Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

RESUME BUKU “PERTANIAN MODERN”

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Suhirmanto M.Si

Oleh :

1. Andini Putri Aryani 07.1.2.17.2358


2. Ari Faldi Setyana A 07.1.2.17.2361
3. Miranda Putri Ramadhani 07.1.2.17.2374
4. Rizaldy Putra Ansyari 07.1.2.17.2384
5. Yunita Dwi Amilayanti 07.1.2.17.2390

Pertanian IV D

BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019
BAB III

PERTANIAN MODERN

A. Atribut Modern Sebagai Wawasan Kemajuan Pertanian


 Pembangunan pertanian adalah suatu rangkaian panjang dari perubahan atau
peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas, dan produktivitas tenaga kerja
pertanian, disertai dengan penataan dan pengembangan lingkungan fisik dan
sosialnya, sebagai manifestasi dari akumulasi dan aplikasi kemajuan ilmu dan
teknologi, akumulasi modal dan kekayaan material serta organisasi dan
managemen sehingga mereka mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi
segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan untuk meraih
kesejahteraan.
 Sistem agribisnis terdiri dari 4 subsistem, yaitu :
1. Subsistem hulu (up stream industry) yakni kegiatan industri dan
perdagangan yang menghasilkan sarana produksi pertanian primer
(benih, agrokimia, agro-otomotif, dll).
2. Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yakni kegiatan ekonomi
yang menggunakan sarana produksi pertanian primer untuk
menghasilkan komoditas primer.
3. Subsistem agribisnis hilir (down stream industry) yakni kegiatan industri
yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan
beserta perdagangannya.
4. Subsistem jasa penunjang (agro supporting institutions) yakni kegiatan
yang menyediakan jasa bagi agribisnis (perbankan, litbang, pendidikan
penyuluhan, transportasi,dll).
 Pertanian modern adalah rangkaian kegiatan usaha berbasis pertanian yang
dilaksanakan atas dasar keterpaduan dalam suatu sistem, berorientasi pasar,
memnafaatkan sumberdaya secara optimal, dikelola secara profesional,
didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, teknologi tepat guna yang
berwawasan lingkungan dan kelembagaan yang kokoh.
 Pertanian modern menurut Napitupulu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Usahanya merupakan industri/ perusahaan pertanian, memnuhi skala
ekonomi, menerapkan teknologi maju dan spesifik lokasi termasuk
mekanisasi pertanian, mampu tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan, memiliki brand name berskala internasional.
2. Petaninya mampu mengambil keputusan-keputusan yang rasional dan
inovatif, memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, mempunyai
kemampuan manajemen modern dan profesional, memiliki jaringan yang
luas.
3. Organisasinya mempunyai organisasi/asosiasi diantara petani yang kuat
dan berjenjang dari tingkat desa ke tingkat nasional.
4. Mencerminkan adanya kesadaran tingkat makro dan mikro serta secara
operasional berpihak kepada petani.
 Pertanian modern menurut Rrasahan mempunyai kemampuan, antara lain dalam
:
1. Manfaatkan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan.
2. Mengelola ketertarikan pada kegiatan ekonomi sehingga menjadi salah
satu penentu dalam mendorong berkembangnya sektor ekonomi.
3. Menyerap dan mendiversifikasikan tenaga kerja produktif di pedesaan
sekaligus media pemerataan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di pedsaan.
4. Antisipatif terhadap perubahan-perubahan lingkungan strategis baik di
tingkat internasinal, regional maupun domestik.
5. Mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan dunia (GATT, WTO,
dll).
 Dalam mewujudkan pertanian modern yang kompettif, selain mengarah pada
perekonomian pasar, efisiensi, produktivitas serta kualitas sumberdaya manusia
dan iptek, yang tidak kalah pentingnya dalah mengusahakan terciptaanya
institusi/kelembagaan yang mampu mengakomodasikan iklim perekonomian yang
lebih kondusif. Industrialisasi merupakan jalan menuju kesana. Karena dasar dari
industri adalah rekayasa dan pemanfaatan iptek untuk meningkatkan nilai tambah.
Bahkan dengan teknologi pemasran dikembangkan produk-produk yang bukan
hanya memenuhi pasar saja, tetapi juga membentuk pasar ata permintaan baru.
Dalam proses itulah industri memperoleh nilai tambah, serta kearah itulah pertanian
perlu dikembangkan.
B. Relevansi Pertanian Modern dengan Sistem Perdagangan Dunia
 Perubahan lingkungan strategis global pada awal abad 21 atau awal milenium
ketiga yang merubah tata hubungan perdagangan dunia, telah memaksa negara-
negara yang sedang berkembang merubah konsep dan pendekatan pembangunan
pertanian menjadi pembangunan pertanian modern yang dapat menciptakan sektor
pertanian yang efisien. Perdangan dunia telah mencacat sejarah panjang dalam
dinamika pertumbuhan dan kemunduran negara-negara di dunia. Perundingan
panjang dimulai dari disetujuinya Persetujuan Umun Tentang Tarif dan
Perdagangan (GATT) dalam sebuag kesepakatan di Geneva pada tahun 1947,
kemudian ketidakpuasan terhadap keefektifan GATT telah melahirkan kelompok
regional seperti AFTA (2003), APEC (2020), NAFTA dan EEC.
 Di dalam pertanian modern produktivitas usahatani dilakukan dengan optimalisasi
penggunaan sarana pertanian serta pemanfaatn sumberdaya alam dengan prinsip
keberlanjutan.
C. Sistem Agribisnis sebagai Wahana Transformasi Industri
 Agribisnis didefinisikan sebagai keterlibatan individu, kelompok maupun
kelembagaan dalam rangkaian produksi, regulasi dari produk pertanian. Kemajuan
iptek, ekonomi dan sosial budaya yang merupakan tantangan sekaligus peluang
bagi masyarakat pertanian pedesaan telah mendorong pertanian untuk melakukan
industrialisasi yang berakar dan menyatu secara meluas dan merata di pedesaan.
Maka modernisas pertanian menuntut perkembangan wilayah pedesaan yang
melengkapi diri dengan berbagai institusi yang menjadi komponen struktural dari
sistwm agribisnis. Pertanian modern tidak akan berkembang dan agribisnis tidak
akan hidup bila pedesaannya tidak terisi dengan perangkat subsistem.

Anda mungkin juga menyukai