Anda di halaman 1dari 5

Basic Life Support

AHA 2005 2. Segera lakukan prosedur RJPO


Sampai tahun 2005, asosiasi jantung berkualitas tinggi. (high quality CPR).
Amerika yaitu AHA (America → lakuin C-A-B dl, kl nadi karotis gak
Assosciation) merekomendasikan urutan kerasa lgs CPR. Lakuin kompresi aja
langkah-langkah dalam melakukan bantuan terus-menerus
hidup dasar. 3. Segera lakukan terapi kejut listrik (early
Korban sering mendadak lemas tidak sadar defibrilation).
adalah periksa pertama kali jalan nafas 4. Pertolongan dan perawatan tingkat
(Airway/A), kemudian dilanjutkan periksa lanjut (advanced) segera dimulai dalam
pernafasan dengan melihat (look) gerakan ambulan 119.
naik turunnya dinding dada, mendengarkan 5. Perawatan penderita setelah kembali ke
(listen) suara nafas dan merasakan (feel) sirkulasi spontan (Integrated Post
hembusan nafas (Breathing/B) dan Cardiac Arrest Care) yang terintegrasi.
meraba nadi karotis (Circulation/C) yang
disingkat A-B-C.

AHA 2010
Sejak Oktober 2010 AHA melakukan
LANGKAH 1: SAFE AND RESPON
perubahan rekomendasi dalam melakukan
- Pastikan daerah sekitar aman dan
prosedur bantuan hidup dasar pada korban
segera periksa kesadaran korban,
yang mengalami serangan jantung koroner
dengan berkata "Pak/Bu, anda baik2
yaitu C-A-B (lebih lanjut lihat alur
saja?" dan dapat diulang.
(algoritme).
- Bila tidak sadar, segera ke langkah dua.
Dan sejak tahun 2005 keberadaan alat kejut
jantung otomatis, yaitu AED (Automated
External Defibrilator) sudah harus menjadi
bagian dari prosedur tersebut. (AHA,
Oktober 2010).

Rantai Kehidupan
adalah pertolongan pertama pd RS
LANGKAH 2: AKTIFKAN EMS
1. Cepat mengenal pasien henti jantung
dan aktifkan EMS (ambulance 119).
- Minta tolong dan segera hubungi berhenti memeriksa nadi → dilakukan
ambulan service 119: "Tolong bantu berulang kali.
saya, ada orang tidak sadar!".
- Kemudian "Tolong telepon ambulan Kompresi Dada – Landmark
119 agar secepatnya datang dan - Penolong meletakkan tumit tangan pada
bawakan AED kemari!". (Bila tersedia) landmark siap melakukan kompresi
- Bersamaan periksa nadi karotis → nadi dada.
tidak teraba: cardiac arrest (henti - Posisi tumit tangan tepat di atas tulang
jantung) dada (dipertengahan garis yang
menghubungkan kedua puting susu)
atau tepat disamping dua jari yang
melindungi batas bawah tulang dada
yang terdiri dari kartilago, lengan lurus
terkunci dan kedua bahu tegak lurus
pada bidang datar korban.
- Bagian tubuh penolong yang aktif
bergerak selama melakukan kompresi
adalah sendi panggul.

LANGKAH 3 → hanya dilakukan kalo px


mengalami henti jantung
- Penolong melakukan kompresi dada
untuk memulai RJPO atau diperiksa
nadi karotis lebih dahulu dan bila nadi
tidak teraba secepatnya lakukan
kompresi dada untuk memulai RJP,
dengan rasio kompresi dan ventilasi
adalah 30:2 untuk setiap siklusnya dan
dilakukan sebanyak lima siklus untuk
kemudian berhenti dan segera
memeriksa nadi karotis.
- Dan bila nadi tetap belum teraba, maka
*lengan atas harus lurus tidak boleh
lakukan RJPO lima siklus lagi dan
ditekuk.
POSTUR DAN POSISI TANGAN
- Tangan dominan di tengah dada pasien.
Posisi ini sesuai dengan bagian bawah
tulang dada.
- Tumit tangan diposisikan di garis
tengah dan sejajar dengan sumbu
Panjang dari tulang dada. Ini KAPAN STOP CPR?

memfokuskan gaya tekan pada tulang 1. Nadi sudah teraba adekuat.

dada dan mengurangi kemungkinan 2. Penolong kelelahan dan tidak dapat

patah tulang rusuk. melanjutkan pertolongan.

- Selanjutnya, letakkan tangan yang tidak 3. Bantuan ambulan 119 telah datang dan

dominan di atas tangan pertama siap menggantikan anda.

sehingga kedua tangan adalah tumpang 4. Secara empiris, telah dilakukan

tindih dan paralel. prosedur RJPO selama 20 - 30 menit

- Jari-jari harus diangkat dari tulang namun setiap akhir lima siklus dan

rusuk pasien untuk meminimalkan gaya pemeriksaan nadi dilakukan, ternyata

tekan di atas tulang rusuk. Juga hindari nadi tidak pernah teraba, maka RJPO

gaya tekan di atas xiphisternum atau harus dihentikan.

perut bagian atas untuk meminimalkan


cedera iatrogenik. LANGKAH 4: NADI TERABA – NEXT
CAB

30 Kompresi Dada: 2 Ventilasi - Ketika nadi karotis teraba, maka RJP


dihentikan untuk memeriksa pernafasan
dengan cara 3M (merasakan hembusan
nafas, mendengarkan suara nafas dan
melihat gerakan dinding dada), dan bila
hasil 3M negative (Korban belum
Dulu ventilasi dilakuin kontak langsung → bernafas), berikan bantuan nafas
sekarang pake media yg menghindari (rescue breathing).
kontak langsung. - Penolong membuka jalan nafas (head
tilt chin lift), dan memulai memberikan
Teknik memberikan ventilasi → BVM rescue breathing sebanyak 8 sampai 10
Dilakuin sama orang yg udah terlatih tiupan per menit.
(penolong awam nakes)
*KETERANGAN LANJUT LANGKAH 6: POSISI RECOVERY
- Bila AED tersedia dan dapat segera Segera baringkan korban pada posisi
dipergunakan, maka setelah langkah 2 pemulihan (recovery position).
langsung lihat gambar 10 sampai Keadaan korban harus terus diobservasi
gambar 12. sampai bantuan ambulan 119 datang.
- Dimana setelah AED dihidupkan
elektroda dapat langsung dipasang pada
posisi yang benar (lihat bab
defibrillator) dan ikuti perintah suara
yang didengar (voice command).
- Selanjutnya AED akan memandu
penolong dalam melakukan prosedu Dilakuin setelah airway clear
RJPO sampai bantuan datang.
AED: rantai ketiga → kl tersedia AED ALGORITMA

*LANGKAH 3: ATTACH AID' PADS


Alat defibrillator eksternal otomatis (AED)
siap digunakan dan kotak hijau bergambar
merupakan symbol international yang
menunjukkan bahwa tersedia AED didekat
gambar tersebut.

Pastikan sekitar aman → baru dilakuin


Alat AED bakal ngasi tau kl masih butuh
RJP DUA PENOLONG
CPR dan memandu tindakan RJPO
Prosedur RJPO dua penolong pada korban
dewasa adalah sama seperti prosedur RJPO
satu penolong pada langkah satu sampai
langkah tiga, hanya pada langkah
selanjutnya secara prinsip adalah calon
penolong kedua yang akan menawarkan
bantuan
Bila penolong kedua sudah ikut bergabung,
maka scenario berubah menjadi dua
penolong.
Prosedur ini sangat direkomendasikan oleh
American Heart Association, 2015 karena
memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Lebih ajeg (reliable) sehingga kompresi
dada yang dilakukan lebih berkualitas.
- Kelelahan dapat ditunda, sehingga
prosedur RJPO dapat lebih lama
dilakukan.
- Bila sejak awal sudah dilakukan dua
penolng, maka akses ke ambulan 119
dan ketersediaan AED dapat lebih
cepat.

Anda mungkin juga menyukai