Disusun Oleh :
Zabrina Nau’fal D R 17.D2.0012
TAHAP 1. PERSIAPAN
Sebagai langkah awal untuk pengembangan, penerapan, sistem manajemen lingkungan adalah
persiapan. Dalam persiapan ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya:
A. Pembentukan Tim
Organisasi atau perusahaan ketika akan mengembangkan, menerapkan sistem
manajemen lingkungan, maka sebagai langkah awal Manajemen Puncak dalam hal ini
Rektor harus menunjuk Tim yang berperan dalam pengembangan, penerapan,
pemeliharaan dan peningkatan efektifitas sistem manajemen lingkungan. Seperti yang
di atur dalam persyaratan ISO 14001:2004 clausa 4.4.1 Tim yang dibentuk ini di ketuai
oleh seseorang yang di sebut Management Representative.
B. Pembentukan Komitmen
Apabila Manajemen Puncak (Rektor) sudah menetapkan Tim Sistem Manajemen
Lingkungan, maka bagian dari persiapan adalah dengan menumbuhkan komitmen tim
maupun seluruh karyawan Universitas. Komitmen ini memegang peranan yang sangat
penting dalam menjamin kesuksesan pengembangan, penerapan dan pemeliharaan
efektifitas sistem manajemen lingkungan. Ada berbagai langkah yang dapat dilakukan
untuk menumbuhkan komitmen baik untuk tim maupun karyawan diantaranya:
Tim dan karyawan harus mengetahui maksud dan tujuan dari penerapan sistem
manajemen lingkungan ISO 14001
Proses sosialisasi yang intensif dan masif bagi seluruh karyawan
Menunjuk tim dalam suatu Surat Keputusan yang sekaligus diberikan penjelasan
mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai Tim.
Komunikasi yang efektif antara rektor, Tim dan Seluruh karyawan
Reward and punishment system
Di samping komitmen Tim dan Karyawan, tak kalah penting juga komitmen dari Rektor
terutama terkait dengan penyediaan sumber daya. Berbagai sumber daya yang
dibutuhkan di antaranya:
Penyediaan pra sarana yang memadai sehingga semua aspek yang berdampak negatif
ke lingkungan dapat dikendalikan dengan baik dan efektif.
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mencegah atau mengurangi
timbulkan pencemaran lingkungan
Penyediaan waktu, jumlah karyawan dengan tingkat pengetahuan dan kompetensi yang
memadai untuk menjamin efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan
Penyediaan sumber daya untuk memenuhi semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang terkait dengan lingkungan
Semua kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan efektifitas penerapan,
pemeliharaan dan peningkatan efektifitas sistem manajemen lingkungan.
B. Pembuatan Dokumen
Dokumen merupakan referensi untuk melakukan aktivitas yang perupakan perwujudan dari
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004. Dengan adanya dokumen ini banyak
manfaat yang diperoleh diantaranya:
Memberikan arahan dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
Menjaga konsistensi pelaksanaan pekerjaan
Media untuk evaluasi efektivitas sistem serta peningkatan efektivitas sistem
Media untuk training karyawan
Struktur dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan terdiri dari 3 level yakni:
Level 1 Pedoman
Level 2 Prosedur
Level 3 Instruksi Kerja , Identifikasi aspek dan dampak lingkungan
Pedoman Lingkungan
Pedoman lingkungan merupakan dokumen yang berisi kebijakan srategis perusahaan dalam
menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan. Dalam pedoman lingkungan ini berisi tentang:
Kebijakan lingkungan
Objective dan Terget Lingkungan
Deskripsi tentang ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
Deskripsi tentang bagaimana organisasi memenuhi persyaratan standar ISO
14001;2004 yang diwujudkan dalam kebijakan strategis
Struktur organisasi dan Tim
Interaksi dengan dokumen lain
Prosedur Lingkungan
Prosedur lingkungan merupakan dokumen yang berisi tentang bagaimana menjalankan
kebijakan strategis yang ada dalam Pedoman Lingkungan, yang merupakan proses manajemen
dalam Organisasi atau perusahaan. Apabila organsiasi telah menerapkan sistem Manajemen
Mutu di mana sudah terdapat banyak prosedur mutu/ Operasi, dan bahkan beberapa prosedur
merupakan prosedur pengelolaan lingkungan yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manjemen Lingkungan seperti;
Prosedur Operasi Pengelolaan Lingkungan
Prosedur Operasi Pemeliharaan Infrastruktur Properti
Prosedur Operasi Kebersihan
Prosedur Operasi Keamanan
Prosedur Operasi Pengendalian Lingkungan Hidup
Prosedur-prosedur tersebut tentunya akan digunakan dalam pengembangan Sistem
Manajemen Lingkungan terutama apabila Sistem Manajemen Lingkungan diintegrasikan
dengan Sistem Manajemen Mutu, namun apabila tidak diintegrasikan tentunya dibutuhkan
pembuatan prosedur baru, yang bisa jadi masih sama dengan prosedur yang sudah ada tersebut.
Prosedur-prosedur yang di butuhkan untuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
berdasarkan persyaratan standar ISO 14001:2004 yang juga merefleksikan kebutuhan untuk
menjalankan kebijakan strategis yang ada dalam Pedoman Lingkungan di antaranya:
Prosedur Identifikasi dan evaluasi Aspek Dampak Lingkungan ( clausa: 4.3.1. ISO
14001:2004)
Prosedur Identifikasi, Akses dan Evaluasi pemenuhan Peraturan Perundang-undangan
( clausa : 4.3.2. dan 4.5.2. ISO 14001:2004).
Prosedur Competency Awaness dan Training ( clausa: 4.4.2 ISO 14001:2004)
Prosedur Komunikasi (clausa : 4.4.3. ISO 14001:2004)
Prosedur Pengendalian Operasional Lingkungan( Clausa:4.4.6. ISO 14001:2004)
Prosedur Emergency Respons Plan ( clausa:4.4.7. ISO 14001;2004)
Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Lingkungan clausa 4.5.1 ISO 14001:2004)
Prosedur Pengendalian Ketidak sesuaian dan tindakan Perbaikan dan Pencegahan (
Clausa: 4.5.3. ISO 14001:2004)
Prosedur Pengendalian Dokumen (clausa:4.4.5. ISO 14001;2004)
Prosedur Pengendalian Rekaman (clausa : 4.5.4 ISO 14001;2004)
Prosedur Internal Audit (clausa: 4.5.5. ISO 14001:2004)
Prosedur Kajian Manajemen ( clausa: 4.6 ISO 14001;2004)
Dari prosedur tersebut terlihat, banyak prosedur yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan sudah banyak terdapat dalam Prosedur Operasi Sistem Manajemen
Mutu yang sudah di jalankan di Organisasi atau perusahaan, sehingga apabila diintegrasikan
maka cukup efisien bagi organisasi.
Instruksi Kerja
Instruksi Kerja merupakan dokumen spesifik untuk kegiatan individu atau kelompok kerja
tentang kegiatan lingkungan yang kritis yang membutuhkan acuan kerja untuk mencegah
ketidak sesuaian. Jadi Instruksi Kerja di buat untuk hanya untuk kegiatan yang kritis saja,
dimana kalau tidak ada acuan kerja karyawan dapat melakukan kegiatan spesifik tersebut
dengan berbagai metode yang dapat menimbulkan ketidaksesuaian terhadap pengendalian
manajemen lingkungan. Organisasi atau perusahaan terkait dengan penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sudah menyusun Instruksi Kerja terkait dengan mutu dan
lingkungan. Beberapa contoh diantaranya seperti:
Instruksi Kerja pemantauan pengangkutan sampah dan limbah organic
Instruksi Kerja penilaian kebersihan Lingkungan
Instruksi Kerja patroli lingkungan
Instruksi Kerja pencegahan bahaya kebakaran
Instruksi Kerja penanggulangan bahaya kebakaran
Instruksi Kerja pengamanan perbengkelan dan lain-lain
Untuk kebutuhan Instruksi kerja dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, lebih
spesifik dapat di dasarkan dari hasil Identifikasi Aspek dan Dampal Lingkungan dimana
Instruksi Kerja dibuat berdasarkan kebutuhan untuk pengendalian atau pencegahan
pencemaran lingkungan. Oleh karena itu Instruksi Kerja yang dibutuhkan untuk penerapan
sitem manajemen lingkungan sebaiknya terintegrasi dengan Instruksi Kerja yang digunakan
untuk Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan sistem manajemen yang berbasis resiko,
dimana sistem ini digunakan untuk mengendalikan resiko lingkungan ( Environtment Risk
Management). Oleh karena itu bagian dari tahapan pengembangan sistem maanjemen
lingkungan maka Unika harus melakukan Environtment Risk Assessment atau melakukan
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan. Agar dapat melakukan secara kosnisten maka
perlu di buat prosedur terdokumentasi untuk pelaksanaan Risk Assessment tersebut seperti
yang di atur dalam standar ISO 14001:2004 clausa 4.3.1. Berdasarkan Standar ISO 14001:2004
yang dimaksud aspek lingkungan adalah bagian dari organisasi yang dapat berupa aktifitas,
produk atau pelayanan yang berinteraksi dengan lingkungan, sebagai contoh:
Pengoperasian genset
Penggunaan air
Penggunaan AC
Penggunaan Energi
Proses Maintenance
Pemakaian bahan B3
Sedangkan dampak lingkungan (environment impact) merupakan segala perubahan yang
terjadi pada lingkungan baik merugikan atau menguntungkan, secara keseluruhan atau sebagai
hasil dari aspek lingkungan (definisi standar ISO 14001;2004 point 3.7). Contoh dampak
lingkungan diantaranya:
Pencemaran udara
Pencemaran tanah
Pencemaran air
Menghasilkan limbah B3
Menghasilkan limbah Non B3
Pengurangan sumber daya alam
Ganguan kesehatan / keselamatan
Penipisan lapisan ozon
A. Sosialisasi Dokumen
Sebagai langkah awal untuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001;2004,
maka seluruh dokumen sistem manajemen lingkungan yang sudah di setujui di distribusikan
ke semua pengguna dokumen serta harus dilakukan sosialisasi. Program sosialisasi di rancang
untuk semua karyawan mulai dari level manajemen puncak sampai dengan seluruh karyawan.
Tujuan dari sosialisasi adalah:
Memastikan semua pihak terkait memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam
penerapan, pemeliharaan Sistem manajemen Lingkungan
Semua pihak terkait mampu menjalankan sistem secara efektif untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaan sistem.
Meningkatkan kesadaran semua karyawan dan pihak pihak terkait untuk menjalankan
sistem manajemen lingkungan
Mengajak semua orang untuk berkontribusi, berkomitmen dan mendukung penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan
B. Penerapan Sistem
Seperti halnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Lingkungan
untuk bisa mencapai tujuan perusahaan maka juga harus di implementasikan. Penerapan sistem
di lakukan serentak di setiap fungsi di buktikan dengan rekaman serta praktek pelaksanaan baik
itu Pedoman, Kebijakan, Objective dan target, Prosedur, Instruksi Kerja dan lain-lain.
Bukti bahwa Pedoman Lingkungan sudah diimplementasikan maka minimal kebijakan-
kebijakan strategis tentang manajemen lingkungan di pahami dan di mengerti minimal tingkat
Fakultas, dan tentunya dilaksanakan. Sedangkan bukti objektif bahwa Kebijakan Lingkungan
sudah diimplementasikan adalah Kebijakan itu telah dikomunikasikan ke semua karyawan, di
pahami dan di mengerti oleh semua karyawan serta pihak-pihak yang terkait.