Anda di halaman 1dari 14

Kop Pengguna Jasa

SURAT PERJANJIAN KERJA


(KONTRAK)

Nomor : ………………………………………………….

TENTANG

PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN


Perencanaan Pembuatan Sodetan Pengendali Banjir Kampung Pusaka Rakyat Komp. Harapan Indah
ANTARA

Pengguna Jasa
DENGAN

PT. MITRATAMA INDOKARYA

Pada hari ini, …………… tanggal ……………….. bulan …………………….t tahun Dua Ribu Tujuh
Belas, yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ’’’’’’’’’’’’’’’’’
Jabatan : ’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
Selaku pengguna jasa
Alamat Kantor : ………………………….

Dalam hal ini bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen untuk dan atas nama Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias yang selanjutnya dalam Surat Perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.
. Nama : Ir.Sugeng Riyanto
Jabatan : Mitratama Indokarya. PT
Alamat : Gang Sarbini Bo 68 Il. Raya Bogor km 19 Kramat Jati Jakarta
Timur

Dalam hal Ini bertindak untuk dan atas nama PT. MITRATAMA INDOKARYA yang selanjutnya dalam Surat
Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam suatu Perjanjian untuk
melaksanakan pekerjaan Perencanaan Pembuatan Sodetan Pengendali Banjir Kampung Pusaka Rakyat
Komp. Harapan Indah
dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam Pasal-pasal tersebut dibawah ini :

Pasal 1
DASAR PERJANJIAN

1. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Nomor : ………………………………..


Surat Keputusan Panitia Pengadaan Jasa Nomor : …………………. tanggal ………………. 2017 tentang
Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung (PL) Pengadaan Perencanaan Pembuatan Sodetan
Pengendali Banjir Kampung Pusaka Rakyat Komp. Harapan Indah
Surat Keputusan Panitia Pelelangan Umum Nomor : …………………………. tanggal …………… 2017
2. tentangPengumuman Pemenang Pengadaan / Penunjukan Langsung (PL) Pengadaan Perencanaan
Pembuatan Sodetan Pengendali Banjir Kampung Pusaka Rakyat Komp. Harapan Indah
Pasal 2
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut yaitu
melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Pembuatan, antara lain :
1. Persiapan Perencanaan termasuk survey.
2. Penyusunan Pra Rencana termasuk program dan konsep ruang.
3. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan.
5. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS dan BQ)

Pasal 3
DASAR HUKUM PERJANJIAN

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara 4355);
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010;
3. Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
4. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.22/MEN/2010 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
5. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias
Depok Tahun 2012
Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan, ditetapkan 30 (Tiga Puluh) hari kalender
dihitung sejak tanggal ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja, yaitu tanggal 22 Maret 2012
sampai dengan tanggal 20 April 2012;
2. Jangka waktu tersebut dalam ayat (1) pasal ini dapat diperpanjang jika PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan pekerjaan mengalami hambatan diluar kemampuan dalam mengatasinya;
3. Perpanjangan waktu pelaksanaan seperti tersebut pada ayat (2) pasal ini harus diajukan dengan
permohonan tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum berakhirnya masa
pelaksanaan seperti tersebut dalam ayat (1) pasal ini, dengan mengemukakan alasan-alasan yang kuat
dan dapat diterima PIHAK PERTAMA;
4. Adanya tambahan biaya pengawasan akibat perpanjangan waktu pelaksanaan yang bukan disebabkan
kesalahan PIHAK KEDUA akan dibebankan kepada PIHAK PERTAMA secara proporsional.

Pasal 5
HARGA KONTRAK

1. Harga kontrak pekerjaan seperti tersebut dalam Pasal 2 perjanjian ini adalah sebesar
Rp. 160.000.000,- (---------------------------------) ;
2. Harga kontrak tersebut diatas sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang harus dibayar PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Pasal 6
CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran harga kontrak dilakukan melalui Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara (KPPN) di
Jakarta I dengan cara ditransfer ke rekening PT MITRATAMA INDOKARYA pada ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
dengan ketentuan sebagai berikut :
2. Pembayaran tahap kesatu sebesar 30% (tiga puluh persen) dari biaya perencanaan yakni sebesar
Rp. 60.000.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Ribu Rupiah), dibayarkan setelah prestasi
pekerjaan konsultansi perencanaan mencapai 80%, yaitu PIHAK KEDUA sudah menyelesaikan tahap
pekerjaan sampai dengan rencana detail dan dokumen pelelangan serta telah diterima baik oleh
PIHAK PERTAMA
3. Pembayaran tahap kedua sebesar 50 % (lima puluh persen) dari jumlah biaya perencanaan yakni
Sejumlah Rp 30.800.000,- (Enam Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) dibayarkan setelah prestasi
pekerjaan mencapai 100%, yaitu: PIHAK KEDUA sudah menyerahkan gambar teknis bangunan lengkap
dengan rencana kegiatan dan Volume pekerjaan (BoQ),Estimate Enginering (EE) , Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat(RKS) serta telah diterima baik oleh PIHAK PERTAMA

4. Pembayaran tahap ketiga sebesar 100 % (seratus persen) dari jumlah biaya perencanaan yakni
Sejumlah Rp 90.000.000,- (Sembilan puluh juta) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai
100%, yaitu: PIHAK KEDUA sudah menyerahkan gambar teknis bangunan lengkap dengan rencana
kegiatan dan Volume pekerjaan (BoQ),Estimate Enginering (EE) , Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat(RKS) serta telah diterima baik oleh PIHAK PERTAMA

Pasal 7
SAKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA karena kesalahannya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan seperti dalam pasal 4 perjanjian ini, maka untuk setiap hari
keterlambatan PIHAK KEDUA diwajibkan membayar denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari harga kontrak;
2. Apabila telah tiga kali diberikan peringatan tertulis oleh PIHAK PERTAMA, atas segala kelalaian PIHAK
KEDUA untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam surat penawaran atau perjanjian, tetapi
masih belum mentaati sepenuhnya serta jumlah denda melebihi 5% (lima perseratus) dari harga
kontrak, maka kontrak pekerjaan dapat diputuskan/dicabut secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 8
HAK DAN KEWAJIBAN

Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA :


1. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA;
3. Membayar pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan harga kontrak yang telah ditetapkan;

Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA :


1. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam
kontrak;
2. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PIHAK PERTAMA;
3. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
4. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan
oleh PIHAK PERTAMA;
5. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam kontrak.
Pasal 9
KEADAAN KAHAR ( FORCE MAJERE )

1. Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar ( Force Majure ) adalah suatu keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian menjadi tidak dapat
dipenuhi;
2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah: Peperangan; Kerusuhan; Revolusi; Bencana alam : banjir,
gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit, dan angin topan; Pemogokan;
Kebakaran; Gangguan Industri lainnya.
3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian para pihak;
4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar tidak
dapat dikenai sanksi;
5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar dan yang menanggung kerugian
akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan berdasar kesepakatan dari para pihak;
6. Bila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya keadaan kahar;
7. Bila keadaan kahar sudah normal, maka secepat mungkin PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA bahwa keadaan telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan, dengan ketentuan:

a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam Perjanjian tetap mengikat. Apabila harus
diperpanjang, maka waktu perpanjangan sama dengan waktu selama tidak dapat melaksanakan
pekerjaan akibat keadaan kahar;
b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar, PIHAK KEDUA berhak
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai yang telah dikeluarkan selama jangka waktu tersebut untuk melaksanakan
tindakan yang disepakati;
c. Bila sebagai akibat dari keadaan kahar PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan sebagian besar
pekerjaan selama jangka waktu 15 (Lima Belas) hari, maka salah satu pihak dapat memutus
Perjanjian dengan pemberitahuan tertulis 15 (Lima Belas) hari sebelumnya.

Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.
2. Jika perselisihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah atau keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satu atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diselesaikan menurut Peraturan Prosedur
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) oleh arbiter-arbiter yang ditunjuk menurut Peraturan
tersebut.
3. Putusan arbiter merupakan putusan terakhir yang mengikat kedua belah pihak.

Pasal 11
LAIN - LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang
dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan
(Addendum) dan merupakan Perjanjian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini ditanda tangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA di Jakarta, pada hari,
tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan aslinya dibubuhi meterai
Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selebihnya
yang sama bunyinya serta mempunyai kekuatan hukum yang sama pula diberikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan Perjanjian ini

Dikeluarkan di : Bekasi
Tanggal : …………….2017

Yang menerima perintah, Yang memberi perintah,


PT. MITRATAMA iNDOKARYA

............................ ...........................
Direktur NIP :
SYARAT UMUM KONTRAK

(1) Definisi
1.1 Istilah-istilah dalam kontrak sebagaimana disebut di bawah ini harus diartikan
sebagai berikut :

a) “kontrak” adalah perjanjian jual beli yang dibuat di antara Pengguna Jasa
Konsultasi dan Penyedia Jasa Konsultasi sebagaimana dituangkan dalam Kontrak
Kerja Pengadaan Jasa Konsultasi dan ditandatangani oleh kedua belah pihak,
beserta semua lampiran dan semua dokumen yang termasuk di dalamnya
sebagaimana disebutkan di dalam Kontrak Kerja Pengadaan Jasa Konsultasi;
b) “Nilai Kontrak” adalah nilai/harga yang harus dibayarkan oleh Pengguna Jasa
Konsultasi Kepada Penyedia Jasa Konsultasi berdasarkan Kontrak, setelah
Penyedia Jasa Konsultasi melaksanakan secara penuh dan sempurna semua
kewajiban-kewajibannya berdasarkan kontrak;
c) “Jasa Konsultasi” adalah hasil pekerjaan konsultan yang akan diminta kepada
Penyedia Jasa Konsultasi untuk diserahkan kepada Pengguna Jasa Konsultasi
berdasarkan Kontrak;
d) “SUK” adalah Syarat Umum Kontrak yang terdapat di bagian ini;

e) “SKK” adalah Syarat Khusus Kontrak;

f) “Pengguna Jasa Konsultasi” adalah Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna


Anggaran sebagai instansi yang membeli Jasa yang bertanggung jawab atas
pengadaan Jasa Konsultasi dalam lingkungan kantor / satuan kerja / kegiatan /
bagian kegiatan tertentu. Nama, jabatan dan alamat Pengguna Jasa Konsultasi
tercantum dalam SKK;
g) “Penyedia Jasa Konsultasi” adalah orang atau perusahaan yang menyediakan
Pengadaan Jasa Konsultasi berdasarkan Kontrak;
h) “Lokasi Kegiatan” adalah tempat atau tempat-tempat yang disebut dalam SKK;

i) “Hari” adalah hari kalender

(2) Penerapan
2.1 Syarat Umum Kontrak ini berlaku sejauh tidak ditentukan lain dalam SKK.

(3) Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi; Pemeriksaan dan Audit oleh Pemerintah.
3.1 Tanpa persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa Konsultasi, Penyedia Jasa Konsultasi tidak
dapat mengungkapkan Kontrak, syarat-syarat di dalamnya, spesifikasi, gambar
rencana, pola, contoh maupun informasi yang diberikan oleh atau atas nama
Pengguna Jasa Konsultasi sehubungan dengan kontrak ini, kepada pihak lain selain
dari pihak yang ditugaskan oleh Penyedia Jasa Konsultasi dalam melaksanakan
Kontrak. Pengungkapan kepada petugas yang ditunjuk harus secara terbatas saja
tetapi dapat diperluas sejauh diperlukan asalkan untuk keperluan pelaksanaan
kontrak
3.2 Penyedia Jasa Konsultasi tidak boleh menggunakan dokumen atau informasi tersebut
pada SUK Pasal 4.1 untuk kepentingan lain tanpa persetujuan tertulis dari Pengguna
Jasa Konsultasi, kecuali untuk keperluan pelaksanaan Kontrak
3.3 Selain Kontrak itu sendiri, semua dokumen sebagaimana tersebut pada SUK Pasal 4.1
adalah milik Pengguna Jasa Konsultasi dan apabila diminta harus dikembalikan
seluruhnya kepada Pengguna Jasa Konsultasi setelah Penyedia Jasa Konsultasi selesai
melaksanakan seluruh tugas kewajibannya berdasarkan kontrak
3.4 Penyedia Jasa Konsultasi harus mengizinkan Pemerintah untuk memeriksa pembukuan
dan dokumen-dokumen milik Penyedia Jasa Konsultasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan kewajiban Penyedia Jasa Konsultasi, serta mengizinkan untuk diaudit
oleh auditor yang ditunjuk oleh Pemerintah, bila dipersyaratkan oleh Pemerintah.

(4) Hak Paten


4.1 Penyedia Jasa Konsultasi harus bertanggung jawab dan membayar ganti rugi kepada
Pengguna Jasa Konsultasi atas semua tuntutan dari pihak ketiga kepada Pengguna
Jasa Konsultasi yang berkenaan dengan pelanggaran hak paten, merek dagang, atau
hak rancangan industri yang timbul karena penggunaan Jasa Konsultasi atau bagian
Jasa Konsultasi tersebut.

(5) Pemeriksaan dan Pengujian


5.1 Pengguna Jasa Konsultasi atau wakilnya yang ditunjuk berhak memeriksa dan / atau
menguji hasil pekerjaan yang akan diserahkan, apakah sesuai dengan spesifikasi
dalam Kontrak tanpa biaya tambahan kepada Pengguna Jasa Konsultasi. Pemeriksaan
dan pengujian yang diwajibkan oleh Pengguna Jasa Konsultasi serta tempat di mana
pemeriksaan dan pengujian itu akan diadakan, ditetapkan dalam Syarat Khusus
Kontrak. Pengguna Jasa Konsultasi sebelumnya harus memberitahukan secara tertulis
kepada Penyedia Jasa Konsultasi mengenai identitas wakilnya yang akan
melaksanakan pemeriksaan dan pengujian tersebut.
5.2 Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan ditempat Penyedia Jasa Konsultasi, di
tempat penyerahan dan/atau di tempat tujuan akhir hasil pekerjaan. Apabila
dilaksanakan di tempat Penyedia Jasa Konsultasi, maka semua fasilitas yang
diperlukan, gambar-gambar kerja dan data-data biaya harus diberikan kepada
pemeriksa, tanpa biaya kepada Pengguna Jasa Konsultasi.
5.3 Apabila hasil pemeriksaan dan pengujian Jasa Konsultasi tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknis yang ditetapkan, Pengguna Jasa Konsultasi dapat menolak hasil
pekerjaan tersebut dan Penyedia Jasa Konsultasi harus
memperbaiki/melengkapi/mengganti hasil pekerjaan yang tidak sesuai tersebut agar
memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis, dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh
Penyedia Jasa Konsultasi.
5.4 Hak Pengguna Jasa Konsultasi untuk memeriksa, menguji serta kalau perlu menolak
hasil pekerjaan pada saat diterima oleh Pengguna Jasa Konsultasi tidak dapat dibatasi
atau diabaikan dengan alasan bahwa hasil pekerjaan tersebut telah diperiksa, diuji
dan diluluskan oleh Pengguna Jasa Konsultasi atau wakil yang ditunjuknya sebelum
hasil pekerjaan tersebut diserahkan.
5.5 Ketentuan dalam pasal ini bagaimanapun tidak akan membebaskan Penyedia Jasa
Konsultasi dari kewajiban menjamin hasil pekerjaan ataupun kewajiban lainnya
berdasarkan Kontrak.

(6) Pembayaran
6.1 Cara dan syarat pembayaran kepada Penyedia Jasa Konsultasi sehubungan dengan
Kontrak dinyatakan dalam SKK.
6.2 Penyedia Jasa Konsultasi meminta pembayaran kepada Pengguna Jasa Konsultasi
secara tertulis disertai dengan surat tagihan yang menyebutkan perihal hasil
pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan menunjukkan bukti dokumen sesuai
dengan SUK Pasal 8, serta berdasarkan kewajiban lain yang sudah dipenuhi, sesuai
yang tertera dalam Kontrak.
6.3 Pembayaran harus dilakukan Pengguna Jasa Konsultasi segera, dan tidak boleh lebih
dari 30 (tiga puluh) hari setelah penyerahan surat tagihan atau klaim dari Penyedia
Jasa Konsultasi.
6.4 Mata uang yang dipergunakan untuk pembayaran kepada Penyedia Jasa Konsultasi
dalam Kontrak ini adalah Rupiah.

(7) Harga
7.1 Harga yang ditagihkan oleh Penyedia Jasa Konsultasi atas Barang/Jasa yang
diselesaikan sesuai dengan Kontrak ini, tidak boleh berbeda dengan harga yang
ditawarkan oleh Penyedia Jasa Konsultasi, kecuali apabila dalam SKK diperbolehkan
untuk penyesuaian

(8) Perubahan Kontrak


8.1 Ketentuan persyaratan dalam Kontrak ini tidak boleh berubah atau dimodifikasi,
kecuali apabila ada perubahan Kontrak secara tertulis yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak.

(9) Pengalihan
9.1 Penyedia Jasa Konsultasi tidak boleh mengalihkan pelaksanaan kewajibannya
berdasarkan Kontrak kepada pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa Konsultasi.

(10) Sub Kontrak


10.1 Apabila Penyedia Jasa Konsultasi tidak menjelaskan sebelumnya dalam
penawarannya, maka Penyedia Jasa Konsultasi harus memberitahu pihak Pengguna
Jasa Konsultasi secara tertulis atas semua sub kontrak yang ada berhubungan dengan
Kontrak ini. Sub kontrak ini tidak akan membebaskan pihak Penyedia Jasa Konsultasi
dari segala ketentuan hukum atau kewajibannya sesuai dengan Kontrak ini.
10.2 Sub kontrak harus tunduk sesuai dengan ketentuan Kontrak.

(11) Keterlambatan Pelaksanaan oleh Penyedia Jasa


Konsultasi
11.1 Penyerahan hasil pekerjaan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultasi dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan
11.2 Setiap saat selama pelaksanaan Kontrak, apabila Penyedia Jasa Konsultasi atau sub
kontraktornya mengalami gangguan untuk menepati waktu penyerahan hasil
pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultasi harus segera memberitahukan secara tertulis
kepada Pengguna Jasa Konsultasi tentang adanya kelambatan, penyebab dan lamanya
kelambatan. Segera setelah menerima pemberitahuan dari Penyedia Jasa Konsultasi,
Pengguna Jasa Konsultasi akan mengevaluasi keadaan tersebut dan dengan
prakarsanya sendiri dapat memperpanjang waktu pelaksanaan dengan atau tanpa
mengenakan denda dan dalam hal demikian perpanjangan ini harus disahkan oleh
kedua belah pihak dengan perubahan Kontrak.

11.3 Kecuali dalam keadaan force majeure, keterlambatan yang disebabkan oleh Penyedia
Jasa Konsultasi dalam melaksanakan kewajibannya akan mengakibatkan Penyedia
Jasa Konsultasi dapat dikenakan pembayaran denda atas kerugian, kecuali bila
perpanjangan waktu telah disepakati tanpa dikenakan denda

(12) Denda
12.1 Apabila Penyedia Jasa Konsultasi lalai menyerahkan sebagian atau seluruh hasil
pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak, maka tanpa
mengurangi hak atas usaha perbaikan lain berdasarkan Kontrak, Pengguna Jasa
Konsultasi berhak mengenakan denda sebagai ganti rugi dengan cara mengurangi
Harga/Nilai Kontrak, sebesar prosentase tertentu dari harga hasil pekerjaan yang
diserahkan terlambat dalam SKK, untuk setiap minggu keterlambatan atau bagian
tersebut sampai saat penyerahan hasil pekerjaan selesai dilakukan, sampai batas
denda maksimal sebesar prosentase yang disebutkan dalam SKK. Apabila batas denda
maksimal tersebut tercapai, Pengguna Jasa Konsultasi dapat mempertimbangkan
untuk memutus Kontrak.

(13) Pemutusan karena Kelalaian


13.1 Tanpa mengurangi hak Pengguna Jasa Konsultasi untuk mengusahakan perbaikan lain
karena telah terjadi pelanggaran Kontrak, dengan pemberitahuan tertulis mengenai
kelalaian yang disampaikan kepada Penyedia Jasa Konsultasi, maka Pengguna Jasa
Konsultasi dapat memutus Kontrak sebagian atau seluruhnya apabila:
a. Penyedia Jasa Konsultasi lalai menyerahkan sebagian atau seluruh hasil pekerjaan
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak atau dalam perpanjangan
waktu yang diberikan oleh Pengguna Jasa Konsultasi; atau
b. Penyedia Jasa Konsultasi lalai melaksanakan kewajibannya yang lain sesuai
dengan Kontrak; atau
c. Penyedia Jasa Konsultasi menurut pertimbangan Pengguna Jasa Konsultasi telah
terlibat dalam praktek korupsi dan penipuan dalam memenangkan atau
melaksanakan Kontrak

Untuk keperluan pasal ini :

“Praktek korupsi” berarti menawarkan, memberikan, menerima atau meminta segala


sesuatu yang bernilai untuk mempengaruhi tindakan pejabat pemerintah dalam proses
pengadaan atau dalam pelaksanaan kontrak; dan

“Praktek penipuan” berarti penyajian fakta-fakta yang tidak benar guna mempengaruhi
proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak sehingga merugikan Peminjam, dan meliputi
praktek-praktek kolusi di antara Peserta Seleksi Umum (sebelum atau sesudah pemasukan
penawaran) yang dirancang untuk menetapkan harga sengaja dibuat agar tidak bersaing,
dan menjauhkan Peminjam dari keuntungan persaingan yang bebas dan terbuka

Bila Pengguna Jasa Konsultasi membatalkan Kontrak baik keseluruhan atau sebagian,
Pengguna Jasa Konsultasi dapat mengadakan dengan cara-cara yang sesuai. Penyedia Jasa
Konsultasi harus tetap melaksanakan Kontrak hingga saat pembatalan.

(14) Force Majeure


14.1 Meskipun tetap berlaku ketentuan-ketentuan dalam Pasal-pasal 11, 12, dan 13,
Penyedia Jasa Konsultasi tidak akan dikenakan sanksi denda sebagai ganti rugi,
penyitaan Surat Jaminan Pelaksanaan, atau pemutusan Kontrak, apabila
keterlambatan dalam pelaksanaan Kontrak atau kegagalan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya berdasarkan Kontrak adalah akibat kejadian Force Majeure. Dalam
pasal ini yang dimaksudkan dengan “Force Majeure” adalah suatu kejadian tak
terduga yang di luar kemampuan Penyedia Jasa Konsultasi dan yang tidak terkait
dengan kesalahan Penyedia Jasa Konsultasi atau kelalaian Penyedia Jasa Konsultasi
dan tidak diperkirakan sebelumnya. Kejadian ini dapat termasuk, walau tidak
terbatas kepada, tindakan Pengguna Barang dalam kewenangannya, perang atau
revolusi, kebakaran, banjir, wabah, pembatasan karena karantina dan embargo
pengangkutan. Apabila terjadi keadaan Force Majeure, Penyedia Jasa Konsultasi
harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Jasa Konsultasi
tentang keadaan tersebut dan penyebabnya. Kecuali apabila diarahkan lain secara
tertulis oleh Pengguna Jasa Konsultasi, sedapat mungkin Penyedia Jasa Konsultasi
harus melanjutkan pelaksanaan kewajibannya berdasarkan Kontrak dan harus
mengusahakan cara pelaksanaan lain yang wajar yang tidak terhalang oleh kejadian
Force Majeure tersebut.

(15) Pemutusan karena Pailit


15.1 Sewaktu-waktu Pengguna Jasa Konsultasi dapat memutus Kontrak dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Penyedia Jasa Konsultasi, apabila Penyedia
Jasa Konsultasi menjadi bangkrut atau diputuskan pailit (tidak mampu membayar
hutang). Dalam hal ini pemutusan Kontrak dilakukan tanpa kompensasi kepada
Penyedia Jasa Konsultasi, dengan ketentuan bahwa pemutusan tersebut tidak akan
mengurangi atau mempengaruhi hak Pengguna Jasa Konsultasi untuk bertindak atau
mengusahakan perbaikan yang telah atau akan menjadi hak Pengguna Jasa
Konsultasi.

(16) Pemutusan karena kehendak Pengguna Jasa Konsultasi

16.1 Dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Penyedia Jasa Konsultasi,


Pengguna Jasa Konsultasi dapat memutuskan Kontrak baik secara keseluruhan
maupun sebagian pada setiap waktu sesuai kehendaknya. Pemberitahuan harus
menjelaskan bahwa pemutusan tersebut adalah untuk kemudahan Pengguna Jasa
Konsultasi, oleh karenanya pelaksanaan kontraknya diberhentikan pula dan efektif
mulai tanggal pemutusan tersebut. Hasil pekerjaan telah selesai dan siap diserahkan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Penyedia Jasa Konsultasi menerima
pemberitahuan pemutusan, harus diterima oleh Pengguna Jasa Konsultasi sesuai
dengan ketentuan dan harga Kontrak. Untuk sisa pekerjaan, Pengguna Jasa Konsultasi
dapat memilih untuk :
a). Memperoleh bagian yang sudah dipenuhi dan dikirimkan sesuai dengan ketentuan
dan harga kontrak; dan/atau
b). Membatalkan sisa dan membayar kepada Penyedia Jasa Konsultasi sejumlah uang
yang disetujui untuk sebagian hasil pekerjaan telah diserahkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa Konsultasi.

(17) Penyelesaian Perselisihan


17.1 Pengguna Jasa Konsultasi dan Penyedia Jasa Konsultasi akan mengusahakan
penyelesaian secara musyawarah melaui negoisasi secara langsung tentang hal-hal
yang dipersengketakan, yang timbul dari atau yang berkaitan dengan pelaksanaan
Kontrak. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari dimulainya musyawarah,
kedua belah pihak tidak mencapai penyelesaian perselisihan Kontrak, maka salah satu
pihak dapat meminta agar perselisihan tersebut diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri Depok.

(18) Bahasa yang Berlaku


18.1 Kontrak harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Menurut SUK Pasal 18, bentuk Kontrak
yang berlaku adalah dalam bahasa Indonesia. Semua surat menyurat dan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan Kontrak antara kedua pihak harus menggunakan
bahasa yang sama.

(19) Hukum yang Berlaku


19.1 Kontrak akan di interpretasikan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.

(20) Pemberitahuan
20.1 Pemberitahuan yang yang disampaikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya
sehubungan dengan Kontrak ini harus disampaikan secara tertulis atau dengan
facsimile, telegram atau telex dan dijawab dengan jelas oleh semua pihak secara
tertulis ke alamat yang ditetapkan dalam Syarat Khusus Kontrak.
20.2 Pemberitahuan tersebut akan berlaku sesuai dengan tanggal penerimaan atau tanggal
yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan, dan dalam hal penerimaan melampaui
tanggal tersebut, maka tanggal penerimaan surat pemberitahuan adalah yang berlaku

(21) Pajak dan Pungutan


21.1 Penyedia Jasa Konsultasi harus menanggung sepenuhnya semua pajak, bea, ongkos,
lisensi dan pungutan-pungutan lain yang terjadi sampai dengan penyerahan hasil
pekerjaan sesuai kontrak kepada Pengguna Jasa Konsultasi.

Anda mungkin juga menyukai