Anda di halaman 1dari 17

NAMA :ABET NEGO SINAGA

NIM :7162141008

MK :EKONOMI PERTANIAN

DOSEN :AINUL MRDHIYAH S.P, M.Si

BAB 1 ILMU EKONOMI PERTANIAN

1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Pertanian

Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena
fenomena dan persoalan persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun
makro. Ilmu ekonomi pertanian di indonesia berkembang dalam 2 segi pandangan yaitu

1. Salah satu bagian atau cabang ilmu ekonomi pertanian merupakan bagian atau aspek
sosial ekonomi dari persoalan persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian.
2. Bagi mahasiswa fakultas ekonomi, ilmu ekonomi pertanian merupakan ilmu ekonomi
yang diterapkan pada bidang pertanian.
1.2 Perkembanga Ilmu Ekonomi Pertanian di Indonesia

Awalnya matakuliah ilmu ekonomi pertanian hanya diberikan pada fakultas pertanian oleh guru
besar ilmu pertanian sehingga mata kuliah ini dimasukan kedalam bagian dalam ilmu pertanian
yang khusus mempelajari aspek sosial dan ekonomi dalam pertanian.

Pada tahun 1950,mata kuliah tersebut mulai diberikan di UGM yogyakarta pada mata kuliah
ilmu ekonomi pertanian kepada mahasiswa mahasiswa fakultas ilmu sosial hukum dan politik.
Pada tahun 1955 fakultas ekonomi UGM yogyakarta membuka jurusan ekonomi agraria yang
kemudian berubah namanya mejadi jurusan ekonomi pertanian.

Pada 1969 dibentuk perhimpunan ekonomi pertanian Indonesia ( PERHEPI) di ciawi bogor yang
merupakan hasil dan cita cita para ahli dan peminat ekonomi pertanian pada konferensi nasional
ekonomi pertanian I Bulan Desember 1964 di Cibogo Bogor.
Setelah kemunculannya pertama kali, ilmu ekonomi pertanian baru berhasil mendapat dukunga
kuat dan meluas serta diakui sebagai cabang profesi tersendiri pada awal tahun 1969 dengan
terbentuknya PERHEPI ini.

Pada bulan Mei 2004, konferensi Nasional PERHEPI telah mengkristalkan pemikiran akan
kebutuhan untuk mengkonstruksi pembangunan pertanian guna menyongsong pertanian di
kedepan hari unutk pertanian yang lebih baik lagi.

1.3 Pokok Bahasan Ekonomi Pertanian

Upaya petani dalam menjalankan usaha taninya secara efesien merupakan hal yang sangat
penting, sehubunga itu, ada beberapa konsep efesien yaitu

1. Efesiensi teknis
Tercapai manakala petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa
sehingga produks yang tinggi dapat dicapai
2. Efesiensi harga
Bila petani mendapatkan keuntungan yang besar dari usaha taninya, misalnya karena
pengaruh harga maka petani tersebut dikatakan dapat mengalokasikan faktor produksinya
secara efesien. Ini dapat dilakukan dengan membel faktor produksi pada harga yang
murah dan menjual hasilnya dengan harga yang relatif tinggi
3. Efesiensi ekonomi
Manakala petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga faktor produksi yang
dapat ditekan, tetapi menjual produksinya dengan harga yang tinggi. Dengan demikian,
petani telah melakukan efesiensi teknis dan efesiensi harga secara bersamaan yang
disebut efesiensi ekonomi.
BAB 2 PERTANIAN SEBAGAI SUATU SISTEM

2.1 Sistem Pertanian Menurut Mosher

Atas dasar pengalamannya menggeluti masalah pertanian diberbagai negara berkembang,


mosher menyimpulakan bahwa ada 5 syarat mutlak dan 5 syarat tambahan untuk membangun
atau mengembangka pertanian.

2.1.1 Syarat Mutlak

1. pasar untuk hasil hasil pertanian

Pembangunanpertanian adalah suatu proses unutk meningkatkan produksi hasl usaha tani.
Sehubungan dengan hal itu ada 3 hal yang sangat dperlukan yaitu

1. Seseorang ditempat yang membei hasil usaha tani, perlu ada permintaan terhadap hasil
usaha tani tersebut
2. Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil tani atau biasa disebut sebagai
sistem tata niaga
3. Perlu ada kepercayaan petani terhadap kelancaran sistem tata niaga tersebut.

2. teknologi yang senantiasa berubah lebih maju

Terdapat beberapa sumber teknologi baru bagi petani antara lain

1. Teknik kerja petani lain


Teknik kerja atau bahan bahan yang digunaka petani lain dapat merupakan teknologi baru
bagi petani yang lain.perbedaan ini merupakan sumber teknologi baru yang berharga bagi
petani didaerah tersebut yang belum melaksanakan metode terbaik.
2. Mendatangkan dari daerah lain
Sumbe teknologi yang kedua adalah metode dan bahan yang telah dikembangkan
didaerah atau negara lain yang memiliki ciri ciri pertanian yang hampir sama, namun
perlu dilakukan percobaan secara lokal dengan seksama sebelum dianjurkan kepada
petani karena ada kemungkinan diperlukan beberapa penyesuaian agar dapat digunakan
dan diterima petani setempat
3. Percobaan terarah
Percobaan percobaan mencari jenis dan cara pengolahan tanah, cara pemberantasan hama
penyakit, obat ternak, mesin dan sebagiannya yang benar benar baru hasil pertanian.

3. sarana produksi dan alat alat pertanian yang tersedia lokal

Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian memerlukan


penggunaan alat dan bahan prouksi khusus oleh petani seperti bibit, pupuk dan perkakas. Sarana
dan alat produksi yang akan di indtroksikan harus memiliki 5 syarat adar petani mau membeli
dan menggunakannya yaitu

1. Efektivitas dari segi tani


2. Mutunya dapat dipercaya
3. Harganya tidak mahal
4. Harus tersedia ditempat dan setiap waktu ketika petani membutuhkannya
5. Harus dijual dalam ukuran dan takaran yang cocok

4. Insentif produksi untuk petani

1. Perbandingan harga yang menguntungkan


Situasi yang kadang sering mempersulit petani adalah ketika pemerintah menetapkan
harga batas tertinggi bagi hasil pertanian untuk menekan biaya hidup orang kota. Hal ini
akan bermanfaat tetapi hanya apabila dilaksanakan secara efektif dan bijaksana.
2. Bagi hasil yang wajar
Petani penyakap bagi hasil tidak menganggap bagian dari bagi hasil penen yang
diserahkannya kepada pemilik tanah sebagai bagian dari pendapatannya. Yang
diperhitungkan adalah nilai uang dari bagian hasil yang akan menjadi haknya.
Menggantikan sistim bagi hasil dengan sistim sewa pun dapat merangsang kenaikan
produksi asal sang opemilik tanah tidak menetapkan harga sewa terlalu tingi
3. Tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli sipetani
Jika barang atau jasa yang diinginkan petani selain produk pertanian tersedia di tempat,
maka hal itu merupaan perangsang tambahan bagi petani untuk meningkatkan hasil hasil
yang dijual dipasar

5. Pengangkutan atau transportasi


Tanpa pengangkutan, ke empat persyaratan pokok laiinya tidak dapat diadakan secara efektif.
Pentingnya pengangkutan berkaitan dengan produksi pertanian yang harys disebar luas. Agar
menjadi perangsang yang menarik, pengangkutan harus diusahakan semurah mungkin.

2.1.2 Syarat Pelancar

1. Pendidikan untuk pembangunan

Dalam masyarakat berkembang, pendidikan pembangunan haruslah diberikan kepada semua


tingkat usia, pendidikan oembangunan merupakan sejenis pendidikan yang memperkenalkan
pengetahuan baru, ketrampilan baru, cara baru untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan
pola perilaku anggota masyarakat yanglebih tua.

2. Kredit Produksi

Kredit Produksi adalah meminjam uang untuk keperluan produksi dengan tujuan menaikkan
pendapatan yang nantinya dapat digunakan untuk melunasi pinjaman kredit.

3. Kegiatan kelompok untuk petani

Ada 4 macam tindakan yang dapat menggiatkan kerja sama kelompok yaitu

1. Bantuan dalam pengorganisasian


2. Penyediaan bahan baku khusus
3. Bantuan teknis dan pengolaan
4. Bantuan keuangan

4. Penyempurnaan dan perluasan lahan pertanian

Pembukaan tanah baru untuk pertanian mempunyai dua alasan pokok antara lain:

a. Memperluas landasan fisik bagi pertanian dalam jangka panjang dan bahwa di daerah
pertanian baru sering kali lebih mudah memperkenalkan sistem
b. Teknik pertanian baru, tata cara penyakapan baru, luas usaha tani dan berbagai perubahan
lainnya di daerah lama
5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian
Kunci bagi perencanaan nasional yang efektif adalah pengertian yang luas, benar, serta mendalam
mengenai pertanian dan pembangunan pertanian. Semua pihak yang terlibat harus memiliki
pengertian yang umum dan luas mengenai pertanian secara keseluruhan, termasuk mengenai
pengembangan pertanian.

1.2 Sistem pertanian menurut Max F. Milikan dan David Hapgood

Untuk mengembangkan pertanian dan mengimplementasikan suatu rencana pengembangan


pertanian yang efektif diperlukan 5 syarat sebagai berikut:

1. Adanya kemauan membangun /mengembangkan pertanian dalam pikiran pimpinan


2. Adanya tingkat kemantapan politik dan kontinuitas perencanaan
pembangunan/pengembangan pertanian
3. Adanya ahli administrasi dan organisasi sebagai pemikir, serta tenaga lokal terampil
sebagai pelaksana
4. Adanya pribumi berpendidikan pertanian
5. Adanya pasar yang luas bagi hasil pertanian
1.3 Sistem Pertanian Menurut Halcrow

Menurut Halcrow, peranan subsistem yang ditunjang oleh pemerintah sangat besar sekali,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang, yang peranan pemerintahnya masih sangat
dominan. Sistem pertanian yang digambarkan Halcrow memang sangat sederhana dan mudah
dimengerti, namun perlu diingat bahwa dalam setiap subsistem itu terdapat mata rantai kegiatan
yang pada umumnya panjang dan setiap gangguan pada satu atau lebih mata rantai kegiatan itu
dapat menimbulkan hambatan pada pengembangan pertanian secara keseluruhannya.

1.4 Sistem Pertanian Menurut Teken

Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari 4 subsistem. Keempat subsistem tersebut
antara lain:

1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan pengembangan sumber
daya pertanian
2. Subsistem produksi pertanian atau usaha tani
3. Subsistem pengolahan hasil-hasil pertanian atau agroindustri
4. Subsistem pemasaran hasil-hasil pertanian

1.5 Strategi dan Kebijaksanaan Operasional Pengembangan Agribisnis yang Dilakukan oleh
Departemen Pertanian
1.5.1 Pengembangan dan pembinaan standarisasi dan akreditasi pertanian

Hal ini dilakukan melalui:

1. Pembakuan standar dan sistemnya


2. Perbaikan sistem produksi
3. Perbaikan sistem panen
4. Perbaikan sistem pascapanen
5. Akreditasi laboratorium atau lembaga penelitian
6. Pengawasan mutu
7. Peningkatan kesadaran konsumen akan arti penting nilai kualitas
8. Pengembangan sistem insentif dan pinalti yang jelas pada industriyang mematuhi atau
melanggar ketentuan standar
1.5.2 Pembinaan dan pengembangan informasi pasar

Untuk meningkatkan cakupan daerah pemasaran, kebijaksanaan perluasan pasar hasil


pertanian dan agroindustri diarahkan untuk:

1. Menyediakan fasilitas dan sarana promosi


2. Memperbaharui produk lokal yang diterima di masyarakat
3. Memperluas dan mempermudah jaringan transportasi antarpulau atau antarnegara
4. mengembangkan sistem penyidikan dan informasi pasar yang kuat.

1.5.3 Pengembangan investasi dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan

Dalam kegiatan produktif sektor pertanian, kegiatan investasi bersumber dari modal asing
atau dalam negeri merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian dan akan tetap
didorong secara insentif. Upaya memberikan insentif investasi bagi sektor swasta akan selalu
dikaitkan dengan upaya-upaya melestariakn lingkungan.
1.5.4 Pengembangan usaha dan hubungan kelembagaan

Dalam mendorong tumbuhnya sistem agribisnis, perlu dilakukan rekayasa kelembagaan


pertanian pada tingkat desa sehingga diharapkan terjadi percepatan tumbuh dan
berkembangnya agroindustri, terutama dalam menangkap sinyal-sinyal pasar.

1.5.5 Pengembangan sumber daya manusia

Pelaku agribisnis dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu pelaku langsung dan tidak
langsung.

1. Pelaku langsung; terdiri atas petani, produsen saprodi, pengusaha agroindustri dan
pedagang. Sebagai pelaku pembangunan, tentu kualitas sumber daya manusia pertanian
perlu mendapat perhatian karena mayoritas mereka berpendidikan rendah.
2. Pelaku tidak langsung; yaitu instansi pemerintah. Sebagai fasilitatos, pemerintah
berperan menciptakan kondisi kondusif untuk berkembangnya agribisnis.
1.6 Peranan Agribisnis dalam Pembangunan

Peranan agribisnis dalam pembangunan dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan pokok antara
lain;

1. Menyumbangkan produk domestik brutoo nasional


2. Memberikan kesempatan kerja
3. Sebagai sumber penerimaan devisa hasil ekspor dari komoditi karet, teh, udang, kopi,
tembakau, minyak sawit dan minyak kelapa.
BAB III CIRI-CIRI PERTANIAN

Pada dasarnya ada 12 ciri pertanian, antara lain:

1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa
2. Pertanian harus tetap terpencar
3. Aspek sumber daya alam
4. Waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan dengan keadaan cuaca
dan serangan hama penyakit
5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya keanekaragaman
dalam pertanian.
6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan nonfisik
7. Kebanyakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas daripada
pekerja pabrik
8. Usaha tani dalam ukuran kcil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara
tradisional
9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi
10. Musim panen dan luar musim panen menyebabkan perlunya teknologi penyimpanan
11. Unit produksi dan unit konsumsi tidak dapat dipisahkan
12. Pertanian yang progresif selalu berubah
BAB IVPERANAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN

4.1 TANAH

Tanah adalah tubuh alam yang tersusun dalam bentuk profil. Tanah terdiri dari berbagai
campuran mineral pecah lapuk dan organik pengurai, sebagai lapisan tipis penutup permukaan
bumi, serta menjamin tumbuhnya tumbuhan, hewan, dan manusia.

Menurut topografinya, lahan dibedakan kemiringannya menjadi empat antara lain :

1. Lahan dengan lereng 0-3 % : datar, termasuk rawa-rawa, untuk tanaman padi atau
perkebunan kelapa.
2. Lahan dengan lereng 3-8% : baik untuk tanaman setahun tertentu apabila dibuat teras
atau kontur.
3. Lahan dengan lereng 8-15% : baik untuk tanaman rumput sehingga cocok dijadikan area
peternakan
4. Lahan dengan lereng > 15% : baik untuk tanaman kayu sehingga cocok dijadikan area
perkebunan atau kehutanan.

Macam – macam lahan menurut kepemilikan oleh petani dibedakan menjadi :

1. Lahan yang dibeli,


2. Lahan warisan
3. Lahan yang diperoleh secara hibah
4. Lahan yang dimiliki berdasarkan land reform
5. Lahan sewa
6. Lahan bagi hasil (sakap)
7. Lahan gadai
8. Lahan bengkok/pelungguh
9. Lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan.
10. Lahan yang dikuasai
11. Lahan pertanian
12. Lahan sawah
a. lahan sawah irigasi (pengairan)
b. lahan sawah tanpa irigasi (tak berpengairan)
13. Lahan bukan sawah
14. Huma
15. Ladang/ tegal/ kebun
16. Lahan tidur

4.2 IKLIM

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat, iklim merupakan salah satu sumber
daya alam yang memegang peranan penting dalam bidang pertanian. Unsur-Unsur iklim terdiri
dari radiasi, suhu, kelembapan udara, awan, curah hujan, penguapan, tekanan udara, dan angin.

Iklim menurut Koppen, antara lain :

1. Tipe A daerah hujan tropis


2. Tipe B daerah iklim kerng
3. Tipe C daerah iklim sedang berhujan
4. Tipe D daerah iklim hutan dingin
5. Tipe E daerah iklim kutub

4.3 AIR

Air merupakan faktor lain yang juga penting dalam usaha peningkatan produksi, selain
tanah dan iklim. Air merupakan syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman.

Ada beberapa permasalahan sumber daya air, antara lain :

1. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif ruang dan waktu
2. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik air
permukaan maupun air tanah
3. Menurunnya kemampuan penyediaan air
4. Meningkatnya potensi konflik air
5. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi
6. Makin luasnya abrasi pantai
7. Lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan
8. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi
9. Kerusakan prasarana sumber daya air akibat bencana alam

4.4 BEBERAPA PERMASALAHAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PENGEMBANGAN


PERTANIAN

Beberapa permasalahan pokok sumber daya alam dapat dirinci sebagai berikut ;

1. Terus menurunnya kondisi hutan di Indonesia


2. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)
3. Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak
4. Citra pertambangan yang merusak lingkungan
5. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity)
6. Meningkatnya pencemaran air
7. Kualitas udara, khususnya kota-kota besar semakin menurun
8. Sistem pengelolaan hutan secara berkelanjutan belum optimal dilaksanakan
9. Pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan hutan belum jelas
10. Lemahnya penegakan hukum terhadap pembalakan liar (illegal logging) dan
penyeludupan kayu
11. Rendahnya kapasitas pengelolaan hutan
12. Belum berkembangnya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa-jasa lingkungan.
13. Belum terselesaikannya batas wilayah laut dengan negara tetangga
14. Potensi kelautan belum didayagunakan secara optimal
15. Merebaknya pencurian ikan dan pola penangkapan ikan yang merusak
16. Pengelolaan pulau-pulau kecik belum optimal
17. Sistem mitigasi bencana alam belum dikembangkan
18. Terjadinya penurunan kontribusi migas dan hasil tambang pada penerimaan negara
19. Ketidakpastian hukum dibidang pertambangan
20. Tingginya tingkat pencemaran dan belum dilaksanakannya pengelolaan limbah secara
terpadu dan sistematis
21. Adaptasi kebijakan terhadap perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global
(global warming) belum dilaksanakan
22. Alternatif pendanaan lingkungan belum dikembangkan
23. Isu lingkungan global belum dipahami dan diterapkan dalam pembangunan nasional dan
daerah
24. Belum harmonisnya peraturan perundangan lingkungan hidup
25. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan

4.5 PROGRAM-PROGRAM PEMERINTAH DALAM PERBAIKAN PENGELOLAAN


SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP

Ada beberapa sasaran pembangunan lingkungan hidup, antara lain :

1. Meningkatkan kualitas air permukaan (sungai, danau, dan situ) dan kualitas air tanah,
disertai pengendalian dan pemantauan terpadu antar sektor
2. Terkendalinya pencemaran pesisir dan laut melalui pendekatan terpadu antara kebijakan
konservasi tanah diwilayah daratan dengan ekosistem pesisir dan laut.
3. Meningkatnya kualitas udara perkotaan, khususnya dikawasan perkotaan yang didukung
oleh perbaikan manajemen dan sistem transportasi kota yang ramah lingkungan
4. Berkurangnya penggunaan bahan perusak ozon (BPO) secara bertahap dan sama sekali
hilang pada tahun 2010
5. Berkembangnya kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim global, pelestarian dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan sesuai pedoman IBSAP
6. Meningkatnya upaya pengelolaan sampah perkotaan dengan menempatkan perlindungan
lingkungan sebagai salah satu faktor penentu kebijakan
7. Meningkatnya sistem pengelolaan dan pelayanan limbah B3 bagi kegiatan – kegiatan
yang berpotensi mencemari lingkungan
8. Tersusunnya informasi dan peta wilayah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan,
bencana banjir, kekeringan, gempa bumi, tsunami, dan bencana-bencana alam lainnya.
9. Tersusunnya peraturan pendanaan lingkungan yang inovatif sebagai terobosan untuk
mengatasi rendahnya pembiayaan sektor lingkungan hidup
10. Meningkatnya diplomasi internasional dibidang lingkungan
11. Meningkanya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya alam dan
lingkungan hidup
Untuk menerjemahkan sasaran pembangunan dan arah kebijakan tersebut, pembangunan
sumber daya alam dan lingkungan hidup pada tahun 2004-2009 memerlukan dukungan dari
program – program pembangunan lain yang dari berbagai sektor pembangunan. Program-
program pembangunan tersebut mencakup :
1. Program pengembangan pemanfaatan potensi sumber daya hutan
2. Program pengembangan dan pengelolaan sumber daya kelautan
3. Program pembinaan usaha pertambangan migas
4. Program pembinaan usaha pertambangan mineral dan batu bara
5. Program perlindungan dan konversi sumber daya alam
6. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
7. Program pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
8. Program peningkatan kualitas, serta akses informasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup
9. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Bab 5 peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian

Istilah sumber daya manusia mencakup semua energi, keterampilan, Bakat, dan pengetahuan
manusia yang dipergunakan secara potensial yang dapat atau harus dipergunakan untuk tujuan
produksi dan jasa jasa yang bermanfaat

Dalam ekonomi sumberdaya dibedakan atas sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Peranan manusia dalam ekonomi adalah sebagai konsumen dan produsen. secara garis besar
sumber daya manusia dalam arti penduduk terdiri dari tenaga kerja dan bukan tenaga kerja

kualitas sumber daya manusia sebagai modal pembangunan memiliki beberapa aspek antara lain

1. Nilai aspirasi tentang hidup


2. Pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan sesuatu
3. Kewiraswastaan dan kesanggupan serta kemampuan berusaha
4. kemampuan untuk mengambil alih keputusan mengenai berbagai pilihan yang
menyangkut kepentingan umum
dalam konteks pembangunan pertanian berkelanjutan sumber daya manusia yang berkualitas
senantiasa mengutamakan semangat gotong royong dengan mengembangkan prinsip-prinsip
etika yang meliputi

1. Prinsip meningkatkan kualitas hidup


2. prinsip melestarikan lingkungan hidup agar pembangunan dapat berlanjut
3. prinsip mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam
4. Prinsip mengindahkan daya dukung alam

5.1 sumber daya manusia sebagai produsen

Perbandingan antara angkatan kerja dengan lapangan kerja

Manusia bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai produsen penghasil barang dan
jasa manusia dalam kelompok ini merupakan tenaga kerja yang produktif. Sehubungan dengan
hal tersebut permasalahan klasik yang utama di Indonesia adalah semakin menurunnya
kemampuan negara dalam menyediakan lapangan kerja bagi penduduknya. Peranan sektor
pertanian sendiri dalam menyediakan kesempatan kerja terus menurun. Akibat dari semua itu
adalah terjadinya peningkatan jumlah pengangguran baik di kota maupun di desa

beberapa permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan tenaga kerja dan penyediaan lapangan
kerja adalah sebagai berikut

a. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka selama 5 tahun terakhir


b. Munciutnya lapangan kerja formal di perkotaan dan perdesaan
c. Pekerja bekerja di lapangan kerja yang kurang produktif
d. Perbedaan upah yang semakin besar antara pekerja formal dan informal
e. Adanya indikasi menurunnya produktivitas di industri pengolahan
f. Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka usia muda 15 - 19 tahun

Peningkatan mutu tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara antara lain dengan
pendidikan pelatihan dan penyuluhan. Sebagian besar pengetahuan dan keterampilan Petani
dalam bekerja diperoleh dari orang tuanya yang membimbing mereka sejak masih kanak-kanak.
Untuk menyampaikan teknologi baru para petani diperlukan suatu cara khusus. ini merupakan
tugas penyuluhan bagi petani petani yang sudah dewasa yang merupakan pendidikan non formal
dalam cara cara bertani yang lebih produktif

Migrasi dan Transmigrasi

Migrasi merupakan bentuk gerakan penduduk spasial atau teritorial antara unit-unit geografis
yang melibatkan perubahan tempat tinggal. Orang yang melakukan migrasi disebut dengan
migran. Oleh karena itu seorang yang disebut migran ada kemungkinan telah melakukan migrasi
lebih dari satu kali. Migrasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu migrasi masuk
migrasi keluar dan migrasi neto. Migrasi masuk adalah masuknya penduduk ke suatu tempat
tujuan. Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu daerah asal. Migrasi neto adalah
selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar

5.2 sumber daya manusia sebagai konsumen

undang-undang nomor 7 tahun 1996 mengamanatkan bahwa pangan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia. Legislasi ini
sejalan dengan salah satu pasal dalam Human Rights Declaration 1948 dan World food
conference on Human Rights 1993. tangan sebagai bagian dari HAM mempunyai arti bahwa
negara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Jumlah penduduk
Indonesia yang besar merupakan pasar yang sangat potensial bagi hasil pertanian. Di samping
peningkatan secara kuantitas terhadap produk-produk pertanian sebagai akibat peningkatan
jumlah penduduk dalam arti sebagai produsen bahan pangan permintaan terhadap produk-produk
pertanian juga meningkat kuantitasnya karena proses tumbuh kembang manusia. Selain jumlah
penduduk tingkat konsumsi pangan masyarakat juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan
faktor non ekonomi seperti selera kebiasaan dan sebagainya. Sehubungan dengan pendapatan
masyarakat dapat dikatakan bahwa pasar dalam negeri itu memang besar dalam arti jumlah
konsumennya tetapi daya belinya rendah
daya beli yang rendah ini menyebabkan tingkat konsumsi pangan penduduk masih relatif rendah.
Tingginya ketergantungan konsumsi pangan pokok hanya pada beras menyebabkan tekanan
terhadap peningkatan produksi padi semakin tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai