Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN AGRIBISNIS

“KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN SDM AGRIBISNIS”

KELOMPOK 9
Nama Nim Dosen Wali
Devaart R. j.Manu 2103020176 Struce Andriyani,S,SoS,MM
Elsa Forry Maryana Taimenas 2103020180 Struce Andriyani,S,SoS,MM
Adiy Toniy Kuji 2103020164 Struce Andriyani,S,SoS,MM
Damianus De Veuster Lasma Latu 2103020174 Struce Andriyani,S,SoS,MM

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2024

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Agribisnis.
Makalah yang kami susun ini menjelaskan tentang kewirausahaan dan manajemen SDM
agribisnis.Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen bapak dan ibu yang dengan kesabaran
dan kelebihannya telah mengajarkan kami serta teman-teman yang telah membantu kami.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca. Terima
kasih.

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 ARTI DAN PENTINGNYA MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS ............................. 6


2.2 CIRI-CIRI WIRAUSAHA ................................................................................................... 7
2.3 MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN ........................................................................... 8
2.4 FAKTOR-FAKTO PENYEBAB KEBERHASILAN DAN
KEGAGALAN DALAM WIRAUSAHA ............................................................................ 9
2.5 PERAN SDM DALAM AGRIBISNIS ................................................................................ 10
2.6 MENJUAL KEGIATAN DASAR KEWIRAUSAHAAN ................................................. 13
2.7 PENGERTIAN TENTANG PELANGGAN DAN
PERILAKU KONSUMEN(PELANGGAN/ KONSUMEN
DAN PERILAKU KONSUMEN) ........................................................................................
16
2.8 PEMBAHASAN KHUSUS KEWIRAUSAHAAN
AGRIBISNIS .........................................................................................................................
17
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ...............................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Agribisnis tidak hanya memainkan peran penting dalam penyediaan pangan bagi populasi
dunia yang terus bertambah, tetapi juga menjadi tulang punggung perekonomian di banyak
negara. Sebagai sektor yang melibatkan produksi, pengolahan, distribusi, dan pemasaran
produk pertanian, agribisnis memiliki dampak yang luas terhadap pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja, dan ketahanan pangan.
Agribisnis dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk fluktuasi harga komoditas,
perubahan iklim, penurunan produktivitas pertanian, dan keterbatasan sumber daya alam.
Namun, sektor ini juga menyimpan potensi besar untuk inovasi, pertumbuhan berkelanjutan,
dan penciptaan nilai tambah. Pelaku bisnis agribisnis perlu mengidentifikasi peluang-peluang
baru dan mengatasi tantangan-tantangan ini dengan strategi kewirausahaan yang efektif.

3
Kewirausahaan memainkan peran kunci dalam pengembangan agribisnis. Ini melibatkan
kemampuan untuk mengidentifikasi peluang bisnis baru, mengembangkan model bisnis yang
inovatif, mengelola risiko, serta mendorong inovasi dan pertumbuhan. Para wirausahawan
agribisnis sering kali harus beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi, serta
memanfaatkan keunggulan kompetitif untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan
profitabilitas.Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam agribisnis. Manajemen
SDM yang efektif mencakup berbagai aspek, seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan,
pengembangan keterampilan, motivasi, pemeliharaan karyawan, dan manajemen kinerja.
Dalam konteks agribisnis, di mana faktor manusia sangat berpengaruh terhadap produktivitas
dan kualitas produk pertanian, manajemen SDM yang baik sangat penting untuk mencapai
tujuan bisnis yang diinginkan.
Perkembangan teknologi telah membawa dampak yang signifikan pada agribisnis. Mulai
dari penggunaan sensor dan IoT (Internet of Things) dalam pertanian presisi hingga aplikasi
kecerdasan buatan untuk analisis data, inovasi dan teknologi memungkinkan peningkatan
efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam agribisnis. Kewirausahaan dalam
mengadopsi dan mengembangkan teknologi baru, serta manajemen SDM yang mampu
mengintegrasikan teknologi ini ke dalam operasi sehari-hari, sangat penting untuk
memastikan keunggulan kompetitif.
Pertumbuhan agribisnis harus berkelanjutan dari segi ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Praktik pertanian berkelanjutan, perlindungan lingkungan, keadilan sosial, dan kontribusi
terhadap pembangunan masyarakat lokal merupakan aspek penting yang harus
dipertimbangkan dalam strategi kewirausahaan dan manajemen SDM. Bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan tidak hanya mendapatkan dukungan dari U

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi manajemen dalam konteks agribisnis?
2. Apa saja ciri-ciri yang membedakan seorang wirausahawan dalam konteks agribisnis?
3. Apa saja model atau tahapan proses kewirausahaan yang dapat diterapkan dalam
agribisnis?
4. Apa faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan wirausaha dalam agribisnis?
5. Apa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan wirausaha dalam agribisnis?
6. Apa peran sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan agribisnis?
7. Bagaimana strategi penjualan kegiatan dasar kewirausahaan memengaruhi pertumbuhan
dan keberhasilan usaha dalam agribisnis?
8. Apa pengertian pelanggan dalam agribisnis?
9. Apa pembahasan khusus yang relevan dalam konteks kewirausahaan agribisnis?

4
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 ARTI DAN PENTINGNYA MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS
Kewirausahaan dalam agribisnis memiliki arti dan pentingnya yang sangat besar dalam
mengembangkan sektor pertanian dan menyediakan pangan bagi populasi. Berikut adalah
penjelasan lengkap dan rinci mengenai hal tersebut:
1 Arti Kewirausahaan dalam Agribisnis:
Kewirausahaan dalam konteks agribisnis adalah kemampuan individu atau kelompok
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengambil peluang bisnis di sektor pertanian.
Ini melibatkan sikap proaktif untuk menciptakan nilai tambah dari sumber daya pertanian,
baik melalui produksi, pengolahan, pemasaran, maupun inovasi.
• Kewirausahaan dalam agribisnis merujuk pada kemampuan untuk
mengidentifikasi, menciptakan, dan mengelola peluang bisnis di sektor pertanian.
• Ini melibatkan penggunaan kreativitas, inovasi, dan keterampilan manajemen
untuk mengubah sumber daya pertanian menjadi produk atau layanan bernilai
tambah.

5
• Kewirausahaan agribisnis mencakup berbagai aspek, termasuk produksi,
pengolahan, pemasaran, distribusi, dan pengelolaan risiko dalam konteks
pertanian. 2 Pentingnya Kewirausahaan dalam Agribisnis:
• Peningkatan Produksi: Kewirausahaan dapat mendorong penggunaan teknologi
dan praktik pertanian yang lebih efisien, meningkatkan produktivitas dan hasil
pertanian.
• Pengembangan Inovasi:Melalui kewirausahaan, inovasi baru dapat ditemukan
untuk memecahkan masalah dalam pertanian, seperti peningkatan varietas
tanaman, teknik pengendalian hama yang ramah lingkungan, dan sistem irigasi
yang lebih efisien.
• Peningkatan Nilai Tambah: Dengan memanfaatkan kewirausahaan, produk
pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang memiliki nilai tambah
lebih tinggi, seperti makanan olahan, minuman, atau produk-produk kecantikan
dari bahan-bahan alami.
• Pengembangan Pasar: Kewirausahaan membantu dalam mengidentifikasi pasar
baru dan menciptakan strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan produk
pertanian ke konsumen lokal maupun internasional.
• Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Dengan memfasilitasi pembentukan usaha kecil
dan menengah di sektor pertanian, kewirausahaan dapat membantu memperkuat
ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat pedesaan.
• Ketahanan Pangan Kewirausahaan dapat meningkatkan ketahanan pangan suatu
negara dengan mengurangi ketergantungan pada impor pangan melalui
peningkatan produksi dan diversifikasi produk pertanian lokal.

2.2 CIRI-CIRI WIRAUSAHA


Wirausaha yang baik dalam konteks manajemen agribisnis memiliki sejumlah ciri-ciri
yang mencerminkan kemampuan mereka untuk mengelola bisnis pertanian dengan efektif
dan sukses. Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama wirausaha yang baik dalam manajemen
agribisnis;
1. Pengetahuan Mendalam tentang Pertanian: Wirausaha agribisnis yang baik memiliki
pemahaman yang mendalam tentang aspek teknis dan operasional pertanian, termasuk
teknik budidaya tanaman, pemeliharaan hewan, penggunaan teknologi pertanian, dan
manajemen sumber daya alam.
2. Kreativitas dan Inovasi: Mereka mampu berpikir di luar kotak untuk menemukan solusi
baru dan inovatif dalam menghadapi tantangan dalam pertanian. Mereka terus
menerapkan ide-ide baru untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah
produk pertanian.
3. Kemampuan Manajemen Risiko:** Wirausaha agribisnis yang baik memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang terkait dengan bisnis

6
pertanian. Mereka mengembangkan strategi yang tepat untuk mengurangi dampak risiko
dan mempertahankan stabilitas bisnis.
4. Komitmen terhadap Keberlanjutan:** Mereka memiliki kesadaran akan pentingnya
praktik pertanian yang berkelanjutan secara ekologis, sosial, dan ekonomis. Mereka
berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan bisnis dengan perlindungan
lingkungan dan kesejahteraan sosial.
5. Pengelolaan Rantai Nilai: Wirausaha agribisnis yang baik mampu mengelola rantai nilai
pertanian secara efektif, mulai dari produksi hingga pemasaran produk akhir. Mereka
memahami pentingnya kerjasama dengan pemasok, distributor, dan pelanggan untuk
mencapai kesuksesan bisnis.
6. Kemampuan Komunikasi dan Jaringan: Mereka memiliki kemampuan komunikasi yang
baik dan mampu membangun jaringan yang luas dengan pemangku kepentingan terkait,
termasuk petani, pemerintah, lembaga finansial, dan organisasi non-pemerintah.
7. Pemahaman Pasar:Wirausaha agribisnis yang baik memahami pasar lokal dan global
untuk produk pertanian. Mereka dapat mengidentifikasi peluang pasar, tren konsumen,
dan kebutuhan pasar, serta menyesuaikan strategi bisnis mereka sesuai dengan perubahan
pasar.
8. Komitmen terhadap Kualitas dan Keamanan Pangan: Mereka berkomitmen untuk
menyediakan produk pertanian berkualitas tinggi dan aman bagi konsumen. Mereka
mematuhi standar keamanan pangan dan kualitas produk yang berlaku serta menjaga
reputasi bisnis mereka.
Dengan menggabungkan ciri-ciri ini, wirausaha dalam manajemen agribisnis dapat
menciptakan bisnis yang sukses, berkelanjutan, dan memberikan kontribusi positif terhadap
pertanian dan masyarakat lokal.
2.3 Model Proses Kewirausahaan.
Terdapat beberapa model proses kewirausahaan yang sering digunakan, antara lain:
1. Model Linier:** Proses kewirausahaan dalam model ini mengikuti langkah-langkah yang
berurutan, dimulai dari ide, perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Setiap langkah
memiliki tujuan tersendiri dan tidak berulang.
2. Model Siklus Hidup:** Proses kewirausahaan dipandang sebagai siklus yang terdiri dari
fase-fase seperti penemuan, pengembangan, pertumbuhan, matang, dan kemungkinan
penurunan atau revitalisasi.
3. Model Iteratif:** Proses kewirausahaan berjalan melalui serangkaian iterasi atau siklus
yang menggabungkan pemikiran kreatif, pembelajaran dari pengalaman, dan penyesuaian
strategi berdasarkan umpan balik pasar.
4. Model Pohon Kewirausahaan:** Proses kewirausahaan dipandang sebagai pohon dengan
cabang-cabang yang mewakili pilihan dan keputusan yang harus diambil oleh pengusaha.
Setiap cabang mungkin menghasilkan hasil yang berbeda dan memerlukan evaluasi
terusmenerus.
5. Model Pengembangan Bisnis Berbasis Pelanggan (Customer Development Model):**
Proses kewirausahaan dalam model ini berpusat pada pemahaman yang mendalam tentang

7
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pengusaha terus berinteraksi dengan pelanggan
untuk menguji dan mengembangkan produk atau layanan.
6. Model Lean Startup:** Proses kewirausahaan ini berfokus pada pembuatan iteratif produk
atau layanan dengan biaya dan waktu minimal. Pengusaha menggunakan pengujian pasar
cepat dan umpan balik pelanggan untuk mengarahkan pengembangan produk.
Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri tergantung pada konteks bisnis dan
preferensi pengusaha. Penting untuk memahami karakteristik masing-masing model dan memilih
yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi perusahaan Anda.
2.4 Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan dalam wirausaha
1. Faktor Penyebab Keberhasilan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan seorang wirausaha, antara
lain:
• Inovasi:** Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, menciptakan solusi
kreatif, dan memperkenalkan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan
pasar.
• Kepemimpinan:** Kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan
mengarahkan tim atau organisasi menuju tujuan bersama.
• Komitmen:** Kesediaan untuk bekerja keras, mengatasi rintangan, dan bertahan
dalam menghadapi tantangan yang timbul selama perjalanan menjadi wirausaha.
• Keterampilan Manajemen:** Kemampuan untuk mengelola sumber daya,
membangun jaringan, mengambil keputusan strategis, dan mengelola risiko
dengan baik.
• Keterampilan Komunikasi:** Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, baik
dalam berinteraksi dengan pelanggan, mitra bisnis, maupun anggota tim.
• Kepahaman Pasar:** Memiliki pemahaman yang baik tentang pasar, pelanggan,
pesaing, dan tren industri yang memungkinkan pengusaha untuk membuat
keputusan yang tepat.
• Jaringan dan Hubungan:** Memiliki jaringan yang luas dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan, mitra bisnis, investor, dan pemangku
kepentingan lainnya.
• Fleksibilitas dan Adaptabilitas:** Kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan pasar, teknologi, dan lingkungan bisnis yang terus berubah.
• Ketersediaan Sumber Daya:** Memiliki akses yang memadai terhadap modal,
tenaga kerja, teknologi, dan infrastruktur yang diperlukan untuk menjalankan
bisnis.
• Etika dan Integritas:** Memiliki nilai-nilai etika yang tinggi dan integritas dalam
menjalankan bisnis, membangun kepercayaan dengan pelanggan dan mitra bisnis.
Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat membantu meningkatkan peluang keberhasilan seorang
wirausaha dalam mengembangkan dan menjalankan bisnisnya.

8
2. Faktor Penyebab Kegagalan.
Beberapa faktor yang sering menyebabkan kegagalan dalam wirausaha meliputi:
• Kekurangan Rencana Bisnis yang Tepat:** Kurangnya perencanaan bisnis yang
komprehensif, termasuk analisis pasar yang tidak memadai, proyeksi keuangan
yang tidak realistis, dan strategi pemasaran yang kurang efektif.
• Keterbatasan Modal:** Kurangnya modal untuk memulai atau mengembangkan
bisnis dapat menghambat pertumbuhan dan keberlangsungan usaha.
• Kesalahan Manajemen Keuangan:** Tidak memiliki pengelolaan keuangan yang
baik, termasuk masalah seperti pengeluaran yang tidak terkontrol, penagihan yang
buruk, dan pengelolaan utang yang tidak efisien.
• Kurangnya Keterampilan Kepemimpinan dan Manajemen:** Ketidakmampuan
untuk memimpin tim, mengambil keputusan yang tepat, dan mengelola sumber
daya dengan efisien dapat menyebabkan kegagalan.
• Kurangnya Inovasi:** Gagal untuk mengikuti tren pasar, tidak berinovasi dalam
produk atau layanan, atau tidak memperbarui model bisnis dapat menyebabkan
bisnis ketinggalan zaman.
• Tidak Mengenal Pasar dan Pelanggan dengan Baik:** Kurangnya pemahaman
yang mendalam tentang kebutuhan dan preferensi pasar serta pelanggan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam pengembangan produk atau pemasaran.
• Keterlibatan dalam Industri yang Tidak Dikenal:** Memulai bisnis di industri yang
tidak dipahami dengan baik dapat menyebabkan kesalahan strategis dan
operasional yang fatal.
2.5 PERAN SDM DALAM AGRIBISNIS
Peran Sumber Daya Manusia (SDM) dalam agribisnis sangat penting karena SDM
berperan dalam mengelola sumber daya di sektor pertanian dan memastikan efisiensi
operasional serta keberlanjutan usaha. Berikut adalah beberapa peran penting SDM dalam
agribisnis:
1. Pengelolaan Tenaga Kerja: SDM bertanggung jawab atas perekrutan, pelatihan, dan
pengelolaan tenaga kerja di sektor pertanian. Mereka memastikan bahwa petani, pekerja
perkebunan, dan parah petani memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.
2. Penelitian dan Pengembangan: SDM terlibat dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan teknologi pertanian, penggunaan sumber daya alam
yang efisien, dan inovasi dalam praktik pertanian.
3. Manajemen Usaha: SDM berkontribusi dalam mengelola usaha pertanian, termasuk
perencanaan produksi, strategi pemasaran, keuangan, dan manajemen risiko. Mereka
memastikan bahwa operasi pertanian berjalan efisien dan efektif.
4. Pengelolaan Sumber Daya Alam: SDM memainkan peran penting dalam pemantauan dan
pengelolaan sumber daya alam, seperti tanah, air, dan keanekaragaman hayati, untuk
memastikan keberlanjutan lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan.

9
5. Pemasaran dan Distribusi: SDM terlibat dalam mengelola rantai pasokan, pemasaran, dan
distribusi produk pertanian. Mereka merencanakan strategi pemasaran, menjalin
kemitraan dengan pihak terkait, dan memastikan kualitas produk pertanian sesuai dengan
standar pasar.
Dengan peran yang penting ini, SDM memiliki dampak yang signifikan dalam keseluruhan
kinerja dan keberlanjutan agribisnis. Penting bagi organisasi di sektor pertanian untuk
mengelola dan mengembangkan SDM dengan baik agar dapat mencapai tujuan bisnisnya
secara efektif.
2.6 MENJUAL KEGIATAN DASAR KEWIRAUSAHAA
Menjual kegiatan dasar kewirausahaan adalah proses pemasaran dan penjualan yang
berkaitan dengan penawaran produk, layanan, atau ide yang merupakan inti dari sebuah
bisnis atau usaha kewirausahaan. Ini mencakup upaya untuk mengkomersialisasikan ide-ide
inovatif, produk-produk baru, atau layanan-layanan yang dibutuhkan oleh pasar. a. Penjual
sebagai sebuah profesi
Penjualan sebagai sebuah profesi merupakan bidang pekerjaan yang melibatkan
aktivitas menjual produk, layanan, atau ide kepada konsumen atau klien potensial.
Seorang penjual tidak hanya bertugas untuk melakukan transaksi jual beli, tetapi juga
bertanggung jawab untuk membangun hubungan dengan pelanggan, memahami
kebutuhan mereka, dan menyampaikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai penjualan sebagai sebuah profesi:
• Keterampilan Komunikasi: Seorang penjual perlu memiliki keterampilan
komunikasi yang kuat untuk berinteraksi dengan pelanggan secara efektif. Ini
meliputi kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, bertanya pertanyaan yang
relevan, dan menyampaikan informasi dengan jelas dan meyakinkan.
• Pengetahuan Produk atau Layanan: Seorang penjual harus memahami produk atau
layanan yang mereka jual dengan baik. Mereka perlu mengetahui fitur-fitur,
manfaat, dan keunggulan dari produk atau layanan tersebut agar dapat
menjelaskan dengan baik kepada pelanggan.
• Kemampuan Penjualan: Kemampuan untuk menjual tidak hanya melibatkan
meyakinkan pelanggan untuk melakukan pembelian, tetapi juga kemampuan
untuk menangani penolakan, mengatasi keberatan, dan menutup kesepakatan
dengan sukses.
• Kemampuan Memimpin: Seorang penjual yang sukses juga harus memiliki
kemampuan kepemimpinan yang baik. Mereka harus dapat menginspirasi,
memotivasi, dan memandu tim penjualan untuk mencapai target penjualan yang
ditetapkan.
• Pengembangan Hubungan: Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan
adalah kunci dalam profesi penjualan. Seorang penjual perlu berinvestasi waktu
dan energi untuk membangun kepercayaan, koneksi, dan loyalitas dengan
pelanggan mereka.

10
• Pemahaman Pasar: Seorang penjual harus memiliki pemahaman yang baik tentang
pasar dan industri di mana mereka beroperasi. Ini mencakup pemahaman tentang
tren pasar, kebutuhan pelanggan, dan strategi pesaing.
• Etika Kerja: Etika kerja yang tinggi sangat penting dalam profesi penjualan.
Seorang penjual harus berperilaku dengan integritas, jujur, dan profesionalisme
dalam semua interaksi dengan pelanggan dan rekan kerja.
Dengan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang ini, seorang
penjual dapat menjadi profesional yang sukses dan mendapatkan keberhasilan dalam
karirnya.
b. Sifat-sifat penjual yang disenangi pelanggan
Pelanggan cenderung menyukai penjual yang memiliki berbagai sifat positif yang
membuat mereka merasa dihargai, dipahami, dan didukung. Berikut adalah beberapa sifat
penjual yang disenangi pelanggan:
• Ramah: Penjual yang ramah dan ramah cenderung membuat pelanggan merasa
nyaman dan dihargai. Mereka menyambut pelanggan dengan senyuman, sikap
terbuka, dan antusiasme yang tulus.
• Empati: Penjual yang dapat menunjukkan empati terhadap pelanggan, memahami
kebutuhan, kekhawatiran, dan harapan mereka, akan lebih mampu menyediakan
solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
• Keterampilan Mendengarkan yang Baik: Penjual yang memiliki keterampilan
mendengarkan yang baik mampu memberikan perhatian penuh kepada pelanggan,
memahami apa yang mereka katakan, dan menanggapi dengan cara yang relevan
dan bermanfaat.
• Pengetahuan Mendalam tentang Produk atau Layanan: Pelanggan menyukai
penjual yang memahami produk atau layanan yang mereka jual dengan baik.
Penjual yang dapat memberikan informasi yang akurat, berguna, dan relevan
tentang produk atau layanan tersebut akan membangun kepercayaan dan
kepercayaan pelanggan.
• Keterampilan Komunikasi yang Jelas: Penjual yang dapat berkomunikasi dengan
jelas dan efektif akan membuat pelanggan lebih mudah memahami informasi
yang disampaikan dan membuat keputusan pembelian yang lebih baik.
• Kejujuran dan Integritas: Pelanggan menghargai penjual yang beroperasi dengan
kejujuran dan integritas. Penjual yang transparan, jujur, dan konsisten dalam
perilaku dan komunikasi mereka akan membangun hubungan yang lebih kuat
dengan pelanggan.
• Keterampilan Penyelesaian Masalah: Penjual yang dapat menawarkan solusi yang
kreatif dan efektif untuk masalah atau tantangan yang dihadapi pelanggan akan
menjadi lebih disenangi. Mereka dapat menunjukkan kemampuan untuk berpikir
di luar kotak dan menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

