NIM :7162141008
MK :EKONOMI PERTANIAN
Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena
fenomena dan persoalan persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun
makro. Ilmu ekonomi pertanian di indonesia berkembang dalam 2 segi pandangan yaitu
1. Salah satu bagian atau cabang ilmu ekonomi pertanian merupakan bagian atau aspek
sosial ekonomi dari persoalan persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian.
2. Bagi mahasiswa fakultas ekonomi, ilmu ekonomi pertanian merupakan ilmu ekonomi
yang diterapkan pada bidang pertanian.
1.2 Perkembanga Ilmu Ekonomi Pertanian di Indonesia
Awalnya matakuliah ilmu ekonomi pertanian hanya diberikan pada fakultas pertanian oleh guru
besar ilmu pertanian sehingga mata kuliah ini dimasukan kedalam bagian dalam ilmu pertanian
yang khusus mempelajari aspek sosial dan ekonomi dalam pertanian.
Pada tahun 1950,mata kuliah tersebut mulai diberikan di UGM yogyakarta pada mata kuliah
ilmu ekonomi pertanian kepada mahasiswa mahasiswa fakultas ilmu sosial hukum dan politik.
Pada tahun 1955 fakultas ekonomi UGM yogyakarta membuka jurusan ekonomi agraria yang
kemudian berubah namanya mejadi jurusan ekonomi pertanian.
Pada 1969 dibentuk perhimpunan ekonomi pertanian Indonesia ( PERHEPI) di ciawi bogor yang
merupakan hasil dan cita cita para ahli dan peminat ekonomi pertanian pada konferensi nasional
ekonomi pertanian I Bulan Desember 1964 di Cibogo Bogor.
Setelah kemunculannya pertama kali, ilmu ekonomi pertanian baru berhasil mendapat dukunga
kuat dan meluas serta diakui sebagai cabang profesi tersendiri pada awal tahun 1969 dengan
terbentuknya PERHEPI ini.
Pada bulan Mei 2004, konferensi Nasional PERHEPI telah mengkristalkan pemikiran akan
kebutuhan untuk mengkonstruksi pembangunan pertanian guna menyongsong pertanian di
kedepan hari unutk pertanian yang lebih baik lagi.
Upaya petani dalam menjalankan usaha taninya secara efesien merupakan hal yang sangat
penting, sehubunga itu, ada beberapa konsep efesien yaitu
1. Efesiensi teknis
Tercapai manakala petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa
sehingga produks yang tinggi dapat dicapai
2. Efesiensi harga
Bila petani mendapatkan keuntungan yang besar dari usaha taninya, misalnya karena
pengaruh harga maka petani tersebut dikatakan dapat mengalokasikan faktor produksinya
secara efesien. Ini dapat dilakukan dengan membel faktor produksi pada harga yang
murah dan menjual hasilnya dengan harga yang relatif tinggi
3. Efesiensi ekonomi
Manakala petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga faktor produksi yang
dapat ditekan, tetapi menjual produksinya dengan harga yang tinggi. Dengan demikian,
petani telah melakukan efesiensi teknis dan efesiensi harga secara bersamaan yang
disebut efesiensi ekonomi.
BAB 2 PERTANIAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Pembangunanpertanian adalah suatu proses unutk meningkatkan produksi hasl usaha tani.
Sehubungan dengan hal itu ada 3 hal yang sangat dperlukan yaitu
1. Seseorang ditempat yang membei hasil usaha tani, perlu ada permintaan terhadap hasil
usaha tani tersebut
2. Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil tani atau biasa disebut sebagai
sistem tata niaga
3. Perlu ada kepercayaan petani terhadap kelancaran sistem tata niaga tersebut.
2. Kredit Produksi
Kredit Produksi adalah meminjam uang untuk keperluan produksi dengan tujuan menaikkan
pendapatan yang nantinya dapat digunakan untuk melunasi pinjaman kredit.
Ada 4 macam tindakan yang dapat menggiatkan kerja sama kelompok yaitu
Pembukaan tanah baru untuk pertanian mempunyai dua alasan pokok antara lain:
a. Memperluas landasan fisik bagi pertanian dalam jangka panjang dan bahwa di daerah
pertanian baru sering kali lebih mudah memperkenalkan sistem
b. Teknik pertanian baru, tata cara penyakapan baru, luas usaha tani dan berbagai perubahan
lainnya di daerah lama
5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian
Kunci bagi perencanaan nasional yang efektif adalah pengertian yang luas, benar, serta mendalam
mengenai pertanian dan pembangunan pertanian. Semua pihak yang terlibat harus memiliki
pengertian yang umum dan luas mengenai pertanian secara keseluruhan, termasuk mengenai
pengembangan pertanian.
Menurut Halcrow, peranan subsistem yang ditunjang oleh pemerintah sangat besar sekali,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang, yang peranan pemerintahnya masih sangat
dominan. Sistem pertanian yang digambarkan Halcrow memang sangat sederhana dan mudah
dimengerti, namun perlu diingat bahwa dalam setiap subsistem itu terdapat mata rantai kegiatan
yang pada umumnya panjang dan setiap gangguan pada satu atau lebih mata rantai kegiatan itu
dapat menimbulkan hambatan pada pengembangan pertanian secara keseluruhannya.
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari 4 subsistem. Keempat subsistem tersebut
antara lain:
1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan pengembangan sumber
daya pertanian
2. Subsistem produksi pertanian atau usaha tani
3. Subsistem pengolahan hasil-hasil pertanian atau agroindustri
4. Subsistem pemasaran hasil-hasil pertanian
1.5 Strategi dan Kebijaksanaan Operasional Pengembangan Agribisnis yang Dilakukan oleh
Departemen Pertanian
1.5.1 Pengembangan dan pembinaan standarisasi dan akreditasi pertanian
Dalam kegiatan produktif sektor pertanian, kegiatan investasi bersumber dari modal asing
atau dalam negeri merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian dan akan tetap
didorong secara insentif. Upaya memberikan insentif investasi bagi sektor swasta akan selalu
dikaitkan dengan upaya-upaya melestariakn lingkungan.
1.5.4 Pengembangan usaha dan hubungan kelembagaan
Pelaku agribisnis dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu pelaku langsung dan tidak
langsung.
1. Pelaku langsung; terdiri atas petani, produsen saprodi, pengusaha agroindustri dan
pedagang. Sebagai pelaku pembangunan, tentu kualitas sumber daya manusia pertanian
perlu mendapat perhatian karena mayoritas mereka berpendidikan rendah.
2. Pelaku tidak langsung; yaitu instansi pemerintah. Sebagai fasilitatos, pemerintah
berperan menciptakan kondisi kondusif untuk berkembangnya agribisnis.
1.6 Peranan Agribisnis dalam Pembangunan
Peranan agribisnis dalam pembangunan dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan pokok antara
lain;
1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa
2. Pertanian harus tetap terpencar
3. Aspek sumber daya alam
4. Waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan dengan keadaan cuaca
dan serangan hama penyakit
5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya keanekaragaman
dalam pertanian.
6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan nonfisik
7. Kebanyakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas daripada
pekerja pabrik
8. Usaha tani dalam ukuran kcil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara
tradisional
9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi
10. Musim panen dan luar musim panen menyebabkan perlunya teknologi penyimpanan
11. Unit produksi dan unit konsumsi tidak dapat dipisahkan
12. Pertanian yang progresif selalu berubah
BAB IVPERANAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN
4.1 TANAH
Tanah adalah tubuh alam yang tersusun dalam bentuk profil. Tanah terdiri dari berbagai
campuran mineral pecah lapuk dan organik pengurai, sebagai lapisan tipis penutup permukaan
bumi, serta menjamin tumbuhnya tumbuhan, hewan, dan manusia.
1. Lahan dengan lereng 0-3 % : datar, termasuk rawa-rawa, untuk tanaman padi atau
perkebunan kelapa.
2. Lahan dengan lereng 3-8% : baik untuk tanaman setahun tertentu apabila dibuat teras
atau kontur.
3. Lahan dengan lereng 8-15% : baik untuk tanaman rumput sehingga cocok dijadikan area
peternakan
4. Lahan dengan lereng > 15% : baik untuk tanaman kayu sehingga cocok dijadikan area
perkebunan atau kehutanan.
4.2 IKLIM
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat, iklim merupakan salah satu sumber
daya alam yang memegang peranan penting dalam bidang pertanian. Unsur-Unsur iklim terdiri
dari radiasi, suhu, kelembapan udara, awan, curah hujan, penguapan, tekanan udara, dan angin.
4.3 AIR
Air merupakan faktor lain yang juga penting dalam usaha peningkatan produksi, selain
tanah dan iklim. Air merupakan syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman.
1. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif ruang dan waktu
2. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik air
permukaan maupun air tanah
3. Menurunnya kemampuan penyediaan air
4. Meningkatnya potensi konflik air
5. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi
6. Makin luasnya abrasi pantai
7. Lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan
8. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi
9. Kerusakan prasarana sumber daya air akibat bencana alam
Beberapa permasalahan pokok sumber daya alam dapat dirinci sebagai berikut ;
1. Meningkatkan kualitas air permukaan (sungai, danau, dan situ) dan kualitas air tanah,
disertai pengendalian dan pemantauan terpadu antar sektor
2. Terkendalinya pencemaran pesisir dan laut melalui pendekatan terpadu antara kebijakan
konservasi tanah diwilayah daratan dengan ekosistem pesisir dan laut.
3. Meningkatnya kualitas udara perkotaan, khususnya dikawasan perkotaan yang didukung
oleh perbaikan manajemen dan sistem transportasi kota yang ramah lingkungan
4. Berkurangnya penggunaan bahan perusak ozon (BPO) secara bertahap dan sama sekali
hilang pada tahun 2010
5. Berkembangnya kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim global, pelestarian dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan sesuai pedoman IBSAP
6. Meningkatnya upaya pengelolaan sampah perkotaan dengan menempatkan perlindungan
lingkungan sebagai salah satu faktor penentu kebijakan
7. Meningkatnya sistem pengelolaan dan pelayanan limbah B3 bagi kegiatan – kegiatan
yang berpotensi mencemari lingkungan
8. Tersusunnya informasi dan peta wilayah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan,
bencana banjir, kekeringan, gempa bumi, tsunami, dan bencana-bencana alam lainnya.
9. Tersusunnya peraturan pendanaan lingkungan yang inovatif sebagai terobosan untuk
mengatasi rendahnya pembiayaan sektor lingkungan hidup
10. Meningkatnya diplomasi internasional dibidang lingkungan
11. Meningkanya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya alam dan
lingkungan hidup
Untuk menerjemahkan sasaran pembangunan dan arah kebijakan tersebut, pembangunan
sumber daya alam dan lingkungan hidup pada tahun 2004-2009 memerlukan dukungan dari
program – program pembangunan lain yang dari berbagai sektor pembangunan. Program-
program pembangunan tersebut mencakup :
1. Program pengembangan pemanfaatan potensi sumber daya hutan
2. Program pengembangan dan pengelolaan sumber daya kelautan
3. Program pembinaan usaha pertambangan migas
4. Program pembinaan usaha pertambangan mineral dan batu bara
5. Program perlindungan dan konversi sumber daya alam
6. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
7. Program pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
8. Program peningkatan kualitas, serta akses informasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup
9. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Istilah sumber daya manusia mencakup semua energi, keterampilan, Bakat, dan pengetahuan
manusia yang dipergunakan secara potensial yang dapat atau harus dipergunakan untuk tujuan
produksi dan jasa jasa yang bermanfaat
Dalam ekonomi sumberdaya dibedakan atas sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Peranan manusia dalam ekonomi adalah sebagai konsumen dan produsen. secara garis besar
sumber daya manusia dalam arti penduduk terdiri dari tenaga kerja dan bukan tenaga kerja
kualitas sumber daya manusia sebagai modal pembangunan memiliki beberapa aspek antara lain
Manusia bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai produsen penghasil barang dan
jasa manusia dalam kelompok ini merupakan tenaga kerja yang produktif. Sehubungan dengan
hal tersebut permasalahan klasik yang utama di Indonesia adalah semakin menurunnya
kemampuan negara dalam menyediakan lapangan kerja bagi penduduknya. Peranan sektor
pertanian sendiri dalam menyediakan kesempatan kerja terus menurun. Akibat dari semua itu
adalah terjadinya peningkatan jumlah pengangguran baik di kota maupun di desa
beberapa permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan tenaga kerja dan penyediaan lapangan
kerja adalah sebagai berikut
Produktivitas tenaga kerja pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara antara lain dengan
pendidikan pelatihan dan penyuluhan. Sebagian besar pengetahuan dan keterampilan Petani
dalam bekerja diperoleh dari orang tuanya yang membimbing mereka sejak masih kanak-kanak.
Untuk menyampaikan teknologi baru para petani diperlukan suatu cara khusus. ini merupakan
tugas penyuluhan bagi petani petani yang sudah dewasa yang merupakan pendidikan non formal
dalam cara cara bertani yang lebih produktif
Migrasi merupakan bentuk gerakan penduduk spasial atau teritorial antara unit-unit geografis
yang melibatkan perubahan tempat tinggal. Orang yang melakukan migrasi disebut dengan
migran. Oleh karena itu seorang yang disebut migran ada kemungkinan telah melakukan migrasi
lebih dari satu kali. Migrasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu migrasi masuk
migrasi keluar dan migrasi neto. Migrasi masuk adalah masuknya penduduk ke suatu tempat
tujuan. Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu daerah asal. Migrasi neto adalah
selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar
undang-undang nomor 7 tahun 1996 mengamanatkan bahwa pangan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia. Legislasi ini
sejalan dengan salah satu pasal dalam Human Rights Declaration 1948 dan World food
conference on Human Rights 1993. tangan sebagai bagian dari HAM mempunyai arti bahwa
negara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Jumlah penduduk
Indonesia yang besar merupakan pasar yang sangat potensial bagi hasil pertanian. Di samping
peningkatan secara kuantitas terhadap produk-produk pertanian sebagai akibat peningkatan
jumlah penduduk dalam arti sebagai produsen bahan pangan permintaan terhadap produk-produk
pertanian juga meningkat kuantitasnya karena proses tumbuh kembang manusia. Selain jumlah
penduduk tingkat konsumsi pangan masyarakat juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan
faktor non ekonomi seperti selera kebiasaan dan sebagainya. Sehubungan dengan pendapatan
masyarakat dapat dikatakan bahwa pasar dalam negeri itu memang besar dalam arti jumlah
konsumennya tetapi daya belinya rendah
daya beli yang rendah ini menyebabkan tingkat konsumsi pangan penduduk masih relatif rendah.
Tingginya ketergantungan konsumsi pangan pokok hanya pada beras menyebabkan tekanan
terhadap peningkatan produksi padi semakin tinggi pula.