Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Participatory Action Research
yang dibina oleh:
Oleh Kelompok 3:
Mar’atus (215010
(215010
NOVEMBER 2018
MATRIK PENELITIAN
Topik/Tema: Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui program daur ulang barang bekas di
Desa Sendang Kecamatan Senori
Subjek Harapan/Dampak
No Latar Belakang Solusi/Aksi
Penelitian setelah aksi
1. - Rendahnya ekonomi - Pelatihan Masyarakat, - Mengurangi
masyarakat disana. kewirausahaan. Pemuda/I di tingkat
- Rendahnya/ kurangnya - Daur ulang limbah Kecamatan pengangguran
pendidikan. sampah. Senori. yang ada di
- Lingkungan sosial yang Kecamatan Senori.
kurang mendukung pada - Memanfaatkan
ketenagakerjaan. limbah sampah.
- Kurangnya perhatian - Terbukanya
pemerintah dalam investor untuk
menyediakan lapangan menanam saham
kerja. agar desa semakin
maju.
- Terciptanya
lapangan kerja di
Kecamatan Senori.
LATAR BELAKANG
Di Indonesia pada umumnya masalah sampah masih sulit diatasi. Hal ini di sebabkan karena
selama ini masyarakat belum menyadari akan arti pentingnya kebersihan lingkungan dan
teknologi pengolahan sampah yang masih jauh dari memadai. Dampak dari hal tersebut
tentunya sangat banyak, mulai dari bahaya kesehatan, kebersihan lingkungan, banjir,
pencemaran, polusi dan lain-lain. Masyarakat masih membuang sampah rumah tangga dan
limbah industri ke jalan trotoar, pasar, sungai, got dan laut. Sepertinya tempat-tempat tersebut
telah menjadi „tempat sampah raksasa’ bagi masyarakat dalam membuang sampah.
Masyarakat seakan merasa nyaman dengan kebiasaan buruk tersebut.
hampir tidak ada sanksi hukum yang tegas dan konsisten bagi masyarakat yang
membuang sampah sembarangan. Hal tersebut tambah diperburuk oleh tata kelola
pengolahan sampah yang masih tradisional yaitu dengan cara melakukan pembakaran di
lahan terbuka (TPA/Tempat Pembuangan Akhir) dan ditimbun dengan tanah. Masih jarang
pemerintah daerah maupun pusat yang memanfaatkan sampah sebagai sumber energi listrik
atau perusahaan swasta yang mendaur ulang (recyle) sampah-sampah tertentu.
Pemberdayaan dalam arti luas merupakan suatu tindakan untuk memfasilitasi dan
mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional agar secara
perorangan dan atau kelompok masyarakat menjadi mandiri. Pemberdayaan masyarakat
khususnya pada masyarakat yang termarjinalkan memiliki kaitan erat dengan sustainable
development di mana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta
dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu
keberlanjutan secara ekonomi dan sosial yang dinamis, serta menuju kepada kemandirian.
Melihat hal tersebut tentunya diperlukan alternatif dalam mengurangi dan mengolah
sampah yang tentunya adalah melakukan proses pemberdayaan kepada masyarakat agar
nantinya tumbuh kesadaran dan pada akhirnya dapat mandiri baik secara ekonomi maupun
perilaku mereka. Salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh masyarakat secara mandiri
adalah dengan melakukan daur ulang sampah untuk menjadi produk kerajinan, kompos,
bioetanol dan alat rumah tangga melalui keterampilan-keterampilan pengolahan sampah
tersebut. Pengolahan sampah ini di samping bermanfaat dalam membersihkan lingkungan,
juga memiliki nilai ekonomi yang dapat membantu pendapatan warga. Upaya tersebut dapat
menjadikan peluang usaha atau salah satu bentuk untuk berwiraswasta untuk usaha kecil
menengah. Pengolahan sampah ini dapat dilakukan Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan
diharapkan menjadi salah satu bentuk solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat
sehingga nantinya masyarakat bisa menjadi lebih mandiri dengan apa yang mereka dapatkan
dari hasil kegiatan tersebut. Tidak hanya menjadikan masyarakat mandiri dari segi
keterampilan dan kemampuan mengola sampah saja tetapi juga diharapkan masyarakat akan
sadar terhadap sampah, bagaimana agar tidak lagi membuang sampah sembarangan,
melakukan pemilahan, pengumpulan dan sampai mendaur ulang kembali.
daur ulang adalah salah satu cara untuk menggunakan barang bekas untuk dipakai kembali
menjadi barang yang serba bermanfaat atau bisa juga diolah menjadi barang yang dapat diperjual
belikan. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi dan mengatasi adanya pencemaran lingkungan
akibat sampah plastik yang dibuang sembarangan.
Sampah yang dibuang secara sembarangan dapat menjadikan lingkungan di sekitar kita kotor dan
dapat menyumbat saluran air. Selain itu, penumpukan sampah juga dapat menyebabkan timbulnya
penyakit. Hal ini dikarenakan sampah anorganik tidak dapat diuraikan, contohnya adalah plastik.
Berbeda dengan sampah organik yang dapat diuraikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
alami. Contohnya adalah sisa sayuran.
desa Sendang Kecamatan Senori Kabupaten Tuban adalah desa yang sangat jauh dari
perkotaan dengan tempat yang snagat terpelosok sekali, memang dari segi polusi udara di sana bisa
di katakan baik tidak ada masalah serius, hanya saja memang tempat pembuangan sampah yang
kurang memadai menjadikan tempat yang tercemar, tak jarang banyak warga yang membuang
sampah sembarangan dan solusi akhir dari pembuangan sampah adalah sungai yang ada di sekitar,
selain dari kurangnya kesadaran akan sampah masyarakat sekitar juga kekurangan
pengetahuan mengenai daur ulang barang bekas, hal ini menjadikan masyarakat sendang tidak bias
berfikir jauh tentang apa yang akan di lakukan pada sampah – sampah yang ada,
melihat dari sisi ekonomi, masyarakat sendang juga bisa di katakan masyarakat dengan
ekonomi ke bawah di karenakan kurangnya lapangan kerja yang ada dan juga minimnya pendidikan
yang di miliki menjadikan susahnya mendapat pekerjaan, dan juga kurang pedulinya pemerintah
terhadap ekonomi warga sendang bahkan dari masyarakat banyak sekali yang tidak bekerja dan jika
mendapat pekerjaan rata – rata adalah mereka yang mau merantau, kurangnya fasilitas yang ada
pada desa tersebut menjadikan warga mengambil jalan terakhir untuk bisa bekerja yaitu dengan
merantau.
Dari sekian banyak masalah yang ada, mulai dari kurangnya kesadaran terhadap sampah,
kurangnya fasilitas dari pemerintah dan minimnya pendidikan maka dari itu kami ingin melakukan
penelitian berbasis PAR untuk membantu memperbaiki ekonomi pada masyarakat sendang yang
kurang banyak mendapat pekerjaan maka dari itu kami membuat judul “ Pemberdayaan
Masyarakat Miskin melalui Program Daur Ulang Barang Bekas di Desa Sendang Kecamatan Senori
Kabupaten Tuban “.
KAJIAN TEORI
A. Masyarakat Miskin
a. Pengertian Masyarakat Miskin
Masyarakat miskin adalah suatu kondisi dimana fisik masyarakat yang tidak
memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan
kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh di bawah standart kelayakan serta
mata pencaharian yang tidak menentu yang mencakup seluruh multidimensi, yaitu
dimensi politik, dimensi social, dimensi lingkungan, dimensi ekonomi dan dimensi
asset (P2 KP, Pedoman Umum, 2004:1).
b. Kualifikasi Masyarakat Miskin
o Penggolongan kemiskinan didasarkan pada suatu standar tertentu yaitu dengan
membandingkan tingkat pendapatan orang atau keluarga dengan tingkat
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum.
Berdasarkan kriteria ini maka dikenal kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut adalah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
pokok minimum, sedangkan komunitas yang termasuk dalam Kemiskinan Relatif
adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok
minimum tetapi secara relatif mereka masih di bawah rata-rata pendapatan
masyarakat yang ada di sekitarnya
o Sedangkan diskursus lain mencoba mengetengahkan pembahasan kemiskinan
yang dibedakan menjadi natural, kultural dan struktural. Kemiskinan Natural
sama pengertiannya dengan kemiskinan turun temurun, disebabkan oleh suatu
kondisi keterbatasan secara alamiah yang dihadapi suatu komunitas sehingga sulit
melakukan perubahan. Kemiskinan Kultural adalah suatu kondisi miskin yang
dihadapi komunitas, disebabkan oleh faktor budaya. Budaya yang hidup, diyakini
dan dikembangkan dalam suatu masyarakat menyebabkan proses pelestarian
kemiskinan dalam masyarakat itu sendiri. Kemiskinan Struktural merupakan
suatu kemiskinan yang melanda suatu komunitas yang disebabkan oleh faktor-
faktor tertentu yang dibangun manusia. Faktor-faktor tersebut muncul karena
dibangun dan dikondisikan oleh manusia, sehingga menyebabkan kerugian pada
suatu sisi (Sulistyani, 2004 : 29-30).
c. Kriteria Masyarakat Miskin
Indikator kemiskinan pada satu rumah tangga yang ditentukan Badan pusat Statistik
adalah :
Lebih lanjut Emil Salim (dalam Supriatna, 1997: 82) mengemukakan lima
karakteristik penduduk miskin. Kelima karakterisktik penduduk miskin tersebut
adalah: 1) Tidak memiliki faktor produksi sendiri, 2) Tidak mempunyai
kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, 3) Tingkat
pendidikan pada umumnya rendah, 4) Banyak di antara mereka yang tidak
mempunyai fasilitas, dan 5) Di antara mereka berusia relatif muda dan tidak
mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai.Bank Dunia (1990) dalam
laporannya di hadapan anggota PBB bertitel "Poverty and Human Development'
mengatakan bahwa: "The case for human developemnt is not only or even primarily
an economic one. Less hunger, fewer child death, and better change of primary
education are almost universally accepted as important ends in themselves"
(pembangunan manusia tidak hanya diutamakan pada aspek ekonomi, tapi yang
lebih penting ialah mengutamakan aspek pendidikan secara universal bagi
kepentingan diri orang miskin guna meningkatkan kehidupan sosial
ekonominya).Booth dan Me Cawley (Dalam Moeljarto T., 1993) menyatakan bahwa
"di banyak negara memang terjadi kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
diukur dari pendapatan perkapitanya, tetapi itu hanya dapat dinikmati oleh sebagian
kecil masyarakatnya, sedangkan sebagian besar masyarakat miskin kurang
memperoleh manfaat apa-apa, bahkan sangat dirugikan". Untuk memecahkan
masalah ini, perlu kebijaksanaan yang tepat dengan mengidentifikasi golongan
masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan berikut karakteristiknya lebih
dulu. Umumnya, suatu keadaan disebut miskin bila ditandai oleh kekurangan atau
tidak mampu memenuhi tingkat kebutuhan dasar manusia.
Kemiskinan tersebut meliputi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang mencakup
aspek primer dan sekunder. Aspek primer berupa miskinnya aset pengetahuan dan
keterampilan, sedangkan aspek sekunder berupa miskinnya jaringan sosial, sumber-
sumber keuangan, dan informal, seperti kekurangan gizi, air, perumahan, perawatan
kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang relatif rendah.Kriteria lain yang
digunakan untuk mengukur kemiskinan penduduk menurut Zulkifli Husin (dalam
Supriatna, 1997:83) adalah dengan menggunakan Rasio Kebutuhan Fisik Minimum
(RKFM). Apabila diasumsikan kebutuhan fisik minimum sesuai dengan kondisi
yang dihadapi sekarang ini, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum
empat sehat lima sempurma adalah sebesar Rp 2.500,00 perkapita perhari,
dapatditentukan besarnya kebutuhan fisik minimum per bulan. Dengan nilai tersebut
dapat dihitung nilai kebutuhan fisik minimum per bulan sebesar Rp 2.500,00 X 30
hari = Rp 75.000,00, dan per tahun sebesar Rp 2.500,00 X 365 hari = Rp
912.500,00.
B. Pengangguran
a. Pengertian Pengangguran
Menurut Sadono Sukirno (1994), Pengangguran adalah suatukeadaan di mana
seseorang yangtergolong dalam angkatan kerja inginmendapatkan pekerjaan tetapi
belum dapat memperolehnya. Penganguran adalah keadaan dimana orang ingin
bekerja namun tidak mendapat pekerjaan. Di Indonesia angka penggangguran makin
meningkat Pengangguran. Masalah Pengangguran memang tidak mudah, Pemerintah
harus mengikutsertakan peran pendidikan dalam menurunkan tingkat pengangguran.
Sebuah Negara yang ingin berubah harus meningkatkan tingkat pendidikannya.
Pendidikan berperan penting dalam menciptakan Sumber daya Manusia yang
berkopeten. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang kopeten maka akan
mampu mengurangi angka pengangguran. (Franita, 2016).
Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak
memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat
minggu terakhir untuk mencari pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss,1999).
(Dongoran, Nisa, Sihombing, & Purba, 2016) Pengangguran dapat terjadi disebabkan
oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta.
e m
P tK
ue san
rj()
ran gykerja an
eO
B g e n
P ga gu ran
e ro
P leh an
e kerja n
P
c. Penyebab Pengangguran
Pengangguran adalah suatu hal yang tidak dikehendaki, namun suatu penyakit
yang terus menjalar di beberapa Negara, dikarenakan banyak faktor – faktor yang
mempengaruhinya. Mengurangi jumlah angka pengangguran harus adanya kerjasama
lembaga pendidikan, masyarakat, dan lain – lain. Berikut adalah beberapa faktor
peyebab pengangguran
a. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja. Banyaknya
para pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki
oleh Negara Indonesia.
b. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah
Sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah satu
penyembab makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
c. Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari
tau informasi tentang perusahaan yang memilli kekurangan tenaga pekerja.
d. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota,
dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
e. Masih belum maksimal nya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan
untuk meningkatkan softskill.
f. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para
pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas,
logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos
yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam,
tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada
sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan
kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah,
penyortiran, pembersihan, dan pemprosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan
barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya
kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena
bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit
dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan
yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi
produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga
dari sampah, seperti emas dari prosesor komputer, timah hitam dari baterai, atau
ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah.
Proses daur ulang aluminium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi
udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi aluminium dari tambang
hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat
dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
D. Kewirausahaan
a. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk menciptakan nilai
tambah atas barang dan jasa serta kemakmuran. Peter F.Drucker (1994)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Thomas W. Zimmerer (1996;51) mengungkapkan
bahwakewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam
kehidupan sehari-hari. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan
inovatif demi terciptanya peluang. (Saragih, 2017)
Thomas W.Zimmerer et al (2005) merumuskan manfaat berwirauaha sebagai
berikut:
a. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.
b. Memberi peluang melakukan perubahan: Pebisnis menemukan cara untuk
mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah
ekonomi dan social dengan harapan akan menjalani kehidupan yang lebih baik
c. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya: Memiliki usaha
sendiri memberikan kekuasaan, kebangkitan spiritual dan membuat wirausaha
mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
d. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.
e. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya.
f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakannya.
Entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya tidak lepas dari modal. Modal
tidak selamanya identik dengan uang ataupun barang (tangible). Sebuah ide sudah
termasuk modal yang luar biasa karena ide merupakan modal utama yang akan
membentuk dan mendukung modal lainnya. Beberapa modal yang termasuk ke
dalam modal tidak berwujud (intangible) antara lain:
1. Modal Intelektual
Modal Intelektual didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya-
sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang membolehkan organisasi
mentransformasi sebuah bundelan material, keuangan dan sumberdaya manusia
dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder value (Cut
Zurnali, 2008).
2. Modal Sosial dan Moral
Modal sosial dan moral yang dapat disebut sebagai suatu integritas
merupakan suatu hal penting yang membentuk sebuah citra terhadap
kepribadian Anda sebagai seorang wirausaha. Pada saat menjalankan bisnis, ada
etika wirausaha yang tidak boleh anda langgar.
3. Modal Mental
Mental wirausaha harus ditaman sejak dini. Karena modal mental
merupakan kesiapan sejak dini kemudian diwujudkan dalam bentuk keberanian
untuk menghadapi risiko dan tantangan. Sebagai wirausaha, Anda harus berani
menghadapi risiko. Risiko disini berarti risiko yang telah diperhitungkan
sebelumnya sehingga hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko
yang akan diambil. Anda harus bisa belajar mengelola risiko dengan cara
mentransfer berbagai risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen,
pemasok dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
(Franita, 2016).Dongoran, F. R., Nisa, K., Sihombing, M., & Purba, L. D. (2016). ANALISIS
JUMLAH PENGANGGURAN DAN KETENAGAKERJAAN TERHADAP
KEBERADAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KOTA MEDAN,
2(2), 59–72.
Saragih, R. (2017). Membangun Usaha Kreatif, Inovatif, dan Bermanfaat melalui Penerapan
Kewirausahaan Sosial. Jurnal Kewiraushaan, 3(2), 50–58.