Anda di halaman 1dari 38

KABUPATEN MAJALENGKA

Bupati Majalengka
Majalengka, Juli 2013
Nomor : Kepada
Sifat : Segera/Segera/Sangatge Yth. Bapak Direktur Jenderal
Lampiran : 1 (satu) bundel Cipta Karya Kementerian
Hal : Permohonan Bantuan Penyusunan Pekerjaan Umum RI
Master Plan Persampahan
Kabupaten Majalengka di
JAKARTA

Sebagaimana Bapak maklumi, bahwa setelah adanya


beberapa rencana strategis yang akan dibangun di wilayah
Kabupaten Majalengka terutama rencana pembangunan Bandara
Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati dan
masuknya 2 (dua) jalan tol yaitu jalan tol Cikopo-Palimanan dan jalan
tol Cileunyi Sumedang Kertajati, saat ini perkembangan
pembangunan di Kabupaten Majalengka sangat tinggi. Selanjutnya,
dalam rangka mengantisipasi pesatnya pertumbuhan yang tentunya
akan menimbulkan timbulan sampah diperlukan persiapan
perencanaan agar dampak negative dari perkembangan wilayah
khususnya bidang persampahan dapat diantisipasi dengan baik.
Sekaitan hal tersebut, sejalan dengan program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Majalengka
khususnya dalam bidang persampahan, diperlukan dokumen
perencanaan pengelolaan sampah secara menyeluruh mulai dari
penanganan, pengurangan dan pemrosesan akhir.
Mengingat dokumen perencanaan tersebut sangat
kami perlukan, sementara APBD Kabupaten Majalengka sangat
terbatas, maka kami mohon bantuan kepada Bapak untuk
melakukan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten
Majalengka pada Tahun 2014 melalui Direktur Jenderal Cipta Karya
Kemneterian Pekerjaan Umum RI.
Demikian atas perkenan dan bantuan Bapak kami haturkan
terima kasih.

BUPATI MAJALENGKA

H. SUTRISNO, SE., M.Si.


Tembusan :
Yth. Kepala Satker PPLP Provinsi Jawa Barat

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 1


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta bimbingan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan di
Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2014.
Proposal ini memuat tentang rencana Pemerintah Kabupaten
Majalengka dalam pengelolaan bidang Lingkungan Hidup sebagai
implementasi dari program dan kegiatan yang tertuang dalam Dokumen
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Majalengka. Sebagai antisipasi dari
pestanya pembangunan di Kabupaten Majalengka dengan dibangunnya
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity serta
pembangunan 2 (dua) jalan tol yang melintasi Kabupaten Majalengka,
tentunya akan berdampak pada masalah lingkungan terutama masalah
persampahan.
Sehubungan hal tersebut di atas dan banyaknya kebutuhan yang
perlu dipenuhi untuk melayani kepentingan masyarakat dalam bidang
lingkungan, serta terbatasnya dana terutama yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah, maka melalui usulan ini kami mengusulkan
bantuan dari Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian PU dan Satuan Kerja yang ada di Provinsi Jawa Barat, untuk
melaksanakan Penyusunan Master Plan Persampahan di
Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2014..
Besar harapan kami semoga program dan kegiatan yang telah
direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan
pendanaan dari pemerintah Pusat melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional (APBN) Tahun Anggaran 2014.
Demikian usulan yang kami sampaikan, atas segala perhatian,
kerjasama yang baik dan perkenannya mengabulkan permohonan ini,
kami ucapkan terima kasih.

Majalengka, Juli 2013


KEPALA BPLHD KABUPATEN MAJALENGKA,

DR. H. TOTO SUMIANTO, M.Pd.


Pembina Utama Muda
NIP. 19600207 198403 1 006

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 2


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................


i

DAFTAR ISI ..............................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .........................................................


1
1.2. Tujuan dan Sasaran ..................................................
2
1.3. Dasar Hukum Kerjasama Antar Daerah ...................
2
1.4. Manfaat.....................................................................
3
1.5. Ruang Lingkup .........................................................
4

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. Kependudukan .........................................................


5
2.2. Kondisi Infrastruktur ................................................
6
2.3. Indeks Pembangunan Manusia ................................
8

BAB III ISU STRATEGIS DAN KONSEP KERJASAMA

3.1. Isu Strategis Daerah Perbatasan ..............................


9
3.2. Permasalahan Daerah Perbatasan ...........................
10
3.3. Konsep Dasar Daerah Perbatasan ............................
11

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 3


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

BAB IV USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN DAERAH PERBATASAN

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2013 ..................


12

P E N U T U P ...........................................................................................
14

LAMPIRAN

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 4


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan


manusia, semestinya tidak hanya dilihat dari terpenuhinya
kebutuhan konsumsi semata tetapi juga adanya jalinan
persahabatan antara manusia dengan alam. Dengan demikian
perubahan yang terjadi pada sumberdaya alam dan lingkungan
akibat pembangunan tidak harus berarti adanya kehancuran atau
destruktif terhadap ekosistem. Untuk itu, konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) merupakan suatu
paradigma pengelolaan lingkungan hidup yang dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengorbankan generasi yang akan datang untuk dapat
memenuhi kebutuhannya. Pada tingkat yang minimum
pembangunan berkelanjutan tidak boleh membahayakan sistem
alam yang mendukung semua kehidupan (ekosistem).

Seperti halnya di kota-kota menengah dan besar di Indonesia,


persampahan masih merupakan masalah, baik sampah yang
dihasilkan oleh kegiatan domestik, komersial maupun industri.
Dilain pihak, semakin meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas
kegiatan perkotaan, volume sampah yang dihasilkannya juga
menjadi semakin meningkat. Meningkatnya produksi sampah
menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di lingkungan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 5


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

perkotaan. Permasalahan sampah apabila tidak di tangani secara


tepat dan benar akan berdampak kurang baik terhadap lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial. Untuk itu, maka diperlukan adanya
penanganan secara maksimal guna menjaga keasrian dan
kesehatan lingkungan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka saat ini dan ke


depan dengan hadirnya BIJB Kertajati dan 2 (dua) jalan tol yaitu
Cikopo-Palimanan dan Cileunyi-Sumedang-Kertajati secara
langsung akan menjadi daya tarik yang kuat bagi pertambahan
penduduk dan aktivitas di Kabupaten Majalengka. Timbulan
sampah di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 mencapai 154
m3setiap harinya. Namun dengan adanya rencana pembangunan
bandara international yang akan segera dilaksanakan di Kabupaten
Majalengka, maka dapat diprediksikan lonjakan timbulan sampah di
Kabupaten Majalengka akan meningkat tajam, karena penduduk
pendatang di Majalengka juga akan semakin banyak dan
pertumbuhan industry yang saat ini sudah mulai masuk di wilayah
Kabupaten Majalengka makin cepat bertambah.

Sistem pengelolaan sampah merupakan salah satu


kebijaksanaan dari pihak yang berwenang dalam rangka mengatasi
problem sampah yang timbul. Pada umumnya sistem pengelolaan
sampah meliputi aspek perencanaan teknis dan managemen
persampahan yang menitikberatkan kepada sistem pengumpulan,
pengangkutan hingga pembuangan akhir serta pengorganisasian,
operasional, pembiayaan/ retribusi dan akhirnya peran serta
masyarakat dalam rangka menanggulangi masalah persampahan.
Sistem pengolahan sampah yang baik dan tepat akan memberikan
dampak yang positif untuk pelestarian lingkungan khususnya
kesehatan masyarakat, terjaganya estetika lingkungan dan
mengoptimalkan nilai ekonomis dari sampah itu sendiri.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 6


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Dengan demikian kerjasama yang baik antara Pemerintah


dan masyarakat diharapkan kelestarian lingkungan hidup akan
benar-benar terpelihara serta dapat membangun kesadaran
masyarakat dalam berwawasan lingkungan. Untuk itu, rasanya
sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Majalengka bersama-sama
masyarakat melakukan berbagai langkah terobosan dalam
penanganan dan pengelolaan persampahan dalam upaya
memelihara dan melestarikan lingkungan Kabupaten Majalengka
kearah yang lebih baik.

Berkaitan dengan permasalahan ini, sebagai langkah


antisipasi maka penyusunan Master Plan Persampahan
Kabupaten Majalengka, perlu segera dilaksanakan, dengan
harapan berbagai permasalahan yang muncul berkaitan dengan
sampah dapat diatasi sedini mungkin sehingga permasalahan yang
akan timbul dapat diminimalisir.

1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan penyusunan Master Plan Persampahan di Kabupaten


Majalengka dimaksudkan untuk menata dan memaduserasikan
estetika lingkungan yang bersih dan teratur untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Master Plan
Persampahan ini akan dijadikan bahan dasar dalam penetapan
kebijakan pengelolaan persampahan di Kabupaten Majalengka,
sehingga sasaran meningkatnya kesehatan masyarakat melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kualitas lingkungan dan
pencegahan kerusakan lingkungan dapat terwujud.

Tujuan dari pengajuan kegiatan ini adalah agar dapat


diidentifikasi masalah-masalah apa saja yang ada di Kabupaten
Majalengka dalam pengelolaan sampah, sehingga didapatkan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 7


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

sebuah rumusan tentang bagaimana mengembangkan suatu


sistem pengelolaan persampahan ramah lingkungan dan
pengaturan system drainase yang efisien dan dapat diandalkan.

1.3. Dasar Hukum.


1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana beberapa kali telah diubah dan terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Majalengka.
8. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun
2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Majalengka.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun
2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Majalengka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 8


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah


Kabupaten Majalengka.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 9


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN MAJALENGKA

2.1 Aspek Geografis dan Demografis


A. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Administrasi
Wilayah Kabupaten Majalengka memiliki luas 1.204,24 Km 2
atau 3,25% dari luas wilayah daratan Provinsi Jawa Barat
(37.095,28 Km2), memanjang dari Utara ke Selatan. Secara
administrastif Kabupaten Majalengka di sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Indramayu, sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Sumedang, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, serta sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Secara Geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian
Timur Provinsi Jawa Barat yaitu bagian Barat antara 108 03-108
19 Bujur Timur, bagian Timur 108 12-108 25 Bujur Timur,
bagian Utara antara 6 36-6 58 Lintang Selatan dan bagian
Selatan 6 43-7 03 Lintang Selatan.
Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : landai (dataran rendah),
berbukit bergelombang, dan perbukitan terjal. Kondisi bentang
alam yang melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan aliran
sungai dan mata air mengalir ke arah Utara, sehingga pada wilayah
bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan.
Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung
Ciremai dan daerah di lereng Gunung Cakrabuana. Kondisi
topografis ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 10


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak


yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap
gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.
Adapun distribusi ketiga topografi yang ada di Kabupaten
Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai
berikut :
1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0-15%,
meliputi semua kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka.
Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh
wilayahnya terdiri atas Kecamatan Cigasong, Jatitujuh,
Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, dan Palasah.
2. Berbukit gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15%-
40%, meliputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg,
Malausma, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Kasokandel,
Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi,
Sukahaji, Sindang, dan Talaga.
3. Perbukitan terjal, kemiringan tanahnya >40%, meliputi daerah
sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Argapura, Banjaran,
Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih,
Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran, Rajagaluh,
Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, Sumberjaya, dan Talaga.
Ketinggian tempat untuk daerah yang mempunyai ketinggian
di atas 2.000 m di atas permukaan laut (dpl) di Kabupaten
Majalengka terletak di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai.
Sedangkan yang mempunyai ketinggian 25-100 m dpl
mendominasi pada bagian Utara wilayah Kabupaten Majalengka,
yang dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah, daerah tersebut
diantaranya : Kecamatan Jatitujuh, Kertajati, Lingung, Sumberjaya,
Jatiwangi, Dawuan, Kadipaten, Palasah, dan sebagian Kecamatan
Leuwimunding.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 11


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 12


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Gambar 2.1.

Peta Administrasi Kabupaten Majalengka

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 13


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

B. Potensi Pengembangan Wilayah


Secara administrasi Kabupaten Majalengka terbagi dalam 26
kecamatan, dengan karakteristik wilayah yang berbeda
menimbulkan keberagaman; baik potensi sumberdaya alam,
sumberdaya binaan maupun kegiatan sosial ekonomi. Dalam
rangka mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka
diperlukan adanya kebijakan yang dapat memberikan fungsi dan
peran yang jelas untuk setiap wilayah sesuai dengan potensi,
hambatan, dan tantangannya. Dalam RTRW Kabupaten Majalengka
Tahun 2011-2031 telah ditetapkan rencana struktur ruang yang
akan dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Tujuannya untuk
mengoptimalkan masing-masing wilayah, sehingga tercipta
pemenuhan kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang
lainnya, dan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui
pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana pengembangan
ke depan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun.
Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaaan di
Kabupaten Majalengka berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Majalengka Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut :
1. Pusat Kegiatan Perkotaan :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau
beberapa kabupaten/kota. Kondisi ini terjadi di Perkotaan
Kadipaten yang terletak pada simpul perlintasan utama
(regional) yang menghubungkan PKN Bandung dan PKN
Cirebon, sehingga merupakan kawasan perkotaan dan atau
pusat kecamatan dengan kemampuan pelayanan dan
kelengkapan fasilitas dan utilitas paling tinggi dibandingkan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 14


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

dengan pusat kecamatan lainnya. Ruang wilayah yang


termasuk dalam PKW Kadipaten adalah Kecamatan
Kadipaten dan Kecamatan Dawuan.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang


berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten/Kota
atau beberapa kecamatan. PKL diharapkan dapat berfungsi
sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di setiap
kabupaten dan atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk
itu, setiap PKL akan dilengkapi dengan fasilitas minimum
yang perlu ada untuk mendorong berfungsinya PKL. Adapun
wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PKL adalah
Perkotaan Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh,
Cikijing dan Talaga.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan


yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan
atau beberapa desa/kelurahan. Adapun wilayah yang
mempunyai fungsi sebagai PPK adalah Perkotaan
Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung,
Sumberjaya, Sindangwangi, Sukahaji, Lemahsugih,
Bantarujeg, Maja, Argapura dan Banjaran.

2. Pusat Kegiatan Perdesaan :

Pusat Kegiatan Perdesaan meliputi Pusat Pelayanan Lingkungan


(PPL) yaitu kawasan permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antardesa, yang terdiri dari PPL
Sindang, PPL Cingambul, dan PPL Malausma.
Selain adanya sistem pusat kegiatan perkotaan dan
perdesaaan beserta fungsinya sebagaimana dijelaskan di atas,
dalam RTRW Kabupaten Majalengka 2011-2031 juga direncanakan
penetapan Kawasan Strategis, sebagai berikut :

1. Kawasan Strategis Provinsi

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 15


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan


ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan atau lingkungan. Penetapan KSP Jawa Barat
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kepentingan,
kriteria, dan arahan penanganan di masing-masing KSP yang
ditetapkan. Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Majalengka
adalah:

a. KSP Bandara Internasional Jawa Barat Dan Kertajati


Aerocity
Bandara Internasional Jawa Barat yang didukung dengan
Kertajati Aerocity ditetapkan di Kabupaten Majalengka
diharapkan dapat memberikan pengaruh sangat penting
dalam lingkup provinsi terhadap aspek pertahanan
keamanan negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan
budaya, dan atau pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi. Arahan pemanfatan ruang pada kawasan bandara
meliputi upaya untuk :
1) Mengembangkan kawasan Bandara dengan menganut
keserasian antara prinsip keamanan dan prinsip
kesejahteraan masyarakat;
2) Mengembangkan bandara;
3) Mengintegrasikan dengan pengembangan wilayah di
sekitarnya;
4) Kerjasama dengan pihak swasta;
5) Mengembangkan dan memberdayakan potensi Bandara.

b. KSP Koridor Bandung-Cirebon


Kawasan Koridor Bandung-Cirebon disusun sebagai alat
untuk memadukan pengembangan Wilayah Jawa Barat yang
terkait dengan Wilayah Kabupaten Majalengka. Kawasan
koridor Bandung-Cirebon didefinisikan sebagai kawasan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 16


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

yang membentuk koridor sepanjang jalan Bandung-Cirebon.


Kawasan tersebut memiliki keterkaitan fungsional meliputi
keterkaitan fisik secara langsung, dan memiliki orientasi
(ekonomi, pergerakan dan sosial budaya) sangat kuat dari
dan ke jalur jalan tersebut pada kabupaten/kota terkait.
Pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan
wilayah yang efektif, sumber daya mengalir ke seluruh
wilayah secara efisien dan menstimulasi perkembangan
daerah di kawasan koridor. Arahan pemanfatan ruang pada
kawasan pengembangan koridor Bandung-Cirebon meliputi
upaya untuk :
1) Meningkatkan fungsi dan peran strategis sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi lokal, regional, nasional;
2) Mendorong peran kawasan-kawasan andalan sebagai
penggerak pengembangan ekonomi;
3) Mengembangkan kawasan budidaya secara
berkelanjutan;
4) Menjaga kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan
kritis;
5) Membangun pusat pengembangan wilayah di kawasan
kepadatan rendah untuk menyeimbangkan distribusi
penduduk dan kegiatan;
6) Meningkatkan kerjasama antara instansi pemerintah
terkait dalam rangka pembangunan koridor dan
penanganan permasalahan;
7) Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dengan Kota/Kabupaten;
8) Mengembangkan pola-pola kerjasama pembangunan
lintas batas dengan Kabupaten;

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 17


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

9) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada


kawasan koridor secara selektif yang didukung oleh
prasarana dan sarana yang memadai;
10) Mengembangkan kawasan agroindustri;
11) Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan
industri yang dikembangkan.

2. Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Pengembangan kawasan strategis di Kabupaten Majalengka


diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat, serta dapat berperan sebagai motor penggerak
pembangunan wilayah di sekitarnya demi keseimbangan
pembangunan antara pusat-pusat distrik dengan kawasan
perdesaan.
Berdasarkan pengembangan potensi unggulan daerah, serta
mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan
dan kerjasama antar-sektor, antar-pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat dalam mendukung peluang usaha dan berinvestasi
di daerah, maka direncanakan beberapa kawasan strategis,
yaitu :

a. Kawasan Potensial Tumbuh


Kawasan potensial tumbuh meliputi :

1) Sekitar jalan tembus Majalengka - Lemahsugih meliputi


Kecamatan Majalengka, Maja, Bantarujeg dan
Lemahsugih;
2) Sekitar Jalan Lingkar Luar Kota Majalengka meliputi
Kecamatan Panyingkiran, Cigasong dan Majalengka.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 18


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

b. Kawasan Agropolitan
Kawasan agropolitan adalah kawasan pengembangan
agropolitan yang berada Kecamatan Ligung dan Kecamatan
Lemahsugih.

c. Kawasan Wisata Sindangwangi


Kawasan wisata Sindangwangi adalah kawasan wisata
terintegrasi yang berada di wilayah Kecamatan
Sindangwangi.

C. Demografi

Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di


Kabupaten Majalengka mencakup data jumlah dan perkembangan
penduduk, kepadatan penduduk dan sebarannya, kecenderungan
konsentrasi penduduk, struktur penduduk menurut mata
pencaharian serta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan
penduduk.

1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk.


Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada Tahun 2012
mencapai 1.176.117 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) 0,4%. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut tergolong
ideal jika dibandingkan dengan target capaian pada RPJMD
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yaitu pada tingkat LPP
0,80%. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan
Kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 19


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
No 2012
Indikator 2009 2010 2011
.
1. Jumlah Penduduk 1.163.5 1.166.4 1.171.4 1.176.1
(Jiwa) 33 73 78 17
2. LPP (%) 0,30 0,40 0,40 0,40
3. Kepadatan
Penduduk 966 969 973 977
2
(jiwa/km )
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.

2. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat


kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka mencapai 969
jiwa/km2, pada tahun 2012 tingkat kepadatan mencapai 977
jiwa/km2. Kecamatan Jatiwangi merupakan wilayah yang
memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah
kepadatan sebesar 2.071 jiwa/Km 2, sedangkan kecamatan yang
paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Kertajati yaitu
306 jiwa/km2.

3. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Karakteristik penduduk Kabupaten Majalengka dilihat dari
struktur penduduk (usia 10 tahun ke atas) menurut mata
pencaharian pada tahun 2012 masih dominan bekerja pada
sektor pertanian sebesar 35,71%, dengan kata lain bahwa
sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi
sebagian penduduk Kabupaten Majalengka.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 20


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

2.2 Pekerjaan Umum


Sarana dan prasarana umum merupakan salah satu
kebutuhan pendukung pembangunan daerah yang pemenuhannya
akan sangat berdampak pada kinerja pembangunan, baik di bidang
ekonomi, sosial budaya maupun pemerintahan.
Berdasarkan data terbaru proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik untuk jalan kabupaten tahun 2012 adalah
665,782 km, panjang jalan yang dapat dilalui roda 4 (empat)
adalah 1,281,919 km, sedangkan jalan penghubung dari ibu kota
kecamatan ke kawasan permukiman penduduk (minimal dilalui
roda 4) adalah 337,880 km.
Tabel 2.2.
Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2012
Tahun
No
Indikator 2009 2010 2011 2012
.
(Km) (Km) (Km) (Km)
1. Proporsi panjang jaringan 226,249 304,169 367,59 665,782
jalan dalam kondisi baik 2
2. Panjang Jalan dilalui roda 4 1,281,9 1,281,9 1,281,9 1,281,91
(empat) 19 19 19 9
3. Jalan Penghubung dari 337,880 337,880 337,88 337,880
Ibukota Kecamatan ke 0
kawasan Permukiman
penduduk (minimal dilalui
roda 4)
4. Panjang jalan kabupaten 226,249 304,169 367,59 665,782
dalam kondisi baik (> 40 2
Km/jam)
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

2.3 Lingkungan Hidup


Lingkungan (Envirounmental) merupakan salah satu variabel
yang mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan
masyarakat. Faktor perilaku, pelayanan, kesehatan dan genetik,

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 21


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

lingkungan juga turut menentukan baik buruknya status derajat


kesehatan masyarakat Kabupaten Majalengka.
1)Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari
material sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan.

Tabel 2.3.
Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Penamp Peng Daur Ulang
Produ Kode Pengump
User u-ngan Penga o- dan atau
k Alira ul-an
Interface Setemp li-ran lahan Pembuang
Input n Setempat
at Akhir an

Sampa Dump
Tong sampah, Gerobak
h Truk
Kantong Sampah,
Organi 1 TPS dan TPA Heuleut
Plastik/Bak Beca
k dan ArmRol
sampah RT Motor
Sampa l Truk
hAn-
Organi Dump
Tong sampah,
k Truk
Kantong
2 dan TPA Heuleut
Plastik/Bak
ArmRol
sampah RT
l Truk

Dump
Tong sampah,
Truk
Kantong Containe
3 dan TPA Heuleut
Plastik/Bak r
ArmRol
sampah RT
l Truk

Dump
Truk
Sampah/Tong
4 dan TPA Heuleut
sampah Jalan
ArmRol
l Truk

5 Tong sampah, Gerobak Containe Dump TPA Heuleut


Kantong Sampah r Truk
Plastik/Bak dan
sampah RT ArmRol

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 22


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Penamp Peng Daur Ulang


Produ Kode Pengump
User u-ngan Penga o- dan atau
k Alira ul-an
Interface Setemp li-ran lahan Pembuang
Input n Setempat
at Akhir an

l Truk

Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Majalengka


menggunakan sarana/teknlogi seperti tong sampah/kantong plastik
dengan perkiraan 317 tong fiber @0,02 m3, penampungan awal
menggunakan TPS (Cigasong, Majalengka, Kadipaten) dan
container pengangkutan menggunakan truck sampah yang
kemudian didaur ulang dan diproses akhir di TPA Heuleut.

Selain itu pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten


Majalengka ada yang tidak masuk ke dalam sistem sanitasi, dimana
sampah dari rumah langsung dibuang ke sungai maupun dibakar.

Tabel 2.4.
Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Majalengka
Teknologi Sumb
Kelompok Jenis Data (Perkiraan) Nilai
yang er
Fungsi Sekunder Data
digunakan Data
Jumlah, kapasitas
User Tong Sampah, 317 Tong
dan kondisi tong BPLH
Interface Kantong Plastik fiber@0,02 m3
sampah
TPS Cigasong, TPS
Penampunga Lokasi TPS dan Majalengka dan
TPS, Container BPLH
n Awal Kapasitas TPS TPS
PasarKadipaten
Jumlah dan
Pengaliran Truk Sampah Kondisi Truk 9 ruk Sampah BPLH
sampah
Pengolahan Daur Nama tempat Kapasitas BPLH
Akhir Ulang/Komposti Daur Ulang pengkomposan 7

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 23


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

ng ton per bulan


Pembuangan TPA Heuleut
/ Daur TPA Nama TPA Kapasitas= 154 BPLH
Ulang m3 Luas = 4,5 Ha
Sumber : DED Persampahan Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.

Pelayanan persampahan di Kabupaten Majalengka, berdasar


data dari BPLHD berjumlah 0,00243 m3/hari sampah perorang
perhari dengan perkiraan jumlah timbulan sampah 2.817,88 m 3.
Pelayan sampah untuk cakupan pelayanan sebesar 11% dengan
perkiraan sebanyak 1.927 kk yang terlayani. Untuk kapasitas
pelayanan TPS sebesar 56m3/hari dan kapasitas pelayanan TPA
dengan kapasitas pelayanan pengumpulan 9 truk.

Tabel 2.5.
Pelayanan Persampahan di Kabupaten Majalengka

N
Uraian Teknik Operasional Volume Keterangan
o.
A. Jumlah Timbulan
- Standar timbulan sampah/Org/Hr 0,00243 DED Persampahan
m3/hari (5-5)
- Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah 2817,88 DED Persampahan
(m3) m3/hari (5-8)
B. Pelayanan Sampah
1. Cakupan pelayanan ( sampah 11 % DED Persampahan
terangkut + diolah / timbulan)
2. Perkiraan jumlah KK yang dilayani 19.280 KK
3. Perkiraan Sampah terangkut
- Permukiman 84,70
m3/hari
- Non permukiman 69,30
m3/hari
- Total 154 m3/hari
4. Kapasitas pelayanan TPS 56 m3/hari
5. Kapasitas pelayanan TPA 154 m3/hari
6. Kapasitas pelayanan pengumpulan 9 truk

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 24


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Sumber : BPLHD Kab. Majalengka, Tahun 2012.

Sistem pengelolaan persampahan yang dilakukan dengan


sistem swakelola yang tercatat baru ada 2 (dua) unit. Satu di TPA
Heuleut dikelola oleh Paguyuban TPA yang mengelola sampah
mejadi kompos dan produk daur ulang. Sedangkan satu lagi ada di
Kecamatan Jatiwangi yang mengolah sampah menjadi produk daur
ulang.

Cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten Majalengka


sendiri baru melayani 13 Kecamatan. Dari hasil wawancara dengan
masyarakat dalam studi EHRA diketahui bahwa frekuensi
pengambilan sampah di wilayah yang yang terlayani cukup sering.
Hanya 3% yang sampahnya diangkut sekali dalam seminggu dan
3% yang tidak pernah diangkut.

2) Partisipasi Dunia Usaha


Partisipasi dunia usaha terkait sanitasi yang ada di
Kabupaten Majalengka berbentuk hibah dari pihak ke 3 dengan
mitra kerjasama seperti BRI, Surya, Yogya yang salah satu
kegiatannya berupa kegiatan Penataan Kawasan Bersih dan Sehat
Menuju Kota ADIPURA. CSR berupa penyediaan tong sampah drum
dari mitra Tektona Lighting Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.6.
Kerjasama Yang Terkait Sanitasi
Bentuk
No Jenis Kegiatan Mitra
Nama Kegiatan Kerjasa
. Sanitasi Kerjasama
ma

1. Penataan Penyedian Asosiasi Hibah


kawasan bersih sarana tong Konstruksi,Tos pihak ke-
dan sehat sampah erba Yogya, 3
menuju kota Surya BRI, BJB
ADIPURA

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 25


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

2. CSR Penyediaaan Tektona Hibah


Tong sampah Lighting pihak ke-
Drum Indonesia 3

3. - Penyediaaan UNMA Hibah


Tong sampah pihak ke-
Drum 3

Sumber : Studi SSA Kabupten Majalengka, Tahun 2012.

Penyediaan layanan persampahan di Kabupaten Majalengka


dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sudah dimulai pada tahun
1956 oleh PD. Putra Sanjaya dengan kegiatan pengepul
sampah/barang bekas. Tahun 2011 KSM paguyuban TPA berupa
daur ulang limbah plastik, dan tahun 2012 oleh Yayasan Bina
Center 99 dengan jenis kegiatan pengolahan sampah menjadi
biogas dan pupuk cair.

2.4 Isu Strategis


A. Isu Strategis Nasional
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan
dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada tahun
sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi
keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi
secara bertahap. Terdapat 42 isu strategis yang menjadi fokus
dalam skala nasional pada Tahun 2014, yaitu : 1) Isu kategori
pemantapan perekonomian nasional, yaitu konektivitas mendorong
pertumbuhan, perkuatan kelembagaan hubungan industrial,
peningkatan kemampuan Iptek, pencapaian surplus beras 10 juta
ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai dan gula, diversifikasi
pemanfaatan energi dan percepatan pembangunan Provinsi Papua
dan Papua Barat; 2) Isu kategori peningkatan kesejahteraan rakyat,
yaitu: pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, penurunan angka
kematian ibu dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi
layak, perluasan program keluarga harapan, pengembangan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 26


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

penghidupan penduduk miskin dan rentan (MP3KI), mitigasi


bencana; 3) Isu kategori pemeliharaan stabilitas sosial dan politik,
yaitu : percepatan pembangunan Minimum Essential Force,
pemantapan keamanan dalam negeri dan pemberantasan
terorisme, pelaksanaan Pemilu 2014; 4) Isu prioritas reformasi
birokrasi dan tata kelola, yaitu : pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; 5) Isu prioritas
pendidikan, yaitu : peningkatan akses pendidikan dasar dari
keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi ruang kelas (RK) rusak,
pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014, pelaksanaan
pendidikan menengah universal; 6) Isu kategori prioritas
kesehatan, yaitu penurunan dan pencegahan penyakit (HIV AIDS
dan Malaria), peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang
merata; 7) Isu kategori prioritas ketahanan pangan, yaitu :
kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan produksi perikanan; 8)
Isu kategori prioritas infrastruktur, yaitu : penyediaan infrastruktur
dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan, penyediaan
infrastruktur yang mengurangi kesenjangan antar wilayah,
penyediaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan
energi; 9) Isu kategori prioritas iklim investasi dan iklim usaha,
yaitu : sistem logistik nasional, pengembangan fasilitas pendukung
KEK yang telah ditetapkan dan penetapan KEK Baru; 10) Isu
kategori prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi minyak dan
gas bumi, peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; 11) Isu kategori prioritas
lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yaitu : pengendalian
perubahan iklim, peningkatan kualitas lingkungan; 12) Isu kategori
prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik,
yaitu : pembangunan daerah tertinggal, penguatan diplomasi dan
pembangunan infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 27


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Immigration Quarantine Security (CIQS) kawasan perbatasan; 13)


Isu kategori prioritas lainnya bidang politik, hukum dan keamanan,
yaitu : pembinaan pemasyarakatan; 14) Isu kategori prioritas
lainnya bidang perekonomian, yaitu : akselerasi industrialisasi
dengan sasaran pertumbuhan industri non-migas, peningkatan
pemahaman dan kesiapan indonesia dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015; 15) Isu kategori prioritas
lainnya bidang kesejahteraan rakyat, yaitu : peningkatan kerukunan
beragama, peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat
regional dan internasional.

Isu strategis nasional tersebut memiliki pengaruh yang tinggi


terhadap beberapa rencana pembangunan pemerintah pusat yang
dilaksanakan di wilayah Kabupaten Majalengka antara lain sebagai
berikut :

1. Posisi Strategis Majalengka Dalam Rencana Tata Ruang


Wilayah Nasional
Dalam rangka pemetaan dan pengembangan pembangunan
nasional yang bersinergis, pemerintah pusat melakukan pemetaan
dan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Penetapan
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung, Semarang dan Cirebon
sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional berbasis jasa
perdagangan dan industri.

Posisi Kabupaten Majalengka yang merupakan perlintasan


antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai
PKN Gerbangkertosusila, menjadi keuntungan sendiri dalam
memanfaatkan pengaruh investasi yang mungkin menjalar ke
Kabupaten Majalengka.

2. Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan (Cikapa)

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 28


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan Jalan


Tol Cikopo-Palimanan sebagai kelanjutan pembangunan Jalan Tol
Kanci, dimaksudkan sebagai alternatif pemecahan masalah
transportasi akibat semakin beratnya beban lalu lintas kendaraan
yang melewati Jalur Pantai Utara yang akan menuju Jawa Tengah
dan Jawa Timur.

Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini akan melewati


Kabupaten Majalengka dengan 2 (dua) interchange utama yaitu
pada ruas Jalan Provinsi (Kadipaten-Jatitujuh) dan ruas Jalan
Kabupaten (Bongas- Bantarwaru), dan sekaligus akan membuka
akses pada kawasan rencana Bandara Internasional Jawa Barat di
Kertajati.

3. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan


(Kertajati)
Pemerintah akan membangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-
Dawuan (Kertajati). Rencana jalan tol ini dimaksudkan untuk
mempercepat akses dari Kawasan BIJB menuju ibu kota provinsi,
dan juga untuk mengurangi beban lalu lintas jalan negara
(Kadipaten-Sumedang-Bandung) yang saat ini kondisi jalurnya
rentan terhadap bencana longsor.

4. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional di Cirebon

Peningkatan Pelabuhan Laut Cirebon dimaksudkan untuk


mendukung kegiatan ekonomi dan industri di Jawa Barat yang
cukup pesat, mendorong keseimbangan akselerasi pembangunan
wilayah Jawa Barat, mendukung sektor transportasi nasional dan
sebagai penyangga kegiatan Pelabuhan Tanjung Priuk.

Keuntungan yang akan diperoleh Kabupaten Majalengka


dengan berkembangnya kegiatan Pelabuhan Cirebon yaitu akan
terpacunya pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi dan industri.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 29


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Hasil komoditas unggulan di Kabupaten Majalengka akan lebih


mudah untuk dipasarkan ke luar pulau bahkan ke luar negeri. Juga
dengan adanya kegiatan pelabuhan yang memberikan akses
kemudahan transportasi akan mendukung pertumbuhan industri
karena di Kabupaten Majalengka memiliki potensi lahan, tenaga
kerja yang banyak dan berkualitas serta sumber daya alam yang
cukup.

B. Isu Strategis Regional


Pada Tahun 2014 Provinsi Jawa Barat mengangkat 17 isu
strategis pembangunan daerah, sebagai berikut : 1) Aksesibilitas
dan kualitas pendidikan, kepemudaan serta kualitas kesehatan; 2)
Dukungan penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi Tahun 2014
dan Pekan Olahraga Nasional Tahun 2016 serta sarana prasarana
olahraga kabupaten/kota; 3) Pertumbuhan penduduk dan
persebarannya; 4) Pengangguran, ketenagakerjaan dan
pengurangan kemiskinan; 5) Kualitas perekonomian, daya beli
masyarakat dan Ketahanan Pangan; 6) Kualitas demokrasi dan
Pemilu nasional tahun 2014; 7) Efektivitas tata kelola Pemerintahan
daerah; 8) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat; 9)
Perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM); 10)
Pengelolaan aset daerah; 11) Penegakan dan harmonisasi produk
hukum, 12) Cakupan pelayanan infrastruktur dan permukiman
serta pelibatan komunitas; 13) Ketahanan energi dan kualitas air
baku; 14) Lahan kritis dan kualitas lingkungan hidup; 15) Bencana
alam dan perubahan iklim; 16) Kualitas Pemerintahan Desa dan
infrastruktur perdesaan; 17) Pelestarian budaya, sarana seni dan
budaya, serta destinasi wisata.

Isu strategis provinsi memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap rencana-rencana pembangunan pemerintah provinsi yang
dilaksanakan di wilayah Kabupaten Majalengka, yaitu :

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 30


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

1. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)


dan Kertajati Aero City.
Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan
Kertajati Aero City di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka,
sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13
Tahun 2010, di lokasi dengan peringkat tertinggi yaitu di
Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Pada Tahun 2005, isu
Jawa Barat tersebut dikukuhkan dengan Peraturan Menteri
Perhubungan R.I Nomor KM 34 Tahun 2005 tentang Penetapan
lokasi pembangunan BIJB di Kabupaten Majalengka.

Pada Tahun 2012 telah dibebaskan lahan untuk Bandara


seluas 718,5 Ha, pada tahun 2013 direncanakan akan dibebaskan
lahan seluas 251,5 Ha, pada tahun 2014 sisa lahan yang perlu
dibebaskan seluas 830 Ha. Pada awal tahun 2013 sedang
dilaksanakan proses lelang, dan direncanakan pembangunan run
way sepanjang 2.500 M akan dimulai pada bulan Juni 2013. Hal ini
berdampak pada masalah sosial ekonomi masyarakat, yang perlu
segera ditangani secara komprehensif.

2. Relokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil


(TPT)
Dalam perkembangan selanjutnya, Departemen Perindustrian
Republik Indonesia juga telah membuat perencanaan suatu
Kawasan Industri Terpadu dalam bidang tekstil, yang diperuntukkan
sebagai pengalihan kawasan industri yang ada di wilayah Bandung
Timur, yang keberadaannya saat ini telah mengalami kejenuhan.

Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mengikuti


struktur pohon industrinya, mulai dari perkembangan (industri
serat) ke intermediate (industri staple dan filamen, tenun dan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 31


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

rajut), hingga hilir (industri pakaian jadi dan barang jadi tekstil
termasuk karpet). Struktur industri TPT telah berkembang, baik
secara vertikal maupun horizontal, sehingga dapat menarik dan
akan terkait dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Perencanaan
ini, telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Majalengka 20112031,
dalam rencana struktur ruang wilayah PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
Kertajati memiliki fungsi pelayanan sebagai kawasan komersial dan
jasa, kawasan industry terpadu, akawasan BIJB, pengembangan
kawasan perkotaan aerocity, dan pertanian yang meliputi
Kecamatan Kertajati, Jatitujuh dan Ligung. Oleh karena itu
perencanaan kawasan industri pada kawasan sekitar BIJB perlu
didukung dan ditindaklanjuti.

Sebagai upaya dukungan terhadap rencana pengembangan


industri TPT di Kecamatan Kertajati, Pemerintah Kabupaten
Majalengka mengeluarkan Surat Bupati Majalengka Nomor :
534/4033/Dalprog tanggal 30 Nopember 2006, perihal Rencana
Penetapan Lokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di
Kabupaten Majalengka.

3. Pembangunan Waduk Jatigede


Pembangunan Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten
Sumedang, akan berpengaruh besar terhadap kabupaten-
kabupaten sekitarnya seperti : Kabupaten Indramayu, Cirebon dan
Majalengka. Pengaruh pembangunan Waduk Jatigede terhadap
wilayah sekitarnya antara lain meliputi aspek sosial ekonomi, sosial
budaya dan biogeofisik. Pengaruh terhadap Kabupaten Majalengka
antara lain pada aspek biogeofisik yang berhubungan dengan
kuantitas dan kualitas sumber daya air serta perluasan prasarana
fisik sungai dan irigasi. Sedangkan pengaruhnya terhadap aspek
sosial ekonomi secara langsung adalah meningkatnya kegiatan

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 32


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

perekonomian yang memanfaatkan sumber daya air untuk


pertanian dan perikanan.

4. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Rancaekek -


Jatinangor - Tanjungsari - Kertajati - Kadipaten - Cirebon

Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam membangun


perekonomian yang kuat di daerah-daerah, dibuktikan dengan
banyaknya rencana pembangunan infrastruktur transportasi di
daerah. Salah satunya dengan adanya rencana pembangunan rel
kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten Majalengka.

Dalam rangka mendukung rencana sistem transportasi


Kabupaten Majalengka seiring dengan akan hadirnya bandara
internasional Jawa Barat, maka pembangunan jaringan kereta api
akan mengisi dan melengkapi kebutuhan sistem transportasi di
Kabupaten Majalengka. Berfungsinya kembali jaringan kereta api di
Kabupaten Majalengka diharapkan akan memudahkan proses
pergerakan barang dan jasa sehingga meningkatkan efektivitas dan
efisiensi produksi yang dapat meningkatkan perekonomian
Kabupaten Majalengka. Rencana pembangunan jaringan kereta api
baru (Bandung-Cirebon) dengan jalur Rancaekek-Jatinangor-
Tanjungsari-Kertajati- Kadipaten-Cirebon akan mendukung
keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat yang ada di
Kabupaten Majalengka.

Keberadaan jaringan kereta api dan pelayanannya akan


melengkapi pelayanan terhadap penumpang, terutama untuk
mempermudah akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat
serta sebagai alternatif saranatransportasi regional yang
menghubungkan Majalengka Cirebon, Majalengka Bandung,
Indramayu Majalengka Sumedang Bandung. Majalengka
Sumedang Bandung. Pembangunan Infrastruktur transportasi

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 33


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Kereta Api yang melintasi kawasan Kabupaten Majalengka


diharapkan dapat memacu kegiatan perekonomian terutama dalam
hal distribusi hasil-hasil produksi dan mobilitas penduduk yang ada
di Kabupaten Majalengka.

BAB III

RENCANA USULAN

Saat ini Kabupaten Majalengka merupakan salah satu peserta


Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
yang mulai bergabung pada tahun 2012, dan saat ini sedang pada
tahap Memorandum Program Sanitasi (MPS). Hal ini dilakukan
mengingat Kabupaten Majalengka sangat peduli dengan lingkungan
khususnya sanitasi dalam rangka persiapan pertumbuhan
Kabupaten Majalengka yang akan menjadi wilayah berkembang
dan maju.

Sarana dan Prasarana pengelolaan persampahan di


Kabupaten Majalengka sampai dengan saat ini dirasakan masih
belum maksimal atau pengadaannya masih jauh dari jumlah
kebutuhan, sementara pertumbuhan timbulan sampah akibat dari
pesatnya perkembangan wilayah di Kabupaten Majalengka dengan
adanya pembangunan BIJB dan 2 (dua) jalan tol saat ini
timbulannya semakin banyak. Sekaitan dengan hal tersebut, sesuai
dengan program Strategi Sanitasi Kabupaten Majalengka pada
Tahun Anggaran 2014 telah direncanakan Program dan Kegiatan
diantaranya Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan yang berkaitan dengan Penyusunan kebijakan
manajemen pengelolaan sampah yang salah satunya untuk

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 34


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

kegiatan Penyusunan Masterplan Persampahan Kabupaten


Majalengka.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten


Majalengka melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kabupaten Majalengka mengajukan permohonan kepada
Pemerintah Pusat agar realisasi pelaksanaan Program
Pengembangan dan Kinerja Pengolahan Persampahan dengan
untuk Penyusunan Masterplan Persampahan Kabupaten
Majalengka, dapat dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2014 oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU melalui Satuan
Kerja yang ada di Provinsi Jawa Barat.

BAB IV

PENUTUP

Seluruh kegiatan yang telah direncanakan akan mencapai


sasaran apabila semua elemen turut serta secara aktif
berpartisipasi dalam kegiatan yang telah direncanakan.
Dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat akan sangat kami nantikan untuk menunjang keberhasilan
program/kegiatan pembangunan Kabupaten Majalengka
khususnya dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Demikian proposal yang kami susun, semoga menjadi


bahan pertimbangan Pemerintah Pusat melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian PU untuk membantu
pembangunan Kabupaten Majalengka dalam bidang
pengelolaan lingkungan hidup melalui Bantuan Program

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 35


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten


Majalengka.

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 36


Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat, hidayah serta bimbingan-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan Proposal Usulan Penyusunan Master
Plan Persampahan di Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2014.

Proposal ini memuat tentang rencana Pemerintah Kabupaten


Majalengka dalam pengelolaan bidang Lingkungan Hidup sebagai
implementasi dari program dan kegiatan yang tertuang dalam
Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Majalengka. Sebagai
antisipasi dari pestanya pembangunan di Kabupaten Majalengka
dengan dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan
Kertajati Aerocity serta pembangunan 2 (dua) jalan tol yang
melintasi Kabupaten Majalengka, tentunya akan berdampak pada
masalah lingkungan terutama masalah persampahan.

Sehubungan hal tersebut di atas dan banyaknya kebutuhan


yang perlu dipenuhi untuk melayani kepentingan masyarakat
dalam bidang lingkungan, serta terbatasnya dana terutama yang
berasal dari Pendapatan Asli Daerah, maka melalui usulan ini kami
mengusulkan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian PU dan Satuan Kerja yang ada di
Provinsi Jawa Barat, untuk melaksanakan Penyusunan Master
Plan Persampahan di Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran
2014..

Besar harapan kami semoga program dan kegiatan yang


telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan mendapat
dukungan pendanaan dari pemerintah Pusat melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) Tahun Anggaran 2014.

Demikian usulan yang kami sampaikan, atas segala


perhatian, kerjasama yang baik dan perkenannya mengabulkan
permohonan ini, kami ucapkan terima kasih.

Majalengka, Juli 2013

KEPALA BPLHD KABUPATEN MAJALENGKA,

DR. H. TOTO SUMIANTO, M.Pd.


Pembina Utama Muda
Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten
NIP. 19600207 37
198403 1 006
Majalengka Tahun 2014
KABUPATEN MAJALENGKA

Proposal Usulan Penyusunan Master Plan Persampahan Kabupaten 38


Majalengka Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai