Anda di halaman 1dari 25

BHD (Bantuan Hidup Dasar)

atau
BLS (Basic Life Support)

DAMAN SUPRIANTO,S.Kep
 BHD / BLS adalah upaya atau tindakan
resusitasi kardiopulmonal (RKP) yang
dilakukan baik oleh tenaga kesehatan atau
orang awam yang terlatih dan terampil untuk
membantu dan memberikan pertolongan cepat
dan tepat kepada pasien yang sedang terancam
kematian akibat henti jantung atau henti nafas
sambil menunggu bantuan atau memindahkan
ke tempat yang lebih layak dan memadai
 Kebanyakan korban henti jantung
mendadak menunjukkan fibrilasi
ventrikel pada awalnya, diikuti henti
nafas dan kehilangan kesadaran, maka
rangkaian pertolongan harus diawali
dengan memastikan ada tidaknya
kesadaran dan mengaktifkan regu
penolong dengan cara berteriak atau
menggunakan alat komunikasi, barulah
dimulai tindakan pertolongan.
Penyebab pasien mengalami henti jantung
 Jantung koroner
 Infark miokard
 Kelistrikan jantung
 Tamponade jantung (cairan yang terdapat dalam
perikardium sehingga dapat menekan jantung yang
menyebabkan jantung tidak mampu berdetak)
 Tensionpneumothoraks (terdapat luka sehingga udara
akan masuk ke salah satu cavum pleura)
Penyebab pasien mengalami henti nafas

Apnea terjadi ketika saluran udara


tersumbat atau ketika otak gagal mengirim
sinyal untuk bernafas.
Penyebab apnea yang terjadi pada Anda
berhubungan langsung dengan jenis apnea
yang Anda miliki.
Survey Primer :
C : Circulation
 A : Airway
B : Breathing

Keberhasilan usaha pertolongan akan sangat besar bila


dilakukan dalam 5 menit sejak kolaps untuk
mempertahankan hidup dan fungsi otak umumnya.
TINGKAT KEBERHASILAN RJP
PADA PASIEN
Langkah-Langkah Dalam RJP

 Penilaian
 Aktifkan EMS
 CAB CAB - D
 Defibrilasi
Menilai Kesadaran Pasien
 Periksa pasien dan lihat responsnya dengan
menggoyangkan bahu pasien dengan lembut
dan bertanya dengan cukup keras “apakah
kamu baik-baik saja?” atau “siapa namamu?”
 Bila pasien menjawab atau bergerak, biarkan
pasien tetap pada posisi ditemukan kecuali bila
ada bahaya pada posisi tersebut dan dipantau
terus menerus
 Bila pasien tidak memberikan respons, aktifkan
EMS(Emergency Medical Service), teriaklah mencari
bantuan sambil membuka jalan nafas
Mengaktifkan EMS

 Meminta bantuan dengan berteriak atau


menelepon EMS (Emergency Medical
Service) misalnya 118. Pada waktu
meminta bantuan sebutkan lokasi kejadian,
jenis kejadian, misalnya serangan jantung,
trauma, dll. Kemudian berapa korban yang
perlu bantuan, kondisi korban, bantuan apa
saja yang sudah diberikan.
Circulation (Sirkulasi)
 Henti jantung mengakibatkan tidak adanya
tanda-tanda sirkulasi, artinya tidak ada nadi.
Pada prakteknya penilaian tanda ada tidaknya
sirkulasi oleh penolong adalah :
 Setelah memberikan 2 kali nafas ke pasien
yang tidak sadar, dan tidak bernafas, lihat
apakah ada tanda-tanda sirkulasi yakni ada
nafas, batuk dan gerakan-gerakan tubuh.
 Bila pasien tidak bernafas, batuk atau
melakukan gerakan, lakukan pemeriksaan nadi
karotis.
Airway (Jalan Nafas)

 Apabila pasien tidak memberikan respon,


pastikan apakah pasien bernafas dengan
sempurna. Untuk menilai pernafasan, pasien
harus berada pada posisi terlentang dengan
nafas terbuka
 Posisi terbaik pasien untuk dinilai pernafasan
dan diberi bantuan resusitasi adalah posisi
terlentang pada dasar yang keras dan datar.
Apabila pada saat ditemukan pasien dalam
posisi telungkup, maka harus ditelentangkan
secara simultan dengan teknik roll on
Buka Jalan Nafas
 Pada pasien yang tidak sadar, maka tonus otot rahang lemah
sehingga lidah dan epiglotis dapat menyumbat farings atau
jalan nafas atas
 Ada 3 tanda pasien mengalami sumbatan jalan nafas atas:
 Snoring (mengorok)
 Gurgling ( suara kumur)
 Stridor (ada benda asing)
 Apabila tidak ada riwayat trauma kepala kepala/leher,
penolong dapat membuka jalan nafas dengan cara angkat
kepala-angkat dagu (head tilt-chin lift manuver). Cara lain
adalah dengan dengan dorong rahang bawah (jaw thrust
manuver)
Teknik head tilt-chin lift
Teknik Jaw Thrust

 Karena mungkin ada cedera leher, jangan menggunakan


head-tilt atau chin-lift tapi jaw thrust
Breathing (Pernafasan)

 Sambil mempertahankan jalan nafas terbuka,


dinilai pernafasan dengan mendekatkan telinga
ke hidung dan mulut pasien
 LIHAT, DENGAR, RASAKAN ada tidaknya
udara keluar masuk
 Lihat pergerakan dada naik turun
 Dengar suara nafas pada mulut pasien
 Rasakan hembusan nafas dengan pipi
 Bila pernafasan adekuat, posisikan pada
posisi mantab (bila tidak ada riwayat
trauma leher atau kepala, pantau terus
dan cari bantuan)
 Bila tidak ada nafas, cari bantuan.
Pasien diposisikan terlentang, buka jalan
nafas dan bersihkan sumbatan di dalam
mulut pasien dan berikan bantuan nafas
Tanda dan Gejala Pernafasan
yang tidak adekuat
 Sesak : bercakap pendek-pendek,tidak
satu kalimat penuh
 Laju nafas >> atau<<,
 Iregular
 Kwalitas ; pengembangan rongga dada
tidak simetris ,adanya suara nafas
tambahan, retraksi
 Kedalaman: hyper / hypoventilation
 Bantuan pernafasan buatan
 Bantuan ini harus diberikan pada semua pasien
yang tidak bernafas atau pernafasannya tidak
adekuat. Beberapa cara memberikan bantuan
pernafasan adalah:
 Bantuan pernafasan mulut ke mulut
 Bantuan pernafasan mulut ke hidung
 Bantuan pernafasan mulut ke sungkup
 Bantuanpernafasan dengan kantung nafas
buatan (bag mask mask)
 Bag valve mask
Kompresi Dada

 Teknik kompresi dada adalah


memberikan tekanan pada setengah
bawah tulang dada (sternum) berulang-
ulang dan berirama.
 Setiap selesai 30 kali kompresi dada,
buka jalan nafas dan berikan 2 nafas
buatan efektif, kemudian kompresi dada
lagi 30 kali dan seterusnya (30:2).
Penilaian dan Evaluasi
 Setiap selesai 5 siklus (1 siklus terdiri atas 30
kompresi dan 2 ventilasi), dilakukan penilaian
tanda-tanda pernafasan dan sirkulasi, durasi 5
siklus dengan frekuensi kompresi dan nafas
buatan yang benar memerlukan waktu 2 menit
 Apabila ada tanda-tanda sirkulasi dan atau
pernafasan segera pertahankan jalan nafas
 Apabila belum ada tanda-tanda sirkulasi dan
atau pernafasan, lanjutkan kompresi dada
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai