Anda di halaman 1dari 5

1.

Audit Kepastian Mutu


a. Pengertian Audit Kepastian Mutu
“proses sistematis, mandiri, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti objektif dan
menilainya secara objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit yang telah
dipenuhi” audit ini dirancang untuk menilai aktivitas, praktik atau kebijakan perusahaan
untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan dalam operasinya.

b. Panduan Umum dalam Pelaksanaan Audit Kepastian Mutu


Beberapa petunjuk yang dapat membantu auditor dalam mengatasi kesulitan yang
ditemukan dalam melakukan audit sistem kepastian kualitas:
• pastikan audit berfokus pada penemuan fakta berkaitan dengan kelemahan yang masih
terjadi dan peningkatan berkelanjutan
• audit harusnya digunakan sebagai alat organisasi secara luas dalam meningkatkan
kualitas baik sistem, proses, maupun hasil yang ditetapkan
• audit harus dipandang sebagi suatu relevan dan memberikan nilai baik bagi individu,
manajer, maupun perusahaan secara keseluruhan
• audit seharusnya dilakukan secara terstuktur dengan menggunakan kuesioner dan
terhindar dari kesan mengadili dalam audit
• rencana audit seharusnya dipublikasikan untuk memungkinkan manajer merencanakan
terlebih dahulu
• untuk memastikan konsistensi pendekatan, lebih baik menetapkan sstu tim untuk
mengaudit suatu area tertentu pada waktu tertentu
• mengangkat koordinator atau fasilitator audit yang tidak harus dijabat oleh staf penuh
waktu, mungkin tugas tersebut dapat ditangani oleh manajer kualitas.
• audit harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas

2. Audit Manufaktur
a. Alasan –Alasan Diperlukannya Audit Manufaktur
Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :
• Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
• Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.
• Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
• Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
• Berjalanya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai
pihak yang terkait.

b. Tahap-Tahap dalam Pelaksanaan Audit Manufaktur


1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi
auditee. Untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan
penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit
mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses
produksi dan operasi.
Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga)
kelemahan – kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi
perusahaan auditee.

2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen


Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor pendahuluan,
auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama fungsi produksi dan operasi serta
variable-variabel yang mempengaruhinya. Veriabel – variable ini meliputi berbagai
kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktifitas, praktik
yang sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber yang dibutuhkan
dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.
Pada tahap ini auditor juga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan
gangguan – gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya
pencapaian tujuan produksi dan operasi.
Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini, auditor mendapatkan
keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak
terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan
audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya.
Auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective)
yang akan didalami pada audit lanjutan.

3. Audit SDM dan Audit PDE


a. Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Audit SDM
Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen dan audit
SDM mengacu pada tahapan ini dalam pelaksanaannya, Langkah (Tahapan ) tersebut
meliputi :
1. AUDIT PENDAHULUAN
Penekanan pada pencarian informasi latar belakang dan gambaran umum thd
program/aktivitas SDM yang diaudit.
Tujuan audit terdidi atas 3 elemen, yaitu :

1. Kriteria : merupakan standar yg menjadi pedoman bertindak bagi setiap indvidu dan
kelompok dalam organisasi. Dan kriteria ini menjadi dasar bagi auditor dalam
penilaian, berupa : rencana SDM, berbagai kebijakan dan peraturan ttg SDM, tujuan
setiap program,SOP yang dimiliki perusahaan,rencana pelatihan dan pengembangan
karyawan,standar evaluasi(ukuran kinerja) yg telah ditetapkan
perusahaan,perraturan pemerintah, standar yg merupakan best practice yg
diterapkan oleh perusahaan sejenis dalam bidang SDM dapat digunakan sebagai
acuan(benchmark) , & kriteria lain yg mungkin untuk diterapkan.

2. Penyebab : merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yg


menyebabkan terjadinua kondisi SDM yg ada saat ini.

3. Akibat : merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikamti perusahaan


karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan
kriteria) dengan aktivitas aktual yang terjadi di lapangan (dilakukan oleh setiap
komponen organisasi).

2. Review terhadap Sistem Pengendalian Manajemen


SPM menjadi pedoman yang digunakan oleh para manajer dan supervisor dalam
mengendalikan proses yang berjalan agar tidak keluar dari ketentuan yang ditetapkan.
Beberapa hal terkait SPM dalam audit SDM :

a. Tujuan dari program harus dinyatakan dengan jelas

b. Kualitas dan kuantitas SDM yg melaksanakan program

c. Anggaran program

d. Pedoman/metode kerja,persyratan kualifikasi

e. Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan

f. Standar /ukuran kinerja program

3. Audit Lanjutan
Temuan yang diperoleh tentukan kondisi,kriteria,penyebab dan akibat.
Kemudian menyususn suatu rekomendasi untuk memperbaiki penyimpangan yang
terjadi agar tidak terulang lagi.

4. Pelaporan
Disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami dan harus memuat tentang :latar
belakang,kesimpulan,temuan,rekomendasi perbaikan dan ruang lingkup audit

5. Tindak Lanjut
Merupakan implementasi dari rekomendasi yg diajukan auditor. Dalam pelaksanaanya
auditor dapat mendampingi manajemen agar sesuai dengan rekomndasinya.
b. Perbandingan antara Audit Sistem Manual/Tradisional dengan Audit PDE

• Sistem PDE menghasilkan alur transaksi utk jk waktu pendek


• Bukti dokumen dalam Sistem PDE (komputer) sedikit
• Informasi dalam Sistem PDE tidak visible, Sistem Manual
• informasinya visibel
• Human error pada Sistem PDE sangat sedikit, Sistem Manual banyak
• Informasi Sistem PDE lebih rentan terhadap kerusakan fisik, manipulasi tanpa otorisasi,
kegagalan mekanis drpd Sistem Manual
• Pembagian tugas tradisional lebih sedikit pd sistem Manual dibandingkan sistem PDE
• Perubahan sistem lebih sulit diimplementasikan dan diawasi pada Sistem PDE
dibandingkan Manual
• Sistem PDE lebih konsisten pengolahannya dibandingkan sistem Manual
• Laporan Sistem PDE lebih cepat dibandingkan Sistem Manual

4. Audit Lingkungan dan Audit Kecurangan


a. Definisi dan Manfaat Audit Lingkungan
Audit Lingkungan adalah suatu atau manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik,
terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem
manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol manajemen terhadap
pelaksanaan upaya nengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pentaatan kebijakan
usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang undangantentang pengelolaan
lingkungan.
Audit Lingkungan bermanfaat untuk:
(a) Mengindentifikasi risiko lingkungan;
(b) Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijaksanaan pengelolaan
lingkungan atau upaya penyempurnaan rencana yang ada;
(c) Menghindari kerugian finansial seperti penutupan /pemberhentian suatu usaha atau
kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang merugikan akibat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik;
(d) Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau
kegiatan atau terhadap pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
e) Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila
dibutuhkan dalam proses pengadilan;
(f) Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggung jawab dan staf suatu badan usaha atau
kegiatan tentang pelaksanaan
kegiatannya terhadap kebijakan dan tanggung jawab lingkungan;
(g) Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konservasi energi, dan
pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah;
(h) Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau kegiatan yang
bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati lingkungan, pemerintah, dan media
massa;
(i) Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha atau kegiatan asuransi,
lembaga keuangan, dan
pemegang saham.

b. Definisi Fraud
Penyimpangan/perbuatan melanggar hukum, dilakukan dengan sengaja, untuk tujuan
tertentu untuk keuntungan pribadi atau kelompoknya secara tidak fair, yang lansung /
tidak langsung merugikan pihak lain

c. Kondisi-Kondisi yang bisa dijadikan sebagai alat pemicu Kecurangan

 Sistem Pengendalian Intern yg tidak memadai


 Prosedur penerimaan pegawai yg kurang mempertimbangkan kejujuran dan
integritas
 Model managemen yg cenderung korup, kurang efisien dan tidak cakap
 Karyawan yg yerlalu banyak problem terutama masalah-masalah keuangan

5. Audit Intern
a. Definisi Audit Intern/Internal Audit
suatu aktivitas independen dalam memberikan jasa konsultasi dan penjaminan secara
objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan operasi suatu
organisasi, dengan maksud untuk membantu organisasi mencapai tujuannya dengan cara
menggunakan pendekatan yang sistematis dan terarah dalam mengevaluasi dan
memperbaiki efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola
(governance processes).

b. Alasan-alasan yang menyebabkan dalam suatu organisasi diperlukan suatu Fungsi Audit
Intern

Anda mungkin juga menyukai