Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Pertanian Menurut Mosher


Menurut A.T Mosher (1987) mendefinisikan pertanian adalah sejenis proses
produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian
usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Para petani mengatur dan
menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan tersebut dalam usaha tani (farm).
Berdasarkan pemikiran Mosher (1987) diketahui bahwa pembangunan pertanian
merupakan suatu bagian integral dari pembangunan ekonomi dan masyarakat
secara umum. Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi
dan pembangunan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian
secara lebih luas ditafsirkan sebagai proses perubahan sosial menuju kemajuan
atau progres demi mencapai pertumbuhan, perkembangan dan distribusi ekonomi,
peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat serta kelestarian lingkungan
alam.

B. Teori AT. Mosher (Syarat Pokok dan Syarat Pelancar)


Teori Mosher merupakan teori pembangunan dan pertanian tentang syarat pokok
dan syarat pelancar pembangunan pertanian. Teori Mosher berusaha mengubah
sistem pertanian subsistem menjadi pertanian komersil, dengan meletakkan faktor
mutlak pembangunan pertanian salah satunya pasaran untuk hasil pertanian.
Mosher (1987) mengemukakan bahwa ada sepuluh faktor penentu dalam
modernisasi pertanian yang meliputi lima syarat pokok dan lima syarat pelancar.
Syarat pokok adalah faktor yang harus ada dalam kegiatan pembangunan pertanian.
Syarat pokok bersifat esensial sehingga mutlak dipenuhi demi kelancaran dan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan peran strategis pembangunan pertanian.
Sedangkan syarat pelancar adalah faktor yang berfungsi mempercepat proses
pembangunan pertanian.
Adapun syarat pokok tersebut meliputi:
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
Pasar menjadi syarat pokok karena untuk memenuhi kebutuhan petani dalam
upaya menjual hasil produksi saat panen tiba. Keberadaan pasar yang mudah dan
cepat diakses sangat penting bagi petani guna menghindari risiko kerugian akibat
gagal menjual hasil panen. Kedekatan pasar dengan petani juga bermanfaat untuk
mencegah risiko harga hasil panen yang rendah karena saluran pemasaran yang
terlalu panjang.
2. Teknologi yang senantiasa berkembang
Pembangunan pertanian akan berjalan lambat atau bahkan berhenti tanpa diikuti
dengan perkembangan ilmu dan teknologi baru hasil penelitian pada balai
percobaan pemerintah dan swasta. Selain itu, pemanfaatan teknologi berupa
teknologi informasi juga dapat membantu petani secara cepat dalam mengakses
harga, pasar, teknologi dan input produksi serta membantu petani mengakses
transportasi untuk menyalurkan hasil produksi ke pasar dan konsumen tujuan.
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
Dalam menerapkan inovasi hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang pertanian perlu adanya input produksi berupa alat dan bahan
untuk mendukung pengelolaan usaha tani efisien dan efektif. Ragam alat dan bahan
yang digunakan harus dapat memberikan kenaikan hasil produksi pertanian yang
lebih tinggi untuk setiap masa produksi. Petani cenderung membutuhkan alat dan
bahan yang memiliki biaya murah dan mudah diperoleh serta dirawat sehingga bila
harus dapat segera diperbaiki hingga berfungsi kembali.
4. Adanya perangsang produksi bagi petani
Selain pasar, teknologi baru dan bahan serta alat pertanian, petani juga
membutuhkan perangsang agar lebih semangat dalam mengelola usaha tani.
Beberapa insentif yang merangsang partisipasi aktif petani terintegrasi dalam
pembangunan pertanian ialah kebijakan subsidi harga pupuk, modal tambahan
berupa kredit berbiaya ringan, jaminan input produksi, bantuan kredit usaha tani dan
jaminan harga produk oleh pemerintah. Pemberian penghargaan kepada petani
berprestasi sebagai inventor teknologi pengendali hama tikus pada tanaman padi
ramah lingkungan juga termasuk insentif yang memotivasi agar warga tani semakin
mandiri dan kreatif menyelesaikan masalah.
5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu
Fasilitas pengangkutan diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar
distribusi hasil produksi dari petani produsen ke pasar dan konsumen. Fasilitas
transportasi yang potensial menjadi syarat pokok pembangunan pertanian adalah
memiliki ciri kemanfaatan praktis, ekonomis, lancar, aman, ongkos murah dan
mudah terjangkau petani.
Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi:
1. Pendidikan Petani
Fungsi pendidikan penting untuk meningkatkan potensi diri dan perilaku petani.
Adapun pendidikan yang dibutuhkan petani terutama yang bersifat non formal,
misalnya sekolah lapangan dan kegiatan penyuluhan, pelatihan, demonstrasi cara,
demonstrasi plot, karya wisata, diskusi interaktif kelompok terfokus.
2. Kredit Produksi
Kredit produksi dimaknai sebagai pemberian pinjaman sejumlah uang kepada
petani untuk dimanfaatkan membeli input produksi yang dibutuhkan selama rentang
waktu mulai dari penyediaan bibit sampai panen. Sumber kredit produksi beragam.
Ada yang berasal dari perbankan milik pemerintah dan swasta, bank plecit, koperasi
simpan pinjam, debitur potensial dan lainnya.
3. Kebersamaan Petani/Kegiatan Gotong Royong
Kebersamaan petani memiliki nilai yang signifikan dalam meningkatkan
kolektivitas dan solidaritas sesama petani. Ikatan kebersamaan petani yang
diwujudkan dalam pembentukan kelompok tani tentu memudahkan penyampaian ide
dan teknologi baru secara partisipatif.
4. Perbaikan dan Perluasan Lahan Pertanian
Perluasan lahan pertanian atau ekstensifikasi menunjukkan aktivitas pertanian di
daerah yang berpenduduk relatif jarang. Perluasan lahan pertanian dapat juga
dilaksanakan melalui kegiatan pemanfaatan lahan rawa dan gambut untuk
pengembangan usaha pertanian khususnya tanaman pangan.
5. Perencanaan Nasional Pembangunan Pertanian
Perencanaan nasional pembangunan pertanian perlu dilakukan pemerintah agar
pertanian kedepannya menjadi lebih baik lagi dengan mengikuti perkembangan
zaman dan teknologi yang ada. Pembangunan pertanian modern merupakan
langkah strategis mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan sebagai
paradigma baru, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang akan
menjadi pendorong pertumbuhan sektor non pertanian.

Diharapkan dengan adanya syarat pokok dan pelancar, pembangunan pertanian


(sustainable agriculture) dapat terwujud yg berorientasi kepada:
1. Keberlanjutan dimensi ekonomi yaitu profit, efisiensi, daya saing, nilai tambah
dan stabil.
2. Keberlanjutn ekologi lingkungan alam yaitu kesehatan lingkungan dan
konservasi alam.
3. Keberlanjutan kehidupan sosial: pemerataan, mengatasi kemiskinan dan
stabilitas sosial. Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam
menciptaan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan pengentasan
kemiskinana.

C. Tujuan Teori AT. Mosher


Teori AT.Mosher dengan unsur-unsur pertaniannya bertujuan meningkatkan
produktivitas pertanian. Namun kurangnya kearifan dalam menjaga kelestarian
lingkungan, maka timbullah degradasi sumberdaya alam. Oleh karena itu, muncullah
pembangunan pertanian berkelanjutan dengan Triple-P dalam pertanian
berkelanjutan (Planet)- ekologi, (Profit)-Ekonomi, dan (People)-manusia.

D. Unsur-unsur Teori AT. Mosher


AT. Mosher mengemukakan bahwa unsur-unsur pertanian terdapat 4 unsur, yaitu
sebagai berikut:
1. Proses Produksi
Proses produksi di sini maksudnya adalah ketika manusia mulai mengendalikan
atau menguasai tanaman, dengan mengaturnya sedemikian rupa sehingga
menguntungkan.
2. Petani
Petani dalam menjalankan usaha tani memegang dua peranan penting, yaitu
sebagai juru tani dan sebagai manajer. Petani sebagai juru tani sepertinya sudah
dapat dibayangkan tugas-tugas yang akan dikerjakan tidak akan jauh dari bercocok
tanam dan kegiatan lainnya di lapangan. Sedangkan petani sebagai manager, kerja
otak lebih diutamakan dibandingkan kerja otot. Hal yang harus dipikirkan oleh petani
sebagai seorang manajer adalah dalam menentukan pilihan dari berbagai tanaman
yang mungkin ditanam, menentukan benih, pupuk, pestisida yang akan digunakan,
dan juga menentukan kapan harus menjual hasil-hasil buminya dan kepada siapa.
3. Usahatani (The Farm)
Definisi usaha tani disini adalah tanah tempat bercocok tanam. Selain itu, usaha
tani juga mencakup bangunan yang dibuat di atasnya seperti sumur, saluran irigasi,
dan bangunan lainnya yang terdapat disana.

4. Usahatani Sebagai Perusahaan


Setiap petani di dalam menjalankan usaha taninya, pada hakekatnya
menjalankan satu perusahaan pertanian. Hal ini dikarenakan tujuan tiap-tiap petani
adalah ekonomis yaitu memproduksi hasil pertanian yang berasal dari input dan
untuk menghasilkan output dan mendapatkan keuntungan dari produksinya.

E. Contoh Penerapan Teori AT. Mosher di Indonesia


Teori AT. Mosher memiliki relevansi dengan kondisi pembangunan pertanian di
Indonesia saat ini karena teorinya menyoroti pentingnya integrasi antara faktor
ekonomi, sosial, dan politik dalam pembangunan pertanian. Dalam konteks
Indonesia, di mana masih terdapat banyak tantangan seperti kesenjangan ekonomi
antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta masalah ketahanan pangan,
pendekatan yang memperhatikan aspek-aspek tersebut sangatlah penting. Mosher
menekankan perlunya pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam
pembangunan pertanian, yang sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
produktivitas, distribusi, dan pemerataan ekonomi di sektor pertanian Indonesia.
Pertanian di Indonesia telah mengimplementasikan berbagai langkah dalam
upaya meningkatkan ketahanan pangan, salah satunya melalui Program
Peningkatan Ketahanan Pangan (PPKP) dan pengembangan agribisnis. Dalam
konteks ini, teori AT. Mosher menyebutkan dua syarat utama yang perlu dipenuhi
dalam pembangunan pertanian, yaitu pasar untuk hasil pertanian dan teknologi yang
dapat memperluas pasar.
Dalam penerapan teori Mosher di Indonesia, syarat mutlak dan syarat pelancar
dapat ditemukan melalui beberapa inisiatif, seperti PPKP. Misalnya, penyediaan
sarana dan prasarana sebagai syarat pelancar, termasuk ketersediaan pasar,
teknologi, infrastruktur, dan aksesibilitas modal.
Dalam konteks agribisnis, syarat-syarat pelancar mencakup ketersediaan
koperasi, bank, dan infrastruktur yang memengaruhi ketersediaan bahan baku,
harga, dan pembelian hasil pertanian.
Beberapa contoh penerapan teori AT.Mosher dalam pembangunan pertanian di
Indonesia antara lain:
1. Motivasi petani untuk berproduksi
a. Program penyuluhan pertanian dan pembentukan kelompok tani di seluruh
Indonesia untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan petani.
b. Pemberian subsidi pupuk dan benih untuk mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan pendapatan petani.
2. Pemilikan lahan yang cukup
a. Pelaksanaan program Landreform (Undang-Undang Pokok Agraria No.5
Tahun 1960) untuk redistribusi lahan kepada petani yang tidak memiliki atau
memiliki lahan sempit).
b. Program Redistribusi Tanah Objek Landreform (TOL) untuk memberikan
akses lahan kepada petani gurem.
3. Modal ketersedian
a. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) menyediakan pinjaman lunak bagi
petani dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
b. Pembentukan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk menyediakan kredit
bagi petani dan UMKM di pedesaan.
4. Ketersediaan teknologi
a. Penelitian dan pengembangan varietas unggul padi, jagung, kedelai, dan
tanaman lainnya oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
b. Penyediaan pupuk bersubsidi dan pengembangan teknologi irigasi melalui
program-program pemerintah.
5. Ketersediaan pasar
a. Pembentukan unit koperasi desa (KUD) untuk memfasilitasi pemasaran hasil
pertanian petani.
b. Pengembangan infrastruktur pasar seperti pasar induk, pasar tradisional,
dan rantai pasok modern untuk mempermudah akses petani menuju pasar.
6. Pendidikan Pembangunan
Pendidikan penyuluhan telah diterapkan di Indonesia untuk membantu petani
menerima teknologi baru dan meningkatkan keterampilan mereka dalam usaha
pertanian.
7. Kelembagaan Petani
Organisasi petani telah dibangun di Indonesia untuk membantu petani
mengembangkan usaha pertanian mereka dan memperkuat akses mereka ke
lembaga pembiayaan.
8. Faktor Produksi
Faktor produksi, seperti tenaga kerja, alat dan bahan bangunan, dan
infrastruktur telah diperluas dan diperbaiki di Indonesia untuk meningkatkan
produktivitas.
9. Rehabilitasi Lahan
Lahan pertanian telah diperbaiki dan diperluas di Indonesia untuk meningkatkan
produktivitas.
10.Perencanaan Pembangunan
Strategi dan rencana telah dibangun di Indonesia untuk mendukung
pembangunan pertanian yang terintegrasi dengan pembangunan ekonomi dan
sosial.

Penerapan syarat pokok dan syarat pelancar ini telah membantu mendorong
pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat, terutama petani, serta memperkuat
ekonomi nasional Indonesia.
Syarat pelancar juga terwujud melalui:
1. Penyediaan pendidikan dan penyuluhan pertanian melalui lembaga pendidikan
pertanian dan badan penyuluhan di tingkat nasional hingga desa.
2. Pembangunan infrastruktur pertanian seperti jalan, irigasi, dan gudang
penyimpanan untuk mendukung produksi dan distribusi hasil pertanian.
3. Peningkatan iklim politik yang kondusif melalui kebijakan pemerintah yang
mendukung pembangunan pertanian, seperti subsidi, perlindungan harga, dan
fasilitasi pemasaran.

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Dalam pertanian terdapat beberapa teori, dan salah satunya yaitu Teori Mosher.
A.T. Mosher mengemukakan bahwa ada sepuluh faktor penentu dalam modernisasi
pertanian yang meliputi lima syarat pokok dan lima syarat pelancar. Teori Mosher
dalam menggerakan dan membangun pertanian mengungkapkan beberapa faktor
atau syarat penunjang mutlak suatu pembangunan, yaitu pasar untuk hasil usaha
tani, teknologi yang senantiasa berkembang, tersedianya bahan dan alat produksi
secara lokal, adanya perangsang produksi bagi petani, dan tersedianya
perangkutan yang lancar dan kontinuitas. Unsur - unsur pertanian menurut A.T
Mosher meliputi proses produksi, petani, usahatani (the farm), dan usahatani
sebagai perusahaan. Syarat-syarat mutlak pembangunan pertanian yang
dikemukakan oleh Mosher merupakan syarat yang harus ada dalam membangun
pertanian. Sedangkan syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi pendidikan
petani, kredit produksi, kebersamaan petani, perbaikan dan perluasan lahan
pertanian serta perencanaan nasional pembangunan pertanian. Di Indonesia sendiri
penerapan dari teori A.T Mosher ini dalam pembangunan pertanian sudah terlihat
secara nyata untuk membantu para petani.
2. Saran
Menurut pendapat kami, syarat pokok pembangunan pertanian yang perlu
dilengkapi fasilitas pelayanan harga dan kebijakan yang melindungi produsen
sekaligus konsumen. Syarat pokok fasilitas pelayanan informasi harga penting
diadakan agar petani tidak mengalami kerugian fatal akibat harga hasil produksi
yang rendah dan lamban naik. Petani cenderung pasrah menerima patokan berapa
pun yang ditetapkan pedagang karena memang tidak mengetahui secara pasti
harga yang sewajarnya. Fasilitas pelayanan harga dapat dikembangkan secara
spesifik lokasi melalui media massa dan media sosial online secara terkoordinasi.
Selain itu, untuk melindungi produsen sekaligus konsumen pemerintah harus
mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan tindakan berisiko dari pihak yang
berbuat kecurangan mulai dari hulu sampai hilir kegiatan pertanian. Kekuatan
kebijakan pertanian berfungsi sebagai kontrol terhadap keamanan bahan pangan,
mekanisme harga, rekayasa pangan tidak higienis, arus impor hasil pertanian yang
menekan pemasaran produk lokal, kerusakan lingkungan sumber daya alam dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Dumasari. (2020). Pembangunan Pertanian Meendahulukan Yang Tertinggal.


Purwokerto: Pustaka Pelajar.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2019). Laporan Kinerja Kementerian
Pertanian Tahun 2019.
Mosher, A. (1966). Menggerakan Pertanian: Penting untuk Pembangunan dan
Modernisasi. New York: Frederick A. Praeger.
Rangkuti, P. A. (2010). Peran Komunikasi Dalam Modernisasi Pertanian Berbasis
Koperasi. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 8(1).
Susilowati, S., & Maulana, M. (2012). Luas Lahan Usahatani dan Kesejahteraan
Petani: Eksistensi Petani Gurem dan Urgensi Kebijakan Reforma Agraria.
Analisis Kebijakan Pertanian, 10(1), 17-30.

Anda mungkin juga menyukai