Anda di halaman 1dari 3

MENTERIDALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 14 April2020

Yth. Sdr/i. BupatiMali Kota


di-
Seluruh lndonesia

SURAT EDAMN
NOMOR 44012857|S,J
TENTANG
IMPLEMENTASI PEMTURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 119 TAHUN 2019
TENTANG PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PEMBAYARAN IURAN JAMINAN
KESEHATAN BAGI KEPALA DESA DAN PEMNGKAT DESA

Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 119
Tahun 2019 tentang Pemotongan, Penyetoran dan Pembayaran luran Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi kepala desa dan perangkat desa dijelaskan bahwa mekanisme pendaftaran
peserta, pemotongan, penyetoran, dan pembayaran luran JKN bagi kepala desa dan perangkat
desa, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat pada awal tahun
anggaran 2020.
Berkenaan dengan ketentuan tersebut, diminta untuk melakukan penyesuaian
implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 2019 sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah kabupaten/kota yang telah mendaftarkan kepesertaan dan pembayaran
luran JKN seluruh kepala desa dan perangkat desa dan/atau seluruh kepala desa dan
perangkat desa yang terdaftar dan pembayaran luran JKN yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan dengan mekanisme pemotongan, penyetoran, dan pembayaran luran JKN bagi
kepala desa dan perangkat desa yang tidak sesuai dengan mekanisme pemotongan,
penyetoran, dan pembayaran luran JKN bagi kepala desa dan perangkat desa berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 2019 wajib melakukan penyesuaian
sejak bulan 4pfl2O20.
Melaksanakan rekonsiliasi data kepesertaan kepala desa dan perangkat desa yang
sebelumnya sudah terdaftar JKN BPJS Kesehatan sejak bulan Maret 2020. Untuk
kemudian ditetapkan sebagai peserta yang dijamin untuk didaftarkan dan tidak dijamin
pemerintah daerah untuk selanjutnya dinonaktifkan dari kepesertaan kepala desa dan
perangkat desa.
3. Menganggarkan luran JKN bagi kepala desa dan perangkat desa pada APBD TA 2020
sebesar 4% (empat perseratus) sebagai pemberi kerja pada perangkat daerah yang
melaksanakan tugas pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa.
4. Menganggarkan Alokasi Dana Desa (ADD) paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari
dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam APBD f A 2020 setelah dikurangi
Dana Alokasi Khusus dengan berpedoman pada Pasal 72 ayal (4) Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa. Selanjutnya mengkoordinasikan agar pemerintah desa
menganggarkan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa lainnya dalam
APBDesa yang bersumberdari ADD. Dalam hal ADD tidak mencukupi, dapat dipenuhi dari
sumber lain dalam APBDesa selain Dana Desa dengan berpedoman ketentuan Pasal 81
- 2-

ayat (1) dan Pasal 81 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
5. Melakukan pemotongan luran JKN sebesar 4% (empat perseratus) dari alokasi luran pada
perangkat daerah yang melaksanakan tugas pembinaan penyelenggaraan pemerintahan
desa. Pemotongan luran berdasarkan jumlah rencana kebutuhan pembayaran luran JKN
bagi kepala desa dan perangkat desa.
b. Melakukan intercept (pemotongan) sebesar 1% (satu perseratus) terhadap bagian
penerimaan yang bersumber dari ADD hak masing-masing desa sebelum disalurkan
kepada pemerintah desa oleh PPKD selaku BUD. Pemotongan ADD berdasarkan jumlah
rencana kebutuhan pembayaran luran JKN sesuai data kepesertaan JKN bagi kepala desa
dan perangkat desa yang dituangkan dalam berita acara kesepakatan pemerintah
kabupatenikota dengan BPJS Kesehatan. lntercept dengan perhitungan paling sedikit:
a. menghitung jumlah peserta (kepala desa dan perangkat desa);
b. menghitung iuran dengan mengalikan jumlah peserta dengan paling sedikit
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa lainnya dengan berpedoman pada
keputusan bupati/wali kota mengenai besaran penghasilan tetap kepala desa dan
perangkat desa sebagaimana ketentuan Pasal 81 ayal (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 1 1 Tahun 2019, yaitu:
1) kepala desa dengan penghasilan tetap sebesar Rp2.426.640,.,
2) sekretaris desa dengan penghasilan tetap sebesar Rp2.224.420,-; dan
3) perangkat desa lainnya dengan penghasilan tetap sebesar Rp2.022.200,-.
7. Melakukan pembayaran langsung kepada BPJS Kesehatan melalui:
a. rekening virtual account 4% untuk luran JKN sebesar 4% (empat perseratus) oleh
perangkat daerah yang melaksanakan tugas pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan desa; dan
b. rekening viftual account 1 % untuk luran JKN sebesar 1 % (satu perseratus) oleh PPKD
selaku BUD.
o Melakukan pemutakhiran data kepesertaan bersama perangkat daerah yang
melaksanakan tugas pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa, PPKD selaku BUD
dan pemerintah desa dalam rangka validasi data kepesertaan terutama pemutakhiran data
oleh pemerintah desa melalui sistem informasi BPJS Kesehatan. Dalam hal terdapat
keterbatasan jaringan internet, perangkat daerah yang melaksanakan tugas pembinaan
penyelenggaraan pemerintahan desa, PPKD selaku BUD dan pemerintah desa dapat
langsung berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan;
o Melaksanakan rekonsiliasi dengan BPJS Kesehatan dalam rangka validasi data
kepesertaan dan jumlah iuran jaminan kesehatan bagi kepala desa dan perangkat desa.
10. Memberikan petunjuk kepada pemerintah desa agar melakukan pencatatan atas laporan
keuangan yang menjadi bagian tidak terpisahkan pada laporan pertanggungjawaban
APBDesa berdasarkan dokumen pendukung berupa berita acara kesepakatan rencana
kebutuhan pembayaran iuran antara pemerintah kabupaten/kota dengan BPJS Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada angka 6.
11. Memastikan kepesertaan JKN-KIS bagi kepala desa dan perangkat desa akan aktif setelah
luran JKN sebesar 5% (lima perseratus) per bulan yang terdiri sebesar 4o/o (empat
perseratus) dibayar oleh pemberi kerja dan 1% (satu perseratus) dibayar oleh peserta, dan
dibayarkan secara langsung oleh pemberi kerja (pemerintah daerah) kepada BPJS
Kesehatan sebagaimana ketentuan Pasal 30 ayat (1), Pasal 30 ayat (2), Pasal 30 ayat (3),
Pasal 30 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (4) Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 75
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan.
- 3-
12. Dalam hal penganggaran luran JKN bagi kepala desa dan perangkat desa tidak sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 2019 sebagaimana dimaksud
pada angka 3 yang merupakan amanat peraturan perundang-undangan sehingga
memenuhi kriteria mendesak pada APBD sebagaimana ketentuan Pasal 69 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor '12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
pemerintah daerah melakukan penyesuaian penganggaran mendahului penetapan
Peraturan Daerah (Perda) tentang perubahan APBD TA 2020, dengan cara:
a. menetapkan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) tentang Perubahan Penjabaran
APBD TA 2O2O;
b. penetapan Perkada sebagaimana dimaksud pada huruf a diberitahukan kepada
pimpinan DPRD paling lambat 1 (satu) bulan terhitung setelah Perkada ditetapkan;
c. dalam hal dilakukan penetapan Perda tentang Perubahan APBD TA 2020, materi
muatan Perkada sebagaimana dimaksud pada huruf a dimuat dalam rancangan Perda
tentang Perubahan APBD TA 2020; dan
d. dalam hal tidak dilakukan penetapan Perda tenlang Perubahan APBD TA 2020, maleri
muatan Perkada sebagaimana dimaksuC pada huruf a dimuat dalam laporan realisasi
anggaran.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

EGERI,

MAD O KARNAVIAN, Ph.D

Tembusan Yth:
1. Presiden Repuhlik lndonesia;
2. Wakil Presiden Republik lndonesia;
4. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik lndonesia;
5. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
6. Menteri Sekretaris Negara;
7. Menteri Keuangan,
B. Menteri Kesehatan;
9. Sekretaris Kabinet;
10. Kepala Staf Kepresidenan;
11. Direktur Utama BPJS Kesehatan;
12. Gubernur seluruh lndonesia; dan
13. Ketua DPRD Kabupaten/Kota seluruh lndonesia.

Anda mungkin juga menyukai