Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Macam-macam gigi tiruan


Prostetik atau prostodontik adalah seni dan ilmu kedokteran gigi yang
berhubungan dengan pekerjaan memperbaiki serta mempertahankan fungsi
mulut dengan menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang serta jaringan
sekitarnya. Kehilangan gigi dapat merusak penampilan, kemampuan
pengunyahan dan bicara. Tujuan dari prostodontik adalah untuk
mengembalikan penampilan dan fungsi. Umumnya gigi tiruan dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gigi tiruan penuh (full denture) dan gigi
tiruan sebagian (partial denture). Gigi tiruan sebagian dibedakan menjadi gigi
tiruan lepasan (removable denture) dan gigi tiruan cekat (fixed denture).1.
1. Gigi tiruan cekat
Menurut Drg. P. Martanto, gigi tiruan cekat adalah sebuah restorasi atau
pergantian gigi untuk mengembalikan bentuk gigi yang mengalami
kerusakan (karies besar, fraktur, dan aus) dengan dicekatkan secara
permanen ke gigi asli, akar, dan implan. Gigi tiruan cekat diklasifikasikan
menjadi 2, restorasi yang dipasang cekat pada gigi penyangga untuk
menggantikan 1 gigi disebut crown sedangkan restorasi yang dipasang
secara cekat pada gigi geligi penyangga untuk menggantikan 2 atau lebih
disebut bridge. Fungsi utama dari crown adalah untuk melindungi struktur
dasar gigi dan mengembalikan fungsi, bentuk, dan estetika. Bridge terdiri
dari retainer (bagian dari gigi tiruan cekat yang menghubungkan bridge
dengan gigi penyangga), pontik (bagian dari gigi tiruan cekat yang
menggantikan gigi yang hilang), dan konektor (bagian dari gigi tiruan
cekat yang menghubungkan pontik dengan retainer).5.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
2. Gigi tiruan lepasan
Gigi tiruan lepasan adalah penggantian gigi yang hilang dan jaringan
pendukung dengan pembuatan protesa yang dapat dipasang dan dilepas
oleh pemakainya. Gigi tiruan lepasan dapat diklasifikasikan sebagai gigi
tiruan sebagian lepasan dan gigi tiruan lengkap lepasan. 6,7.
a. Gigi tiruan sebagian lepasan
Menurut Deepakk Nallaswamy, gigi tiruan sebagian lepasan adalah
gigi tiruan lepasan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang
hilang serta jaringan pendukungnya.5,7. Bagian-bagian dari gigi tiruan
sebagian lepasan (Gambar 1A) yaitu: 1) Konektor utama adalah bagian
dari gigi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan komponen –
komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain. Ini
adalah komponen terbesar dan penting dalam gigi tiruan sebagian
lepasan 2) Konektor minor adalah bagian dari gigi tiruan sebagian
lepasan yang menghubungkan antara konektor utama dengan unit lain
dari gigi tiruan sebagian lepasan, seperti clasp, indirect retainer, dan
sandaran oklusal 3) Rest atau sandaran adalah bagian dari gigi tiruan
sebagian lepasan yang bersandar pada permukaan oklusal atau insisal
gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan
vertikal pada protesa 4) Direct retainer atau cengkeram adalah bagian
dari cangkolan gigi tiruan sebagian lepasan yang ditempatkan pada gigi
penyangga dengan tujuan untuk mencegah perpindahan gigi tiruan 5)
Indirect retainer adalah bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan yang
membantu direct retainer dalam mempertahankan gigi tiruan untuk
melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan
bekerja pada basis gigi tiruan 6) Basis adalah bagian dari gigi tiruan
yang berfungsi mengganti jaringan alveolaris, sebagai stabilisasi, dan
retensi gigi tiruan sebagian lepasan.5,6.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
Gambar 1A. Bagian-bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan 1) konektor
utama 2) konektor minor 3) direct retainer 4) rest 5) indirect retainer 6) basis.
5,6.

b. Gigi tiruan lengkap lepasan


Gigi tiruan lengkap adalah gigi tiruan lepasan yang menggantikan
seluruh gigi asli dan jaringan penyangga baik rahang atas maupun
rahang bawah. Fungsi gigi tiruan lengkap adalah untuk mengembalikan
estetika (kontur wajah dan dimensi vertikal), pengunyahan (memiliki
oklusi seimbang yang tepat untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan)
dan kemampuan bicara. Gigi tiruan lengkap lepasan digunakan untuk
mengurangi resorpsinya tulang alveolar, berkurangnya dimensi
vertikal, dan hilangnya oklusi sentrik.8. Gigi tiruan lengkap lepasan
memiliki 3 permukaan dan 4 komponen.
Permukaan dari gigi tiruan lengkap lepasan yaitu: 1) Permukaan
cetak (impression surface) adalah bagian gigi tiruan yang konturnya
ditentukan oleh hasil cetakan. Permukaan ini berada pada permukaan
gigi tiruan yang menghadap ke jaringan penyangga ketika gigi tiruan
berada dalam mulut 2) Permukaan poles (polished surface) adalah
bagian dari permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan
ke servikal gigi-gigi tiruan dan termasuk permukaan palatal untuk
rahang atas sedangkan permukaan bukal dan lingual pada rahang
bawah. Permukaan ini harus dipoles halus untuk menghindari
perlekatan dan penumpukan sisa makanan 3) Permukaan oklusal
(occlusal surface) adalah bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak
dengan gigi-gigi tiruan lawan (Gambar 1).5.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
Gambar 1B. Permukaan dari gigi tiruan lengkap (1) permukaan cetak (2)
permukaan poles (3) permukaan oklusal.5.

Komponen-komponen dari gigi tiruan lengkap yaitu 1) Basis adalah


bagian dari gigi tiruan lengkap yang bersandar pada jaringan
pendukung dimana elemen gigi tiruan melekat. Basis ini biasa terbuat
dari resin akrilik. Basis memperoleh dukungan melalui kontak yang
rapat dengan jaringan pendukung. 2) Flange atau sayap adalah
perpanjangan vertikal basis pada gigi tiruan dari margin servikal gigi
8.
tiruan menuju ke vestibulum dalam rongga mulut. 3) Elemen gigi
tiruan merupakan bagian paling penting pada gigi tiruan lengkap dari
sudut pandang pasien yang berfungsi menggantikan gigi-gigi asli.
Pemilihan elemen gigi tiruan yang harus diperhatikan adalah bentuk,
warna, dan ukuran. 4) Perbatasan (border) adalah margin dari basis gigi
tiruan yang merupakan pertemuan dari permukaan poles dan permukaan
cetak (gambar 2) 5.

Gambar 2. Komponen dari gigi tiruan lengkap (1) basis (2) flange atau sayap (3)
elemen gigi (4) border atau perbatasan.5.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
B. Basis gigi tiruan lepasan
Basis gigi tiruan lepasan dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu retensi dan
dukungan atau support. Basis gigi tiruan lepasan terutama pada basis gigi
tiruan lengkap mempunyai luas permukaan cetak yang lebih besar sehingga
gigi tiruan mudah lepas dan goyang. Oleh karena itu, dengan kondisi gigi
tiruan lengkap yang mudah goyang dapat membuat debris makanan masuk ke
permukaan cetak dan menimbulkan penumpukan plak yang akan menyulitkan
dalam perawatan.
Basis gigi tiruan lepasan biasanya dapat dibuat dengan bahan akrilik
ataupun dengan bahan logam, akan tetapi basis dari bahan akrilik lebih sering
digunakan dibandingkan dengan bahan logam walaupun bahan akrilik ini
mempunyai sifat porositas yang memudahkan plak untuk menempel. Basis
gigi tiruan lepasan dari bahan akrilik maupun bahan logam memiliki jenis
bahan pembersih kimia yang berbeda dalam menghilangkan plak yang dapat
memberikan efek merugikan bagi basis gigi tiruan, oleh karena itu pemilihan
mengenai bahan pembersih perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan
jenis bahan basis yang dibuat.5,6,9.
1. Syarat basis gigi tiruan 9.
a. Biokompatibel (tidak beracun dan tidak iritan)
b. Resistensi keretakan dan fraktur tinggi
c. Kelarutan dan penyerapan cairan mulut rendah
d. Dimensi stabil dan akurat
e. Estetika dan stabilitas warna tinggi
f. Radiopak
g. Mudah dalam pembuatan dengan biaya murah
h. Mudah diperbaiki jika retak
i. Mudah dibersihkan

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
2. Macam-macam bahan basis gigi tiruan
Macam-macam bahan basis gigi tiruan dapat berupa resin akrilik dan
logam.2.
a. Resin akrilik
Bahan dasar gigi tiruan yang paling banyak digunakan adalah
polimetil metakrilat (PMMA) dan sering disebut resin akrilik atau
akrilik. PMMA dapat ditambahkan dengan monomer ikatan-silang
(Ethylene glycol dimethacylate) yang berfungsi meningkatkan
kekerasan dan kekakuan. Pigmen ditambahkan untuk memberikan
warna. Resin akrilik terdiri dari powder (polimer) dan liquid
(monomer). Bahan yang digunakan untuk powder adalah
poly(methylmethacrylate) sedangkan pada liquid adalah methyl
methacrylate. Resin ini memiliki warna yang mirip dengan gingiva,
mudah dimanipulasi, dan lebih murah. Bahan ini mudah abrasi pada
saat pembersihan dan menyerap cairan mulut sehingga deposit makanan
dapat mudah melekat pada basis. Bahan ini mempunyai sifat porositas
jika perbandingan polimer dan monomer tidak sesuai (2:1) atau pada
saat pengadukan terdapat gelembung udara. 2,7.
b. Logam
Logam adalah bahan penghantar panas yang baik dan mudah
dibersihkan. Bahan ini tahan terhadap abrasi sehingga permukaan basis
tetap licin dan mengkilat serta tidak menyerap cairan mulut. Hal ini
membuat deposit makanan dan deposit kalkulus sulit melekat pada
basis. Basis gigi tiruan yang terbuat dari bahan logam ini dapat dibuat
dengan menggunakan emas, kromium dan aluminium. Emas merupakan
basis gigi tiruan yang sangat mahal, sangat berat, cukup akurat dan
stabil. Basis kromium lebih murah dibanding emas, lebih kuat, lebih
ringan, tetapi basis kromium kurang akurat. Basis aluminium kurang
akurat dibanding emas dan kromium. Proses pembuatan basis dengan
bahan logam ini menjadikannya relatif mahal, selain itu bahan ini

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
kurang mendukung estetik karena sifat logamnya dan jika digunakan
untuk gigi tiruan atas akan terasa lebih berat.2,7,10.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi tiruan lepasan
1. Desain gigi tiruan
Rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting yang
akan menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan gigi tiruan.
Desain yang kurang pas atau permukaan poles yang kasar dapat
mengakibatkan terbetuknya plak yang menempel pada basis sehingga gigi
tiruan menjadi kotor. Oleh karena itu, desain gigi tiruan sebaiknya dibuat
dengan benar sehingga dapat mencegah masuknya deposit makanan serta
mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan dalam mulut.
Desain gigi tiruan sangat ditentukan dari hasil cetakan, hasil
pengecoran, susunan gigi serta bentuk kontur permukaan poles sehingga
dalam penentuan desain sangat perlu diperhatikan. Permukaan basis gigi
tiruan yang menghadap mukosa atau permukaan cetak gigi tiruan adalah
bagian yang tidak dipoles sehingga memudahkan terjadinya penumpukan
plak dan sisa makanan, apabila permukaan cetak tersebut tidak tepat dapat
menyebabkan terbentuknya ruangan kosong di bawah gigi tiruan, kondisi
ini akan semakin membuat makanan dapat dengan mudah masuk kedalam
ruangan tersebut, oleh karena itu permukaan cetak dan jaringan pendukung
harus berkontak rapat. Pembebasan frenulum tidak boleh berlebihan
karena dapat menyebabkan masuknya makanan ke celah antara basis
dengan jaringan mulut. Pengadukan bahan gips yang tidak homogen untuk
pengecoran dapat menghasilkan permukaan model yang porus sehingga
bentuk permukaan cetak dari basis gigi tiruan lepasan menjadi kasar.
Permukaan poles dari sayap gigi tiruan lepasan, dibuat agak cekung
(konkaf), ini dimaksudkan agar memberi tempat pada musculus buccinator
untuk meningkatkan retensi dan memudahkan bolus makanan kembali ke
permukaan oklusal pada saat mastikasi.2. Jarak interproksimal dari gigi-
gigi tiruan yang tidak rapat dapat menyebabkan melekatnya makanan
sehingga sulit dibersihkan yang kemudian akan menjadi plak, oleh karena

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
itu dalam penyusunan elemen gigi harus memiliki kontak interproksimal
yang rapat. 6,11.
2. Pasien tidak mendapatkan informasi yang jelas untuk merawat dan
membersihkan gigi tiruan
Banyak pasien yang meninggalkan ruangan dokter gigi dengan
kurangnya informasi mengenai tentang cara merawat gigi tiruan mereka.
Kebersihan rongga mulut dan kebersihan gigi tiruan sangat penting. Hoad-
Reddick dkk (cited. Amanda) mencatat bahwa sebanyak 86,3% pasien
tidak pernah diinstruksikan oleh dokter gigi mereka tentang bagaimana
merawat dan membersihkan gigi tiruan sedangkan menurut Dikbas dkk
(cited. Amanda) menyatakan bahwa sebanyak 82,9% dokter gigi tidak
memberitahukan cara untuk membersihkan gigi tiruan mereka.4. Pasien
lansia pengguna gigi tiruan yang dapat membersihkan gigi tiruannya
dengan benar hanya 16,7% dan hanya 11,9% pasien lansia memiliki gigi
tiruan yang bersih. 4. Pasien banyak yang tidak menyadari akumulasi plak
berada pada sekitar dan bawah gigi tiruan. Pasien seringkali hanya
membersihkan bagian gigi tiruan yang terlihat kotor di permukaan poles,
dan tidak membersihkan bagian dalam dari gigi tiruan yaitu permukaan
cetak. 4.
Tanggung jawab dokter gigi adalah membimbing pasien dengan
memberikan instruksi tentang merawat dan membersihkan gigi tiruan yang
baik. Pasien harus dijelaskan atau diingatkan bahwa gigi tiruan yang tidak
diperhatikan kebersihannya dapat menimbulkan efek yang merugikan pada
kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan.4,12. Beberapa praktisi
menemukan bahwa instruksi yang diberikan kepada pasien dalam bentuk
brosur atau pamflet kecil sangat efektif, hal ini dikarenakan banyak pasien
yang mengalami kesulitan dalam membersihkan gigi tiruannya
menemukan solusi dengan banyak melihat atau mendengarkan informasi
mengenai pembersihan gigi tiruan dari program televisi, radio, dan
brosur.7,13.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
Beberapa petunjuk dan saran yang dapat diinstruksikan kepada pasien
pasca pemasangan gigi tiruan adalah kemungkinan timbulnya perasaan
tidak nyaman dimana rongga mulut untuk pertama kalinya beradaptasi
dengan gigi tiruan sehingga mulut terasa penuh, dalam kondisi ini pasien
dapat disarankan untuk bersabar dan tetap menggunakannya hingga mulut
dapat terbiasa dengan kondisi tersebut. Dalam beberapa waktu setelah
pemasangan, kelenjar air liur juga akan memproduksi saliva yang berlebih
yang akan membuat pasien tidak nyaman, kondisi ini akan kembali normal
setelah beberapa waktu setelah jaringan dapat beradaptasi terhadap gigi
tiruan yang berperan sebagai benda asing. Awal pemasangan gigi tiruan ini
akan membuat perubahan fonetik yang bersifat sementara, untuk
mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan melatih bicara dan membaca
dengan suara keras lebih kurang 20 menit sehari, membasahi mulut dengan
meneguk air dapat bertujuan agar bibir dan lidah cepat beradaptasi dengan
permukaan poles.1,2,14.
Prosedur pembersihan gigi tiruan secara rutin dan teratur setiap hari
harus diinstruksikan untuk dilakukan dalam menjaga kebersihan gigi tiruan
tersebut dari debris makanan dan mencegah penumpukan plak dan
perubahan warna pada basis gigi tiruan. Oleh karena itu, menjaga
kesehatan rongga mulut dengan memelihara kebersihan gigi tiruan dengan
teratur dapat meningkatkan keberhasilan perawatan.3,13.
3. Sikap mental pasien
Kemampuan pasien untuk menerima, menyesuaikan, dan melakukan
perawatan gigi tiruannya dipengaruhi oleh sikap mental dari pasien
tersebut. Banyak prosthodontis setuju bahwa faktor psikologi tidak boleh
diabaikan karena faktor kepribadian dan kemampuan pasien berbeda-beda
untuk mengatasi jenis masalah-masalah dalam memakai gigi tiruan.
Menurut Collet (cited. Bolender dkk), keadaan mental pasien mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan atau kegagalan perawatan
gigi tiruan. Menurut House ada 4 macam sifat mental: 2,12.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
a. Sifat filosofik
Pasien ini biasanya mempunyai sikap yang ideal untuk keberhasilan
perawatan, tenang, rasional dan percaya terhadap perawatan dokter gigi.
Pasien tipe filosofik dapat menerima penilaian dokter giginya tanpa
banyak bertanya-tanya. Mereka dapat menerima keadaan mulutnya dan
mengerti bahwa dokter gigi akan bekerja sebaik mungkin. Pasien tipe
ini memiliki prognosis baik karena mempunyai motivasi, seperti
keinginan menggunakan gigi tiruan untuk memelihara kesehatan dan
penampilan. Sebagian besar pasien termasuk dalam kelompok filosofik.
b. Sifat tak acuh
Pasien dari tipe ini memiliki prognosis buruk karena kurang
menghargai upaya dokter gigi, tidak peduli, dan cepat putus asa jika
menghadapi masalah yang berkaitan dengan hal-hal yang baru. Pasien
ini tidak peduli dengan penampilan dirinya dan tidak merasakan
pentingnya gigi tiruan. Mereka tidak memperhatikan petunjuk, tidak
dapat bekerja sama, dan cenderung menyalahkan dokter gigi karena
kesehatan giginya yang buruk. Dokter gigi yang menghadapi pasien
dengan sikap ini, memerlukan waktu banyak untuk menjelaskan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan mulutnya.
c. Sifat kritis
Pasien tipe ini hidup teratur, ingin segalanya tepat, harapannya
tinggi, sulit menerima pendapat, dan suka mengatur. Mereka tidak
pernah puas dengan pertolongan dokter gigi yang pernah dikunjunginya
dan biasanya karena dokter gigi tersebut tidak mau mengikuti
permintaanya. Pasien ini memiliki keraguan terhadap saran yang
diberikan dokter gigi, mereka akan merasa puas jika dokter gigi dapat
menjelaskan prosedur perawatan secara rinci, mengikuti keinginan
pasien, dan memberi jaminan.
d. Sifat skeptis
Pasien ini tidak mempunyai pendirian, emosional tidak stabil, terlalu
khawatir, tidak kooperatif, tidak peduli kesehatan dan suka mencari

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
kesalahan orang lain. Pasien yang dapat digolongkan sifat skeptis
adalah mereka yang pernah mendapatkan perawatan yang kurang
berhasil sehingga mereka ragu untuk melakukan perawatan kembali.
Keadaan kesehatan pasien ini sering kali kurang baik dan meskipun
mereka cenderung tidak kooperatif tetapi mereka berupaya menjadi
pasien yang baik. Dokter gigi hendaknya menyediakan waktu lebih
banyak sebelum, selama, dan sesudah perawatan karena perhatian yang
besar dapat membantu menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap
dokter gigi.
Dengan mengetahui tipe-tipe sikap mental pasien, dokter gigi diharapkan
dapat mempersiapkan teknik pendekatan yang sesuai sehingga dapat
menjalin hubungan kerjasama yang baik antara dokter gigi dengan pasien
selama proses pembuatan dan melakukan perawatan gigi tiruan.
Pemeriksaan yang cermat dan lengkap merupakan awal dari perawatan
yang berhasil.2.
D. Cara atau teknik yang dapat dipakai untuk membersihkan gigi tiruan
lepasan
Pada dasarnya terdapat dua cara yang digunakan untuk membersihkan gigi
tiruan lepasan yaitu secara mekanik dan secara kimia. Membersihkan gigi
tiruan secara mekanik dapat dilakukan dengan cara menyikat atau
menggunakan alat ultrasonik, sedangkan secara kimia dilakukan dengan
merendam gigi tiruan dalam larutan hipoklorit, oxygenating atau effervescent,
asam, enzim, polimer silikon, obat kumur, desinfektan, surfaktan. Sebelum
dan sesudah membersihkan gigi tiruan, kita dapat menggunakan disclosing
solution untuk mendeteksi plak yang melekat pada gigi tiruan (Gambar 3A
dan 3B).
1. Teknik mekanik
a. Menyikat gigi tiruan
Teknik menyikat adalah metode pembersihan yang umumnya
digunakan oleh pasien. Pasien diinstrusikan secara rutin untuk
membersihkan gigi tiruan dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
yang lembut atau sikat nylon dengan ujung bulat, sabun atau pasta gigi
dan air.15. Umumnya sikat gigi yang tersedia di pasaran berpenampang
cukup besar dengan bulu sikat yang kaku. Pada saat menyikat, bulu
sikat yang kaku sukar menyesuaikan dengan kontur gigi tiruan dan
dapat menyebabkan goresan-goresan pada permukaan akrilik (Gambar
3C dan 3D).4,13. Pada saat membersihkan gigi tiruan sebaiknya
dilakukan diatas sebuah mangkok berisi air atau dapat juga gigi tiruan
dipegang dengan handuk untuk menjaga gigi tiruan tidak patah saat
jatuh. Sebaiknya diberitahukan kepada pasien untuk membersihkan gigi
tiruan dengan penerangan yang cukup agar memperoleh hasil yang
optimal.1,14,15.

Gambar 3. A.Plak dan debris pada gigi tiruan yang ditunjukan dengan pewarnaan
disclosing solution. B. Adanya plak pada permukaan cetak gigi tiruan yang
ditunjukkan dengan erythrocin sebagai disclosing solution C. Macam-macam
bentuk sikat gigi tiruan D. Pembersihan gigi tiruan dengan sikat gigi
konvensional.4.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
b. Getaran ultrasonik
Getaran ultrasonik merupakan teknik getaran yang dapat digunakan
untuk membersihkan gigi tiruan. Alat ultrasonik ini terdiri dari wadah
yang berfungsi untuk meletakkan gigi tiruan dan air, alat ini
disambungkan ke aliran listrik untuk menghasilkan getaran yang
berfungsi untuk menghilangkan kalkulus. Menurut Raab (cited. Budtz-
Jorgensen), untuk mendapatkan hasil yang optimal, penggunaan teknik
ini dapat dikombinasi dengan menggunakan larutan pembersih
kimia.9,16.

Gambar 4. Alat pembersih ultrasonik (http://www.valplast.ca/)

2. Teknik kimia
Menurut Amanda, 58,49% pasien yang membersihkan gigi tiruannya
secara kimia dilakukan dengan merendam gigi tiruan tersebut dalam
larutan alkalin peroxide dan sodium hipoklorit.4. Teknik kimia memiliki
keuntungan mudah digunakan, larutan pembersih dapat masuk ke seluruh
bagian gigi tiruan, dapat menghindari kerusakan dari kesalahan memegang
gigi tiruan pada saat membersihkan, dan tidak bersifat abrasif. Namun,
teknik kimia memiliki kelemahan seperti dapat merubah warna gigi tiruan,
dapat melunakan resin akrilik gigi tiruan, dan menyebabkan korosi pada
bahan logam.4,9
.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
a. Syarat pembersih kimia untuk gigi tiruan yang ideal :
1) Tidak beracun
2) Mudah untuk membersihkan dan tidak berbahaya bagi pasien (mata,
kulit, dan pakaian) jika tidak sengaja tumpah atau terpecik
3) Tidak berbahaya untuk bahan dasar basis dan gigi dari gigi tiruan
seperti abrasif
4) Mampu melarutkan semua deposit gigi tiruan seperti plak, noda, dan
kalkulus
5) Mempunyai efek bakterisid dan fungisid
6) Mudah diperoleh dan murah
b. Macam-macam bahan pembersih kimia
Ada beberapa jenis pembersih cair yang digunakan untuk merendam
gigi tiruan yaitu pemutih (sodium hypoclorites), effervescent (alkaline
peroxides, perborates, dan persulphates), asam, enzim, polimer silikon,
obat kumur, surfaktan, disinfektan.(Tabel 1)

Tabel 1. Pembersih kimia dan disinfektan untuk geligi tiruan 16.


Manfaat Efek samping
Effervescent atau + menghilangkan noda Pemutihan pada resin
oxygenating atau alkaline (+) antimikroba akrilik
peroxides
Alkaline hypochlorites atau ++ menghilangkan noda Tarnish dan korosi pada
sodium hypochlorites ++ dekomposisi bahan logam, pemutihan pada
organik resin akrilik, dan bau yang
++ antimikroba tidak menyenangkan
Asam ++ menghilangkan kalkulus Dapat menggores resin
++antimikroba akrelik, menimbulkan noda,
+ beberapa noda akan dan korosi
hilang
Enzym proteolitik + dekomposisi bahan Bau tidak menyenangkan
organik
+ dapat menghilangkan plak
Chlorhexidine ++ antimikroba Perubahan warna dan iritasi
mukosa
Listerine antiseptik (0,12% + antimikroba -
asam benzoate)
(+) = lemah, + = kuat, ++ = sangat kuat

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
1) Hipoklorit
Bahan yang termasuk hipoklorit yaitu alkaline hipoklorit dan
pemutih (sodium hipoklorit atau natrium hipoklorit). Bahan ini
biasanya digunakan sebagai pembersih gigi tiruan untuk
menghilangkan plak dan noda yang ringan. Salah satu teknik untuk
merendam gigi tiruan yaitu 1 bagian larutan 5% sodium hipoklorit
dalam 3 bagian air (1:3 air) dan disertai dengan teknik menyikat.
Selain itu, gigi tiruan juga dapat direndam dalam larutan yang
mengandung 1 sendok teh hipoklorit atau pemutih (Clorox) dan 2
sendok teh glassy phosphate atau pelembut (Calgon) dalam setengah
gelas air untuk membantu membersihkan kalkulus dan noda yang
sulit dibersihkan.9,17. Contoh: dentural 18.
2) Effervescent atau oxygenating
Alkaline peroxide atau percarbonates atau persulfate biasanya
disediakan dalam bentuk bubuk atau tablet. Bahan oxygenating
mengandung senyawa alkali, deterjen, sodium perborate, dan
pewangi. Cara penggunaan effervescent atau oxygenating yaitu
rendam gigi tiruan dalam campuran bubuk atau tablet dengan air
selama 20 menit.9,19. Contoh: Super Efferdent Tablets, Boots
Effervescent Original, dan Steradent Denture Cleansing Powder 18.
3) Asam
Bahan asam (asam sitrat, isopropil alkohol, asam klorida, atau
cuka masak) yang tersedia untuk menghilangkan deposit kalkulus.
Oleskan pembersih ke permukaan gigi tiruan dengan kuas kemudian
sikat gigi tiruan.9,13. Contoh: Denclen dan Deepclean 18.
4) Enzim
Bahan yang mengandung enzim dapat digunakan untuk
membersihkan gigi tiruan. Pembersih ini terdiri dari mutanese dan
protease. Rendam gigi tiruan dalam enzim selama 15 menit.9.
Contoh: Polident 18.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
5) Polimer silikon
Pembersih ini memberikan lapisan pelindung yang mencegah
perlekatan bakteri dan plak jika gigi tiruan direndam dalam cairan
tersebut. Lapisan ini dapat bertahan selama dua hingga tiga hari dan
dapat hilang secara perlahan dengan sendirinya.9,20.
6) Obat kumur
Obat kumur juga dapat digunakan untuk membersihkan gigi
tiruan. Bahan obat kumur yang sering digunakan adalah asam
bensoat. Rendam gigi tiruan dalam obat kumur selama 10 menit.3.
7) Surfaktan dan desinfektan
Selain bahan-bahan pembersih diatas, terdapat bahan yang lebih
murah dan mudah untuk mengendalikan plak gigi tiruan. Bahan
desinfektan yang paling umum digunakan adalah chlorhexidine
berguna untuk mengurangi jumlah plak. Pada surfaktan yang
mengandung octapinol untuk mengontrol perkembangan plak gigi
tiruan.16. Untuk penggunaan bahan ini, rendam gigi tiruan dalam
larutan 2% chlorhexidine selama 15 menit dalam dua kali sehari.9.
E. Dampak pemakaian gigi tiruan yang kurang bersih
Prosedur kebersihan yang efisien merupakan peranan utama dalam
pemeliharan kesehatan mulut dan penting dalam keberhasilan jangka panjang
untuk perawatan gigi tiruan. Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan
yang tidak baik merupakan alasan utama dalam meningkatnya pembentukan
plak pada gigi tiruan. Akumulasi noda, debris, dan plak pada gigi tiruan dapat
menimbulkan efek buruk pada kesehatan mulut pasien. Dikbas (cited.
Amanda) mengatakan bahwa banyak pasien yang gagal dalam membersihkan
gigi tiruan dan mereka tetap menggunakan gigi tiruan yang kurang bersih.4.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan keadaan gigi tiruan yang kurang
bersih adalah usia pasien, lingkungan tempat tinggal, kesehatan umum yang
buruk, tingkat pendidikan dan penghasilan yang rendah. Gigi tiruan yang
dibersihkan dengan tidak benar dapat menyebabkan halitosis, estetik kurang,
dan inflamasi mukosa oral seperti denture stomatitis.12,16.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
1. Halitosis
Gigi tiruan dengan basis resin akrilik dapat menyebabkan halitosis,
karena adanya sisa makanan yang menumpuk dan tidak dibersihkan oleh
pasien. Tonzetich dan Ng (cited. Margo) mengatakan bahwa program
kebersihan mulut secara efektif dapat mengontrol halitosis.2,21.
2. Estetik yang kurang mendukung
Augsburger dan Elahi (cited. Margo) menyatakan bahwa gigi tiruan
dengan basis resin akrilik dapat menyerap noda. Penyerapan noda pada
resin akrilik dapat menyebabkan perubahan warna yang berdampak pada
estetik. Eriksen dan Nordbo (cited. Margo) mengatakan bahwa dengan
kebersihan mulut yang baik dapat mencegah dan menghilangkan
perubahan warna gigi tiruan. Selain itu, deposit makanan dan plak yang
menumpuk pada gigi tiruan juga dapat memberikan kesan yang kurang
bersih pada gigi tiruan yang berpengaruh pada estetik.9,21.

Gambar 5. Penggunaan gigi tiruan yang terlalu lama tidak pernah dibersihkan
mempengaruhi estetik.16.

3. Denture stomatitis
Pemakaian gigi tiruan yang terus menerus dapat menimbulkan beberapa
reaksi terhadap jaringan karena mukosa dibawah gigi tiruan tertutup dalam
waktu yang lama sehingga menghalangi pembersihan permukaan mukosa
rongga mulut maupun gigi tiruan oleh lidah dan saliva yang
mengakibatkan perlekatan mikroorganisme seperti candida albicans.22.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
Pembersihan permukaan mukosa yang terhalang dapat menimbulkan
penumpukan plak dan sisa makanan. Penumpukan sisa makanan dan plak
akan meningkatkan candida albicans yang dapat mengakibatkan denture
stomatitis, yang merupakan peradangan kronis pada mukosa di rongga
mulut akibat penggunaan gigi tiruan. Stomatitis akibat gigi tiruan
ditemukan pada 60% dari pasien yang memakai gigi tiruan lengkap
terutama jika mengalami hiposaliva.22. Keringnya mukosa atau xerostomia
menjadikan mukosa lebih peka terhadap iritasi gesekan yang berasal dari
gerakan gigi tiruan, dan dapat mengganggu daya adaptasi pasien dalam
menggunakan gigi tiruannya. Kelainan ini lebih sering dijumpai pada
wanita karena mereka lebih mementingkan estetik sehingga gigi tiruan
lengkap jarang dilepaskan pada malam hari selain itu, dapat terjadi pada
rahang atas karena saliva pada rahang atas lebih sedikit dibanding rahang
bawah sehingga gigi tiruan rahang bawah lebih bersih. Abelson (cited.
Amanda) menunjukkan bahwa salah satu faktor etiologi utama dari
peradangan mukosa mulut adalah kurangnya kebersihan gigi tiruan.4.
Kapur dan McMillan (cited. Zarb) mengatakan bahwa peradangan mukosa
dari pemakaian gigi tiruan dapat mempercepat resorpsi tulang.9.
Menurut Amanda, sebanyak 58% pasien yang menggunakan gigi tiruan
siang dan malam saat tidur dapat mengalami denture stomatitis. Hal ini
diperjelas oleh Jeganathan (cited. Amanda) yang menyatakan bahwa
denture stomatitis lebih umum pada pasien yang menggunakan gigi tiruan
terus menerus (61%).4.

Penatalaksanaan Pembersihan Gigi Tiruan Lepasan yang Efektif untuk Mencegah Mikroorganisme (Studi Pustaka)
Yurike Sutjiono
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607

Anda mungkin juga menyukai