Anda di halaman 1dari 3

Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS) merupakan serangkaian pertolongan

pertama yang dilakukan untuk membantu siapa pun yang mengalami kondisi henti napas dan henti
jantung. Bantuan ini tidak hanya dilakukan para petugas medis, namun setiap warga pada umumnya
dapat melakukan BHD ini dengan mempelajari langkah-langkahnya.

Tujuan pemberian bantuan hidup dasar

Penyebab seseorang mengalami henti napas dan henti jantung beragam, bisa karena kecelakaan,
tersedak, serangan jantung, stroke, sumbatan jalan napas, hingga tenggelam. Jika seseorang yang
mengalami henti napas dan henti jantung tidak segera ditangani, otak dan jantung akan mengalami
kerusakan serta kehilangan fungsinya dalam 6 menit.Secara garis besar, tindakan pertolongan pertama
ini bermanfaat untuk:

 Mencegah pernapasan dan sirkulasi darah berhenti


 Memberikan bantuan dari luar terhadap sirkulasi darah dan pernapasan korban henti jantung
atau henti napas melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Langkah-langkah melakukan bantuan hidup dasar


Ketika berada dalam situasi yang mengharuskan Anda melakukan BHD, misalnya ketika menghadapi
korban kecelakaan dan tenggelam, lakukan langkah-langkah berikut ini :

1. Memastikan posisi yang aman

Saat hendak menolong korban menggunakan bantuan hidup dasar, pastikan terlebih dahulu Anda
maupun korban berada di posisi yang aman. Salah satunya dengan meletakkan tubuh korban di
permukaan yang keras dan rata.Sementara itu, jika Anda menyelamatkan korban kecelakaan yang tak
sadarkan diri, gotong korban terlebih dahulu ke pinggir jalan yang aman dari lalu-lalang kendaraan.
Pada kasus korban yang tersengat aliran listrik, pastikan sumber arus listrik telah dimatikan terlebih
dahulu.

2. Memeriksa respons korban

Selanjutnya, periksa respons korban untuk mengetahui tingkat kesadarannya. Anda dapat
memastikannya dengan menepuk pundak atau bahu dan menggoyang-goyangkan tubuh korban.Selain
itu, Anda juga dapat memanggil korban untuk memastikan dirinya sadar atau tidak, seperti "Pak/bu..
pak./bu..”, dengan nada yang agak keras.Jika korban tidak merespons, berarti mereka dalam keadaan
tidak sadarkan diri. Sementara jika korban tidak merespons dan tidak bernapas, berarti korban
mengalami henti jantung.

3. Hubungi layanan gawat darurat

Sambil memastikan respons korban, Anda dapat menghubungi layanan gawat darurat atau meminta
pertolongan orang di sekitar atau yang paling dekat dengan lokasi kejadian untuk menelpon
ambulans/IGD.

4. Mengecek nadi

Setelah memastikan tingkat kesadaran, respons, dan menghubungi layanan gawat darurat, Anda juga
perlu mengecek nadi korban yang tak sadarkan diri.Cara mengecek nadi dapat dilakukan dengan
meletakkan dua jari di tengah leher. Sambil ditekan dan digeser ke pinggir leher guna meraba
keberadaan nadi. Lakukan pemeriksaan hingga maksimal 10 detik.
5. Resusitasi jantung paru (RJP)

Korban yang tidak teraba denyut nadinya, tak sadarkan diri, dan tidak bernapas harus segera diberikan
pertolongan pertama dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP).Langkah-langkah melakukan
resusitasi jantung paru, antara lain:

 Berlutut di samping korban


 Letakkan dua telapak tangan dengan posisi saling bertumpu di tengah dada korban
 Posisikan siku tegak lurus di atas dada korban dengan posisi bahu sejajar tangan
 Mulai kompresi dada (menekan dada korban) dengan kedalaman 5 cm (dewasa) secara cepat,
kira-kira 120 kali per menit
 Lakukan secara berulang hingga tenaga medis tiba.

Sementara pada korban anak-anak, Anda dapat meletakkan satu tangan di tengah dada korban, lalu
lakukan 30 kompresi dada dengan kedalaman 5 cm dan kecepatan 100 kali per menit. 

6. Buka jalan napas

Setelah melakukan 30 hitungan kompresi dada, Anda juga dapat membuka jalan napas korban dengan
metode head-tilt dan chin-lift dengan meletakkan telapak tangan pada dahi korban dan
menengadahkan kepala korban. Gunakan tangan yang lain untuk menarik dagu korban sehingga jalan
napas dapat terbuka

7. Memberi bantuan napas

Bila korban tidak bernapas, Anda dapat memberikan napas buatan sebagai tindakan pertolongan
pertama. Berikan bantuan napas sebanyak dua kali dengan cara menutup atau memencet cuping
hidung korban, kemudian tiupkan udara dari mulut Anda ke mulut korban. Pastikan dada korban
terangkat saat memberikan napas buatanMelakukan 30 kali kompresi dada dan dua kali bantuan napas
disebut sebagai satu siklus Resusitasi Jantung Paru (RJP), sementara yang harus dilakukan dalam
melakukan bantuan hidup dasar adalah lima siklus RJP.Setelah lima siklus RJP dilakukan, periksa
kembali kondisi korban dengan mengecek denyut nadinya selama 10 detik. Jika nadi tidak berdenyut
selama 10 detik, ulangi kembali melakukan lima siklus RJP pada korban.

jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan
tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka
penolong harus segera melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti
jantung (cardiacarrest).
Prosedur BHD dengan Resusitasi Jantung Paru :
Tindakan oleh 1 (satu) penolong
Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan cubit untuk memastikan).
Sekaligus atur posisi korban, terlentangkan diatas yang keras dengan cara
logroll/menggelindingkan.
Hati-hati dengan adanya patah tulang belakang.
Berusaha pertolongan segera minta bantuan (berteriak,telp 119, dsb) tanpa meninggalkan
pasien.
Periksa apakah pasien bernafas/tidak

Bila tidak bernafas, buka jalan nafas : Head Tilt/Chin Lift/Jaw Thrust.
Periksa kembali apakah pasien bernafas atau tidak, raba nafas 3 – 5 detik.
Bila tidak bernafas, berikan nafas dua kali, pelan dan penuh, perhatikan pengembangan dada.
Raba denyut karotis 5 – 10 detik.

Bila karotis tidak teraba, lakukan pijat jantung dari luar 15 kali dalam waktu 9 – 11 detik
pada titik tumpu tekan jantung, tekan tulang dada sampai turun + 5 cm ke dalam 80 – 100
kali per menit.
Lanjutkan pemberian nafas buatan tanpa alat/dengan alat 2 kali pelan dan dalam.
Lengkapi tiap siklus dengan perbandingan dua nafas dibanding 30 pijatan.
Lakukan evaluasi tiap akhir siklus keempat (5 – 7 detik).
Nafas, denyut, kesadaran dan reaksi pupil.
Bila nafas dan denyut belum teraba, lanjutkan resusitasi jantung paru hingga korban membaik
atau cenderung meningkat
Tindakan oleh 2 (dua) penolong
Langkah di atas tetap dilakukan oleh penolong pertama hingga penolong kedua datang.
Saat penolong pertama memeriksa denyut nadi karotis dan nafas, penolong kedua mengambil
posisi untuk menggantikan pijat jantung.
Bila denyut nadi belum teraba, penolong pertama memberikan nafas buatan dua kali secara
perlahan sampai dengan dada korban terlihat terangkat, disusul penolong kedua memberikan
pijat kantung sebanyak 30 kali.
Lanjutkan siklus pertolongan dengan perbandingan 2 kali nafas buatan (oleh penolong
pertama) dan 30 kali pijat jantung (oleh penolong kedua).
Demikian Prosedur BHD dengan Resusitasi Jantung Paru yang dilakukan oleh satu orang
penolong dan dua orang penolong.

Anda mungkin juga menyukai