11
• Komitmen terhadap Pelayanan Pelanggan: Pelanggan menyukai penjual yang
berkomitmen untuk memberikan pelayanan pelanggan yang unggul. Mereka siap
memberikan dukungan, bantuan, dan layanan purna jual yang diperlukan untuk
memastikan kepuasan pelanggan.
Dengan menggabungkan sifat-sifat positif ini, seorang penjual dapat menciptakan
pengalaman yang positif dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, yang
pada gilirannya akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan kesuksesan bisnis.
c. Mendapatkan dan memelihara pelanggan
Mendapatkan dan memelihara pelanggan merupakan dua aspek penting dalam
menjalankan bisnis yang sukses. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan dan memelihara pelanggan:
1 Mendapatkan Pelanggan:
• Pemahaman Pasar dan Target Pelanggan: Lakukan riset pasar untuk
memahami siapa target pasar Anda dan apa kebutuhan serta preferensi mereka.
Identifikasi segmentasi pasar yang tepat dan fokuslah pada membangun
hubungan dengan pelanggan potensial yang paling cocok dengan produk atau
layanan Anda.
• Pemasaran dan Promosi: Gunakan berbagai saluran pemasaran dan promosi
untuk meningkatkan kesadaran tentang produk atau layanan Anda. Ini bisa
meliputi pemasaran online melalui media sosial dan iklan digital, pemasaran
luar ruangan seperti spanduk dan billboard, serta promosi langsung seperti
diskon dan penawaran khusus.
• Pengalaman Pelanggan yang Positif: Pastikan pelanggan memiliki
pengalaman yang positif saat berinteraksi dengan bisnis Anda. Ini mencakup
pelayanan pelanggan yang ramah, proses pembelian yang mudah, dan produk
atau layanan yang berkualitas.
•Program Loyalti: Buat program loyalitas yang menarik untuk mendorong
pelanggan kembali ke bisnis Anda secara teratur. Ini bisa berupa diskon atau
penawaran khusus untuk pelanggan yang setia, atau penghargaan poin yang
bisa ditukarkan dengan hadiah atau diskon di masa depan.
2 Memelihara Pelanggan:
• Pelayanan Pelanggan yang Unggul: Berikan pelayanan pelanggan yang unggul
dengan merespons pertanyaan, keluhan, atau masukan pelanggan dengan cepat
dan efisien. Pastikan pelanggan merasa didengar, dihargai, dan didukung.
• Komunikasi Teratur: Tetaplah terhubung dengan pelanggan melalui
komunikasi teratur, baik melalui email, media sosial, atau kontak langsung.
Berikan informasi tentang penawaran terbaru, acara khusus, atau konten
bermanfaat yang relevan dengan minat mereka.
• Mendengarkan dan Merespons Umpan Balik: Dengarkan umpan balik dari
pelanggan dan ambil tindakan yang sesuai untuk meningkatkan pengalaman

12
mereka di masa depan. Berikan sarana bagi pelanggan untuk memberikan
umpan balik tentang produk, layanan, atau pengalaman mereka.
• Personalisasi: Usahakan untuk personalisasi pengalaman pelanggan sebanyak
mungkin. Kenali nama mereka, ingat preferensi mereka, dan berikan
penawaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
• Menawarkan Nilai Tambah: Selalu cari cara untuk menawarkan nilai tambah
kepada pelanggan, baik melalui peningkatan produk atau layanan, penawaran
eksklusif, atau layanan purna jual yang unggul.
2.7 PENGERTIAN TENTANG PELANGGAN DAN PERILAKU KONSUMEN
(PELANGGAN /KONSUMEN DAB PERILAKU KONSUMEN)
Pelanggan adalah individu atau organisasi yang membeli produk atau layanan dari suatu
bisnis. Mereka dapat menjadi pelanggan tetap yang secara teratur melakukan pembelian, atau
pelanggan potensial yang baru pertama kali melakukan pembelian.
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, atau organisasi
membuat keputusan pembelian dan menggunakan produk atau layanan. Ini mencakup proses
pengambilan keputusan, preferensi, kebutuhan, sikap, dan perilaku konsumen.
Pelanggan/Konsumen dan Perilaku Konsumen:
1. Pelanggan/Konsumen:
• Pelanggan adalah individu atau organisasi yang terlibat dalam proses pembelian
produk atau layanan dari suatu bisnis.
• Mereka adalah pemangsa produk atau layanan yang ditawarkan oleh bisnis, dan
keputusan mereka mempengaruhi kinerja dan keberhasilan bisnis tersebut.
• Pelanggan dapat memiliki berbagai kebutuhan, preferensi, dan harapan yang harus
dipenuhi oleh produk atau layanan yang mereka beli.
2. Perilaku Konsumen:
• Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pelanggan membuat
keputusan pembelian, bagaimana mereka bereaksi terhadap faktor-faktor eksternal
dan internal, dan bagaimana mereka menggunakan produk atau layanan yang
dibeli.
• Ini mencakup tahap-tahap dalam proses pembelian seperti pengenalan kebutuhan,
penelusuran informasi, evaluasi pilihan, keputusan pembelian, dan evaluasi
pascapembelian.
• Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya, nilai, norma,
lingkungan, sosial, psikologis, dan individual.
a. Tipe-tipe pelanggan

13
Terdapat berbagai tipe pelanggan yang dapat ditemui dalam dunia bisnis, dan
memahami karakteristik masing-masing tipe ini dapat membantu dalam merancang
strategi pemasaran dan layanan yang lebih efektif. Berikut adalah beberapa tipe
pelanggan yang umum diidentifikasi:

1. Pelanggan Biasa/Tetap:

• Pelanggan yang secara teratur melakukan pembelian dari bisnis Anda.


• Mereka memiliki hubungan yang kuat dengan bisnis Anda dan cenderung
loyal terhadap merek atau produk Anda.
2. Pelanggan Impulsif:
• Pelanggan yang cenderung membuat keputusan pembelian secara spontan
tanpa pertimbangan yang mendalam.
• Mereka sering kali terpengaruh oleh promosi, diskon, atau dorongan
emosional.
3. Pelanggan Hemat Biaya:
• Pelanggan yang sangat peduli dengan harga dan mencari penawaran terbaik.
• Mereka cenderung mencari diskon, penawaran khusus, atau produk dengan
harga yang lebih murah.
4. Pelanggan Pemilih:
• Pelanggan yang sangat memperhatikan kualitas produk atau layanan serta
reputasi merek.
• Mereka cenderung melakukan riset yang mendalam sebelum membuat
keputusan pembelian dan mungkin lebih suka membayar harga yang lebih
tinggi untuk kualitas yang lebih baik.
5. Pelanggan Tertarik:
• Pelanggan yang menunjukkan minat pada produk atau layanan Anda tetapi
belum melakukan pembelian.
• Mereka sering memerlukan dorongan tambahan atau informasi lebih lanjut
untuk melakukan pembelian.
6. Pelanggan Pemirsa:
• Pelanggan yang tertarik pada produk atau layanan Anda tetapi belum siap
untuk melakukan pembelian.

14
• Mereka cenderung mengamati atau memantau perkembangan produk atau
layanan Anda sebelum membuat keputusan pembelian.
7. Pelanggan Kritis:
• Pelanggan yang sangat kritis terhadap produk atau layanan Anda dan mungkin
sering memberikan umpan balik atau saran.
• Meskipun mereka dapat menantang, mereka juga dapat memberikan wawasan
berharga untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan Anda.
8. Pelanggan Loyal:
• Pelanggan yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan merek atau
produk Anda dan cenderung kembali melakukan pembelian.
• Mereka mungkin menjadi pendukung setia merek Anda dan berbagi
pengalaman positif mereka dengan orang lain.
b. Perilaku pelanggan
Perilaku pelanggan mencakup serangkaian tindakan, keputusan, dan reaksi yang
ditampilkan oleh individu atau kelompok dalam proses pembelian, penggunaan, dan
evaluasi produk atau layanan. Berikut adalah beberapa aspek utama dari perilaku
pelanggan:
1. Proses Pengambilan Keputusan: Ini mencakup serangkaian langkah yang diambil
oleh pelanggan sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Tahapan ini meliputi
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan evaluasi pasca-pembelian.
2. Pengaruh Lingkungan Eksternal: Perilaku pelanggan sering dipengaruhi oleh
faktorfaktor eksternal seperti budaya, nilai, norma, dan kelompok sosial. Misalnya,
tren budaya, promosi pemasaran, atau rekomendasi dari teman dapat mempengaruhi
keputusan pembelian pelanggan.
3. Motivasi: Motivasi pelanggan untuk membeli produk atau layanan tertentu dapat
bervariasi dan mencakup faktor-faktor seperti kebutuhan fisik, keamanan, sosial,
harga diri, dan aktualisasi diri. Memahami motivasi pelanggan dapat membantu
dalam merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.
4. Sikap: Sikap pelanggan terhadap produk atau merek dapat memengaruhi keputusan
pembelian mereka. Sikap dapat dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya, persepsi
merek, atau rekomendasi dari orang lain.
5. Persepsi: Persepsi pelanggan tentang produk atau merek dapat mempengaruhi cara
mereka mengevaluasi dan meresponsnya. Persepsi dapat dipengaruhi oleh informasi
yang diterima, pengalaman pribadi, atau citra merek.

15
6. Pengambilan Risiko: Keputusan pembelian sering kali melibatkan pengambilan
risiko, baik itu risiko finansial, risiko kinerja produk, atau risiko sosial. Pelanggan
dapat mempertimbangkan risiko-risiko ini sebelum membuat keputusan pembelian.
7. Pengalaman dan Kepuasan: Pengalaman pelanggan dengan produk atau layanan
akan memengaruhi kepuasan mereka dan kecenderungan untuk kembali melakukan
pembelian di masa depan. Pelayanan pelanggan yang baik, kualitas produk yang
tinggi, dan pengalaman positif secara keseluruhan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan.
2.8 PEMBAHASAN KASUS KEWIRAUSAHAAN AGRIBISNIS
Kasus: Pendirian Usaha Budidaya Sayuran Organik di Daerah Perkotaan

Deskripsi Kasus:
Seorang wirausahawan bernama Ahmad memiliki minat yang besar dalam pertanian organik
dan keberlanjutan lingkungan. Dia memutuskan untuk memulai usaha budidaya sayuran
organik di daerah perkotaan dengan tujuan untuk menyediakan produk sayuran berkualitas
tinggi yang sehat dan ramah lingkungan kepada masyarakat setempat. Ahmad ingin
mengembangkan bisnisnya tidak hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi juga sebagai upaya
untuk mendukung gaya hidup sehat dan lingkungan yang berkelanjutan di komunitasnya.
Pertanyaan untuk Pembahasan:
1. Analisis Pasar: Bagaimana Ahmad dapat melakukan analisis pasar untuk menentukan
permintaan pasar untuk sayuran organik di daerah perkotaan? Apa saja faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan?
2. Lokasi dan Infrastruktur: Di mana lokasi yang ideal untuk membuka usaha budidaya
sayuran organik, dan apa saja infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung
operasinya?
3. Sistem Budidaya: Apa metode atau sistem budidaya yang tepat untuk diterapkan dalam
budidaya sayuran organik di lingkungan perkotaan? Bagaimana Ahmad dapat
memastikan kualitas dan kesesuaian produknya dengan standar organik?
4. Pemasaran dan Distribusi: Bagaimana Ahmad dapat merancang strategi pemasaran
yang efektif untuk memasarkan produknya kepada masyarakat perkotaan? Apa saja
saluran distribusi yang dapat digunakan untuk mencapai target pasar?
5. Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial: Bagaimana Ahmad dapat memastikan
bahwa operasinya berkelanjutan dari segi lingkungan dan sosial? Apa langkah-langkah
yang dapat diambil untuk meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan dampak
positif terhadap lingkungan dan masyarakat

16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kewirausahaan dan manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah dua aspek yang
sangat penting dalam mengelola bisnis agribisnis dengan sukses. Kewirausahaan dalam
agribisnis melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang, mengembangkan inovasi,
dan mengelola risiko dalam konteks pertanian dan industri terkait. Sedangkan manajemen
SDM agribisnis melibatkan pengelolaan tenaga kerja dari petani hingga staf administrasi
dengan efektif untuk mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan.

Kunci untuk kesuksesan dalam kedua bidang ini adalah kolaborasi, inovasi, dan
keberlanjutan. Dalam kewirausahaan, penting untuk terus mendorong inovasi dalam praktik

17
pertanian, teknologi, dan pemasaran untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Sementara dalam manajemen SDM, fokus pada pengembangan keterampilan, motivasi, dan
retensi karyawan sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan
harmonis.

Selain itu, pengusaha dan manajer SDM agribisnis juga perlu mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang dinamis, seperti perubahan iklim, kebijakan pemerintah, dan tren
pasar. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk petani lokal,
lembaga riset pertanian, dan pemerintah, juga merupakan faktor penting untuk mencapai
kesuksesan jangka panjang dalam agribisnis.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dan manajemen SDM


dengan baik, para pelaku usaha di bidang agribisnis dapat memaksimalkan potensi bisnis
mereka, meningkatkan kesejahteraan petani, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi
dan sosial di komunitas lokal mereka.

DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai