Anda di halaman 1dari 10

PERANAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS

Disusun oleh :
Arfian Setyo Abdi
(201810210311263)

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH M ALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Peran Manajemen Dalam Agribisnis”. Pada
makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan guna kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................5

PEMBAHASAN...............................................................................................................5

2.1 Peranan Manajemen dalam agribisnis......................................................................5

2.2 Karakteristik Manajemen Agribisnis........................................................................6

2.3 Fungsi Manajemen Agribisnis..................................................................................7

BAB III KESIMPULAN..................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9

3.2 Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

 Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan hayati
yang beragam dan  dapat dimanfaatkan sebagai pertumbuhan perekonomian
nasional. Komoditas pertanian dengan keragaman dan keunikannya yang
bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam
mempunyai daya tarik kuat. Keseluruhannya sangat berpeluang besar menjadi
dalam menjalankan perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan
manajemen agribisnis.
            Manajemen agribisnis adalah kegiatan dibidang sektor pertanian yang
menggunakan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan bisnis. Dalam bidang sektor
pertanian kegiatan agribisnis didasari oleh penyediaan sarana produksi, proses
produksi, penanganan dan pemasaran produk tersebut ke konsumen.
Manajemen agribisnis memiliki karakteristik agribisnis yang berbeda dengan
bisnis atau sektor ekonomi yang lain, tidak hanya dari teori ekonomi dan teori
pengambilan keputusan saja yang digunakan tetapi lebih tepat jika disebut
sebagai manejerial ekonomi. Manajemen dalam agribisnis mempunyai sifat
produk pertanian yang sangat bergantung pada musim, mudah rusak, dan
produksinya melibatkan banyak petani yang berlahan sempit dan bermodal
sangat terbatas. Sebagian besar waktu yang dimiliki seorang manajer
digunakan untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat
merupakan inti keberhasilan agribisnis.
            Kemajuan pertanian sangat tergantung dari bagaimana mengelola
sumberdaya pertanian yang dimiliki dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Pertanian dalam arti modern tidak hanya dalam kegiatan usahatani saja tetapi
juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan, serta pemasaran. Agribisnis dapat
dibagi dalam 3 usaha besar yang saling terkait antara satu dengan lainnya,
yaitu unit usaha saprodi (sarana produksi), unit usaha produksi dan unit usaha
pemasaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peranan manajemen dalam agribisnis ?
2. Bagaimana Karekteristik manajemen agribisnis ?
3. Apa saja fungsi manajemen agribisnis ?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peranan Manajemen dalam agribisnis


Manajemen adalah perencaaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisi dan proses pemanfaatan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut
pendapat lain manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan menjalankan
fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian,
fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan
pengendalian.

Peranan manajemen dalam agribisnis adalah sebagai pedoman supaya


usaha-usaha dalam pertanian melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan serta pengendalian
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk
pertanian dan keuntungan yang maksimal.

Untuk itulah peranan manajemen dalam agribisnis sangat penting supaya


mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam manajemen agribisnis tidak cukup
hanya memiliki landasan teori ekonomi akan tetapi juga teori kewirausahaan yang
di dalamnya termasuk teknik pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka di dalamnya terkandung kegiatan-kegiatan manajemen agribisnis
yang sekaligus merupakan batasan ruang lingkupnya. Secara skematis mata rantai
kegiatan agribisnis dapat digambarkan sebagai berikut:

 Subsistem penyediaan sarana produksi Menyangkut kegiatan


penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian yang
didasarkan pada perencanaan dan pengelolaannya, sehoingga
sarana produksi tersebut memenuhi 5 kriteria tepat (tepat : waktu,
jumlah, jenis, mutu, dan produk). Kegiatan-kegiatan ini
mempunytai keterkaitan kebelakang dengan industri-industri hulu.

 Subsistem usahatani/ produksi Menyangkut kegiatan-kegiatan


pembinaan dan pengembangan usaha tani dalamrangka
meningkatkan produksi primer pertanian. Termsuk dalamkegaiatan

v
ini adalah pemilihan lokai usaha tani, pemilihan komoditas,
pemilihan teknologi serta pola usaha tani.

 Subsistem agroindustri /pengolahan hasil Menyangkut kegiatan-


kegiatan pengolahan hasil usahatani yang merupakan keseluruhan
kegiatan mulaidari penanganan pascapanen sampai pada tingkat
pengolahan lanjutan hasil pertanain, dengan maksud untuk
menambah addedvalue dari produksiprimer.

 Subsistem pemasaran Menyangkut kegiatan pemasaran haasil-hasil


pertanian atau hasil agroindustri, yang ditujukan untuk pasar
domestik (dalam negeri) ataupun pasar luar negri (ekspor).

2.2 Karakteristik Manajemen Agribisnis


Mengingat adanya karakteristik agribisnis yang khas (unique) maka manajemen
agribisnis harus dibedakan dengan manajemen lainnya. Beberapa hal yang membedakan
manajemen agribisnis dari manajemen lainnya menurut Downey dan Erickson (1992)
adalah sebagai berikut:

1. Hampir semua agribisnis terkait erat dengan pengusaha tani, baik langsung
maupun tidak langsung.

2. Keanekaragaman skala usaha di sektor agribisnis, dari yang berskala usaha


kecil sampai dengan perusahaan besar.

3. Persaingan pasar yang ketat, khususnya pada agribisnis skala kecil;


dimana penjualan berjumlah banyak, sedangkan pembeli berjumlah
sedikit.

Dari karakteristik manajemen agribisnis dapat dilihat bahwa agribisnis sebagai


sebuah sistem harus dibangun dengan memperhatikan karakteristik agribisnis itu
sendiri, disamping itu juga perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga
memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Artinya, agribisnis hulu, usahatani, dan agribisnis hilir harus berada pada
satu sistem manajemen yang terintegrasi secara vertikal. Hal ini karena masing-
masing subsitem tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi.

2.3 Fungsi Manajemen Agribisnis


Seperti dengan manajemen organisasi lain, baik yang berorientasi bisnis
maupun non bisnis, dalam agribisnis juga diterapkan fungsi-fungsi manajemen
yang telah dikenal oleh berbagai kalangan, mulai dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organising), pelaksanaan (actuating), pengawasan (inspecting),
evaluasi (evaluating) sampai dengan pengendalian (controlling).

vi
a) Fungsi perencanaan

Fungsi perencanaan mencakup semuakegiatan yang ditujukan untuk


menyusun progran kerja selama periode tertentu yang akan datang berdasarkan
visi, misi, tujuan serta sasaran organisasi. Perencanaan dapat dilakukan
padabidang produksi, keuangan, persediaan, pemasaran dan lain-lain. Tujuan dari
perencanaan adalah menempatkan suatu perusahaan pada posisi yang terbaik
berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa yang akan
datang.

b) Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen untuk


mengorganisasikan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Efektiviatas sebuah organisasi sangat tergantung pada
kemampuan manajemennya untuk menggerakkan semua sumber daya perusahaan
guna mencapai tujuannya. Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penggerak
utama sumberdaya perusahaan yang lain, harus memiliki kemampuan prima dan
kerja yang profesional serta ditempatkan pada posisi yang tepat. Fungsi
pengorganisasian juga sangat terkait dengan alokasi sumberdaya optimal,
sehingga akan diperoleh keterpaduan tugas dan peranan masing-masing
sumberdaya optimal dalam aktivitas organisasi. Dari hasil pengorganisasian maka
semua sumberdaya termasuk para tenaga kerja yang ada dalam perusahaan
memilki peranan dan hubungan yang jelas antar komponen organisasi.

c) Fungsi Pelaksanaan

Fungsi pelaksanaan sering kali dibagi menjadi fungsi kepemimpinan,


pengarahan, dan koordinasi. Fungsi kepemimpinan menekankan pada bagaimana
seorang pemimpin untuk menyalurkan semua kemapuan individu pada aktivaitas
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi pengarahan lebih menekankan
pada bagaimana karyawan diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan. Pengarahan ditujukan untuk menetapkan kewajiban dan
tanggungjawab karyawan, menetapkan hasil yang harus dicapai, mendelegasikan
wewenang pada setiap karyawan, menciptakan hasrat untuk berhasil dan
mengawasi agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Fungsi koordiansi
lebih menekankan pada hubungan koordinasi antar individu, atas berbagai
aktivitas organisasi sehingga diperoleh hormonisasi dalam setiap kegiatan. Di lain
pihak, fungsi pelaksanaan sendiri lebih menekankan pada proses pelaksanaan
kegiatan organisasisesuai dengan apa yang telah direncanakan.

d) Fungsi Pengawasan

vii
Fungsi pengawasan menekankan pada bagaimana membangun sistem
pengawasan dan melaksanakan pengawasan terhadap rencana yang telah
ditetapkan. Fungsi pengawasan dilakukan secara terus-menerus untuk menjamin
agar pelaksanaan berjalan dengan baik. Pengawasan dapat dilakukan oleh
individu-individu, sistem, dan atau lingkungan.

e) Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi menekankan pada upaya untuk menilai proses pelasanaan


rencana, mengenali ada atau tidaknya penyimpangan, dan tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Fungsi
evaluasi ditujukan pada obyek tertentu dan dalam periode waktu tertentu.

f) Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian merupakan suatu upaya manajerial untuk


mengembalikan semua kegiatan pada rel yang telah ditentukan. Jika ditemukan
adanya penyimpangan-penyimpangan dari prosedur kerja maka dapat segera
dilakukan tindakan pengendalian. Begitu juga jika diperoleh tanda-tanda
kegagalan dalam mencapai hasil, maka segera diadakan pengendalin untuk
memastikan operasi berjalan dengan semestinya. Bahkan pengendalian juga dapat
dilakukan dengan penyesuaian-penyesusaian dari rencana awal disebabkan adanya
faktor-faktor yang berubah sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat
dilakukan.

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1) Peranan manajemen dalam agribisnis adalah sebagai pedoman supaya
usaha-usaha dalam pertanian melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan,
fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan
serta pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal.

2) Dari karakteristik manajemen agribisnis dapat dilihat bahwa agribisnis


sebagai sebuah sistem harus dibangun dengan memperhatikan

viii
karakteristik agribisnis itu sendiri, disamping itu juga perlu
dikembangkan sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Artinya, agribisnis hulu, usahatani, dan agribisnis hilir harus berada
pada satu sistem manajemen yang terintegrasi secara vertikal. Hal ini
karena masing-masing subsitem tersebut memiliki ketergantungan
yang tinggi.

3) Manajemen agribisnis memiliki beberapa fugsi antara lain


perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), pelaksanaan
(actuating), pengawasan (inspecting), evaluasi (evaluating) sampai
dengan pengendalian (controlling).

3.2 Saran
Manajemen dalam agribisnis perlu dikembangkan untuk mengatur
tentang system pengolahan dalam bidang agribisnis sehingga bisa
membuat profit yang tinggi dan maksimal dengan menggunkan beberapa
fungsi seperti, perencanaan (planning), pengorganisasian (organising),
pelaksanaan (actuating), pengawasan (inspecting), evaluasi (evaluating)
sampai dengan pengendalian (controlling) sehingga bisa maksimal.

ix
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Edi dan Agus Setiadi. 2004. Pengantar ManajemenAgribisnis. Semarang
: Universitas Diponegoro.
Syahza, Almasdi. 2013. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis: Perbedaan
manajemen agribisnis dengan manajemen lainnya.

Anda mungkin juga menyukai