Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN STUDI USAHA TANI

Disusun untuk memenuhi tugas laporan Mata Kuliah Agrobisnis

Disusun Oleh:

Sulis Widiyanti

401200122

Ekonomi Syariah D

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROG

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................................................ 2

C. Manfaat ........................................................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

KAJIAN TEORI ...................................................................................................................... 3

A. Agrobisnis ...................................................................................................................... 3

B. Usaha Tani ..................................................................................................................... 3

C. Sistem Hidroponik ........................................................................................................ 4

BAB III...................................................................................................................................... 5

PAPARAN DATA ..................................................................................................................... 5

A. Gambaran Umum ......................................................................................................... 5

B. Persiapan ....................................................................................................................... 5

C. Tahap Budidaya ............................................................................................................ 6

D. Panen .............................................................................................................................. 7

BAB IV ...................................................................................................................................... 8

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 8

A. Agrobisnis ...................................................................................................................... 8

B. Sistem Hidroponik ........................................................................................................ 8

C. Analisis Usaha Tani ..................................................................................................... 10

BAB V ..................................................................................................................................... 11

PENUTUP............................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
LAMPIRAN............................................................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agribisnis merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembangunan pertanian. Agribisnis adalah suatu sistem bisnis pertanian yang utuh
mulai dari subsistem penyediaan faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal (sarana
produksi dan peralatan pertanian), dan skill), subsistem budidaya tanaman dan atau
ternak, subsistem pengolahan (agroindustri), subsistem pemasaran, subsistem
prasarana, dan subsistem pembinaan. Wawasan agribisnis pada dasarnya adalah
kerangka berpikir secara utuh tentang proses pertanian mulai dari bagaimana
menyiapkan faktor produksi, bagaimana budidayanya, bagaimana pengolahannya
(agroindustri), bagaimana pemasarannya, bagaimana kondisi prasarana yang
dibutuhkan, dan apa saja kegiatan pembinaan yang perlu dilakukan.
Sektor pertanian merupakan sektor penting yang harus dijaga kelangsungannya.
Salah satunya adalah ketersediaan sayursayuran. Namun, seiring dengan berkurangnya
lahan pertanian terutama di perkotaan, maka perlu cara untuk terus berproduksi dengan
inovasi produksi salah satunya dengan pertanian hiroponik.
Agribisnis dalam arti sempit dapat diartikan kegiatan usaha yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari subsistem penyediaan faktor produksi, subsistem budidaya
tanaman dan atau ternak, subsistem pengolahan (agroindustri), subsistem pemasaran,
subsistem prasarana, dan subsistem pembinaan. Dalam hubungannya dengan pertanian
dalam arti luas, agribisnis adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian
dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Dukungan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia diperlukan agar
pelaksanaan agribisnis dapat berjalan dengan baik. Setiap subsistem dalam sistem
agribisnis memerlukan adanya sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Contohnya
perlu lahan dan tenaga kerja untuk dapat melakukan budidaya tanaman dan atau ternak.
Sumberdaya alam dalam kegiatan agribisnis merupakan faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi. Sumberdaya manusia merupakan komponen
pokok/utama dalam kegiatan agribisnis. Keberadaan investor akan mewujudkan
kegiatan agribisnis yang direncanakan. Sumberdaya manusia diperlukan untuk

1
melakukan kegiatan pengadaan dan penyediaan faktor produksi, usahatani, pengolahan
hasil, dan pemasaran hasil produksi ke konsumen.1

B. Tujuan
Dengan mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa.
1. Mempunyai gambaran secara umum mengenai mata kuliah sistem agribisnis dan
rancangan usaha di bidang agribisnis.
2. Mampu menerangkan dan melaporkan dari studi lapangan terkait agribisnis sebagai
sebuah sistem.
3. Mampu menerangkan ruang lingkup agribisnis
4. Mampu menggambarkan konsep agroindustri
5. Mampu menjelaskan elemen dan faktor mempengaruhi usaha di bidang agribisnis.
apa yang mempengaruhi usaha di bidang agrabisnis

C. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk:
1. Memberikan informasi dan ilmu baik secara praktis dan teoritis terkait dengan sistem
agribisnis
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa terkait usaha dalam bidang agribisnis.

1
Bayu Krisnamurthi, Agribisnis (Depok: Grha Bina Swadaya, 2020).

2
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Agrobisnis
Agribisnis merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembangunan pertanian. Agribisnis adalah suatu sistem bisnis pertanian yang utuh
mulai dari subsistem penyediaan faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal (sarana
produksi dan peralatan pertanian), dan skill), subsistem budidaya tanaman dan atau
ternak, subsistem pengolahan (agroindustri), subsistem pemasaran, subsistem
prasarana, dan subsistem pembinaan. Wawasan agribisnis pada dasarnya adalah
kerangka berpikir secara utuh tentang proses pertanian mulai dari bagaimana
menyiapkan faktor produksi, bagaimana budidayanya, bagaimana pengolahannya
(agroindustri), bagaimana pemasarannya, bagaimana kondisi prasarana yang
dibutuhkan, dan apa saja kegiatan pembinaan yang perlu dilakukan.
Agribisnis adalah istilah yang menggabungkan pertanian dan bisnis, dan
mengacu pada pertanian sebagai industri yang meliputi pertanian, pengolahan hasil
pertanian, penyimpanan, distribusi dan penjualan, mesin pertanian dan pembuatan
pupuk, dll, dan merupakan istilah umum untuk industri tersebut. juga digunakan.2
B. Usaha Tani
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan
petani yang lebih besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara
petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut pengertian yang dimilikinya
tentang kesejahteraan. Jadi ilmu usahatani mempelajari cara-cara petani
menyelenggarakan pertanian.
Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara
dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
menyangkut bidang pertanian. Dari beberapa definisi dtersebut dapat disarikan bahwa
yang dimaksud dengan usahatani adalah usaha yang dilakukan patani dalam
memperoleh pendapatan dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja

2
Karmini, DASAR-DASAR AGRIBISNIS (Samarinda: Mulawarman University Press, 2020).

3
dan modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk
membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usahatani.3
C. Sistem Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos artinya
"mengerjakan".Pengertian hidroponikadalah suatu teknik atau metode bercocok tanam
tanpa menggunakan tanah. Media-media tanamnya dapat berupakerikil, pasir, sabut
kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongankayu, atau busa.
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah,tetapi cadangan
makanan dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar.Berarti dapat
disimpulkan bahwa suatu tanaman dapat tumbuh tanpa tanah, asalkandiberikan cukup
air dan garam-garam mineral.
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan
hanyadengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata
hidroyang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain
tanahseperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata,
potongan kayu, dan busa. Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya
diantara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air.4

3
“BAB_II.pdf,” t.t.
4
Karsono Sudibyo, “Hidroponik Tanpa Tanah,” Jakarta Agro Media Pustaka, 2005.

4
BAB III
PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya


dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan
berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil
selanjutnya. Usaha tani ialah bagaimana modal dan biaya yang telah digunakan untuk
melakukan kegiatan pertanian dengan cara mengelola tanaman tersebut supaya bisa
menghasilkan laba.

Usaha tani yang dilakukan ini memilih tanaman sayur yaitu kangkung karena
kangkung sangat mudah untuk pemasarannya dan memiliki waktu panen yang singkat.
Dan mengunakan system penanaman hidroponik untuk memaksimalkan lahan yang
ada.

B. Persiapan

Sebelum melakukan usaha tani maka diperlukan persiapan, hal – hal yang
harus disiapkan dalam usaha tani ini ialah:

1. Media tanam adalah salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam
proses bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya
pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Media
tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan
menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Melalui
media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya.5
Media tanam dalam budidaya sayuran hidroponik tersebut biasanya menggunakan
botol bekas atau kaleng bekas yang harus memiliki unsur-unsur kimia dan biologi
dan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Ada beberapa kriteria media tanam yang cocok digunakan untuk system
hidroponik antara lain:

5
Zettry Buana dan Oriza Candra, “Sistem pemantauan tanaman sayur dengan media tanam hidroponik
menggunakan arduino." JTEV (Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional) 5.1 (2019): 74-80.,” JTEV (Jurnal Teknik
Elektro Dan Vokasional), 2019.

5
a. Bisa menyimpan air dengan baik. Hal tersebut berguna supaya tanaman
tetap mendapatkan nutrisi dan air yang cukup.
b. Air harus diganti kurang lebih seminggu sekali agar akar bisa tumbuh
dengan baik.
c. Aman dari hama dan patogen penyebab penyakit tanaman.
d. Media tersebut memiliki cukup nutrisi untuk pertumbuhan akar agar
menghasilkan batang dan dau yang segar.

2. Tahapan Budidaya
Tahap budidaya ini dari pebenih dan penanaman, pemupukan, pemeliharaan,
pengendalian organisme pengganggu tanaman, hingga proses pemanenan.
No Waktu Perkembangan
1 Minggu pertama Pada minggu petama ini menyiapkan bibit lalu
merendamnya ke air bersih setelah 1 hari 1 malam
mengeluarkan bibit dari air. Kemudiakan siapan
beberapa lembar tisu kering atau kain untuk menyimpan
biji kangkung yang telah diremdam tadi. Lalu diamkan
didalam tempat gelap selama 2 hari 2 malam atau sampai
tumbuh tunas kecil/ berkencambah.
Selanjutnya menyiapkan media tanam berupa kaleng
bekas dan ceting bekas untuk media tanam kangkung
hidroponik. Letakan kecambah kangkung ke dalam
ceting yang dibawahnya terdapat tisu untuk menyimpan
air. Kaleng bekas harus di isi air sampai meyentuh
kecamabah kangkung. Kemudian letakan kangku tadi
dibawah sinar matahari atau yang terkena cahaya agar
kecambah kangkung tumbuh dengan baik. Di dalam
kandungan air juga harus diberi nustrisi AB mix.
2 Minggu kedua Di minggu kedua ini kangkung sudah mulai tumbuh
dauh yang berwarna hijau. Tidak lupa menganti air agar
kangkung tumbuh dengan baik.
3 Minggu ketiga Diminggu ketiga ini kangkung sudah memiliki batang-
batang yang panjang daun yang lumayan lebar dan lebat.

6
4 Minggu keempat Diminggu ini kangkung sudah siap untuk di panen

3. Panen
Tahap panen pada tumbuhan kangkung di minggu keempat atau kelima tanaman
kangkung sudah siap untuk dipanen. Dengan rutin memberi nutrisi dan menganti air
maka tanaman kangkung akan tumbuh dengan baik dan besar.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Agrobisnis

Sistem agribisnis yang ada sebenarnya baik jika diterapkan secara komprehensif
oleh petani karena akan meningkatkan produtivitas dan pendapatan petani. Sistem
agribisnis sebagai suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai
suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang
dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan. Sistem Agrobisnis
juga dapat membantu perekonomian keluarga yang bisa dilakukan diperkotaan maupun
lingkungan yang sangat terbatas.
Berjalannya sistem agribisnis secara merata disetiap petani, maka proses
usahatani terhadap suatu komoditas dapat dipastikan berjalan dengan baik dan
meningkatkan efisiensi serta efektivitas produksi. Penerapan system agribisnis
diperlukan perilaku petani yang dapat mendukung berjalannya system agribisnis
yang baik. Perilaku petani terdiri dari elemen pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang membentuk karaktek.6
B. Sistem Hidroponik

Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah,


sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan
menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem
bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit.

Ada beberapa tahapan dalam system hidroponik:

a. Tahapan budidaya hidroponik yang pertama yaitu pembibitan. Pembibitan biasa


dilakukan melalui persemaian. Pada pembibitan, biasanya benih disemai pada tray
atau wadah semai. Benih yang digunakan sebaiknya sehat, seragam dan memiliki
tingkat germinasi diatas 80 persen. Cara pembibit yang dilakukan dengan
peredaman selama 24 jam belum memuai hasil yang sempurna.

6
Fhadilah dan Muhammad Luthfie, “Pengaruh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan penerapan sistem
agribisnis terhadap produksi pada petani padi di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap,” Agrisocionomics:
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 2018.

8
b. Tahapan budidaya hidroponik yang kedua adalah pemberian nutrisi. Larutan nutrisi
merupakan sumber utama dalam pertumbuhan tanaman. Larutan nutrisi dapat
diberikan dalam bentuk genangan atau mengalir.
c. Tahapan budidaya hidroponik selanjutnya yaitu penanaman. Bibit yang siap tanam
biasanya telah berumur 3 – 4 minggu dipersemaian atau memiliki 3 sampai 4 helai
daun. bibit tersebut dipindahkan ke wadah tanam yang telah diisi media yang steril,
jika tanaman tersebut perlu disemai. Tanaman yang tidak perlu disemai, dapat
langsung ditanam ke wadah tanam. Dalam penanaman, perlu diperhatikan media
tanam yang akan digunakan. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan
dengan jenis tanaman yang ditanam. Untuk mendapatkan media tanam yang baik
dan sesuai jenis tanaman yang ditanam, perlu diketahui karakteristik setiap jenis
media tanam.
d. Perawatan perlu dilakukan terutama pada awal penanaman, dimana tanaman (bibit)
di tempatkan pada lokasi yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
Setelah berumur 1-2 minggu, tanaman sudah dapat dipindahkan di daerah dengan
sinar matahari langsung. Penambahan nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai
kebutuhan tanaman. Pemeliharaan lain yang dapat dilakukan meliputi penyulaman,
perawatan jaringan irigasi, pengecekan pH dan kepekatan larutan nutrisi serta
pengendalian hama dan penyakit.
e. Pada teknik budidaya Hidroponik, umumnya tidak menggunakan pestisida untuk
menghindari dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Untuk menghindari
hama, dapat dilakukan secara manual yaitu dengan membalilk – balikan daun dan
mencabut tanaman yang telah terserang ulat daun.
Pengendalian serangga harus dilakukan setiap hari untuk mendeteksi keberadaan
serangga dewasa dan menemukan telur serangga, atau untuk menemukan larva, ulat
atau kutu-kumbang di tahap awal perkembangan dan membunuhnya. Upaya ini
akan mengurangi jumlah serangga, karena pengendalian secara konstan dan
bertahap pada tahap perkembangannya akan membantu menghentikan siklus hidup
serangga.
f. Tahapan budidaya hidroponik yang terakhir adalah pemanenan. Pemanenan
dilakukan setelah tanaman memasuki umur panen atau telah memiliki kriteria
panen. Umur panen dan kriteria masing-masing komoditas berbeda-beda.

9
C. Analisis Usaha Tani

Dalam proses usaha tani ini maka ada biaya – biaya yang harus dikeluarkan,
biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan
untuk menciptakan barangbarang yang diproduksinya. Berdasarkan bentuknya biaya
dibedakan menjadi biaya tunai dan tidak tunai. Biaya tunai adalah pengeluaran dalam
bentuk uang tunai untuk berbagai pembayaran sedangkan tidak tunai adalah biaya yang
diperhitungkan dari penggunaan faktor produksi seperti tenaga kerja dalam keluarga,
bibit dan pupuk sendiri, dan sebagainya. Sedangkan berdasarkan sifatnya dibedakan
menjadi Biaya tetap (fixed cost) dan Biaya tidak tetap (variable cost).

Biaya tetap (fixed cost) yaitu pengeluaran yang besarnya tidak tergantung atau
tidak ada kaitannya dengan besarnya produksi. Biaya ini bisa berbentuk tunai maupun
non tunai. Biaya tunai yaitu sewa tani/pajak bumi dan bunga uang sedangkan non tunai
yaitu biaya yang diperhitungkan seperti penyusutan alat-alat. Biaya tidak tetap
(variable cost) yaitu pengeluaran yang besarnya tergantung atau ada kaitannya dengan
besarnya produksi, misalnya biaya sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan), tenaga
kerja, biaya ini juga bisa berupa tunai atau tidak tunai. Total biaya (Total cost) adalah
penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.7

Dalam proses usaha tani ini hanya mengeluarkan biaya variabel

Kebutuhan Harga
Biji kangkung Rp. 3.000
Tisu Rp. 6.000
AB mix Rp. 25.000
Jumlah Rp 34.000

7
Fahrul Rahman, Mariyah Mariyah, dan Arsyadani Sabilal Haq, “ANALISIS USAHATANI SAYURAN HIDROPONIK
SAWI (Brassica rapa L.) DI KECAMATAN TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU (Analysis of Hydroponic
Vegetable Farming of Mustard (Brassica rapa L.) in Tanjung Redeb Subregency, Berau Regency),” JURNAL
AGRIBISNIS DAN KOMUNIKASI PERTANIAN (Journal of Agribusiness and Agricultural Communication) 4, no. 1
(16 Desember 2020): 17, doi:10.35941/jakp.4.1.2021.4316.17-24.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Agrobisnis dimana system ini dapat meningkatkan produtivitas dan
pendapatan petani. Sistem agribisnis sebagai suatu konsep yang menempatkan
kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif
sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai
masalah dan tantangan. Sistem Agrobisnis juga dapat membantu perekonomian
keluarga yang bisa dilakukan diperkotaan maupun lingkungan yang sangat terbatas.
Dengan sistem hidroponik juga sangat membantu untuk para petani pemula
yang tidak memakan lahan yang cukup luas, tidak harus memiliki pengetahuan yang
mendalam terkait pertanian, dan kelemahan sistem hidroponik yang mahal untuk
pembelian media tanam dan sebagainya bisa diminimaliser dengan mengunakan bahan
di sekitar kita.
Berdasarkan praktikum usaha tani yang penulis lakukan maka dapat
disimpulkan ada beberapa tahap yang sesuai dengan aturan, sehingga pertumbuhan
sayur kangkung tumbuh dengan baik. Pembelian bibit yang bagus juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan kangkung. Pemberian air yang cukup dan nutrisi juga sangan
berpengaruh terhadap kelangsungan pertumbuhan kangkung.

11
DAFTAR PUSTAKA

“BAB_II.pdf,” t.t.
Bayu Krisnamurthi. Agribisnis. Depok: Grha Bina Swadaya, 2020.
Buana, Zettry, dan Oriza Candra. “Sistem pemantauan tanaman sayur dengan media tanam
hidroponik menggunakan arduino." JTEV (Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional)
5.1 (2019): 74-80.” JTEV (Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional), 2019.
Fhadilah, dan Muhammad Luthfie. “Pengaruh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
penerapan sistem agribisnis terhadap produksi pada petani padi di Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap.” Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian,
2018.
Karmini. DASAR-DASAR AGRIBISNIS. Samarinda: Mulawarman University Press, 2020.
Rahman, Fahrul, Mariyah Mariyah, dan Arsyadani Sabilal Haq. “ANALISIS USAHATANI
SAYURAN HIDROPONIK SAWI (Brassica rapa L.) DI KECAMATAN TANJUNG
REDEB KABUPATEN BERAU (Analysis of Hydroponic Vegetable Farming of
Mustard (Brassica rapa L.) in Tanjung Redeb Subregency, Berau Regency).”
JURNAL AGRIBISNIS DAN KOMUNIKASI PERTANIAN (Journal of Agribusiness
and Agricultural Communication) 4, no. 1 (16 Desember 2020): 17.
doi:10.35941/jakp.4.1.2021.4316.17-24.
Sudibyo, Karsono. “Hidroponik Tanpa Tanah.” Jakarta Agro Media Pustaka, 2005.

12
LAMPIRAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai