KERJA
(TERM OF REFERENCE)
STUDI KELAYAKAN
LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH POTONG HEWAN
DAN PEMINDAHAN KANDANG BABI
KOTA BONTANG
A BONTAN G
K OT
BE A
SS AI BERINT
A. Latar belakang
Kota Bontang merupakan kota jasa yang terletak di daerah pesisir dengan
luas mencapai 497,57 km2 dimana sebagian besar wilayahnya berupa lautan
yang mencapai 349,77 km2 (70%) dan luas wilayah daratan hanya seluas 147,8
km2. Meski luas daratan relatif kecil, namun banyak pendatang berbondong
bondong masuk kota ini dengan harapan bisa mendapat pekerjaan. Meski
tidak memiliki luas wilayah yang besar kota Bontang memiliki potensi ekonomi
cukup baik dan penting bagi Kaltim maupun nasional ini karena di Bontang
terdapat dua industri raksasa yang berbasis ekspor, yakni Industry Pengilangan
Gas Alam Cair PT Badak NGL dan Industry Pupuk Kaltim. Keduanya
memberi sumbangan besar dan merupakan penggerak utama bagi perputaran
perekonomian kota Bontang.
Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
lingkungan dan kebutuhan akan produk daging yang berkualitas dan
memenuhi ketentuan aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), terlebih era AFTA
2003 telah dilewati dengan perjanjian perdagangan BIMP EAGA
memungkinkan semakin banyaknya produk daging hewan yang masuk maupun
keluar yang mengharuskan peningkatan kualitas agar dapat bersaing dengan
daerah lain maupun negara-negara tetangga.
Sejalan dengan tuntutan pelaksanaan pembangunan Kota Bontang yang
berwawasan lingkungan guna menciptakan Bontang Sehat khususnya dalam
pembangunan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan Kandang Babi maka
dalam pemilihan lokasi dan site plannya harus menerapkan teknologi dengan
meminimalkan limbah yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) merupakan sarana pemotongan
ternak ruminansia sebagai penghasil daging sangatlah penting ditingkatkan
fungsi dan perannya agar menghasilkan produk daging berkualitas sesuai
standart dan memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan halal. Kondisi Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) saat ini yang cukup sempit (0,5 ha) yang terletak di
1
kelurahan Telihan dinilai tidak lagi memenuhi standar kesehatan lingkungan
dan sering mendapatkan komplain masyarakat sekitar. Demikian pula dengan
keberadaan peternakan babi rakyat di kelurahan Kanaan yang kian bertambah
populasinya namun sering menimbulkan komplain dari masyarakat sekitar
karena bau tidak sedap yang ditimbulkan.
Pembangunan Rumah Pemotongan Hewan maupun kandang babi yang
idieal melibatkan pertimbangan tentang sarana dan prasarana pendukung,
termasuk ketersediaan lahan yang cukup luas, sumber air bersih yang cukup
serta harus mengacu pada tiga ketentuan hukum yaitu :
1. UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan;
2. UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1983 tentang
Kesehatan Masyarakat Veteriner;
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan
Hewan.
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2009
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Peternakan Sapi dan Babi.
6. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/kpts/TN/240/1986
tentang syarat-syarat RPH dan Usaha Pemotongan Hewan.
Agar pembangunan Rumah Pemotongan Hewan dan Kandang Babi
memenuhi syarat-syarat peraturan perundang-undangan maupun peraturan
peraturan lainnya, maka terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan. Dalam
pelaksanaan studi kelayakan untuk mendapatkan hasil yang optimal, perlu
dipersiapkan program kerja dalam upaya pengendalian seluruh proses
perencanaan sampai dengan pembangunan yang baik, sehingga bisa berjalan
efektif, efisien serta tepat waktu.
Dalam rencana pembangunan RPH dan pemindahan kandang babi,
pemerintah perlu melakukan kajian lingkungan hidup mengenai dampak yang
dapat ditimbulkan oleh pembangunan dan operasionalnya, baik berupa
dampak positif maupun dampak negatif. Kedua dampak tersebut harus
2
dikelola dengan baik agar dampak positifnya dapat ditingkatkan sedangkan
dampak negatifnya diminimalisir.
Melalui penyusunan dan kajian pengelolaan, pemantauan lingkungan
hidup, ekonomi dan teknis diharapkan keadaan terakhir lingkungan sekitar
bangunan RPH dan Kandang Babi yang akan dibangun dapat diidentifikasi
dan diprediksi penanganannya melalui Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Hasil kajian
tersebut akan diuji langsung kelayakannya oleh Tim Teknis dari Badan
Lingkungan Hidup Kota Bontang. Jika memenuhi syarat, selanjutnya
direkomendasikan ke Walikota Bontang untuk diterbitkan kelayakan
lingkungannya.
B. Perumusan Masalah
Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan di kelurahan Telihan dan
Kandang Babi di kelurahan Kanaan menimbulkan dampak lingkungan (bau)
sehingga perlu direlokasi.
Permasalahan pokok dalam studi ini adalah: “Apakah Calon lokasi
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan Kandang Babi yang diusulkan dalam
studi ini layak untuk dilaksanakan dengan mempertimbangkan kelayakan
pasar, ekonomi, finansial, teknis dan manajemen serta lingkungan ?”
3
II. METODOLOGI STUDI
4
manajemen serta lingkungan. Pada penyusunan dokumen tersebut, data-data
yang dikumpulkan dalam studi ini dikelompokkan berdasarkan jenis analisis
kelayakan yang digunakan, yaitu :
1. Analisis kelayakan pasar, dengan variabel permintaan dan penawaran saat
ini dan yang akan datang, harga jual daging, target pasar, kendala
pemasaran, distribusi pemasaran, daerah pemasaran dan prospek RPH.
2. Analisis kelayakan teknis, yang meliputi variabel lokasi usaha, sumber
bahan baku, teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, kebutuhan
tenaga kerja, fasilitas air, fasilitas listrik, alat angkut.
3. Analisis kelayakan finansial, dengan variabel jumlah/kebutuhan investasi
untuk tanah dan bangunan, mesin, peralatan dan biaya pemasangannya,
serta biaya-biaya lainnya, modal kerja, biaya tetap, biaya tidak tetap,
sumber pembiayaan.
4. Analisis kelayakan lingkungan meliputi aspek-aspek kedekatan dengan
pemukiman penduduk, jalur transportasi, dan tempat pembuangan
limbah.
5
a. Data administrasi dan kondisi fisik wilayah, antara lain :
- Administrasi wilayah
- Topografi
- Geologi
- Iklim
- Sumberdaya alam, dsb.
b. Data Sosial Ekonomi Wilayah, antara lain mengenai :
- Penduduk
- Ketenagakerjaan
- Pendidikan
- Kesehatan
- Agama
- Perekonomian, dsb.
c. Data Peternakan
Data ini meliputi semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan kegiatan
peternakan antara lain:
- Potensi peternakan
- Jumlah populasi ternak
- Jumlah kelompok/rumah tangga ternak
- Jumlah pemotongan
- Pemasukan ternak
- Pengeluaran ternak
- Produksi dan pemasaran
- Konsumsi daging, dsb
d. Kondisi sosial Ekonomi Peternakan
Data yang dikumpulkan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
kegiatan usaha peternakan, antara lain:
- Jenis usaha peternakan yang dilakukan oleh peternakan/pengusaha
setempat
- Cara memperoleh modal investasi dan modal kerja
- Tingkat pendidikan dan ketrampilan peternak
6
- Tingkat pendapatan peternak (rata-rata perbulan/pertahun)
- Rata-rata jumlah anggota keluarga dan jumlah tanggungan masing-
masing rumah tangga peternak
- Adat istiadat atau kebudayaan masyarakat.
e. Survey Kondisi Fisik Lokasi, meliputi :
- Survey topografi dan hidrologi
- Penyelidikan aspek lingkungan, antara lain meliputi vegetasi tumbuhan,
kualitas air dan udara
- Data tentang kebijakan pemerintah setempat, yang meliputi
RUTR
Rencana Prasarana dan Sarana Dasar Umum (PDSU), dll
7
Adapun alur pikir kegiatan yang menjadi landasan prosedur kegiatan ini disajikan
dalam diagram alir sebagaimana terlihat pada gambar 1.
Latar Belakang
Pendirian RPH Tujuan Pendirian RPH
Dan Dan Kandang babi
Kandang Babi
Identifikasi Lokasi :
Kondisi fisik dan
lingkungan
Kondisi prasarana
pendukung
Analisa Kelayakan :
Analisis kelayakan
pasar/ekonomi
Analisis kelayakan teknis
Analisis kelayakan financial
Analisis kelayakan lingkungan
TIDAK
YA
Layak atau
tidak
pembangunan
PERENCANAAN
8
E. Pembuatan Site Plan Dalam Dokumen Laporan
Konsultan harus membuat perencanaan Site Plan (didalam penyusunan
dokumen perencanaan) Fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) dan Kandang
Babi dengan mempertimbangkan :
- Setiap fasilitas yang akan dibangun harus direncanakan berdasarkan pada
alur kegiatan sehingga dapat mendukung kemudahan dan keamanan
operasional.
- Desain bangunan harus diperhitungkan terhadap kebutuhan
pengembangan peternakan, seperti kapasitas daya tampung dan
kemudahan bongkar muat. Selain itu juga memperhatikan budaya
setempat.
- Kemudahan dalam operasional dan pemeliharaan.
Selain itu, dalam merencanakan fasilitas, konsultan diminta untuk
memerhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Perbaikan sistem sanitasi dan penyediaan fasilitas pengolahan limbah
cair/padat ;
- Penyediaan air bersih serta instalasinya;
9
III. PELAPORAN DAN PENYUSUNAN DOKUMEN
A. PELAPORAN
Dokumen Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Potong Hewan dan
Kandang Babi beserta Ringkasan Eksekutif dibuat rangkap 15 (limabelas)
exemplar dan diserahkan ke pengguna barang/jasa. Adapun jenis laporan yang
harus diserahkan konsultan adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan ini harus disampaikan dan dipresentasikan oleh
Konsultan selambat-lambatnya 15 hari kalender terhitung setelah SPK
ditandatangani sebanyak 15 exemplar dalam format A3 dan berisi antara
lain :
a. Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
b. Permasalahan yang dihadapi;
c. Rencana kerja, metode dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan Kemajuan
Laporan kemajuan ini harus disampaikan oleh Konsultan selambat-
lambatnya 45 hari kalender terhitung setelah SPK ditandatangani sebanyak
15 exemplar dalam format A3 dan berisi antara lain : laporan
survey/pengumpulan data, metode dan hasil analisa data serta analisa
kebutuhan fasilitas.
3. Laporan Draft Final
Laporan draft final studi detail design ini harus disampaikan dan
dipresentasikan oleh konsultan selambat-lambatnya 65 hari kalender
setelah SPK ditandatangani sebanyak 15 exemplar dalam format A3 dan
terdiri dari :
a. Executive Summary
b. Laporan Utama, yang berisikan :
1. Rangkuman Data Dasar
2. Analisa Kebutuhan Fasilitas
10
3. Gambar Lay out
c. Laporan Kajian Aspek Lingkungan, yang antara lain berisi :
1. Analisa Data (Sosial dan Ekonomi, Topografi, Hidrologi)
2. Perkiraan Dampak Pembangunan/Operasional RPH dan
Kandang Babi
4. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini harus disampaikan dan dipresentasikan oleh Konsultan
selambat-lambatnya 60 hari kalender terhitung setelah SPK ditandatangani
sebanyak 15 exemplar dalam format A3 dan merupakan perbaikan dari
laporan draft final berdasarkan hasil pembahasan dengan tim
teknis/pembahas dari pihak pengguna jasa Dinas Perikanan Kelautan dan
Pertanian Kota Bontang.
B. WAKTU PELAKSANAAN
Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam kerangka acuan ini, diperlukan waktu selama 60 hari kalender terhitung
sejak kontrak ditandatangani.
11
Pelaksanaan pekerjaan konsultan dinyatakan berakhir apabila pekerjaan
Penyusunan Dokumen Perencanaan/Studi Kelayakan Pembangunan
Rumah Potong Hewan dan Pemindahan Kandang Babi Kota Bontang
dinyatakan selesai secara keseluruhan.
2. Tenaga Ahli
Tim Konsultan terdiri dari tenaga–tenaga ahli dengan spesifikasi
keahlian sebagai berikut :
12
3. Asisten Ahli Kesehatan Masyarat Veteriner, Syarat minimal :
pendidikan S-1 Kedokteran Hewan, pengalaman di bidang kesmavet
minimal 2 tahun.
c. Tenaga Pendukung
1. Surveyor, dengan syarat pendidikan minimal SMU/D3 Sistem
Informatika, pengalaman minimal 3 tahun.
2. Drafter, syarat pendidikan minimal SMU/D3 Teknik Sipil,
pengalaman 3 tahun.
3. Operator Komputer, syarat pendidikan minimal SMU/D3 Sistem
Informatika, pengalaman 3 tahun.
4. Staf Administrasi, syarat pendidikan minimal SMU, pengalaman 3
tahun.
D. Pembiayaan
Pelaksanaan pekerjaan penyusunan Dokumen Dokumen
Perencanaan/ Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Potong Hewan dan
Pemindahan Kandang Babi yang dibiayai melalui APBD Kota Bontang
Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 250.000.000,- (Dua ratus lima puluh juta
rupiah) (termasuk PPn 10 %).
13
IV. PENUTUP
Mengetahui;
Kepala Dinas,
14