Anda di halaman 1dari 55

PENGELOLAAN SAMPAH

INDONESIA ROAD TO
2025

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2021
1
1
KEY PERFORMANCE
INDICATOR (KPI)

2
Key Performance Indicator (KPI)
2019
• Kapasitas Pengelolaan Sampah 59.35 %
2025
• Kapasitas Pengelolaan Sampah 100%
• Pengurangan 14.58 % • Pengurangan 30%
• Penanganan 44.77 % • Penanganan 70%
• Pengurangan Sampah Plastik ke Laut • Pengurangan Sampah Plastik ke Laut
(0.25-0.59 juta ton/tahun) (0.075-0.18 juta ton/tahun)
• Indeks Ketidak Pedulian 0.72 • Indeks Ketidak Pedulian 0.30
• Persentase Masyarakat Memilah 11% • Persentase Masyarakat Memilah 50%
• Recycling Rate 11-13% • Recycling Rate 50%
- Growth Sampah Plastik 7 %/tahun - Growth Sampah Plastik 12 %/tahun
- Growth Sampah Kertas 12 %/tahun - Growth Sampah Kertas 48 %/tahun
• PSEL (pengolahan sampah menjadi • PSEL (pengolahan sampah menjadi energi
energi listrik) = 0 Kota listrik) = 12 Kota
• RDF (Refused Derived Fuel) = 0 kab/kota • RDF (Refused Derived Fuel) = 52 Lokasi
• Pembatasan “single-used plastic” Plant PLTU dan 34 lokasi Kiln Semen
• Provinsi = 1 Provinsi • Pembatasan “single-used plastic”
• Kab/Kota = 19 Kab/Kota • Provinsi = 17 Provinsi
• Kab/Kota = 257 Kab/Kota
3
2
STATISTIK CAPAIAN
PENGELOLAAN SAMPAH
DESEMBER 2019

4
Keterangan : GAP PENGELOLAAN SAMPAH NASIONAL
Capaian Pengurangan Sampah
Capaian Penanganan Sampah (Tanpa TPA Open Dumping) 100%
Capaian Penanganan Sampah (Dengan Memasukan TPA Open Dumping)

81.98%
80.00%

71.59% 70%
70.00%

TARGET JAKSTRANAS TAHUN 2025


68.83% 59.35% 67.40%
60.00%

50.00%
44.20%

40.00%

30%
30.00% 41.44% 44.77%

20.00%
14.58% 14.58%

Sumber: Data series


10.00%
Adipura tahun 2018-2019, 2.76% 2.76%
Laporan Jakstrada
Kabupaten/Kota 0.00%
5
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2025
KONDISI SISTEM OPERASIONAL TPA DI INDONESIA
100%

90%

80%
44.44%
54.65% 52.96%
70% 59.91%

60%

50%

40%

30%
55.56%
45.35% 47.04%
20% 40.09%

10%

0%
2016 2017 2018 2019
Open Dumping Non Open Dumping
Sumber : Data Hasil Pemantauan Fisik Adipura tahun 2016-2019 6
Catatan: Data Tahun 2019 dari 232 kabupaten/kota yang dipantau
7
3
PENGURANGAN SAMPAH
PLASTIK KE LAUT

8
Perhitungan Sampah Plastik Laut

Formula Penghitungan Sampah Plastik Laut Sampah Sampah Sampah Persentase


Tahun
Land-based Sea-based Plastik Laut Penurunan

2018 538.182,77 77.491,86 615.674,63


Kebocoran sampah Sampah seabased
land-based
+ dari aktivitas di laut
= Sampah Plastik 2019 518.357,16 47.717,78 566.074,94 -8.1%
Laut
2020 508.755,70 12.784,97 521.540,67 -7.9%

Sampah plastik yang masuk ke lautan mengalami


penurunan sebanyak 15,3% dari tahun 2018 sampai
dengan 2020
+
Sumber: TKN Penanganan Sampah Laut, 2021
Target Pengurangan Sampah Plastik Laut

80%
70%
70%
60.20%
60%

PERSENTASE PENGURANGAN
50.85%
50%
Target Pengurangan 38.50%
40%
Sampah Plastik Laut
30% 25.90%
yang Harus Dilakukan
20% 15.30%
Hingga Tahun 2025 8.10%
10%
70% - 15,3% = 54.7%
0%
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
TAHUN
Sumber: TKN Penanganan Sampah Laut, 2021
4
PENDEKATAN DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH

11
Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah

Pelayanan
Minim Circular
dan
Sampah Economy Teknologi
“Persoalan persampahan “Persoalan persampahan “Persoalan persampahan
dapat diselesaikan dapat diselesaikan dapat diselesaikan melalui
melalui perubahan dengan menjadikan pelayanan oleh Pemda dan
perilaku”. sampah sebagai sumber pendekatan teknologi”.
daya, serta pertumbuhan
ekonomi dapat tumbuh
dengan baik”.
Konsep Dasar
“Persoalan persampahan dapat
diselesaikan melalui perubahan perilaku”.

Nilai Dasar
1. • Perubahan Perilaku
• Pengurangan, pencegahan atau
Minim Sampah pembatasan sampah

(Less Waste) Konsep pemikiran ini sangat berkembang dengan baik, khususnya
dikalangan anak2 muda dan millenial, konsep ini cenderung
mengikuti teori dasarnya ”limit to growth” dan “disruption”.

Target pada pendekatan minim sampah : (1) single-use plastic bag/


kantong kresek, (2) cutlery & plastic straw (alat makanan & sedotan
plastic), (3) Styrofoam, Phasing-Down Tahun 2029.
Daftar Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten yang Telah
Menerbitkan Peraturan Pembatasan Sampah Plastik Sekali Pakai
1. Provinsi DKI Jakarta 1. Kota Padang 19. Kota Jayapura 37. Kabupaten Merauke
2. Provinsi Bali 2. Kota Bukittinggi 20. Kabupaten Barito Kuala 38. Kota Makassar
3. Kota Jambi 21. Kabupaten Purwakarta 39. Kota Banda Aceh
4. Kota Bogor 22. Kabupaten Bogor 40. Kota Ambon
5. Kota Depok 23. Kabupaten Lebak 41. Kota Palembang
6. Kota Bekasi 24. Kabupaten Tulungagung 42. Kota Tarakan
7. Kota Sukabumi 25. Kabupaten Pati 43. Kota Tebing Tinggi
8. Kota Bandung 26. Kabupaten Banyumas 44. Kota Bitung
9. Kota Semarang 27. Kabupaten Badung 45. Kota Tanjung Balai
10. Kota Probolinggo 28. Kabupaten Hulu Sungai Utara 46. Kota Solok
11. Kota Denpasar 29. Kabupaten Nunukan 47. Kabupaten Wonogiri
12. Kota Pontianak 30. Kabupaten Tanah Laut 48. Kabupaten Lumajang
13. Kota Banjarmasin 31. Kabupaten Tanah Bumbu 49. Kabupaten Pamekasan
14. Kota Banjarbaru 32. Kabupaten Banjar 50. Kabupaten Sidenreng Rappang
15. Kota Balikpapan 33. Kabupaten Tapin 51. Kabupaten Tabalong
16. Kota Samarinda 34. Kabupaten Siak 52. Kabupaten Boalemo
17. Kota Bontang 35. Kabupaten Polewali Mandar 53. Kabupaten Situbondo
18. Kota Bau-Bau 36. Kabupaten Biak Numfor 54. Kabupaten Bekasi
14
Konsep Dasar
“Persoalan persampahan dapat diselesaikan dengan menjadikan
sampah sebagai sumber daya, serta pertumbuhan ekonomi dapat
tumbuh dengan baik”.

2. Nilai Dasar
Circular • Perubahan perilaku (memilah sampah)
• Recycling Technology (daur ulang atau
Economy guna ulang)

Sebagai negara berkembang, konsep Circular Economy adalah


pemikiran yang paling ideal, karena Indonesia masih sangat
membutuhkan pertumbuhan ekonomi sebagai negara yang sedang
menuju negara maju.
Recycling Industry

Bank Sampah

Pilar-Pilar TPS 3R

Circular Recyling Center (PDU, MRF, ITF)

Economy Sektor Informal (pemulung/pelapak)

Sosial Enterpreneur

dll.
• Insentif Fiskal (recycling industry, bahan
Kondisi yang baku scrap/waste dalam negeri, recycle
contain, dll)

Mendukung • Kebijakan Impor Scrap (kertas, plastik,


logam, karet, kaca, dan kain)(kebijakan

Circular pengurangan atau phase down import scrap,


secara tidak langsung akan meningkatkan
potensi sampah dalam negeri menjadi
Economy •
bahan baku industri).
Kebijakan EPR (extended produser
responsibility)
• Standardisasi produk recycling (daur ulang),
dan diikuti kebijakan mendorong
penggunaan recycling content.
Estimasi Kapasitas Pengumpulan Sampah Daur Ulang Plastik

Kapasitas Sumber Plastik Daur Ulang (ton/tahun)

TPS 3R/TPST/PDU
54.576
Plastik daur ulang (post-
consumer)
Bank sampah
0.421 juta ton
11.384

TPS 3R/TPST/PDU

Bank sampah

Pemulung

Pemulung
354.957

Pemulung = 84,3%
Bank sampah =2,7%
TPS 3R, TPST, PDU = 13%

Sumber: KLHK dan SWI, 2020


Estimasi Kapasitas Pengumpulan Sampah Daur Ulang Kertas

Kapasitas Sumber Kertas Daur Ulang (ton/tahun)

KITAS; 3.000
Sampah kertas daur ulang
Bailing station;
3.2 juta ton
600.000
KITAS

Bailing station
Bank sampah; 29.573
Bank sampah

Pemulung

Pemulung = 80,2%
Pemulung; 2.560.000
Bank sampah =0,93%

Sumber: KLHK dan SWI, 2020


Konsep Dasar
“Persoalan persampahan dapat diselesaikan melalui pelayanan oleh
Pemda dan pendekatan teknologi.”

3.
Nilai Dasar
Pendekatan
• Penggunaan Teknologi (landfill, WtE, RDF,dll)
Pelayanan dan • Pelayanan 100 persen
Teknologi
Konsep ini membutuhkan biaya dan cost yang relatif cukup mahal,
negara2 dengan GDP tinggi akan mudah melakukan konsep ini,
seperti Singapura,dll.
1. Material Recovery Facility
Teknologi 2. Recycling Industry

Pengelolaan 3. Composting Industry


4. Thermal Technology
Sampah 5. Plastic for Fuel Technology
6. RDF (Refuse Derived Fuel)
Technology → (Waste to Energy)
7. Biokonversi Black Soldier Fly
(Maggot)
8. Waste to Electricity
9. Landfill Technology
5
TEKNOLOGI REFUSED
DERIVED FUEL (RDF)

22
Refuse Derived Fuel (RDF)
Refuse Derived Fuel (RDF) PEMANFAATAN BAHAN BAKU
merupakan bahan bakar RDF dapat digunakan dalam Karakteristik sampah bahan baku
alternatif yang berasal dari penunjang bahan bakar RDF terdiri dari bahan yang
pengolahan sampah dengan mudah terbakar (combustible)
dalam kiln semen atau seperti kertas, kayu, dan plastik
konsentrasi komposisi pembakaran di boiler agar dapat menghasilkan nilai
bahan mudah terbakar. berbahan bakar batu bara. kalor yang tinggi.

POIN PENTING
Kualitas dari RDF sebagai bahan bakar akan dipengaruhi oleh karakteristik sumber sampah sebagai bahan
baku, sistem pengumpulan sampah (apakah dalam kondisi tercampur atau terpilah), serta pengolahan yang
dilakukan (screening, sorting, grinding, drying).

23
POTENSI RDF DI INDONESIA
(berdasarkan peta sebaran PLTU dan Pabrik Semen di Indonesia)
SULAWESI UTARA
• Ka b. Mi nahasa Selatan
RIAU KEP. RIAU KEP. BANGKA BELITUNG KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR GORONTALO • Ka b. Bolaang Mongondow
Aceh
• Ka b. Indragiri Hilir • Ka b. Bi ntan • Ka b. Ba ngka • Ka b. Keta pang • Ka b. Berau • Ka b. Gorontalo Utara • Ka b. Kep. Talaud
• Ka b. Na gan Raya
• Ka b. Aceh Besar • Kota Pekanbaru • Ka b. Ka ri mun • Ka b. Belitung • Ka b. Bengkaya ng • Kota Ba likpapan
• Kota Dumai • Kota Ba tam • Ka b. Sa nggau • Ka b. Kutai SULAWESI TENGAH
• Ka b. Si ntang Ka rta negara • Ka b. Tojo Una-Una

SUMATERA UTARA
MALUKU UTARA
• Ka b. La buhan Batu
• Kota Ti dore Kep.
• Ka b. La ngkat

MALUKU
• Kota Ambon
SUMATERA BARAT
• Kota Sa wahlunto
PAPUA
• Kota Pa dang
• Kota Ja yapura

BENGKULU SULAWESI TENGGARA


KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN PAPUA BARAT
• Kota Bengkulu • Ka b. Konawe Selatan*)
• Ka b. Pul ang Pisau*) SELATAN • Ka b. Ma nokwari
SUMATERA SELATAN • Ka b. Ta nah Laut*)
• Kota Pa lembang • Ka b. Kota baru*)
SULAWESI SELATAN
• Ka b. Mus i Banyuasin • Ka b. Ta balong *)
• Ka b. Ma ros
• Ka b. Mua ra Enim • Ka b. Pa ngkajene Kepulauan
• Ka b. La hat • Ka b. Ba rru
• Ka b. OKU • Ka b. Jeneponto

LAMPUNG BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI NTB NTT
• Ka b. La mpung • Ka b. Pa ndeglang • Ka b. Indramayu • Ka b. Rembang • Ka b. Pa citan • Ka b. Buleleng • Kota Bi ma • Ka b. Ende
Sel atan • Ka b. Ta ngerang • Ka b. Sukabumi • Ka b. Ci lacap • Ka b. Gresik • Ka b. Lombok • Kota Kupang
• Kota Ba ndar • Kota Ci l egon • Ka b. Bogor • Ka b. Ba nyumas • Ka b. Tuban Ba ra t
La mpung • Kota Serang • Ka b. Bekasi • Ka b. Jepara • Ka b. Probolinggo
• Ka b. Ci rebon • Ka b. Ba nyuwangi
• Ka b. Jember

24
ANALISIS KEBUTUHAN PELLET SAMPAH DI
INDONESIA SEBAGAI PENGGANTI BATUBARA PLTU
Tipe Boiler Jumlah di Total Kebutuhan Kebutuhan Pellet Sampah
Indonesia Batubara (Eksisting) % ton/hari
(ton/hari)
Circulating Fluidized
39 52,392 3 1,571.76
Bed (CFB)
Pulverised Coal (PC) 47 207,984 1 2,079.84
Stoker 31 19,320 30 5,796
TOTAL ± 9,447.6
Sumber: PT. PLN

Potensi sampah yang dapat menjadi RDF:


1 ton pellet sampah dapat ± 18.9 ribu ton /hari → ± 10.29% dari total sampah di
dihasilkan dari ± 2 ton sampah Indonesia

25
ANALISIS POTENSI RDF TEKNOLOGI DI INDUSTRI
SEMEN (5% CO-FIRING BATU BARA)
Clinker Capacity RDF Volume
(ton per year)
Ton per year Ton per day
Semen Indonesia Group 35,760,000 665,325 2,218

Other Cement Plant 38,520,432 627,342 2,091

TOTAL 1,292,667 4,309

• Data is based on assumption of annual Clinker Production volume, actual Thermal Fuel Consumption and 5% Coal Replacement in
each Kiln Line
• CV of RDF assumption = 2400 Kcal/kg
• Basis = 300 days /year,
• Potensi 1,3 juta ton/tahun atau 4,309 ton/hari produk RDF, setara dengan kebutuhan sampah 2,6 juta/tahun atau 8,600 ton/hari.
Sumber : PT. Semen Indonesia
POTENSI RDF DI INDONESIA
(berdasarkan peta sebaran PLTU di Indonesia)

SULAWESI UTARA
RIAU KEP. RIAU KEP. BANGKA BELITUNG KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR GORONTALO • Ka b. Mi nahasa Selatan
Aceh
• Ka b. Indragiri Hilir • Ka b. Bi ntan • Ka b. Ba ngka • Ka b. Ketapang • Ka b. Berau • Ka b. Gorontalo Utara • Ka b. Kep. Talaud
• Ka b. Na gan Raya
• Kota Pekanbaru • Ka b. Ka ri mun • Ka b. Belitung • Ka b. Bengkaya ng • Kota Ba likpapan
• Kota Dumai • Kota Ba tam • Ka b. Sa nggau SULAWESI TENGAH
• Ka b. Si ntang • Ka b. Tojo Una-Una
SUMATERA UTARA
MALUKU UTARA
• Ka b. La buhan Batu
• Kota Ti dore Kep.
• Ka b. La ngkat

MALUKU
• Kota Ambon
SUMATERA BARAT
• Kota Sa wahlunto
PAPUA
• Kota Pa dang
• Kota Ja yapura

KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGGARA


KALIMANTAN
• Ka b. Pul ang Pisau • Ka b. Konawe Selatan
SELATAN
SUMATERA SELATAN • Ka b. Ta nah Laut
• Ka b. Mua ra Enim
• Ka b. La hat
• Ka b. Mus i Banyuasin SULAWESI SELATAN
• Ka b. Ba rru
• Ka b. Jeneponto

LAMPUNG BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI NTB NTT
• Ka b. La mpung • Ka b. Pa ndeglang • Ka b. Indramayu • Ka b. Rembang • Ka b. Pa citan • Ka b. Buleleng • Kota Bi ma • Ka b. Ende
Sel atan • Ka b. Ta ngerang • Ka b. Sukabumi • Ka b. Ci lacap • Ka b. Tuban • Ka b. Lombok • Kota Kupang
• Kota Ci l egon • Ka b. Jepara • Ka b. Probolinggo Ba ra t

Sumber sebaran PLTU di Indonesia: PT. PLN


27
POTENSI RDF DI INDONESIA
(berdasarkan peta sebaran Pabrik Semen di Indonesia)
Aceh
• Ka b. Aceh Besar SULAWESI UTARA
KEP. RIAU KALIMANTAN TIMUR
(Sol usi Bangun Indonesia) • Ka b. Bolaang Mongondow
• Kota Ba tam KALIMANTAN SELATAN • Ka b. Kuta i Kartanegara
(Semen Bosowa) • Ka b. Kotabaru (Indocement) (Conch)
(Semen Kalimantan)
• Ka b. Ta balong (Conch)

PAPUA BARAT
• Ka b. Ma nokwari
(Conch)
SUMATERA BARAT
• Kota Pa dang
(Semen Pa dang)

BENGKULU
• Kota Bengkulu
(Semen Merah Putih/ Cemindo Gemilang)

SUMATERA SELATAN
• Kota Pa lembang
(Semen Baturaja)
• Ka b. OKU
Semen Baturaja) SULAWESI SELATAN
• Ka b. Ma ros
JAWA BARAT (Semen Bosowa)
LAMPUNG BANTEN JAWA TENGAH JAWA TIMUR
• Ka b. Sukabumi (SCG) • Ka b. Pa ngkajene Kepulauan
• Kota Ba ndar • Kota Ci l egon • Ka b. Rembang • Ka b. Tuban
• Ka b. Bogor (Semen Tonasa)
La mpung (Semen Serang) (Semen Gresik) (SI Tuban, NTT
(Indocement, Solusi • Ka b. Ba rru
(Semen Baturaja) • Ka b. Lebak • Ka b. Ci lacap Sol usi Bangun Indonesia) • Kota Kupang
Ba ngun Indonesia) (Conch)
(Semen Merah
• Ka b. Ka rawang (Sol usi Bangun • Ka b. Ba nyuwangi (Semen Kupang)
Puti h/ Cemindo Indonesia) (Semen Bosowa)
(Jui Shin)
Gel milang)
• Ka b. Ci rebon • Ka b. Ba nyumas • Ka b. Jember
(Indocement) (Semen Bima) (Semen Singa Merah)

Sumber: PT. Semen Indonesia dan sumber lainnya


28
6
TEKNOLOGI BIOKONVERSI
BLACK SOLDIER FLY
(MAGGOT)

29
BIOKONVERSI Biokonversi adalah proses mengubah suatu bahan
menjadi produk lain yang berguna dan memiliki nilai
tambah, baik melalui organisme hewan, tanaman,
BLACK atau dekomposer lainnya.

SOLDIER Biokonversi BSF adalah merubah sampah organik


menjadi solusi pakan untuk maggot BSF, yang
menghasilkan pakan ternak dan pupuk organik.
FLY (MAGGOT) BSF Memiliki perbandingan FCR (feed conversion
ratio) paling efisien untuk mengolah sampah organik,
1 kg maggot dapat menghabiskan 10 kg sampah
organik (Diener, Zurbrügg, and Tockner 2009).
“Membuat sistem agro-pangan
dan solusi sampah organik Maggot BSF mengandung protein tinggi untuk menjadi
yang terintegrasi” pakan ternak unggas dan ikan. Selain itu, pupuk yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebun dan
pertanian.
30
Siklus Hidup Black Soldier Fly

Sumber: Panduan BSF, 2020, Dirjen PSLB3, KLHK


31
Skema Teknologi Biokonversi BSF
(Maggot)
Proses dekomposisi dilakukan
dalam waktu 24 jam dan skala
pengolahan fleksibel karena dapat
dibuat modular.

Sumber: Panduan BSF, 2020, Dirjen PSLB3, KLHK

32
7
LINGKUP PRIORITAS

33
LINGKUP PRIORITAS
1. Edukasi dan Kampanye Publik
2. Circular Economy, Tanggung Jawab (Peran) Produsen dan
Dukungan Partisipasi Publik
3. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah (Sarana, Prasana
dan Teknologi)
4. ADIPURA dan Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah
5. Data Persampahan Nasional (SIPSN sebagai platform data
nasional)

34
8
SUMBER PEMBIAYAAN

35
SUMBER PEMBIAYAAN
1. Retribusi Daerah dan APBD
2. APBN
3. DAK (Dana Alokasi Khusus)
4. DID (Dana Insentif Daerah)
5. Dana Desa
6. Lembaga Donor (Bilateral, Regional, dan Multilateral)
7. Private & Dunia Usaha (KPBU)
8. BPDLH (Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup)
36
9
DANA INSENTIF DAERAH
DAN DANA ALOKASI
KHUSUS BIDANG
PENGELOLAAN SAMPAH
37
Dasar Penilaian Kinerja Pengelolaan
Sampah untuk Penerima DID
• Peraturan Direktur Jenderal PSLB3 Nomor
P.4/PSLB3/PS/PLB.0/8/2020 tentang Penilaian Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sampah untuk Pengusulan
Calon Penerima Dana Insentif Daerah
• Difokuskan untuk penilaian kinerja pengurangan sampah pemerintah
daerah
Kriteria Penilaian untuk Penerima DID
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi
Tidak
Memiliki Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah memiliki Tidak dilakukan
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstrada) penilaian
Memiliki
Jakstrada

Penilaian Kinerja Pemerintah Provinsi Penilaian Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota

Penilaian dilakukan terhadap: Penilaian dilakukan terhadap:


• Ketersediaan Kebijakan terkait • Pengurangan sampah plastik, meliputi:
Pengurangan Sampah Plastik o Ketersediaan kebijakan terkait pengurangan
sampah plastik
• Implementasi Kebijakan terkait
o Implementasi kebijakan terkait pengurangan
Pengurangan Sampah Plastik sampah plastik
• Inovasi dan/atau kreativitas o Inovasi dan/atau kreativitas pengurangan sampah
pengurangan sampah • Kinerja fasilitas pengelolaan sampah sebelum sampah
masuk ke TPA
Kebijakan DAK Untuk Menu Pengelolaan
Sampah
• Menu Pengelolaan Sampah masuk ke dalam DAK Fisik Penugasan Bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
• DAK Fisik Penugasan ditujukan untuk mendukung tematik prioritas nasional. Contohnya DAK
TA.2022 untuk Menu Pengelolaan Sampah memiliki arah kebijakan untuk mendukung tematik
penguatan 19 Destinasi Wisata Prioritas (DPP) dan sentra Industri Kecil Menengah dengan daerah
prioritas berjumlah 89 kabupaten/kota.
• Kabupaten/kota yang masuk dalam daerah prioritas tematik DAK Menu Pengelolaan Sampah
harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
o Telah menyusun Dokumen Jakstrada
o Ketersediaan dan kesiapan lahan untuk menu PDU, Rumah Kompos dan BSI; dan
o Menyampaikan surat pernyataan Kepala Daerah yang memuat kesanggupan untuk
menganggarkan biaya operasional dan biaya pemeliharaan yang dibiayai dari APBD.
Menu DAK TA. 2022 untuk Pengelolaan
Sampah
a. Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) kapasitas 3 ton/hari;

b. Pembangunan Rumah Kompos kapasitas 1 ton/hari;

c. Pembangunan Pusat Daur Ulang (PDU) kapasitas 10 ton/hari;

d. Penyediaan mesin press hidrolik;

e. Penyediaan mesin pencacah organik;

f. Penyediaan alat angkut sampah arm roll truck;

g. Penyediaan kontainer sampah; dan

h. Penyediaan alat angkut sampah berupa motor sampah roda tiga dan gerobak pilah.
DAK FISIK PENUGASAN MENU PENGELOLAAN
SAMPAH
TAHUN
TAHUN ANGGARAN 2021 TAHUN ANGGARAN 2022
ANGGARAN 2020

Anggaran dialihkan Arah Kebijakan: Arah Kebijakan:


untuk penanganan Diarahkan kepada pemenuhan target isu Mempercepat pemulihan ekonomi dan
Covid-19 programatik lintas bidang, yaitu: 1) Program reformasi struktural melalui peningkatan
penurunan angka kematian ibu dan anak dan kualitas dan kontribusi destinasi
stunting; 2) Program penyediaan infrastruktur pariwisata prioritas dan sentra industri
ekonomi berkelanjutan (destinasi wisata prioritas). kecil dan menengah sebagaimana
amanat RPJMN 2020-2024, yang
Dan juga ditujukan untuk kabupaten/kota: 1)
didukung dengan pengelolaan sampah
Termasuk dalam Venue PON berdasarkan Instruksi
Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 2020; 2)
dan sarana prasarana pendukung di 19
Kab/Kota yang memiliki % capaian kinerja Destinasi Wisata Prioritas (DPP) dan
pengelolaan sampah di bawah 90% . sentra Industri Kecil Menengah.

Jumlah Penerima DAK TA. 2021: Jumlah Daerah Prioritas:


62 Kabupaten/Kota 89 Kabupaten/Kota

Pagu RK : Rp 275,72 M

42
10
ADIPURA 2025

43
KONSEP ADIPURA 2025
ADIPURA harus dapat merespon Target JAKSTRANAS, yaitu
menjadikan semua kota-kota di Indonesia pada tahun 2025,
pengelolaan sampahnya 100%, dengan 30% pengurangan dan 70%
penanganan. Sehingga ADIPURA harus dapat mendorong daerah
dalam pencapaian yang diamanatkan JAKSTRANAS (Perpres No. 97
Tahun 2017).

44
KONSEP ADIPURA 2025

Sistem dan Data Bergerak ke Sistem


Hulu Klasifikasi

Mindsetnya “bergerak ke Mengklasifikasikan Kota ke


Berbasis “sistem dan
hulu”, sehingga dalam “Sistem Klasifikasi
data” yang
“pengurangan” sampah Kota”
berdasarkan neraca
menjadi determinan
pengelolaan sampah
(less TPA)

45
HAL-HAL PENTING & MENDASAR
DALAM PERUBAHAN ADIPURA (1) :
Definisi ADIPURA berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 76 tahun
2019 :
“Instrumen pengawasan kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau
dalam mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh, dan
berkelanjutan.”

maknanya :
- Voluntary menjadi Mandatory
- Mewujudkan SDGs-11
46
HAL-HAL PENTING & MENDASAR
DALAM PERUBAHAN ADIPURA (2) :
• Penentuan Klasifikasi kabupaten/kota dalam pelaksanaan
program Adipura berdasarkan:
a. Status Jakstrada,
b. Kapasitas Pengelolaan Sampah,
c. Operasional TPA,
d. Luasan Ruang Terbuka Hijau ( mulai berlaku tahun 2021).
• 5 (lima) Klasifikasi Kabupaten/Kota

47
10
SISTEM INFORMASI
PENGELOLAAN
SAMPAH NASIONAL
(SIPSN)
48
Dasar Pelaksanaan
PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
Pasal 34 :
1) Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menyediakan informasi mengenai pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
2) Informasi pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memberikan informasi
mengenai:
a. sumber sampah;
b. timbulan sampah;
c. komposisi sampah;
d. karakteristik sampah;
e. fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
f. informasi lain terkait pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
yang diperlukan dalam rangka pengelolaan sampah.
3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhubung sebagai satu jejaring sistem informasi
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dikoordinasikan
oleh menteri yang menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
4) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dapat diakses oleh setiap orang.
Maksud dan Tujuan
Membentuk Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah yang terintegrasi antara pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang SISTEM
dibangun dengan tujuan untuk TERINTEGERASI
menyelenggarakan pengelolaan sampah yang
sinergis.

Sebagai bentuk pelayanan penyediaan informasi


pengelolaan sampah di Indonesia kepada publik.
INFORMASI PENGELOLAAN Semua stakeholder, baik pemerintah, swasta, donor,
SAMPAH YANG DAPAT maupun masyarakat secara umum dapat secara
DIAKSES PUBLIK online melihat data pengelolaan sampah di
Indonesia, baik secara nasional, maupun data dari
masing-masing kabupaten/kota di Indonesia.
INFORMASI DALAM SIPSN (1)
Informasi pengelolaan sampah nasional yang dapat
ditemukan dalam platform SIPSN meliputi

Capaian pengurangan Data dan sebaran


dan penanganan fasilitas pengelolaan
sampah sampah

Ruang Terbuka Hijau


Data timbulan sampah

2
INFORMASI DALAM SIPSN (2)
Pada platform SIPSN, publik dapat melihat data sebaran fasilitas
pengelolaan sampah, seperti peta sebaran bank sampah, PDU,
atau fasilitas lainnya dan juga data dalam bentuk tabular, yaitu
meliputi data timbulan sampah, sumber sampah, komposisi
sampah, dan sampah terkelola di masing-masing fasilitas
pengelolaan sampah seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
11
GAYA HIDUP MINIM
SAMPAH

53
96
TERIMA KASIH
Direktorat Pengelolaan Sampah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2021

55

Anda mungkin juga menyukai