Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ruri Diptaswari Pratiwi, S.

Ked
NIM : 2171121039
Judul Kegiatan :Bantuan Hidup Dasar Pada Orang Dewasa
Tanggal kegiatan :28 Agustus 2021

Kasus
Seorang laki-laki usia 34 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di jalan mangga no.X tindakan
apakah yang dilakukan?

Pada kasus pasien tidak sadarkan diri bisa dilakukan tindakan bantuan hidup dasar.
Bantuan hidup atau basic life support adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan
kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Pada keadaan
ini jika pasokan O2 kurang maka dalam 3-8 menit otak dan jantung akan mengalami
kerusakan. Bantuan hidup dasar bisa dilakukan dimana saja IHCA (in-hospital cardiac arrest)
dan OHCA (out-of-hospital cardiac arres).
 Pada OHCA (out of hospital cardiac arrest) bila korban ditemukan di luar dari rumah
sakit hal-hal yang dilakukan. Langkah-langkah sebagai berikut
Aktivasi respon darurat (meminta bantuan pada orang sekitar atau menelpon
ambulance 119  CPR kualitas tinggi (bila pasien henti jantung dan henti nafas, bila
terdapat AED (automated external defibrillator) dapat digunaam dalam membantu
proses kompresi)  bila telah datang ambulace korban dibawa ke rumah sakit dan
dilakukan tindakan lanjutan
 Pada IHCA (in-hospital cardiac arrest) bila korban ditemukan di rumah sakit
langkah-langkah sebagai berikut: pengenalan awal dan pencegahan (mendiagnosis
apakah perlu dilakukan RJP)  Aktivasi respon darurat/code blue dengan menelpon
ambulance 119  CPR bila pasien henti nafas dan henti jantung jika terdapat AED
bisa digunakan dalam membantu CPR  perawatan ICU  pemulihan
Pada langkah-langkah BHD yang dapat dilakukan adalah :
1. Danger pada langkah ini perlu memperhatikan hal-hal yaitu: aman penolong atau
aman diri (menggunakan alat pelindung diri), aman pasien dan aman lingkungan.
2. Responsive (Cek respon)  pastikan respon dari korban dengan cara memanggil pak
buk, tepuk bahu, beri rangsang nyeri). pengecekan respon pasien terhadap rangsangan
yang diberikan dengan mengecek Allert, Voice, Pain, Unresponsive (AVPU). Pertama
lakukan pemanggilan pada pasien dengan memanggil kemudian apabila tidak ada
respon lanjutkan memanggil sambil menepuk pundak pasien, kemudian lanjutkan
dengan melakukan rangsang pain atau sakit dengan menekan atau mencubit bagian
sternum atau ujung kuku. Apabila masih tidak ada respon pada rangsangan sakit
lanjutkan pasien disimpulkan dalam keadaan unresponsiveness.
3. Shunt of help : meminta tolong panggil bantuan bisa dengan memanggil ambulance
119 atau meminta bantuan kepada orang sekitar tempat kejadian
4. Circulation : cek nadi karotis, lakukan dengan gantle tidak terlalu keras maupun
terlalu pelan
-Bila pada keadaan nadi teraba dan nafas ada lakuakan posisi mantap/recovery
position dan evaluasi setiap 2 menit
- Bila nadi teraba tetapi nafas tidak ada lakukan ventilasi 10 kali permenit
5. Setelah circulation dilakukan Airway dan Breathing dengan melakukan pengecekan
look, feel, listen menggunakan punggung tangan dengan teknik head tilt, chin lift
apabila tidak ada tanda-tanda fraktur cervical, apabila ada lakukan dengan teknik jaw
thrust. Pada circulation lakukan pengecekan nadi pada arteri karotis dengan
melakukan perabaan pada 2-3 cm di bagian lateral dari adam apple, jika nadi tidak
teraba langsung lakukan CPR atau Resusitasi Jantung Paru (RJP), jika nadi teraba
maka tahapan selanjutnya adalah mengecek airway apabila tidak ada nafas berikan
bantuan dengan ambu bag atau bag valve mask.

Pada tahapan RJP Dewasa lakukan penekanan pada area sternum sedalam 5-6 cm dengan
menitik beratkan berat badan, hal ini dilakukan sebanyak 30 kali dengan 2 nafas bantuan
menggunakan bag valve mask selama 5 kali siklus kemudian dilakukan pengecekan primary
survey. Dengan kecepatan RJP/CPR 100-120x/menit. Apabila belum ada kesadaran
dilakukan pengulangan lagi, apabila pasien sadar lakukan recovery position/ posisi mantap
pada pasien.

Pada pasien covid-19 BHD dilakukan, amankan lingkungan (gunakan APD yang lengkap
atau APD level 3 seperti hazmat, masker KN95, googles, dan faceshield, batasi jumlah
penolong, evaluasi ada nadi atau tidak bila masalah pernafasan tidak bagus langsung berikan
ventilasi dengan bag valve mask atau bisa menggunakan alat mekanik. RJP dapat dihentikan
bila jika terjadi sirkulasi, nafas spontan, penolong kelelahan, pasien yang tidak bisa
diresusitasi/DNR, dan terdapat tanda kematian (lebam mayat, kaku mayat, pupil lebar refleks
cahaya negative. Komplikasi yang bisa terjadi pada saat CPR, adalah regurgitasi, inflasi
gaster, fraktur iga, pneumothoraks, hematothoraks, kontusio paru.

Anda mungkin juga menyukai