Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di

dunia. Indonesia termasuk konsumen kopi dengan presentase konsumsi

6,38% dari konsumsi kopi total eksportir kopi di dunia (Rahardjo, 2012).

Kopi memiliki dampak positif seperti meningkatkan kinerja dan produktivitas

kerja, kopi dapat membuat tubuh menjadi segar lebih lama sehingga dapat

memacu aktivitas, mencegah rasa kantuk, menaikkan daya tangkap panca

indra, mempercepat daya pikir dan mengurangi rasa lelah. Sedangkan dampak

negatif mengkonsumsi kopi seperti timbulnya plak ada bekas kuning pada gigi

yang dikarenakan oleh senyawa kafein sehingga plak tersebut dapat

memberikan dampak buruk bagi kesehatan gigi yang mengakibatkan gigi

berlubang (Anwar & Khomsan, 2009). Menurut Sidomi, (2016), anjuran

maksimal mengkonsumsi kopi yang baik bagi kesehatan pada orang dewasa

adalah 300-400 mg atau setara dengan 3 gelas dalam sehari.

Karies gigi merupakan istilah yang lebih dikenal sebagai gigi

berlubang. Karies gigi terdapat di pangkal gigi (dekat dengan gusi) terlihat

kerusakan pada email gigi. Penyakit ini berawal dari munculnya plak. Plak

disebabkan oleh mikroorganisme, saliva, bagian yang berasal dari makanan

dan minuman (Darmawan, 2007). Kadar asam (pH) yang tinggi akibat

dipengaruhi oleh asam laktat glikolisis anaerobik yang dilakukan oleh bakteri

di dalam mulut. Meningkatnya kadar asam dalam mulut menyebabkan bakteri

1
2

Lactobacilus dan Strepococcus mutan berkembang biak, sehingga bakteri tersebut

merusak lapisan email dan dentin gigi (Comic, 2010).

Menurut Budisuari, Oktarina & Mikrajab, (2010). Seseorang

mempunyai kebiasaan makan atau minum manis dapat mempengaruhi

terjadinya karies gigi. Kandungan didalam kopi seperti gula merupakan

penyebab terjadinya karies gigi yang paling utama. Kandungan gula dapat

menimbulkan plak menebal dan Streptococcus mutans adalah bakteri yang dapat

merubah gula menjadi asam, terjadi pembuatan polisakarida ekstraselluler

yang menyebabkan asam melekat pada permukaan gigi, dan Streptococcus mutans

mengurangi permiabilitas plak sehingga plak tidak mudah dinetralisir kembali.

Kandungan lain dari kopi seperti kafein juga dapat mempengaruhi kesehatan

gigi yang dapat mempengaruhi email gigi sehingga email tersebut mudah retak

atau pecah dan dapat menimbulkan karies gigi.

Menurut World Health Organization (WHO, 2009), karies gigi masih

menjadi masalah yang utama di seluruh negara di dunia. Prevalensi di seluruh

dunia 60 – 90% diderita oleh anak usia sekolah dan mayoritas orang dewasa.

Kejadian karies gigi akan terus meningkat, terutama sebagai akibat dari

meningkatnya konsumsi kopi. Menurut Tjahja & Ghani, (2010), indeks Decay

Missing Filling Teeth (DMF-T) adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi

dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang. Angka D adalah gigi

yang berlubang karena karies gigi, angka M adalah gigi yang dicabut karena

karies, angka F adalah gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies, T

adalah treatment. Jadi DMF-T adalah penjumlahan D+M+F. Angka kejadian

Indeks DMF-T di Indonesia sebesar 4,6 dengan nilai, jumlah gigi karies yang
3

tidak diobati (D-T) =1,6; jumlah gigi yang telah dicabut (M-T) =2,9; jumlah

gigi yang ditambal (F-T) =0,08 yang berarti kerusakan gigi penduduk

Indonesia 460 buah gigi per 100 orang (Riskesdes, 2013).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kayon Coffee Cafe Jl.

Raya Jetis Margobasuki Malang dengan jumlah pengunjung 75 orang dewasa

di temukan kurang lebih 11 orang dewasa memiliki karies gigi. Setelah

dilakukan beberapa wawancara dengan pengunjung tersebut hal ini

disebabkan karena konsumsi kopi yang tinggi atau lebih dari 2 cangkir dalam

sehari yang akan dapat mempengaruhi pada kesehatan gigi dan jenis kopi

yang dikonsumsi seperti kopi hitam, kopi susu dan cappucino.

Berdasarkan ulasan diatas dapat diketahui bahwa dengan merubah

kebiasaan mengkonsumsi kopi memang tidak mudah. Tetapi demi untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada orang dewasa, maka harus dilakukan

sedikit demi sedikit usaha untuk melakukan pencegahan yaitu dengan

mengurangi konsumsi kopi dalam sehari. Mengurangi konsumsi kopi yang

dimaksud adalah dengan mengurangi jumlah dosis konsumsi kopi dalam

sehari sehingga dapat mengurangi terjadinya karies gigi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai

berikut : Adakah hubungan konsumsi kopi terhadap indeks karies gigi pada

orang dewasa.
4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi kopi

terhadap indeks karies gigi pada orang dewasa.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi konsumsi kopi pada orang dewasa

2. Mengindentifikasi indeks karies gigi pada orang dewasa

3. Menganalisis hubungan konsumsi kopi terhadap karies gigi pada

orang dewasa.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang penelitian serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama

menempuh pendidikan.

1.4.2 Bagi Masyarakat ( Penderita karies gigi)

Sebagai masukan bagi penderita karies gigi agar mengurangi

konsumsi kopi.

1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

terbaru bagi institusi Pendidikan S1 keperawatan terutama dibidang

kesehatan gigi dan juga sebagai data penunjang untuk penelitian

selanjutnya.
5

1.5 Batasan Penelitian

Lingkup penelitian ini meliputi :

1. Penelitian ini adalah hubungan konsumsi kopi dengan indeks karies gigi

pada orang dewasa

2. Responden penelitian ini adalah konsumsi kopi .

1.6 Keaslian Penelitian

1. Menurut Penelitian Fitriani (2014) dengan judul “Pengaruh Ketepatan

Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar

di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang”. Penelitian ini untuk

menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan, kebiasaan dan teknik

menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi di wilayah kerja Puskesmas

Dinoyo Malang, Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan pendekatan study epidemologi. Data yang di

kumpulkan dengan teknik sampling adalah startified random sampling.

Analisa data yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pengetahuan, kebiasaan dan

teknik menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi.

2. Menurut Penelitian Budiman (2014) dengan judul “Hubungan antara

Konsumsi Kafein dalam Kopi dengan Tingkat Kepadatan Tulang pada

Lansia di Kelurahan Bandung Rejosari Kota Malang”. Penelitian ini

untuk menganalisis Hubungan antara konsumsi kafein dalam kopi

dengan tingkat kepadatan tulang pada lansia di Kelurahan Bandung

Rejosari Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisa data yang

digunakan adalah Accidental sampling.. Subjek pada penelitian ini adalah 64


6

lansia didapatkan jumlah sampel sebanyakn 53 otrang lansian yang

datang ketika kegiatan pengukuran tulang, data diambil dengan cara

menggunakan alat Densitometri dan Kuesioner. Hasil menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara konsumsi kafein terhadap tingkat

kepadatan tulang pada lansia.

Adapun perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak

pada variabel independen, dependen, metode, subyek dan lokasi penelitian.

Variabel independen yang peneliti gunakan adalah pengaruh konsumsi kopi.

Variabel dependent yang digunakan adalah indeks karies gigi pada orang

dewasa. Metode yang digunakan adalah Purposive sampling. Subyek yang

peneliti gunakan adalah orang yang mengalami karies gigi, sedangkan lokasi

penelitian di Kota Malang.

Anda mungkin juga menyukai