Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK MANAJEMEN LINGKUNGAN

Disusun Oleh:

Firlie Dwi Bagus Zein

22230005
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen lingkungan saat ini telah banyak mengalami perubahan yang cukup

berarti terutama dimulai sejak awal 1990an. Penelitian mengenai efek dan akibat

penerapan manajemen lingkungan telah banyak dilakukan terutama sejak munculnya ISO

14001 di tahun 1996.

Penerapan manajemen lingkungan yang baik di tingkat organisasi terutama akan memberi

manfaat pada umumnya 3 elemen:

1. Perlindungan lingkungan secara fisik.

2. Membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi.

3. Menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi.

Menurut (Arsyam, 2020) Manajemen adalah proses mengatur dan mengelola suatu

obyek baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dilakukan secara sadar, serta

terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedaangkan

menurut (Jahari et al., 2018) Manajemen yaitu suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.Manusia dan lingkungan adalah dua hal yang saling

ketergantungan. Kelangsungan hidup manusia sangat bergantung dengan kondisi

lingkungan dan eksistensi lingkungan sangat bergantung pada cara manusia

memperlakukan lingkungan(Supadmini et al., 2020).


Manajemen Lingkungan adalah program yang harus diterapkan oleh setiap pemilik

usaha atau perusahaan dan organisasi dibidang apapun sebagai jaminan bahwa usaha yang

akan dijalankan tidak akan mendatangkan potensi merusak bagi lingkungan dalam

operasinya. Agar setiap perusahaan atau usaha memiliki standar yang sama dalam hal

menjalankan sistem operasional dengan standar ramah lingkungan, sistem manajemen

lingkungan yang diterapkan masing-masing perusahaan harus berdasarkan standar resmi

internasional atau nasional yaitu ISO 14001 dan SNI.

Penataan sistem dan proses ekonomi akhirnya tidak akan lepas dari aturan

perundang-undangan untuk dapat mewujudkan pertumbuhan dan pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable development), mengingat keterbatasan sumberdaya yang

tersedia maupun proses pemulihan kembali sumberdaya (resources). Dengan demikian

maka pembangunan hams berorientasi layak secara ekonomi layak secara teknis dan layak

secara lingkungan. Kendala dalam- manajemen ataupun pengelolaan lingkungan adalah

kemelaratan, kebodohan, ketamakan yang akhirnya melahirkan sistem kontrol yang macet.

Sistem.kontrol yang macet biasanya terjadikarena berhadapan dengan '"power"

(kekuasaan).

1.2 Definisi Manajemen Lingkungan

Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen

secara umum sebagai berikut :

1. Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota

organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-

tujuan organisasi yang sudah ditetapkan,


2. Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang terdiri

dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya

manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Masih ada banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah

sekumpulan aktifitas yang disengaja (merencanakan, mengorganisasikan,

menggerakkan) yang terkait dengan tujuan tertentu.

Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek manusia yang

terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan:

tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-

faktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan

bisa diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan, mengorganisasikan, dan

menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan

kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen

(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan

lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).

Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam

kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah

dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu

dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis,

prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS)

adalah:
“that part of the overall management system which includes organizational

structure planning, activities, responsibilities,practices, procedures,

processes, and resources for developing, implementing, achieving,

reviewing, and maintaining the environmental policy”.

Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem

manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran

kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu

pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen

perusahaan yang lebih luas. Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi

manajemen lingkungan dalam 2 macam yaitu:

1. Lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi.

Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang

diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD,

asuransi pegawai, dll.

2. Lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi.

Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya,

termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya

(Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi

dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke

saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar

pabrik, dll.
Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup

dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan

lingkungan internal dan eksternal.

1.3 Pentingnya Manajemen Lingkungan Dalam Manajemen Lokasi Atau Lapangan

Proyek

Pentingnya Manajemen Lingkugan dalam manajemen lokasi Penelitian Melnyk

et al (2003) menyimpulkan bahwa sistem manajemen lingkungan, seperti ISO 14001

penting bagi kemampuan perusahaan untuk mengurangi limbah dan polusi yang secara

simultan meningkatkan environmental management system yang formal dalam

meningkatkan keseluruhan kinerja. Senada dengan Melnyk et al (2003). Sroufe (2003)

dalam Phan dan Baird (2015) menyatakan bahwa SML bisa mengurangi kemungkinan

yang tidak diinginkan dari ketidakpatuhan terhadap peraturan lingkungan. Sebagai

tambahan, SML komprehensif dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi cara

ekonomis memenuhi tujuan lingkungan, yang dapat mengakibatkan peningkatan kinerja

(Johnstone dan Labonne, 2009).


BAB II

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

2.1 Faktor Pendorong Yang Mempengaruhi Manajemen Lingkungan

Faktor pendorong yang mempengaruhi Manajemen Lingkungan antara lain sebagai

berikut :

1. Lingkungan Eksternal: Faktor lingkungan eksternal seperti kondisi ekonomi,

kebijakan pemerintah, persaingan industri, dan perkembangan teknologi dapat

memengaruhi strategi dan operasi organisasi. Manajemen harus mampu memantau

dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi

kinerja organisasi.

2. Sumber Daya Manusia: Faktor manusia, termasuk karyawan dan kepemimpinan,

berperan penting dalam manajemen. Karyawan yang berkualitas, dengan keterampilan

dan pengetahuan yang sesuai, serta kepemimpinan yang efektif, dapat membantu

mencapai tujuan organisasi.

3. Perencanaan dan Pengorganisasian: Proses perencanaan yang baik memungkinkan

organisasi untuk merumuskan tujuan, strategi, dan rencana tindakan yang jelas.

Pengorganisasian yang efektif melibatkan pengelompokan tugas, wewenang, dan

tanggung jawab secara logis untuk mencapai tujuan organisasi dengan efisiensi.
4. Komunikasi: Komunikasi yang baik adalah faktor kunci dalam manajemen yang

sukses. Komunikasi yang efektif memastikan bahwa informasi dan instruksi dapat

diteruskan dengan jelas, memfasilitasi kolaborasi, dan mengatasi kesalahpahaman.

5. Pengendalian: Faktor pengendalian melibatkan pemantauan kinerja, evaluasi, dan

tindakan perbaikan jika diperlukan. Pengendalian yang baik membantu memastikan

bahwa tujuan tercapai dan operasi berjalan sesuai dengan rencana.

6. Budaya Organisasi: Budaya organisasi mencakup nilai-nilai, norma, dan keyakinan

yang dianut oleh organisasi. Budaya yang kuat dan positif dapat mempengaruhi

motivasi, produktivitas, dan kepuasan karyawan, serta menciptakan lingkungan kerja

yang baik.

7. Teknologi dan Inovasi: Teknologi yang canggih dan inovasi dapat meningkatkan

efisiensi, meningkatkan kualitas produk atau layanan, dan membantu organisasi tetap

relevan dalam pasar yang terus berkembang.

8. Kebijakan dan Prosedur: Kebijakan dan prosedur yang jelas dan terdefinisi dengan

baik memberikan pedoman dan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dan

pelaksanaan tugas. Kebijakan dan prosedur yang baik dapat meningkatkan efisiensi

dan konsistensi dalam operasi organisasi.

9. Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Etika dalam manajemen melibatkan pengambilan

keputusan yang adil, transparan, dan bertanggung jawab. Tanggung jawab sosial

organisasi juga menjadi faktor penting, di mana organisasi harus mempertimbangkan

dampaknya pada masyarakat dan lingkungan.


2.2 Faktor Penghambat Yang Mempengaruhi Manajemen Lingkungan

Ada dua kendala dalam Mempengaruhi Manajemen Lingkungan :

1. Kendala dari kebijakan Pemerintah tentang Penerapan Sistem Manajemen

Lingkungan (SML) dan

2. Kenda dari tingkat dunia industri.

Kendala Kebijakan Lingkungan

1. Dewasa ini di Indonesia masih menganut ujung pipa (the end of pipe pollution) berarti

dunia indsutri di Indonesia menganut jika sudah ada limbah mencemari lingkungan

kemudian dilakukan tindakan sesuai dengan peraturan, sedangkan ISO 14000 tentang

Sistem Manajemen Lingkungan menganut pencegahan pencemaran (Pollution

Prevention).

2. Kurangnya insentif dari Pemerintah terhadap dunia industri dalam peningkatan

penerapan Sistem Manajemen Lingkungan.

3. Belum jelasnya kebijakan akreditasi dan sertifikasi ISO 14000

4. Biaya sertfiikasi masih relatif mahal bagi dunia industri kecil dan menengah di

Indonesia

5. Kurang tenaga terlatih untuk mengaudit Sistem Manajemen Lingkungan di lokasi

industri, dan

6. Kurang telaga terlatih yang sudah pernah memperoleh latihan tentang ISO 14000

untuk mengaudit sistem manajemen lingkungan.


Kendala Tingkat Industri

1. Kurangnya komitmen pihak manajemen puncak dalam industri,

2. Tenaga operator tingkat bawah kurang termotivasi untuk menerapkan Sistem

Manajemen Lingkungan (SML).

3. Kurangnya kepedulian para karyawan dalam dunia industri terhadap keuntungan yang

diperoleh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan misalnya penerapan eco-

labeling pada produk barang yang dihasilkan berarti memperluas jaringan pemasaran

produk ke tingkat pasar Internasional.

4. Kurangnya kesadaran terhadap Sistem Manajemen Lingkungan

5. Kurangnya tenaga terlatih untuk melaksanakan kebijakan lingkungan dari manajer

puncak.

6. Kurang jelasnya strukutr organisasi dunia indsutri mengakibatkan tenaga kerja kunci

tidak sadar terhadap lingkungan dan

7. Sistem Manajemen Lingkungan yang ada hanya di atas kertas dan digunakan jika

akan dilakukan audit lingkungan dari pihak yang berwajib.


BAB III

PIHAK YANG TERLIBAT

3.1 Pihak Yang Terlibat Dalam Manajemen Lingkungan

sistem manajemen lingkungan memiliki sifat yang sukarela dan dapat digunakan oleh

berbagai perusahaan dan organisasi yang menginginkan penerapan, pertahanan, dan

menyempurnakan sistem manajemen lingkungan yang dihadapi.

Pembuktian terhadap pihak-pihak lain lain terkait dengan standar dari sistem

manajemen lingkungan dan untuk mendapatkan sertifikat sebagai bentuk komitmen penuh.

Perusahaan yang wajib melakukan penerapan SML ini biasanya adalah perusahaan yang

bergerak di industri manufaktur.


Hal ini karena industri tersebut sangat dekat dengan pencemaran dan perusakan

lingkungan, terutama dalam hal pembuangan limbah dan peningkatan solusi. Maka dari itu,

perusahaan-perusahaan manufaktur sangat dituntut dalam berkomitmen untuk menerapkan

sistem manajemen lingkungan.

Selain itu, perusahaan industri manufaktur juga wajib melakukan tanggung jawab

sosialnya terhadap masyarakat, khususnya masyarakat sekitar yang berada di lingkungan

perusahaan.

Tanggung jawab sosial ini bisa dilakukan ke dalam banyak hal, mulai dari bantuan

pendidikan, pengentasan kemiskinan, sarana dan prasarana, pembangunan tempat

peribadatan, bantuan bencana alam dan lain-lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

ISO 14001 sistem manajemen lingkungan sangat direkomendasikan untuk

diaplikasikan tidak hanya oleh perusahaan-perusahaan saja, tetapi juga oleh kota-kota besar

sebagai wujud perlindungan lingkungan agar tetap terjaga dan lestari. Mutu Institute memiliki

program pelatihan ISO 14001.


BAB IV

PRAKTIK DI LAPANGAN

4.1 Contoh Studi Kasus Praktek Di Lapangan

Kebijakan lingkungan di PT Sari Husada Unit I Yogyakarta sudah disusun dengan

persyaratan ISO 14001 dan secara legalitas sudah ada pengakuan secara resmi berupa

sertifikat ISO 14001: 2004. Oleh karena itu PT Sari Husada Unit I Yogyakarta bertekad

untuk menjalankan tujuan bisnis dengan berwawasan lingkungan Kebijakan lingkungan PT

Sari Husada Unit I Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Meniadakan pencemaran, cidera, sakit dan penyakit akibat kerja, sehingga

tercapai zero accident dan green productivity.


2. Melaksanakan dan berupaya memenuhi persyaratan hukum dan persyaratan

wajib lainnya yang berlaku.

3. Melakukan perbaikan, peningkatan berkesinambungan terhadap sistem

manajemen dan kinerja LK3.

4. Melaksanakan, menerapakan, mendokumentasikan, memelihara dan meninjau

kebijakan LK3.

5. Mengkomunikasikan ke seluruh karyawan dan pihak terkait lainnya serta

setiap orang yang merupakan bagian dari kegiatan Perusahaan

bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Menyediakan kebijakan LK3 ini untuk umum atau publik yang

membutuhkannya

BAB V

DAMPAK PENERAPAN

5.1 Dampak Penerapan Manajemen Lingkungan

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) menurut Tibor dan Feldman (1997)

merupakan bagian dari suatu sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan kegiatan, tanggung jawab, praktek prosedur, proses dan sumber daya untuk

mengembangkan, melaksanakan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan


(Tibor dan Feldman, 1997). Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

sistem manajemen lingkungan merupakan sistem manajemen yang berkaitan dengan

kebijakan perusahaan yang berpotensi memberikan dampak bagi lingkungan operasi

perusahaan, dimana sistem manajemen tersebut harus meliputi keseluruhan proses mulai dari

perncanaan, penelitian, penerapan, pertanggungjawaban, peninjauan ulang serta pemeliharan

kebijakan yang telah dihasilkan. Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi

dampak manajemen lingkungan dalam 2 macam yaitu:

1. Lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi.

Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang

diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD,

asuransi pegawai, dll.

2. Lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu

segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk

masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah,

pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan

dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum,

perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup dalam sistem

manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan internal dan

eksternal.
Daftar Pustaka

AtKisson, Alan, Believing Cassandra: an Optimist look at a Pessimist World, Chelsea

Green Publishing Co., Vermont, USA, 2000

Brown, Alan, Ton, van der Wiele, A typology of approaches to ISO certification and
TQM, Australian Journal of Management, 21, 1, 57-73, 1996

Covey, Stephen, 7 Habit of Highly Effective People, 1997

Fiksel, J., Design for Environment: Creating Eco-efficient Products and Process, McGraw-
Hill, USA, 1996
Global Environmental Management Initiatives, Environmental Self-Assessment Program,
GEMI, Washington DC, 1994

Global Environmental Management Initiatives, Environmental Value to Business, GEMI,


Washington DC, 1998

Global Environmental Management Initiatives, Environment Value to The Top Line,


GEMI, Washington DC, 2001

Hardjono, T.W., Ten Have, S., Ten Have, W.D., The European Way to Excellenc:

How35

European Manufacturing, Public & Services Organization Made Use of Quality

Management, Directorate-General III Industry & European Commission, 1996

Haveman, Mark; Dorfman, Mark, Breaking Down the Green Wall: Early Efforts at
Integrating Business and Environment at SC Johnson, Corporate Environmental
Strategy Article, vol. 6, no. 1, Elsevier Science Inc., Winter 1999

Hedborg, Thorolf, Implementation and application of ISO 9000, Stockholm, Sweden, 1996

Hillary, Ruth, Environmental management standards: What do the SMEs think? In

Sheldon

Christopher (ed.), ISO 14001 and beyond (333-358). Greenleaf, Sheffield, UK.,1997

Fitri Hermastuti, 2004. Pelaksanaan System Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT

Polysindo Eka Perkasa II. Laporan Khusus Program Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.


International Standard ISO 14001, 1996. EMS Spesification with Guidance For Use.

Switzerland : ISO.

International Standard ISO 14001, 2004. EMS Spesification with Guidance For Use.

Switzerland : ISO.

ISO, 2004. http// IS0-14001-forum//blogspot.com. 1, Juni, 2009.

Kuhre, W Lee, 1998. Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Jakarta : PT

Bukit Terang Paksi Galvanizing

Anda mungkin juga menyukai