Anda di halaman 1dari 46

PERSIAPAN TINDAKAN

ANESTESI
Aji Imam Muhammad,S.Kep Ners., CAN
Kantor :
RSU Pindad Bandung
RSGM FK Maranata Bandung
telp/WA : 0888212010818
Email :
ajiimam.muhammad@gmail.com
peserta akan memiliki 1. Jenis – jenis anestesi
pengetahuan dalam 2. Persiapan Tindakan anestesi
melakukan persiapan elektif
Tindakan anestesi 3. Persiapan Tindakan anestesi
Darurat
JENIS –JENIS ANESTESI

UMUM LOKAL REGIONAL SEDASI

1. MASKER
1. SPINAL
2. TIVA( TOTAL
2. EPIDURAL
1. MINIMAL
INTRAVENOUS
ANESTESI 3. COMBINED SEDATION
3. LMA( 1. SUNTIKAN SPINAL DAN 2. MODERAT
LARINGEAL 2. SEMPROTAN EPIDURAL SEDATI
MASKER ANESTESI (
ANESTESI 3. DEEP
CSE)
4. ENDOTRACHEA
4. NERVE BLOK
SEDATION
L TUBE
PERSIAPAN ANESTESI BEDAH ELEKTIF
1.PERSIAPAN PASIEN
2.PERSIAPAN ALAT DAN OBAT
3.PERSIAPAN DOKUMENTASI
Tujuan visite pasien pra bedah
1.Mempersiapkan mental dan
fisik pasien
2.Menentukan klasifikasi ASA
3.Memeriksa persiapan bedah
dan anestesi : persetujuan DLL
PEMERIKSAAN FISIK

UMUM B1- B6
• UMUR 1. BREATHING , MALLAPATI
• BB 2. BLOOD
• KEADAAN UMUM 3. BRAIN
• ANEMIA 4. BLLADER
• SUHU 5. BOWEL
6. BONE
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.DASAR : DARAH LENGKAP , GULA


DARAH,CT ,
2.TAMBAHAN : LFT , FUNGSI GINJAL ,
DAN ELEKTROLIT , THORAX PHOTO DAN
ECG
3.KHUSUS : CT SCAN , MRI
PERSIAPAN OPERASI

PERSIAPAN
Persiapan Penunjang
PERSIAPAN FISIK MENTAL
1. status kesehatan
secara umum
2. status nutrisi
Pemeriksaan Status
3. keseimbangan
cairan dan electrolit Anestesi
ASA American Society
PERSIAPAN
4. pencukuran daerah
operasi of Anasthesiologist SOSIO
5. personal hygine
6. pengosongan
kandung kemih INFORM CONSEN
7. pengosongan

8.
lambung ,
latihan pra operasi (
PERSIAPAN
relaksasi nafas PERSIAPAN BIAYA SPIRITUAL
dalam, gerak sendi )
PERSIAPAN OBAT DAN ALAT
• MESEM
1. MESIN ANESTESI
2. ENDOTRACHEAL APPARATUS
3. SUCTION
4. EMERGENCY DRUG
5. MONITOR
• Merupakan alat medis yang
menyalurkan gas atau campuran MESIN ANESTESI
gas anestetik yang aman ke dalam
rangkaian anestesi kemudian dihirup
oleh pasien setelah itu membuang
sisa gas dari pasien.

• Uji kebocoran
• Uji gas
• Uji alarm
ENDOTRACHEAL APPARATUS
SUCTION
EMERGENCY DRUG
MONITOR
PERSIAPAN REGIONAL ANESTESI
11, DOEK LOBANG
2. SPINOCEN NO 26
3.SPUIT 2,5 CC
4.OBAT ANESTESI LIDODEX
5. PLESTERIN
6.KASSA STERIL
7.DEPPERS STERIL
8. BETADIN
9.ALKOHOL 70%
10.SARUNG TANGAN STERIL
11. BILA EPIDURAL MAKA TAMBAHKAN
EPIDURAL SET
12 . PLESTER PANJANG
PLESTER KOTAK
13. OBAT NAROPIN/LIDOCAIN 20%
14.SPUIT 10 CC
15 PZ 25 CC
PERSIAPAN DOKUMEN
PERSIAPAN ANESTESI DARURAT
1. BEDAH DARURAT ABSOLUT
dimana kasus bedah ini harus segera dikerjakan dalam
kurun waktu < 1jam setelah didiagnosis ditegakkan, karena
dapat mengancam jiwa atau anggota badan akibat gangguan
anatomi atau fungsi organ vital
2.BEDAH DARURAT RELATIF
dimana kasus bedah darurat yang tidak mengancam jiwa
atau anggota badan akibat gangguan anatomi dan fungsi organ
yang dapat dikerjakan dalam kurun waktu <6 jam.
PERMASALAHAN
1. Waktu yang tersedia untuk melakukan evaluasi dan persiapan pra anestesi/bedah sangat
terbatas.
2. Masalah yang dijumpai tidak menentu dan setiap saat bisa berubah.
3. Koreksi yang dilakukan praoperatif tidak adekuat karena keterbatasan faktor penunjang baik
medis maupun non-medis.

4. Pada kasus-kasus trauma yang membutuhkan bedah darurat seluruh pasien diasumsikan
dalam keadaan perut penuh, Waspada aspirasi
5. Psikologis pasien dan keluarga yang tidak siap.
6. Diagnosis dan tindakan bedah sering tidak menentu akibat dari faktor-faktor butir 1, 2, dan 3
diatas.
PERSIAPAN PASIEN
1. Memperbaiki kondisi pasien
2. Stabilisasi jalan nafas (airway)
3. Stabilisasi hemodinamik
4. Pencegahan Aspirasi : menjaga jalan nafas
,kosongkan lambung , netralisir asam
lambung
5. Menurunkan Demam
6. Menghilangkan Nyeri
DEHIDRASI
DERAJAT DEHIDRASI INSTERSTITIIL SIGN

KRITERIA PIERCE PLASMA SIGN

GEJALA DEFISIT RINGAN SEDANG BERAT


(3-5% BB) (6-8% BB) (> 10%BB )
TURGOR KULIT BERKURANG MENURUN SANGAT MENURUN

LIDAH NORMAL LUNAK KECIL KERIPUT

MATA NORMAL COWONG SANGAT COWONG

UBUN-UBUN NORMAL CEKUNG SANGAT CEKUNG

RASA HAUS + ++ +++

NADI KECIL LEMAH SANGAT KECIL


TTB
TENSI TAK TERUKUR

URINE PEKAT ANURIA


SKEMA PEMBERIAN CAIRAN
CONTOH KASUS GEA
BB : 30 KG
SHOCK BERAT ESTIMASI KEHILANGAN CAIRAN
10% X 30 LTS = 3 LT = 3000 ML
GROJOK 20 CC/KG 10-20 MNT
= 600 CC
CEK HEMODINAMIK

MEMBAIK TETAP/BURUK
Grojok → STOP ! Grojok Ulang 20cc/kg
Ganti MAINTENANCE 10-20 mnt
(3000-600ml =2400 ml)

50% 50% MEMBAIK TETAP/BURUK


8 jam 16 jam Grojok Ulang 20cc/kg
10-20 mnt
+ CAIRAN MAINTENANCE
PERDARAHAN
TRAUMA STATUS GIESECKE

CLASS LOST EBV TEKANAN DARAH NADI TANDA LAIN

I <15 % Masih normal Agak gelisah


Hipotensi postural + < 100 Nafas 14 – 20
Sistolik + tetap

II 15 – 30 % Diastolik naik >100 Agak gelisah


Tekanan/ Nadi turun Nafas 20 – 30
Hipotensi postural
Cap.refill lambat
III 30 – 40 % Sistolik turun >120 Oliguria
Gelisah/ bingung
Nafas 30 – 40

IV > 40 Sistolik sangat turun > 140 Kulit dingin ke-abu-abuan


Anuria
Bingung/ lethargy
PERDARAHAN
ESTIMASI BLOOD VOLUME ESTIMASI BLOOD LOSS
• Rumus : @ /kg BB • Rumus EBL : derajat perdarahan
• @ bila : Neonatus 85% x EBV .
Anak 80 % • Derajat perdarahan menurut
Dewasa laki 70% giesecke :
Dewasa Wanita 65% Berat : > 40%
CONTOH Sedang : 30% - 40 %
Klien Wanita BB 70 kg maka EBV Ringan : 15% - 30%
nya adalah 4550 cc
HIPOVOLEMIA ATASI SHOCK
-DEHIDRASI GROJOK 20-40 CC/KG
(% x BB) 10-20 MENIT (DEWASA)
30-60 MENIT (ANAK)
-PERDARAHAN + shock
(% x EBV)
-LUKA BAKAR
(luasxBBx4)

MASIH SHOCK ?

YA TIDAK
MEMBAIK GROJOK LAGI

- SISA DEFISIT
- MAINTENANCE
DWS (40cc/kg/24jam)
ANAK: 10kg I (100cc/kg/hr), 10kg II (50cc/kg/hr); 10kg III (20cc/kg/hr)
PEMILIHAN ANESTESI
1.Pengosongan isi lambung dengan memasang nasogastrial tube
nomor besar, hisap aktif dan netralisasi asam lambung dengan
antasida.
2.Pemasangan urine catheter untuk monitoring produksi time
3.Induksi cepat
4. Intubasi crash intubation

a) Posisi kepala pasien sniffing position, head up > 30


0

b) Lakukan sellick manuever

c) Alat suction telah tersedia dan meja operasi dapat diatur posisi
tredelenberg
d) Beri ventilasi oksigen 100% selama 3-5 menit
a) Pilihan obat induksi diberikan bila dalam keadaan hipovolemia dan
shock tidak boleh diberikan golongan thiopental 3-5 mg/kg BB, ketamine
1-2 mg/kg BB merupakan pilihan induksi.4,7
b) Untuk pelumpuh otot ketika intubasi dapat diberikan succinylchonin 1-2
mg/kg BB, bila perlu gunakan stylet ketika memasukkan endotracheal
tube sambil menekan cricoids dan pastikan letak tube dengan auskultasi
kedua suara nafas paru sama1,4
C.Untuk pelumpuh otot maintenance golongan atracurium.
D. Pasca bedah diberikan oksigen sesuai kebutuhan dan monitoring fungsi
vital sampai stabil3
GENERAL ANESTESI
•Tindakan yang bertujuan menghilangkan nyeri,
membuat tidak sadar dan menyebabkan
amnesia yang bersifat reversible dan dapat
diprediksi, anestesi umum menyebabkan
hilangnya ingatan saat dilakukan pembiusan dan
operasi sehingga saat pasien sadar pasien tidak
mengingat peristiwa pembedahan yang
dilakukan (Pramono, 2015).
TEHNIK ANESTESI UMUM
1. FACE MASKER
2. LMA ( LARINGEAL MASK AIRWAY )
3. INTUBASI INDOTRACEAL
1. SPONTAN
2. NAFAS KENDALI
OBAT ANESTESI UMUM
1. HIPNOTIC SEDATIF
1. HIPNOTIK GAS : SEVOFLURANE , ISOFLURAN ,DESFLURAN
2. HIPNOTIC CAIR: PROPOFOL , THEOPENTAL , KETAMIN
3. SEDATIF : MIDAZOLAM , DIAZEPAM
2. ANALGESIK
1. NSAID (nonsteroidal anti inflammatory drug) : paracetamol,
ketorolac dan natrium diklofenak
2. opioid : morfin, petidin, tramadol, fentanyl
1. PELUMPUH OTOT
1. DEPOLLARISASI
2. NONDEPOLLARISASI
OBAT PELUMPUH OTOT
• Non depolarisasi : rokuronium, atrakurium,
verikurium dan pavulon. Golongan ini beronset cepat
1,5 menit- 5 menit dan memliki durasi yang panjang
15-150 menit.
• Depolarisasi yaitu suksinilkolin yang dapat membuat
pasien fasikulasi atau gerakan seperti kejang, beronset
cepat (30-60 detik) dan berdurasi pendek
STADIUM ANESTESI
1. STADIUM 1 : analgesia atau disorientasi. Stadium ini berakhir
dengan ditandai oleh hilangnya reflek bulu mata
2. STADIUM 2 : eksitasi atau delirium, pernapasan yang irreguler, pupil
melebar dengan reflek cahaya positif, pergerakan bola mata tidak
teratur, lakrimasi positif, tonus otot meninggi, serta diakhiri dengan
hilangnya reflek menelan dan kelopak mata
3. STADIUM 3 : pembedahan. teraturnya lagi pernapasan hingga
hilangnya pernapasan spontan. Stadium ini ditandai oleh hilangnya
pernapasan spontan, hilangnya reflek kelopak mata,
4. STADIUM 4 : paralisis
ALDRETE SCORE
REGIONAL ANESTESI
• SUB ARACNID BLOK
• EPIDURAL ANESTESI
• COMBINE SAB DAN EPIDURAL
• NERV BLOCK
SPINAL ( SUB ARACNOID BLOCK )
• Adalah :
• Menyuntikan obat analgesic local ke dalam ruang subaracnoid di
daerah antara vertebra lumbalis L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5
• Memblock saraf sensorik dan motoric
• Indikasi : operasi di bawah umbicalis
• Kontra indikasi : hipovolemia
KOMPLIKASI SAB
1. Hipotensi terutama jika pasien tidak prahidrasi yang cukup
2. HIGH SPINAL :Blokade saraf spinal tinggi, berupa lumpuhnya
pernapasan dan memerlukan bantuan napas dan jalan napas
segera.
3. Sakit kepala pasca pungsi spinal, sakit kepala ini bergantung pada
besarnya diameter dan bentuk jarum spinal yang digunakan ( PDPH
) POST DURA PUNCTURE HEADED
FAKTOR MEMPENGARUHI TINGGI NYA BLOCK
• Volume obat analgetik lokal
• Konsentrasi obat : makin pekat makin tinggi batas daerah analgesia
• Barbotase : penyutikan dan aspirasi cairan serebrospinal berulangulang
dapat meninggikan batas daerah analgesik
• Kecepatan : penyuntikkan yang cepat menghasilkan batas analgesia yang
tinggi.
• Maneuver valsava : mengejan meninggikan tekanan serebrospinal liquor
• Tempat pungsi : pengaruhnya besar pada L4-L5 obat hiperbarik cenderung
berkumpul ke kaudal (saddle blok), pungsi L2-L3 atau L3-L4 obat cenderung
menyebar ke kranial
• Berat jenis larutan : hiperbarik, isobarik dan hipobarik
• Tekanan abdominal yang meningkat
PENANGANAN HIGH SPINAL
1. SEGERA POSISIKAN ELEVASI 15 – 45 DERAJAT
2. MENENANGKAN PASIEN DENGAN SEDASI
3. LAKUKAN OKSIGENASI DENGAN SIMPLE MASK / JACTION REST
4. APNOE LAKUKAN MANAGEMENT AIRWAY DENGAN INTUBASI
BROMAGE SCORE

Anda mungkin juga menyukai