Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ETIKA BISNIS MINGGU KE-14

SML
(Sistem Manajemen Lingkungan)
Nama : Billy Fathurrachman
NRP : 6032211185
Kelas : Etika Bisnis (A)

Jawaban:

1. a) Konsep PDCA (Plan-Do-Check-Action) merupakan konsep yang tepat diterapkan pada


pendekatan SML karena merupakan konsep proses yang berulang guna mencapai
keberhasilan dan perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, konsep PDCA pada
pendekatan SML dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Plan
Plan adalah tahap perencanaan yang dapat dimulai dengan identifikasi 5W,
what (apa), who (siapa), when (kapan), where (di mana), dan why (mengapa). Pada
tahap ini kita bisa merumuskan masalah dan merencanakan solusi yang tepat
berdasarkan informasi-informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Dalam
pendekatan SML, kita harus dapat mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan
ekonomi sekitar dalam melakukan perencanaan agar hasil yang didapatkan tidak
mengganggu keseimbangan lingkungan.
• Do
Do adalah tahap dimana kita melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Pada tahap
ini penting untuk kita dapat melaksanakan pekerjaan sesuai standar yang telah
ditetapkan agar hasil pekerjaan kita tidak bertentangan dengan target dan berdampak
negatif bagi lingkungan sekitar.
• Check
Fase check pada PDCA adalah dimana proses pemeriksaan terhadap pekerjaan
dilakukan. Fase ini penting untuk memperbaiki rencana, menghindari kesalahan
terulang, dan menjalankan semuanya dengan sukses. Pengukuran terhadap standar
dan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan harus dilakukan dengan teliti, agar
sesuai dengan kriteria dan komitmen yang telah ditetapkan.
• Action
Fase Action pada PDCA merupakan yang terakhir dari siklus PDCA. Akan tetapi,
seluruh prosesnya akan berulang lagi secara berkelanjutan. Pada fase ini kita
melaksanakan hasil evaluasi atau perbaikan yang diperlukan setelah pemeriksaan
pada fase sebelumnya. Jika tidak ada perbaikan, maka kita kembali ke fase pertama
dan melakukan pengembangan dan pembaharuan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan, sosial dan ekonomi kita.

b) Hasil yang diharapkan dari penerapan SML yang konsisten antara lain adalah
terciptanya sistem manajemen lingkungan yang efektif dan efisien yang dapat
mencegah atau memitigasi dampak pekerjaan yang dapat merugikan lingkungan dan
meningkatkan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Penerapan SML yang konsisten
adalah juga sebagai langkah konkrit perusahaan untuk dapat mematuhi standar
peraturan yang ada yang nantinya dapat membuat suasana lingkunga pekerjaan yang
nyaman dan teratur sehingga aktivitas-aktivitas yang ada dapat mendukung perbaikan
berkelanjutan. Hal ini tentu sebagai bukti timbal balik karena sejatinya organisasi juga
tumbuh dari lingkungan. Selain itu, dengan penerapan SML yang konsisten maka
organisasi/perusahaan akan mudah untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001 yang
nantinya dapat menambah citra perusahaan dan menjadi nilai jual perusahaan tersebut.

2. a) Sikap kepemimpinan dan komitmen dari manajemen sangat penting dalam penerapan
SML, karena dengan adanya manajemen puncak yang memiliki kepemimpinan dan
komitmen yang tinggi maka penerapan SML dapat berjalan dengan akuntabel dan
efektif dalam prosesnya. Selain itu, dengan jiwa pemimpin dan komitmen yang tinggi
maka hasil dari penerapan SML akan berjalan sesuai dengan sasaran lingkungan,
terintegrasi dengan sistem yang lain dan selaras dengan strategi organisasi yang
bertujuan untuk menjaga perbaikan lingkungan yang berkelanjutan. Kemudian, dengan
sikap kepemimpinan yang mumpuni dari top level management, maka komunikasi yang
berjalan di organisasi dapat berjalan dengan lancar dan seluruh arahan dan bimbingan
yang diberikan pimpinan akan diterima dengan baik oleh personil sehingga output
pekerjaan akan sesuai dengan yang ditargetkan.

b) Peran organisasi dalam penerapan SML adalah untuk dapat memastikan seluruh elemen
dari organisasi telah menjalankan tanggung jawab dan kewenangannya dengan baik
sesuai dengan yang telah ditetapkan dan dikomunikasikan oleh Organisasi. Kemudian,
organisasi dalam penerapan SML memiliki tanggung jawab untuk dapat memastikan
bahwa manajemen lingkungan telah melaksanakan operasi sesuai dengan tujuan standar
lingkungan yang telah ditetapkan yang berlandaskan keberlanjutan lingkungan. Selain
itu, Organisasi harus dapat memberikan laporan kinerja sistem manajemen lingkungan
yang dijalankan dan kinerja lingkungan kepada manajer puncak agar dapat
dilakukannya evaluasi sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari sistem
yang dijalankan
3. a) ISO 14001 dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM) yang
berprinsip pada aktivitas PDCA (Plan – Do – Check – Action), sehingga elemen-elemen
utama EMS akan mengikuti prinsip PDCA ini, yang dikembangkan menjadi enam
prinsip dasar EMS, yaitu:
• Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
Kriteria penilaian pada elemen SML kebijakan lingkungan mencakup tentang
kemampuan organisasi mempertimbangkan dampak lingkungan, komitmen
pencegahan pencemaran lingkungan, komitmen untuk taat terhadap peraturan, dan
adanya bukti bahwa kebijakan telah disosialisasikan kepada seluruh elemen
organisasi (karyawan dsb)
• Perencanaan
Kriteria Penilaian pada elemen SML Perencanaan mencakup tentang bagaimana
organisasi telah melakukan pertimbangan dampak pada kegiatan yang akan
dijalankan, adanya dokumentasi tentang kegiatan yang yang dikelola dan dipelihara,
komitmen perusahaan untuk taat pada peraturan tentang pengendalian pencemaran
air, udara dan limbah B3, dan perusahaan telah memasukan hasil temuan PROPER
sebagai salah satu penetapan aspek lingkungan yang perlu
dikelola.
• Implementasi/Operasi
Kriteria Penilaian pada elemen SML Implementasi/Operasi antara lain adalah
perusahaan yang dapat menyediakan sumber daya manusia yang memadai untuk
menangani SML sesuai dengan bidang keahlian atau pendidikan yang relevan.
Kemudian, perusahaan dapat menyediakan pelatihan mengenai SML sehingga
karyawan dapat memiliki kompetensi lebih untuk menangani SML dan memiliki
kesadaran lingkungan yang ditunjukkan dengan dokumentasi karyawan yang
sebelunya sudah memiliki pengalaman di pengendalian limbah air, udara, B3 dan
pengelolaan SML. Selain itu, kriteria yang lain adalah perusahaan harus dapat
mendokumentasikan dokumen-dokumen penting seperti temuan dan tindak lanjut
PROPER, Laporan Pemantauan Air Limbah dan Emisi, Laporan Pengelolaan
Limbah B3, dan Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL UPL. Perusahaan juga
harus memiliki sistem tanggap darurat untuk mengidentifikasi potensi bahaya.
Kriteria Penilaian pada elemen SML
• Pemeriksaan dan tindakan koreksi
Kriteria Penilaian pada elemen SML Pemeriksaan dan tindakan koreksi antara lain
adalah perusahaan harus dapat membuktikan dokumentasi atas adanya metodologi
untuk mengukur ketepatan akan target dan sasaran, prosedur untuk mengukur
ketaatan terhadap peraturan pemantauan dan pengelolaan limbah dan memiliki
dokumen perbaikan dari evaluasi yang sudah dijalankan. Selain itu, kriteria yang
harus dipenuhi adalah adanya dokumenatasi pelaksanaan audit internal dan audit
eksternal yang sudah pernah dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun
• Tinjauan manajemen
Kriteria Penilaian pada elemen SML Tinjauan Manajemen antara lain adalah adanya
bukti bahwa pimpinan telah melakukan review pelaksanaan SML untuk
memastikan keberlanjutan suitability, adequacy dan effectiveness.
• Rentang Pengaruh
Kriteria Penilaian pada elemen SML Rentang Pengaruh antara lain adalah adanya
bukti bahwa Aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem manajemen lingkungan
hanya dalam lingkup perusahaan atau juga mencakup pengaturan oleh supplier dan
konsumen.
• Sertifikasi
Kriteria Penilaian pada elemen SML Rentang Pengaruh antara lain adalah adanya
bukti bahwa sertifikasi telah dilaksanakan oleh lembaga yang kredibel dan
terpercaya.

b) Langkah perbaikan berkelanjutan dalam implementasi SML di perusahaan adalah


dimulai dengan menyatukan komitmen dari petinggi perusahaan untuk dapat
menerapkan SML. Dengan komitmen yang dijunjung tinggi maka perbaikan
berkelanjutan dalam implementasi SML pasti akan dengan mudah terwujud.
Selanjutnya, dalam perusahaan tersebut penting adanya evaluasi berkala yang
dilakukan oleh perusahaan dan perlu adanya tindakan perbaikan yang dilakukan secara
kontinu untuk menciptakan perbaikan secara menyeluruh. Dalam hal ini perusahaan
dapat menerapkan prinsip PDCA dalam mengambil langkah evaluasi. Hal tersebut
karena PDCA menerapkan konsep proses yang berulang guna mencapai keberhasilan
dan perbaikan yang berkelanjutan. Proses audit mulanya dapat dilakukan secara internal
oleh pegawai yang memiliki kapasitas dan keahlian di bidang SML. Selanjutnya juga
perlu dilakukan audit secara ekternal oleh para ahli agar terjamin independensinya.
Dengan beberapa hal tersebut, maka bisa dijamin bahwa perbaikan berkelanjutan dalam
impelemntasi SML di perusahaan pasti terwujud.

4. a) Beberapa tahapan dalam proses sertifikasi ISO 14001 adalah sebagai berikut:
1) Membuat Komitmen
Tahap ini adalah dimana top management menyatukan visi dan misi dan membuat
komitmen untuk dapat menerapkan sistem manajemen berstandarkan ISO 14001
dan memastikan standar ISO yang dipilih sudah tepat bagi perusahaan
2) Membentuk Tim ISO
Selanjutnya, perusahaan harus membentuk Tim ISO yang secara khusus memiliki
tugas untuk mempersiapkan sertifikasi ISO. Tim ini terdiri dari ketua proyek dan
anggota dan beranggotakan minimal 2 orang.
3) Melaksanakan Pelatihan ISO
Pada tahap ini perusahaan menyusun jadwal dan memfasilitasi pelatihan ISO untuk
seluruh karyawan, meliputi pelatihan Awareness (pengenalan), Dokumentasi dan
Internal Audit. Pelatihan ISO dapat dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan ISO dari
eksternal.
4) Pembuatan/Penyusunan Dokumen
Selanjutnya, tim ISO menyusun dokumen sesuai dengan hasil dari Gap Analysis
sesuai dengan persyaratan ISO mengenail SML yang tertera.
5) Implementasi Sistem ISO
Setelah seluruh dokumen SML telah dilengkapi, selanjutnya pengimplementasian
Sistem Manajemen Lingkungan yang untuk kelengkapan sertifikasinya minimal
harus sudah diimplementasikan selama 3 bulan dan nantinya dibuktikan oleh
tersedianya rekaman-rekaman penerapan SML.
6) Melaksanakan Audit Internal
Tahapan ini mencakup pelaksanaan audit internal SML mulai dari menyusun
agenda audit sampai dengan evaluasi ke top management. Internal audit ini
bertujuan untuk mengetahui apakah SML yang telah diimplemetasikan telah
memenuhi persyaratan.
7) Tinjauan Manajemen
Pada tahap ini dilakukan follow up terhadap pelaksanaan SML, peninjauan
kesesuaian dan keefektifan serta memeriksa pencapaian performa perusahaan
terhadap SML yang telah diterapkan. Kemudian, manajemen menetapkan tindakan
yang harus dilakukan untuk memperbaiki efektifitas sistem dan performa
perusahaan yang bermasalah (performa yang memburuk).
8) Audit Sertifikasi ISO Tahap-1
Audit tahap pertama atau audit kecukupan (adequacy audit) yaitu penelaahan dan
pemeriksaan dokumentasi SML organisasi untuk menentukan apakah sudah
memenuhi standar ISO 14001. Setelah dokumentasi SML dinilai terpenuhi,
selanjutnya dilakukan Audit Pendahuluan, yaitu pemeriksaan dan pengujian awal
implementasi sistem untuk memastikan sistem telah siap untuk dinilai secara
menyeluruh.
9) Audit Sertifikasi ISO Tahap-2
Audit tahap kedua atau Audit Penataan (Compliance Audit) merupakan penilaian
kesesuaian secara menyeluruh terhadap ISO 14001 organisasi, atau dikenal audit
penaatan (compliance audit atau main assessment).

b) Penerapan ISO 14001 memiliki beragam manfaat baik manfaat kepada produsen,
maupun manfaat untuk lingkungan. Berikut adalah beberapa manfaat penerapan ISO
14001 untuk produsen atau perusahaan:
• Mengurangi potensi konflik antara pekerja dengan pengusaha dalam penyediaan
lingkungan kerja yang layak dan sehat serta dapat meningkatkan produktivitas
pekerja melalui efisiensi waktu dan biaya.
• Menjembatani pemenuhan peraturan lingkungan dengan lebih terencana dan
terstruktur
• Penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana menuju terciptanya eko-
efisiensi
• Menjaga citra bisnis industri yang selama ini sering dikaitkan secara negatif
dengan pencemaran lingkungan

Kemudian, berikut adalah beberapa manfaat sertifikasi ISO 14001 bagi lingkungan:
• Berkurangnya pencemaran lingkungan melalui penurunan penggunaan bahan-
bahan kimia berbahaya
• Pengurangan limbah berbahaya dan dapat mengurangi gangguan sosial yang berasal
dari keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurangi kebisingan, polusi air,
polusi udara, kemacetan, dan social responsibility
• Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan.
• Memulai langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan

5. a) Perbedaan auditor internal dan eksternal


• Auditor Internal, adalah auditor yang berasal dari dalam perusahaan yang memiliki
fungsi utama untuk menjaga keunggulan, mempertahankan standar kinerja dan
mengidentifikasi kesenjangan dalam kinerja atau proses SML yang dijalankan.
Seorang Auditor untuk SML biasanya berasal dari disiplin ilmu teknik lingkungan
atau K3. Selain itu, auditor internal harus sudah mendapatkan pelatihan formal dari
penyedia pelatihan yang terpercaya sehingga auditor dapat memiliki pengetahuan
tentang ISO 14001.
• Auditor eksternal, adala auditor yang berasal dari organisasi di luar perusahaan atau
lembaga sertifikasi nasional yang indepen. Dimana pada ISO 14001 audit ini
dilaksanakan sebagai proses audit terakhir untuk mendapatkan sertifikasi. Auditor
eksternal juga harus memiliki kualifikasi yang mumpuni seperti ahli di bidang
teknik lingkungan atau K3, telah mengikuti pelatihan formal, dan tentunya harus
memiliki pengalaman di bidang audit SML.
• Perbedaan dari auditor internal dan eksternal adalah pertama auditor internal berasal
dari personil atau karyawan dari organisasi/perusahaan yang ingin diaudit,
sedangkan auditor eksternal berasal dari lembaga eksternal atau lembaga sertifikasi
nasional yang independen. Kemudian, yang kedua adalah tujuan dari kedua auditor
ini berbeda. Auditor internal ada dengan tujuan untuk memeruksa, menjaga dan
mempertahankan standar kinerja yang sudah sesuai dengan standar mutu SML dan
kemudian memberikan usulan perbaikan apabila terjadi Gap dengan yang
seharusnya diterapkan. Sedangkan, auditor eksternal ada untuk melakukan audit
utama sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian sertifikasi ISO atau SML.

b) Konsultan berfungsi untuk membantu organisasi dalam melakukan proses sertifikasi.


Adapun konsultan merupakan lembaga independan yang tidak terkait dengan badan
sertifikasi manapun. Suatu organisasi dirasa perlu untuk menggunakan Konsultan SML
adalah pada saat mereka merasa tidak tidak paham atau kurang memahami tahapan-
tahapan dalam penerapan IS dan tingkat kesiapan dalam implementasi tergolong
rendah. Adapun pengukuran kesiapan organisasi dapat dilihat dari komitmen top
manajemen, seberapa banyak orang yang terlibat dalam rencana pelaksanaannya dan
tingkat pemahaman terhadap standar yang akan diterapkan. Kehadiran konsultan ISO
diharap dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam implementasi ISO, seperti:
1. Lemahnya komitmen top manajemen
2. Lemahnya tim leader proyek sertifikasi ISO, dalam hal ini adalah pemahaman
tentang teori ISO maupun penguasaan lapangan
3. Kurangnya kepedulian semua elemen organisasi. Karena, dalam hal ini
penerapan standar ISO bukan hanya milik tim leader atau aggota tim leader,
namun milik seluruh elemen organisasi/perusahaan. Dengan adanya
keterlibatan dan kepedulian dari elemen pendukung, maka kelancaran
pelaksanaan sertifikasi akan berjalan dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai