanya sejumlah
maksimal 20%.

Kendala

Perubahan perilaku warga sekolah menjadi tantangan tersendiri, sulit tapi bukan berati
tidak mungkin. KURASSAKI akan menjadi satu kendala ketika dalam pelaksanaannya
tidak di dukung penuh oleh warga sekolah yang melaksanakan, ketika warga sekolah
mendukung program KURASSAKI maka reduksi sampah minimal 80% mudah dicapai

Anda mungkin juga menyukai