Anda di halaman 1dari 26

RESUSITASI

JANTUNG PARU
OTAK
Pembimbing: Dr.dr.Wulan Fadinie,M.Ked(An),SpAn
DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF
RUMAH SAKIT UMU PUSAT HAJI ADAM MALIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
DEFINISI RJPO

RJPO merupakan serangkaian tindakan gawat


darurat penyelamatan nyawa yang dilakukan
dengan usaha meresusitasi secara manual
seseorang yang mengalami henti jantung.
BASIC LIFE
SUPPORT
D-R-S-C-A-B ( Danger - Respon - Shout
for help - Compression – Airway –
Breathing)
1. Memastikan keadaan aman, yaitu: aman lingkungan, aman penolong,
aman pasien.

2. Menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara memanggil,


menepuk bahu korban atau rangsangan nyeri. Penilaian dengan skor
AVPU (Alert, respon to Verbal, respon to Pain, Unresponsive).

3. Jika pasien tidak sadar, tidak bernafas atau gasping segera meminta
bantuan dengan handphone, aktifkan speaker untuk berkomunikasi
dan mendengarkan instruksi tenaga kesehatan. Jika sendirian,
berteriak minta tolong atau ambil (automated external defibrillator)
AED (bila tersedia) sebelum memulai RJPO.
D-R-S-C-A-B ( Danger - Respon - Shout for
help - Compression – Airway – Breathing)
4. Melakukan penilaian pasien henti jantung dan nafas
bersamaan selama < 10 detik.

5. Menentukan lokasi titik tumpu kompresi jantung (pertengahan


sternum midsternal)

6. Melakukan tindakan RJPO dengan perbandingan kompresi


jantung dan pemberian nafas 30 : 2, oleh satu atau dua
penolong.
D-R-S-C-A-B ( Danger - Respon - Shout
for help - Compression – Airway –
Breathing)

• Kompressi jantung luar dilakukan dengan kedua


tangan saling bertumpu pada posisi pijatan,
dengan frekuensi minimal 100-120 kali.

• Teknik berhitung sewaktu melakukan kompressi


jantung luar adalah dengan melakukn
penghitungan 1,2, 3 s/d 10 diulang tiga kali.

• Lakukan pompa jantung luar secara teratur


( rythmic) dan tidak terputus ( not interrupted).
D-R-S-C-A-B ( Danger - Respon - Shout
for help - Compression – Airway –
Breathing)
• Kedalaman pijatan jantung luar paling sedikit
mencapai kedalaman 5 cm namun tidak lebih dari 6
cm.

• Jangan bertumpu di atas dada di antara kompresi


untuk mendukung rekoil penuh.

• Dilanjutkan dengan memberikan nafas bantu 2 kali


dengan alat maupun tanpa alat (mouth to mouth),
berurutan disela periode ekspirasi ( setelah
sebelumnya dilakukan pembebasan jalan nafas,
dengan cara head tilt-chin lift atau jaw thrust).
D-R-S-C-A-B ( Danger - Respon - Shout for help -
Compression – Airway – Breathing)

• Teknik nafas bantu tanpa alat (mouth to mouth) dilakukan dengan


menjepit lubang hidung dengan ibu jari dan telunjuk saat
dilakukan bantuan hembusan nafas untuk menghindari kebocoran
atau bila dengan alat menggunakan bag valve mask.

• Pada saat melakukan bantuan nafas rasakan apakah ada


hambatan saat hembusan dan lihat pengembangan dada saat
hembusan.

• Kompresi jantung luar dan nafas buatan (30:2) dilakukan selama 2


menit atau bila sudah dilakukan tindakan pemasangan alat bantu
pernafasan (airway definitif misalnya dengan selang endotrakeal),
pemberian ventilasi buatan dilakukan paling tidak selama 1 detik
dan setiap 6 detik pada satu periode pernafasan (10 kali permenit)
tanpa sinkronisasi dengan kompresi jantung.
D-R-S-C-A-B ( Danger - Respon - Shout for help
- Compression – Airway – Breathing)

7. Melakukan penilaian pasien henti jantung dan


pernafasan setelah dilakukan RJPO dengan meraba
Arteri Carotis sambil melihat gerakan dada korban
(Penilaian ulang apakah korban sudah ROSC (Return of
Spontaneous Circulation)/bernafas spontan atau belum).

8. Bila sudah ROSC dan bernafas spontan, lakukan


recovery position ( stable side position).
RECOVERY POSITION
• Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC ( return of
spontaneous circulation) dan bernafas spontan

• Urutan tindakan recovery position meliputi:


1. Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke
atas.
2. Tangan lainnya disilangkan di leher pasien dengan telapak
tangan pada pipi pasien
3. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan
ditarik ke arah penolong, sekaligus memiringkan tubuh korban
ke arah penolong.

• Dengan posisi recovery jalan nafas diharapkan dapat tetap


bebas(secure airway) dan mencegah aspirasi jika terjadi muntah.
Algoritma RJPO
pada Orang
Dewasa
Inisiasi Awal CPR Penyelamat Awam
2020 (TERBARU) 2010 (LAMA) ALASAN

Kami merekomendasikan Penyelamat awam tidak perlu Bukti baru menunjukkan


agar individu awam memeriksa denyut nadi dan harus bahwa kompresi dada pada
memulai CPR untuk berasumsi bahwa henti jantung korban saat tidak mengalami
dugaan henti jantung terjadi jika individu dewasa tiba- henti jantung berisiko rendah.
karena risiko bahaya pada tiba pingsan atau korban yang Penyelamat awam tidak dapat
pasien rendah jika pasien tidak responsif tidak bernapas menilai dengan akurat apakah
tidak mengalami henti dengan normal. Penyedia layanan korban memiliki denyut nadi,
jantung. kesehatan tidak boleh memeriksa dan apakah menahan CPR
denyut nadi lebih dari 10 detik dan, dari korban tanpa denyut
jika penyelamat tidak merasakan lebih berisiko daripada
denyut nadi dalam jangka waktu kompresi dada yang tidak
tersebut, penyelamat harus diperlukan.
memulai kompresi dada.
Administrasi Awal Epinefrin
2020 (Tidak berubah / Ditegaskan ALASAN
kembali)
• Dengan pertimbangan waktu, Pemberian epinefrin lebih awal didukung
pemberian epinefrin untuk henti oleh rekomendasi berdasarkan tinjauan
jantung dengan irama yang tidak sistematis dan meta-analisis, yang
dapat didefibrilasi diperbolehkan mencakup hasil dari 2 uji coba acak
sesegera mungkin. epinefrin yang melibatkan lebih dari 8500
pasien OHCA, yang menunjukkan bahwa
• Dengan pertimbangan waktu, epinefrin meningkatkan ROSC dan
pemberian epinefrin untuk henti kelangsungan hidup.
jantung dengan irama yang dapat
didefibrilasi diperbolehkan setelah
upaya defibrilasi awal gagal.
Perubahan terhadap Laju Ventilasi Berbantu: Napas
Penyelamatan
2020 (TERBARU) 2010 (LAMA) ALASAN
(PBLS) Untuk bayi dan anak-anak (PBLS) Jika ada denyut nadi yang -
dengan denyut nadi, namun teraba 60/menit atau lebih, tetapi
upaya bernapas tidak ditemukan tanpa pernapasan yang memadai,
atau tidak memadai, pemberian 1 berikan napas penyelamatan
napas setiap 2 sampai 3 detik dengan laju sekitar 12 hingga
(20-30 napas/menit) dapat 20/menit (1 napas setiap 3-5 detik)
dilakukan. sampai pernapasan spontan
dilanjutkan.
Penekanan pada Pemberian Epinefrin Dini
2020 (TERBARU) 2015 (LAMA) ALASAN
Untuk pasien anak-anak Epinefrin perlu Sebuah studi terhadap anak-anak
dalam keadaan apa pun, diberikan dengan IHCA penerima epinefrin
dosis awal epinefrin perlu pada kasus henti untuk ritme awal yang tidak dapat
diberikan dalam 5 menit jantung pada anak didefibrilasi (aktivitas listrik asistol
sejak dimulainya kompresi (2015). dan tanpa denyut) menunjukkan
dada. bahwa, untuk setiap menit
penundaan pemberian epinefrin,
terdapat penurunan yang signifikan
dalam ROSC, kelangsungan hidup
selama 24 jam, kelangsungan hidup
untuk pemulangan, dan
kelangsungan hidup dengan efek
neurologis yang bermanfaat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai